• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian Perbanyakan tanaman dengan stek pucuk dilaksanakan di Rumah kaca KOFFCO System, Puslitbang Kehutanan dan Konservasi Alam Bogor, untuk analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB dan analisis histologi akar di Laboratorium Bioteknologi, SEAMEO-BIOTROP. Waktu penelitian selama 5 bulan (Nopember 2007-April 2008).

Alat dan bahan

Untuk pembuatan stek pucuk diperlukan sungkup propagasi, gunting stek, politube. Sedangkan bahan yang digunakan adalah campuran cocodust dan sekam dengan perbandingan tertentu sebagai media tanam serta Rootone-F sebagai hormon perakaran.

Metode Penelitian

Persiapan media tanam dan bahan stek

Media tanam yang digunakan adalah campuran antara cocodust dan sekam padi dengan perbandingan yang berbeda 1:0 (media A1), 1:1 (media A2) dan 2:1 (media A3). Untuk pembuatan media tanam mengikuti prosedur KOFFCO. Secara skematis proses pembuatan media dapat disajikan pada Gambar 9.

serbuk kelapa sekam padi Steamer (100 0C, 30 menit) Mixer (1:0, 1:1, 2:1)

Dryer (80 0C) Media

Gambar 9 Mekanisme pembuatan media stek.

Media tanam yang dibuat kemudian diisikan ke pot-ray kemudian diletakkan ke dalam sungkup propagasi yang di dalamnya telah diisi dengan zeolit.

28

Bahan tanaman yang digunakan untuk pembuatan stek pucuk berasal hasil perbanyakan dengan biji dan berumur 7 bulan yang memenuhi beberapa kriteria antara lain kesehatan batang dan daun, tunas vertikal dan tunas muda (juvenil). Adapun bahan tanaman yang digunakan untuk stek pucuk dapat disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10 Bahan tanaman untuk stek pucuk.

Setelah itu bahan stek diambil dari tanaman induk dengan pemotongan menggunakan gunting pemotong. Teknik pemotongan bahan stek dilakukan dengan memotong batang tunas dengan ukuran minimal dua ruas daun (3 nodul) atau kurang lebih berukuran 5-10 cm.

Penanaman stek dan pemeliharaan stek.

Penanaman stek dilakukan setelah media disiapkan dan potongan bahan stek tersedia. Media tanam pada pot-ray terlebih dahulu dilubangi untuk memasukkan batang stek. Bahan stek diberi perlakuan dengan diolesi hormon Rootone-F (B1) dengan konsentrasi 5 g untuk 100 stek dan tidak diolesi hormon (B2) kemudian bahan stek ditanam pada pot-ray dan dimasukkan ke dalam sungkup propagasi. Sungkup propagasi kemudian ditutup dan diletakkan di rumah kaca KOFFCO System.

Pemeliharaan stek pada tahap pembentukan akar meliputi penyiraman, pembersihan kotoran dari sungkup propagasi dan membuang guguran daun stek yang tidak tumbuh. Penyiraman dilakukan secara periodik disesuaikan dengan umur stek. Pengecekan akar dilakukan setelah stek berumur 11 minggu, kemudian setelah stek berakar dan siap sapih maka stek dipindahkan ke media semai.

Pengamatan histologi akar

Pengamatan histologi akar dilakukan pada akhir pengamatan untuk mengetahui daerah munculnya akar pertama kali. Untuk pengamatan ini dilakukan dengan membuat potongan longitudinal dari mulai pangkal stek. Tahapan kerja pembuatan preparat dengan menggunakan metode parafin (SASS 1951) adalah sebagai berikut:

1. Pematian dan fiksasi.

Pematian dan fikasai dilakukan dengan merendam bahan ke dalam cairan FAA (Formaldehyd-Acetic Acid Alcohol) dengan komposisi 5:5:90 (v/v/v) selama 3-4 hari. Fiksasi bertujuan untuk mengawetkan semua struktur sel sehingga sedapat mungkin berada pada keadaan yang sama dengan keadaan pada waktu masih hidup.

2. Dehidrasi

Dehidrasi dilakukan dengan merendam potongan bahan secara bertahap melalui serangkaian alkohol bertingkat yait 20%, 40%, 60% dan 100% secara rutin minimal 2 x 15 menit. Fungsi dehidrasi adalah untuk menghilangkan air dari jaringan agar dapat dimasuki cairan pelarut parafin (xylol).

3. Preparafinasi

Preparafinasi dilakukan dengan memasukkan potongan bahan ke dalam campuran alkohol 100% dan xylol dengan perbandingan 4:0, 3:1, 2:2, 1:1, 1:3 dan 0:4 (v/v) secara berurutan masing-masing minimal selama 2 x 15 menit. Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan alkohol dari jaringan agar dapat dimasuki larutan parafin.

4. Parafinasi

Parafinasi dilakukan dengan merendam potongan bahan ke dalam campuran xylol parafin dengan perbandingan 4:0, 2:2 dan 0:4 secara berurutan masing-masing minimal selama 15 menit, jika parafin mulai memadat maka dilakukan pemanasan di dalam oven pada suhu 56oC supaya parafin tetap cair. Selanjutnya bahan tersebut direndam dalam parafin murni pada suhu 60o C minimal selama 1 hari. Tujuan dari proses parafinasi ini adalah memasukkan parafin ke dalam jaringan agar pada saat

30

jaringan dipotong dengan mikrotom tidak akan pecah dan strukturnya dapat dipertahankan.

5. Penanaman dalam balok parafin (Blocking)

Penanaman dilakukan pada kotak dengan cetakan besi dengan cara meletakkan potongan bahan dalam cetakan, setelah sebelumnya parafin murni cair yang dituangkan terlebih dahulu dalam cetakan tersebut. Penanaman dilakukan dengan bantuan pinset sesuai dengan arah yang diinginkan (longitudinal). Setelah parafin mengeras, balok parafin beserta bahan dikeluarkan dari cetakan. Proses tersebut bertujuan menyimpan material ke dalam balok parafin agar memudahkan dalam penyayatan. 6. Penyayatan (Embeding)

Penyayatan dilakukan setelah terlebih dahulu balok parafin dibentuk trapesium dengan tujuan agar pita yang terbentuk lurus dan tidak pecah- pecah. Selanjutnya disayat pada mesin mikrotom putar dengan ketebalan diatur berkisar antara 5µ-20µ.

7. Penempelan sayatan

Sayatan ditempel pada gelas preparat dengan menggunakan zat perekat berupa albumin. Setelah penempelan dilakukan, gelas preparat dipanaskan sebentar dengan oven pada suhu 40-60oC agar sayatan merekat erat

8. Pewarnaan (staining)

Kegiatan pewarnaan berdasarkan pada metode SASS yang terbagi atas beberapa tahapan:

a.Penjernihan tahap I (Dedehidrasi I)

Penjernihan dilakukan dengan memasukkan secara berurutan ke dalam xylol, xylol-alkohol (1:1), alkohol 100%, alkohol 80%, alkohol 60% , alkohol 40% dan alkohol 20%, aquadest masing- masing selama 5 menit. Tujuan penjernihan ini adalah agar menghilangkan parafin dalam jaringan.

b.Pewarnaan.

Pewarnaan dilakukan agar bagian-bagian tertentu pada jaringan menjadi lebih kontras dan mudah diamati. Pewarnaan dilakukan

dengan menggunakan pewarna Easin, setelah itu dimasukkan ke dalam aquades selama 5 menit, dilanjutkan dengan metil blue. Pencelupan ke dalam zat warna masing-masing dilakukan minimal selama 30 menit.

c.Penjernihan tahap II (Dedehidrasi II)

Proses ini merupakan kebalikan dari penjernihan tahap I dan bertujuan untuk membuang zat pewarna berlebih yang melekat pada potongan bahan. Selanjutnya sayatan bahan yang diperoleh diolesi dengan etelen, agar coverglass menempel dengan sempurna dan terlindungi.

9. Pemotretan

Pemotretan merupakan proses terakhir yang dilakukan dengan menggunakan photonic microscope dengan perbesaran 20-100 kali sesuai dengan arah yang diinginkan, dengan tujuan mengetahui asal usul primodia akarnya.

Variabel yang diamati

Variabel yang diamati pada pembuatan stek pucuk ini antara lain : 1. Persentase hidup stek (PHS).

Persentase hidup stek dihitung dengan membandingkan jumlah stek yang ditanam dengan jumlah stek yang mampu bertahan hidup sampai akhir pengamatan.

2. Persentase stek berakar (PSB).

Persentase stek berakar dihitung dengan membandingkan jumlah stek yang mampu berakar pada 3 (tiga) perlakuan yang berbeda dengan jumlah stek total yang ditanam.

3. Jumlah akar stek (JAS)

Dihitung Panjang akar dihitung dari pangkal akar sampai dengan ujung titik tumbuh.

4. Panjang akar stek (PAS)

Panjang akar stek diukur dari pangkal akar primer dan sekunder sampai ujung akar, dilakukan pada akhir pengamatan.

32

5. Analisis histologi akar

Analisis histologi akar diperoleh melalui hasil pemotretan pada photonic microscope untuk mengetahui keberadaan primordia akar yang terbentuk pada stek pucuk pasak bumi.

6. Data penunjang penelitian

Sebagai data penunjang penelitian dilakukan analisis sifat fisik dan kimia media tanam dan kondisi suhu dan kelembaban rumah kaca KOFFCO. Rancangan percobaan dan analisis data

Pada perbanyakan dengan stek pucuk ini rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor yaitu media tanam (cocodust: sekam dengan perbandingan 1:0, 1:1 dan 2:1) dan ZPT (Rootone F dan tanpa Rootone F) dengan ulangan 10 tanaman. Adapun model statistik linier dari rancangan percobaan ini dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Model umum rancangan faktorial tersebut adalah : Yijk = µ + αi + βj + αβij + εijk

Keterangan:

Yijk = hasil pengamatan terhadap parameter sebagai pengaruh media tanam ke-i, zat pengatur tumbuh ke-j, dan ulangan ke-k; dengan i =1,2,3,4; j = 1,2,3,4; dan k = 1,2,….12.

µ = nilai rata-rata umum

αi = pengaruh media tanam ke-i

βj = pengaruh zat pengatur tumbuh ke-j

αβij = pengaruh interaksi media dasar ke-i dan zat pengatur tumbuh ke-j

εijk = pengaruh galat percobaan pada media ke-i, zat pengatur tumbuh ke-j, dan ulangan ke-k.

Data selanjutnya dianalisis dengan ANOVA dan faktor yang berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan DNMRT.

Dokumen terkait