• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif

Dalam implemetasinya, sebuah model ini di samping memper stansi juga perlu mempertimbangkan efisiensi dan kemudah

ifikasi dan divalidasi di atas, ternyata masih mengandung cukup banyak indikator kinerja kunci sehingga sulit untuk diingat. Hal ini juga akan mempersulit implementasi dan membuat enggan bagi pengelola klaster (kelompok

kerja/working group) untuk menerapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan

penyederhanaan penampilan tanpa harus mengurangi substansi model

pengukuran kinerja yang telah disepakati seperti pada scoring board sebelumnya.

Proses reduksi jumlah indikator kinerja dengan tanpa merubah keterwakilan dan

nilai bobot dilakukan melalui brainstorming, elaborasi dan penggalian referensi

lainnya. Upaya penyederhanaan dilakukan dengan mendefinisikan beberapa indikator kinerja dalam representasi indikator kinerja yang lebih padat melalui pengelompokan sebagai berikut :

1. Kinerja Sosial direpresentasikan oleh indikator kinerja kunci :

(1) Indeks CSR (Corporate

Tingkat kepedulian industri terhadap masyarakat sek

Jumlah tenaga kerja penduduk sekitar pabrik/usaha (kelurahan/desa) (%)

Jumlah tenaga kerja lokal (%)

Keanggotaan klaster mencakup indikator kinerja : Juml

Jumlah industri hasil laut yang

Kinerja Lingkungan diwakili oleh indikator kinerja Ind ent Responsibility) mencakup indikator :

Jumlah keluahan masyarakat karena pencemaran lingkun

3. Kiner E

(1) u

ta klaster (%)

(2) ge)

(3)

berapa indikator kinerja

Penjualan per tahun

4. Kiner nal diwakili oleh indikator kinerja kunci berikut :

(1) t

setelah handling

(3) produk, representasi dari indikator

h komplain atas produk yang dikirim

(4) kator :

satu kali tangkapan (untuk

Hasil penyederhanaan indikator kin i atas sekaligus mereduksi

jumlah indikator kinerja yang terdahulu namun tidak merubah substansi indikator kiner

ja konomi terdiri dari indikator kinerja kunci berikut :

Ke ntungan klaster meliputi :

Rata-rata keuntungan pelaku klaster (%) Deviasi keuntungan anggo

Indeks RCA (Revealed Comparative Advanta

Kontribusi pada devisa negara (%)

(4) Kinerja pasar (Market Performance), mewakili be

berikut :

Pangsa Pasar

Total

ja Proses Bisnis Inter

Ou put standar

(2) Nilai rendemen yang mencakup indikator :

Nilai rendemen

Nilai rendemen bahan baku (%) Indeks kepuasan pelanggan atas berikut :

Jumlah penolakan pengiriman oleh pembeli (eksportir) Jumla

Produktivitas petani/nelayan/petambak yang mencakup indi Jumlah bahan baku yang diperoleh dalam

ikan) atau satu kali panen (untuk rumput laut)

Biaya yang dikeluarkan dalam sekali melaut (untuk ikan) atau sekali tanam (untuk rumput laut)

Harga jual produk/bahan baku

erja kunci d

ja yang telah ditentukan di depan. Selanjutnya melalui penormalan nilai-nilai bobot dari masing-masing indikator kinerja yang digabungkan dapat diperoleh nilai bobot baru untuk setiap indikator kinerja yang baru. Pada perbaikan model ini juga

dilakukan penyamaan sistem scoring yang semula terdiri dari tiga cara yaitu higher

is better, smaller is better dan must be zero menjadi satu cara yaitu higher is better. Hasil final dari komposisi indikator kinerja kunci (IKK) yang bisa mewakili kinerja

komprehensif klaster industri hasil laut tersebut dan selanjutnya akan dijadikan model pengukuran kinerja untuk diimplementasikan dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20 Model final scoring board pengukuran kinerja komprehensif klaster

agroindustri hasil laut.

Relatif Absolut

Kinerja Sosial 0.1664

1 Indeks CSR (Corporate Social

Responsibility) 0.1237 0.8472 2 Keanggotaan klaster 0.0223 0.1528

Kinerja Lingkungan 0.155

1 Indeks CER (Corporate

Environment Responsibility) 0.0515 1

Kinerja Ekonomi 0.3436

1 Keuntungan Klaster 0.0541 0.5483 2 Indeks RCA (Revealed

Comparative Advantage) 0.0243 0.2457 3 Kinerja Pasar (Market

Performance) 0.0203 0.206

Kinerja Proses Bisnis Internal 0.3183

1 Output standar 0.0328 0.1333

2 Nilai Rendemen 0.0766 0.3117

3 Indeks kepuasan pelanggan atas

produk 0.0626 0.2547

4 Produktivitas

petani/nelayan/petambak 0.0738 0.3003

Status Kinerja Komprehensif Klaster

Kinerja Kunci dan indikator kinerja Bobot

relatif

Bobot

Normal Target Unit Capaian

Skor

enentuan ndikator kinerja kunci seperti pada tabel di atas dilakukan berdasarkan

…….(32)

P i

proses agregasi dengan memperhatikan keterkaitan antara beberapa indikator kinerja yang diagregasikan. Sebagai contoh beberapa indikator kinerja untuk aspek kepedulian sosial yang meliputi tingkat kepedulian perusahaan melalui penyelenggaraan program kemasyarakatan untuk masyarakat sekitar industri, jumlah tenaga kerja dari penduduk sekitar serta jumlah tenaga kerja lokal dapat

diwakili oleh satu indikator kinerja baru yaitu indeks CSR (Corporate Social

Responsibility). Hubungan antara masing-masing indikator pembentuk dengan indeks CSR dapat dinyatakan dalam formula berikut :

(

)

n n n

S

c

S

c

S

c

S

c

S

S

S

S

f

CSR

Indeks

+

+

+

+

=

=

...

,...

,

,

3 3 2 2 1 1 3 2 1 …….(33)

keterangan :

indikator kinerja pembentuk (disagregasi)

n

: jumlah indikator kinerja pembentuk

apaian nilai indeks CSR ini tetap memperhatikan indikator kinerja indikator kinerja yang pek lingkungan yaitu indeks CER ent Responsibility). Indikator kinerja keuntungan klaster

ya diten

knya. Perbedaan kinerja yang paling signifikan terjadi pada aspe

S

: nilai

Pengukuran c

disagregasinya. Hal yang sama juga terjadi pada merepresentasikan seluruh kriteria pada as

(Corporate Environm

merupakan nilai kovarian dari rata-rata keuntungan pelaku klaster industri hasil laut dan standar deviasinya. Sementara itu semua indikasi kepuasan pelanggan yang terdiri dari jumlah penolakan dan jumlah komplain terhadap produk yang dibeli dapat diwakili oleh satu indikator kunci yaitu indeks kepuasan pelanggan.

Semua kegiatan yang berkaitan dengan kemasyarakatan dalam sebuah

sistem industri lebih dikenal dengan kegiatan Corporate Social Responsibility

(CSR). CSR merupakan suatu hal yang semakin dipandang perlu dari waktu kewaktu. Hal ini dikarenakan kelangsungan hidup perusahaan tidak han

tukan oleh kemampuan pengelolaan perusahaan secara efisien, tetapi juga karena kemampuan memenuhi nilai-nilai masyarakat sekitarnya. Meskipun tidak

ada definisi yang tepat tentang CSR, Waldman et al. (2006) menyatakan bahwa

CSR merupakan langkah yang dilakukan oleh perusahaan lebih dari kewajiban legalnya. Langkah ini dilakukan dengan mempertimbangkan stakeholder perusahaan. Pada model ini, nilai CSR ini diwakili dari hasil pengolahan satu paket kuesioner pakar dan di konfirmasikan pada perwakilan masyarakat sekitar industri.

Proses agregasi nilai capaian indikator kinerja dari model scoring board yang lama

ke model scoring board yang baru dilakukan melalui perhitungan matematis yang

salah satunya diperlihatkan pada formula di atas (CSR). Secara lengkap hasil transformasi dan perhitungan kinerja klaster industri teri nasi dapat dilihat pada Tabel 21.

Jika dibandingkan hasil pengukuran kinerja dengan menggunakan model awal dan model final, maka terjadi perbedaan nilai skor pada aspek kinerja yang diukur. Hal tersebut terjadi karena ada perubahan representasi indikator kinerja kunci dari setiap aspe

k sosial dan aspek lingkungan, pada model awal bernilai 52.25% dan 0% menjadi 67.4% dan 25%. Sementara untuk kinerja dua aspek yang lain tidak

mengalami perubahan yang signifikan dikarenakan tidak adanya perubahan yang berarti pada indikator kinerja yang mewakili.

Tabel 21 Hasil pengukuran kinerja klaster industri teri nasi di Jawa Timur dengan

model scoring board final

Relatif Absolut

Kinerja Sosial 0.166404 11.2% 67.4%

1 Indeks CSR (Corporate Social

Responsibility) 0.1237 0.8471587 4 3 63.5% 75.0%

2 Keanggotaan klaster 0.0223 0.1528413 4 1 3.8% 25.0%

Kinerja Lingkungan 0.155004 3.88% 25%

1 Indeks CER (Corporate

Environment Responsibility) 0.0515 1 4 1 25% 25%

Kinerja Ekonomi 0.343577 26.4% 76.7%

1 Keuntungan Klaster 0.0541 0.548292 100% 94% 51.8% 94%

2 Indeks RCA (Revealed

Comparative Advantage) 0.0243 0.2456972 4 2.16 13.3% 54%

3 Market Performance 0.0203 0.2060108 100% 57% 11.7% 57%

Kinerja Proses Bisnis Internal 0.318294 21.0% 66.0%

1 Output standar 0.0328 0.1481334 75 40 7.9% 53%

2 Nilai Rendemen 0.0519 0.2349361 100% 107% 25.1% 107%

3 Indeks kepuasan pelanggan atas

produk 0.0626 0.2831367 4 3 21.2% 75%

4

Produktivitas

petani/nelayan/petambak 0.0738 0.3337937 12.5 4.4 11.7% 35%

Kinerja Komprehensif Klaster

relatif Normal

Kinerja Kunci dan indikator kinerja Bobot Bobot Target Capaian Skor

Indikator CSR (Corporate Social Responsibility), keanggotaan klaster dan

CER (Corporate Environment Responsibility) dilakukan dengan menggunaka

uesioner berskala likert. Hal ini dilakukan sebagai konsekuensi dari peny

kinerja klaster industri rump

n k

ederhanaan dan perampingan indikator kinerja yang telah dilakukan untuk alasan kemudahan operasional dan implementasi model pengukuran kinerja komprehensif pada sistem klaster agroindustri hasil laut.

Implementasi model final pengukuran kinerja komprehensif (hasil perbaikan) juga dilakukan pada klaster industri rumput laut di Jawa Timur. Melalui cara agregasi yang sama dapat diperoleh hasil pengukuran

ut laut dengan menggunakan model yang telah diperbaiki seperti pada Tabel 22. Seperti halnya pengukuran kinerja pada klaster industri teri nasi, hasil pengukuran kinerja pada klaster rumput laut juga mengalami perubahan nilai skor. Perubahan terjadi sebagai konsekuensi atas perubahan indikator kinerja yang digunakan karena adanya upaya perampingan indikator kinerja kunci, khususnya pada kinerja aspek sosial dan aspek lingkungan. Sementara itu untuk aspek

ekonomi dan proses bisnis internal hanya sedikit terjadi perbedaan dari 88.8% dan 60.74% menjadi 82% dan 57.9%.

Tabel 22. Hasil pengukuran kinerja klaster industri rumput laut di Jawa Timur

dengan model scoring board final

Relatif Absolut

Kinerja Sosial 0.166404 7.7% 46.2%

1 Indeks CSR (Corporate Social

Responsibility) 0.1237 0.8471587 4 2 42.4% 50.0%

2 Keanggotaan klaster 0.0223 0.1528413 4 1 3.8% 25.0%

Kinerja Lingkungan 0.155004 3.88% 25%

1 Indeks CER (Corporate Environment

Responsibility) 0.0515 1 4 1 25% 25%

Kinerja Ekonomi 0.343577 28.3% 82%

1 Keuntungan Klaster 0.0541 0.548292 100% 113% 62.1% 113%

2 Indeks RCA (Revealed Comparative

Advantage) 0.0243 0.2456972 4 2.16 13.3% 54.0%

3 Market Performance 0.0203 0.2060108 100% 33% 6.9% 33.3%

Kinerja Proses Bisnis Internal 0.318294 18.4% 57.9%

1 Output standar 0.0328 0.1481026 75 40 7.9% 53%

2 Nilai Rendemen 0.0520 0.235095 100% 80% 18.8% 80%

3 Indeks kepuasan pelanggan atas

produk 0.0626 0.2830779 4 3 21.2% 75%

4

Produktivitas

petani/nelayan/petambak 0.0738 0.3337244 150 45 10.0% 30%

Kinerja Komprehensif Klaster Kinerja Kunci dan indikator kinerja

relatif Normal Target Capaian

Bobot Bobot Score

Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas sebuah sistem pengukuran kinerja maka perlu dirancang sebuah Sistem Penunjang Keputusan (SPK) yang lebih fleksibel dan mudah digunakan sehingga mampu meng

operasionalisasi penerapan

model peng ri dari

database, model base, knowledge base, scoring board dan simulasi. Semua data dan i

akomodasi kebutuhan manajerial untuk pengembangan klaster agroindustri hasil laut ke depan dalam bentuk perangkat lunak.