BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Perbandingan Kolesterol Total, HDL, dan
3. Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap
Thickness
Dari hasil perbandingan yang telah dilakukan melalui analisis statistik,
didapatkan nilai p= 0,146 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
tidak bermakna antara rasio kolesterol total/HDL pada kelompok responden pria
dengan abdominal skinfold thickness <30,67 mm dan kelompok dengan
abdominal skinfold thickness ≥30,67 mm. Perbedaan yang tidak bermakna
tersebut menunjukkan bahwa kelompok responden pria dengan abdominal
skinfold thickness <30,67 mm dan kelompok dengan abdominal skinfold thickness
≥30,67 mm memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan kardiovaskuler.
Dari hasil perbandingan yang telah dilakukan pada responden wanita
melalui analisis statistika, didapatkan nilai p= 0,008 yang menunjukkan bahwa
adanya perbedaan yang bermakna antara rasio kolesterol total/HDL terhadap
kelompok responden wanita dengan abdominal skinfold thickness <24,67 mm dan
kelompok dengan abdominal skinfold thickness ≥24,67 mm. Adanya perbedaan
yang bermakna menunjukkan bahwa kelompok responden wanita dengan
abdominal skinfold thickness ≥24,67 mm memiliki risiko mengalami gangguan kardiovaskuler yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok responden
wanita dengan abdominal skinfold thickness <24,67 mm.
Pada penelitian Utami (2012) menunjukkan terdapat perbedaan antara
abdominal skinfold thickness dan rasio kolesterol total/HDL pada wanita berusia
yang membuktikan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik
dan tingkat lipid pada 1.376 pria dan 1.396 wanita (Omidi, Yousefi, Ahmadi, and
Farzanfard, 2012). Rasio kolesterol total/HDL dianggap sebagai prediktor
penyakit jantung terbaik dan digunakan pada penelitian tersebut.
Pada penelitian Pereira, Santos, Cicogna, Padovani, Soares, and Burini
(2002) menunjukkan bahwa rasio kolesterol total/HDL kompatibel dengan risiko
terjadinya penyakit jantung koroner pada individu paruh baya. Ghahramanloo,
Midgley, and Bentley (2009) menyebutkan bahwa penurunan rasio kolesterol
total/HDL sebesar 1 dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner sebesar
53%. Walaupun pengurangan risiko gangguan kardiovaskuler berfokus terhadap
kadar kolesterol total dan LDL tetapi beberapa peneliti menyatakan bahwa rasio
kolesterol total/HDL merupakan suatu pengukuran yang unggul untuk mengetahui
risiko penyakit jantung koroner dibandingkan kolesterol total atau LDL saja.
Rasio kolesterol total/HDL telah terbukti menjadi penanda risiko yang lebih baik
daripada rasio LDL/HDL (Fisac, Virgili, Ferrer, Barbera, and Fumero, 2003).
4. Perbandingan Kolesterol Total terhadap Triceps Skinfold Thickness
Melalui analisis statistika, diperoleh nilai p=0,335 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total pada
kelompok responden pria dengan triceps skinfold thickness <12,5 mm dan
kelompok dengan triceps skinfold thickness ≥12,5 mm. Hasil analisis statistika, diperoleh nilai p=0,192 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak
triceps skinfold thickness <16,5 mm dan kelompok dengan triceps skinfold
thickness ≥16,5 mm. Adanya perbedaan yang tidak bermakna menunjukkan bahwa kedua kelompok triceps skinfold thickness, baik pria maupun wanita
memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan kardiovaskuler.
Pada penelitian Jain, and Koley (2009) menunjukkan terdapat perbedaan
yang tidak bermakna antara triceps skinfold thickness dan kolesterol total pada
wanita berusia 40-60 tahun dengan nilai p>0,05. Triceps skinfold thickness
ditemukan menjadi suatu prediktor terbaik dari penilaian gizi pada laki-laki yang
kekurangan gizi di India karena memberikan perkiraan lemak tubuh dan otot-otot
lengan atas. Meningkatnya triceps skinfold thickness yang disertai dengan
peningkatan kadar kolesterol total berhubungan dengan adanya faktor risiko
penyakit kardiovaskuler (Kapoor, Verma, Bhasin, Dhall, and Bhardwaj, 2012).
5. Perbandingan HDL terhadap Triceps Skinfold Thickness
Melalui analisis statistika yang dilakukan, diperoleh nilai p= 0,853 yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar HDL
pada kelompok responden pria dengan triceps skinfold thickness <12,5 mm dan
kelompok dengan triceps skinfold thickness ≥12,5 mm. Hasil analisis statistika yang dilakukan pada responden wanita diperoleh nilai p= 0,356 yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar HDL
pada kelompok responden wanita dengan triceps skinfold thickness <16,5 mm dan
kelompok dengan triceps skinfold thickness ≥16,5 mm. Adanya perbedaan yang tidak bermakna menunjukkan bahwa kedua kelompok triceps skinfold thickness,
baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan
kardiovaskuler.
Pada penelitian Jain, and Koley (2009) menunjukkan terdapat perbedaan
yang tidak bermakna antara triceps skinfold thickness dan kadar HDL pada wanita
berusia 40-60 tahun dengan nilai p>0,05. Skinfold thickness merupakan salah satu
metode antropometrik yang digunakan untuk menilai status gizi selama masa
pertumbuhan dan perkembangan. Kelebihan lemak yang dinilai dengan skinfold
thickness berkaitan dengan abnormalitas lipid termasuk penurunan HDL
(Jaworski, et al., 2012). Rendahnya kadar HDL berhubungan dengan peningkatan
risiko penyakit jantung koroner, sedangkan tingginya kadar HDL berguna untuk
melindungi jantung dari risiko penyakit jantung koroner (Maphephu, and Kasvos,
2011).
Giannini, et al. mengamati bahwa risiko terjadinya dislipidemia lebih tinggi
pada individu yang mengalami hipertensi dengan kadar HDL yang lebih rendah.
Hal tersebut ditunjang dengan hasil penelitian epidemiologi lain yang
menunjukkan bahwa risiko terjadinya dislipidemia lebih sering terjadi
dibandingkan dengan individu normotensif yang ditunjukkan dengan adanya
korelasi antara hipertensi dan hiperkolesterolemia. Pada studi Tronso
mengemukakan bahwa individu yang mengalami hipertensi memiliki risiko
mengalami peningkatan kolesterol total, serta penurunan HDL. Pentingnya kadar
HDL merupakan suatu penanda awal perubahan metabolik pada kelompok remaja
yang memiliki orang tua dengan riwayat hipertensi (Elias, Bolívar, Fonseca,
6. Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap Triceps Skinfold
Thickness
Dari hasil perbandingan yang telah dilakukan melalui analisis statistika,
didapatkan nilai p= 0,102 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
tidak bermakna antara rasio kolesterol total/HDL terhadap kelompok responden
pria dengan triceps skinfold thickness <12,5 mm dan kelompok dengan triceps
skinfold thickness ≥12,5 mm. Hasil analisis statistik pada responden wanita, didapatkan nilai p= 0,171 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
tidak bermakna antara rasio kolesterol total/HDL terhadap kelompok responden
wanita dengan triceps skinfold thickness <16,5 mm dan kelompok dengan triceps
skinfold thickness ≥16,5 mm. Adanya perbedaan yang tidak bermakna
menunjukkan bahwa kedua kelompok triceps skinfold thickness, baik pria maupun
wanita memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan kardiovaskuler.
Pada penelitian Jain, and Koley (2009) menunjukkan terdapat perbedaan
yang tidak bermakna antara triceps skinfold thickness dan rasio kolesterol
total/HDL pada wanita berusia 40-60 tahun dengan nilai p>0,05. Rasio kolesterol
total/HDL ini merupakan suatu prediktor kuat dalam menentukan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Nilai normal rasio kolesterol total/HDL pada wanita yaitu 3,7-4,6. Jika rasio kolesterol total/HDL di atas 4,6 maka, semakin besar
risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler (Marquette General Health System,
Kelebihan lemak yang dinilai dengan skinfold thickness berkaitan dengan
abnormalitas lipid termasuk peningkatan rasio kolesterol total/HDL. Rasio
kolesterol total/HDL ini merupakan suatu prediktor kuat dalam menentukan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Nilai normal rasio kolesterol total/HDL pada pria yaitu 4,8-5,9. Jika rasio kolesterol total/HDL di atas 5,9 maka, semakin besar
risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler (Marquette General Health System,
2010).
7. Perbandingan Kolesterol Total terhadap Suprailiac Skinfold Thickness
Melalui analisis statistika, diperoleh nilai p=0,257 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total pada
kelompok responden pria dengan suprailiac skinfold thickness <17,9 mm dan
kelompok dengan suprailiac skinfold thickness≥17,9 mm. Hasil analisis statistika pada responden wanita diperoleh nilai p=0,591 yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total pada
kelompok responden wanita dengan suprailiac skinfold thickness <19,8 mm dan
kelompok dengan suprailiac skinfold thickness ≥19,8 mm. Adanya perbedaan
yang tidak bermakna menunjukkan bahwa kedua kelompok suprailiac skinfold
thickness, baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama untuk mengalami
gangguan kardiovaskuler.
Pada penelitian Jain, and Koley (2009) menunjukkan terdapat perbedaan
yang tidak bermakna antara suprailiac skinfold thickness dan kolesterol total pada
Crabtree, Clark, Shaw, and Barrett (2005) yang dilakukan pada pria Eropa kulit
putih dan Asia Selatan menunjukkan terdapat perbedaan suprailiac skinfold
thickness. Suprailiac skinfold thickness pada laki-laki Eropa kulit putih lebih kecil
yaitu 10,4 mm dibandingkan dengan suprailiac skinfold thickness pada laki-laki
Asia Selatan yaitu 16,9 mm. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan etnis
menyebabkan perbedaan suprailiac skinfold thickness. Kolesterol total pada
laki-laki Eropa kulit putih juga lebih kecil yaitu 152,3 mg/dL dibandingkan dengan
kolesterol total pada laki-laki Asia Selatan yaitu 168,1 mg/dL Tingginya kadar
kolesterol total dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Sebuah
laporan terbaru dari Charleston Heart Study menyatakan bahwa dalam penelitian
cohort pada wanita Afrika-Amerika, peningkatan kolesterol total berkaitan secara
signifikan terhadap peningkatan risiko penyakit jantung koroner (Gillum and
Sempos, 2003).
8. Perbandingan HDL terhadap Suprailiac Skinfold Thickness
Melalui analisis statistika yang dilakukan, diperoleh nilai p= 0,257 yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar HDL
pada kelompok responden pria dengan suprailiac skinfold thickness <17,9 mm
dan kelompok dengan suprailiac skinfold thickness ≥17,9 mm. Hasil analisis statistika pada responden wanita diperoleh nilai p= 0,434 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar HDL pada kelompok
responden wanita dengan suprailiac skinfold thickness <19,8 mm dan kelompok
bermakna menunjukkan bahwa kedua kelompok suprailiac skinfold thickness,
baik pria maupun wanita memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan
kardiovaskuler.
Pada penelitian Jain, and Koley (2009) menunjukkan terdapat perbedaan
yang tidak bermakna antara suprailiac skinfold thickness dan kolesterol total pada
wanita berusia 40-60 tahun dengan nilai p>0,05. Penyakit kardiovaskuler telah
dianggap sebagai penyebab kematian yang paling sering terjadi di Polandia dan di
seluruh dunia. Sekitar 170 faktor telah diidentifikasi dan salah satu faktor risiko
tersebut adalah profil lemak yang abnormal. Kolesterol merupakan salah satu
komponen membran sel organisme yang penting untuk pertumbuhan dan
eksistensi sel. Kolesterol disintesis di hati dan diangkut ke dan dari sel-sel dalam
bentuk lipoprotein, salah satunya dalam bentuk HDL.
HDL berfungsi untuk mengangkut kolesterol ke hati sehingga kolesterol ini
dapat dikeluarkan dari tubuh. kadar kolesterol dalam darah dipengaruhi oleh gaya
hidup, diet, dan massa tubuh yang berlebihan, terutama berhubungan dengan
distribusi lemak sentral (Chrzanowska, Sobiecki, Kowal, Kosciuk, and Matusik,
2006). Penelitian yang dilakukan Ehtisham, et al. (2005) pada remaja laki-laki
berusia 14-17 tahun menunjukkan bahwa nilai suprailiac skinfold thickness pada
laki Eropa kulit putih lebih kecil yaitu 10,4 mm dibandingkan dengan
9. Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap Suprailiac Skinfold
Thickness
Dari hasil perbandingan yang telah dilakukan melalui analisis statistik,
didapatkan nilai p= 0,002 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antara rasio kolesterol total/HDL pada kelompok responden pria
dengan suprailiac skinfold thickness <17,9 mm dan kelompok dengan suprailiac
skinfold thickness ≥17,9 mm. Dari hasil analisis statistik pada responden wanita didapatkan nilai p= 0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antara rasio kolesterol total/HDL pada kelompok responden wanita
dengan suprailiac skinfold thickness <19,8 mm dan kelompok dengan suprailiac
skinfold thickness ≥19,8 mm. Adanya perbedaan yang bermakna menunjukkan bahwa kelompok responden pria dengan suprailiac skinfold thickness ≥17,9 mm dan kelompok responden wanita dengan suprailiac skinfold thickness ≥19,8 mm memiliki risiko mengalami gangguan kardiovaskuler yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok responden pria dengan suprailiac skinfold
thickness <17,9 mm dan kelompok responden wanita dengan suprailiac skinfold
thickness <19,8 mm.
Distribusi lemak pada bagian abdominal merupakan prediktor yang
signifikan dari kolesterol total dan rasio kolesterol total/HDL. Kelebihan lemak
yang dinilai dengan skinfold thickness berkaitan dengan abnormalitas lipid
termasuk peningkatan rasio kolesterol total/HDL. Rasio kolesterol total/HDL ini
merupakan suatu prediktor kuat dalam menentukan risiko terjadinya penyakit
prediktor kuat dalam menentukan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.
(Jaworski, et al., 2012).
10.Perbandingan Kolesterol Total terhadap Body Fat Percentage
Melalui analisis statistika diperoleh nilai p=0,379 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total pada
kelompok responden pria dengan %BF<21% dan kelompok dengan %BF≥21%.
Hasil analisis statistika pada responden wanita diperoleh nilai p=0,207 yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar
kolesterol total pada kelompok responden wanita dengan %BF<25% dan
kelompok dengan %BF≥25%. Adanya perbedaan yang tidak bermakna
menunjukkan bahwa kedua kelompok body fat percentage, baik pria maupun
wanita memiliki risiko yang sama untuk mengalami gangguan kardiovaskuler.
Pada penelitian Choi, Pai, and Kim (2002) menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang tidak bermakna antara kadar kolesterol total antara %BF<30%
dan %BF≥30% pada remaja perempuan berusia 14-19 tahun dengan nilai p yang
non-signifikan. Penurunan body fat percentage setelah dilakukan training
berpengaruh pada penurunan kadar kolesterol total. Rendahnya kadar kolesterol
total dapat mengurangi risiko terjadinya aterosklerosis. Pada penelitian Choi, et
al. (2002) juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna
antara kadar kolesterol total antara %BF<20% dan %BF≥20% pada remaja laki-laki berusia 14-19 tahun dengan nilai p yang non-signifikan. Hubungan antara
terakhir ini. Profil lipid dan lemak tubuh ini telah terbukti menjadi prediktor
penting pada gangguan metabolisme termasuk dislipidemia, hipertensi, diabetes,
dan gangguan kardiovaskuler. Setiap perubahan kadar lemak dalam darah
mengakibatkan orang lebih rentan terkena penyakit-penyakit tersebut.
Meningkatnya body fat percentage telah diidentifikasi akan meningkatkan
kolesterol total sehingga individu akan memiliki risiko lebih besar terkena
gangguan kardiovaskuler (Aurora, Koley, Gupta, and Sandhu, 2007).
11.Perbandingan HDL terhadap Body Fat Percentage
Melalui analisis statistika, diperoleh nilai p=0,064 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar HDL pada kelompok
responden pria dengan %BF<21% dan kelompok dengan %BF≥21%. Dari hasil analisis statistika pada data responden wanita diperoleh nilai p=0,437 yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kadar HDL
pada kelompok responden wanita dengan %BF<25% dan kelompok dengan
%BF≥25%. Adanya perbedaan yang tidak bermakna menunjukkan bahwa kedua
kelompok body fat percentage, baik pria maupun wanita memiliki risiko yang
sama untuk mengalami gangguan kardiovaskuler.
Pada penelitian Choi, et al. (2002) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang tidak bermakna antara kadar HDL antara %BF<20% dan %BF≥20% pada remaja laki-laki berusia 14-19 tahun dengan nilai p yang non-signifikan. Pada
penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak
perempuan berusia 14-19 tahun dengan nilai p yang non-signifikan. Studi
cross-sectional yang dilakukan oleh Taylor and Ward telah mengkonfirmasi bahwa
wanita muda yang aktif memiliki kadar HDL yang tinggi.
Menurut Zeng, Dong, Sun, Xie, and Cui (2012), BMI tampaknya menjadi
indikator yang baik dalam pengukuran kelebihan energi sebagai lemak pada pria
kulit putih dan wanita dewasa di Eropa dan Amerika Utara. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa BMI kurang sesuai untuk populasi Asia yang memiliki
proporsi tubuh yang berbeda yang dapat mengakibatkan kesalahan karena
perbedaan massa tulang, massa otot, dan cairan tubuh. Meningkatnya body fat
percentage telah diidentifikasi dapat meningkatkan kadar HDL. Body fat
percentage menjadi prediktor terjadinya risiko gangguan kardiovaskuler yang
lebih baik daripada BMI. Penentuan lemak tubuh dapat memberikan informasi
klinis untuk menilai risiko penyakit pada pasien dan mengoptimalkan tindakan
pencegahan penyakit pada pasien.
12.Perbandingan Rasio Kolesterol Total/HDL terhadap Body Fat Percentage
Melalui analisis statistika, diperoleh nilai p=0,004 yang menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara rasio kolesterol total/HDL pada
kelompok responden pria dengan %BF<21% dan kelompok dengan %BF≥21%.
Dari hasil analisis statistika pada data responden wanita, diperoleh nilai p=0,01
yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara rasio
kolesterol total/HDL pada kelompok responden pria dengan %BF<25% dan
bahwa kelompok responden pria dengan body fat percentage≥21% dan kelompok
responden wanita dengan body fat percentage ≥25% memiliki risiko mengalami
gangguan kardiovaskuler yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
responden pria dengan body fat percentage <21% dan kelompok responden
wanita dengan body fat percentage <25%.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Gharakhanlou, Farzad, Alinejad,
Steffen, and Bayati (2012) pada laki-laki berusia 15-74 tahun dapat dilihat
terdapat perbedaan antara body fat percentage dan rasio kolesterol total/HDL pada
laki-laki dengan berat badan normal dan laki-laki obesitas. Body fat percentage
pada laki-laki dengan berat badan normal memiliki nilai yang lebih kecil yaitu
16,8% dibandingkan dengan nilai body fat percentage pada laki-laki obesitas
yaitu 31,8%. Hal yang sama juga terjadi pada rasio kolesterol total/HDL dimana
rasio kolesterol total/HDL pada laki-laki dengan berat badan normal memiliki
nilai yang lebih kecil yaitu 4,04 dibandingkan dengan rasio kolesterol total/HDL
pada laki-laki obesitas yaitu 8,37. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semakin
tinggi nilai body fat percentage juga diikuti dengan peningkatan rasio kolesterol
total/HDL. Rasio kolesterol total/HDL merupakan suatu nilai yang dapat
digunakan untuk memprediksi terjadinya risiko penyakit jantung. Semakin rendah
rasio tersebut, maka semakin rendah pula risiko terjadinya penyakit jantung, dan
C. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness, Triceps Skinfold Thickness,
Suprailiac Skinfold Thickness, dan Body Fat Percentage terhadap
Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL
Pada uji korelasi abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness,
suprailiac skinfold thickness, dan body fat percentage terhadap kolesterol total,
HDL, dan rasio kolesterol total/HDL, dilakukan analisis statistik berupa uji
korelasi Pearson jika kedua variabel yang dikorelasikan terdistribusi secara
normal (p>0,05) dan dilakukan uji korelasi Spearman jika kedua variabel yang
dikorelasikan tidak terdistribusi secara normal (p<0,05). Hasil korelasi antara
abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, suprailiac skinfold
thickness, dan body fat percentage terhadap kolesterol total, HDL, dan rasio
kolesterol total/HDL pada responden pria dan wanita berupa nilai r dan p dapat
Percentage terhadap Kolesterol Total, HDL, dan Rasio Kolesterol Total/HDL
Responden Pria Responden Wanita
Kolesterol Total
HDL Rasio
Kolesterol Total/HDL
Kolesterol Total HDL Rasio Kolesterol
Total/HDL r p r p r p r p r p r P Abdominal Skinfold Thickness 0,380 0,003* -0,331 0,011* 0,471 0,000* 0,321 0,008* -0,141 0,256** 0,401 0,001* Triceps Skinfold Thickness 0,296 0,024* -0,395 0,002* 0,467 0,000* 0,334 0,006* -0,137 0,270** 0,318 0,009* Suprailiac Skinfold Thickness 0,363 0,005* -0,315 0,016* 0,449 0,000* 0,240 0,051** -0,351 0,004* 0,489 0,000* Body Fat Percentage 0,374 0,004* -0,292 0,026* 0,470 0,000* 0,326 0,007* -0,246 0,045* 0,455 0,000*
*p<0,05 menunjukkan terdapat korelasi bermakna
1. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap Kolesterol Total
Dari tabel XI menunjukkan bahwa nilai korelasi r=0,380 pada responden
pria yang memiliki arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah.
Arah korelasi positif tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya nilai
abdominal skinfold thickness, maka kadar kolesterol total juga akan semakin
tinggi. Korelasi abdominal skinfold thickness terhadap kolesterol total pada
responden pria ini memiliki nilai p=0,003. Nilai p tersebut menunjukkan bahwa
terdapat korelasi yang bermakna antara abdominal skinfold thickness terhadap
kolesterol total pada responden pria. Dari diagram sebar juga dapat dilihat bahwa
terdapat hubungan linier antara abdominal skinfold thickness dengan kadar
kolesterol total.
Gambar 21. Diagram Sebar Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap
Kolesterol Total pada Responden Pria
Dari tabel XI menunjukkan bahwa nilai korelasi r=0,321 pada responden
wanita memiliki arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang lemah. Arah
korelasi positif tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya nilai
abdominal skinfold thickness, maka kadar kolesterol total juga akan semakin
responden wanita ini memiliki nilai p=0,008. Nilai p tersebut menunjukkan bahwa
terdapat korelasi yang bermakna antara abdominal skinfold thickness terhadap
kolesterol total pada responden wanita. Dari diagram sebar juga dapat dilihat
bahwa terdapat hubungan linier antara abdominal skinfold thickness dengan kadar
kolesterol total.
Gambar 22. Diagram Sebar Korelasi Abdominal Skinfold Thickness terhadap
Kolesterol Total pada Responden Wanita
Pada penelitian Hassan, El-Masry, Banna, Sallam, El-Din, Ibrahim, et al.
(2010) yang dilakukan pada remaja laki-laki berusia 12-18 tahun menunjukkan
adanya korelasi antara abdominal skinfold thickness terhadap kolesterol total
dengan nilai r sebesar 0,113. Pada penelitian yang dilakukan oleh Utami (2012)
pada responden wanita berusia 30-50 tahun didapatkan adanya korelasi antara
abdominal skinfold thickness terhadap kolesterol total dengan nilai r sebesar
0,150. Pada penelitian Macintyre, Lohman, Rosen, and Peters (2000)
menunjukkan adanya korelasi antara abdominal skinfold thickness terhadap
kolesterol total pada wanita 40-70 tahun dengan nilai r sebesar 0,346 dan p<0,01.
Penelitian Jaworski, et al. (2012) menunjukkan bahwa suatu langkah