• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Luas Tanam Padi di Kabupaten Samosir untuk Lima Tahun Terakhir

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Perkembangan Luas Tanam Padi di Kabupaten Samosir untuk Lima Tahun Terakhir

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Samosir untuk lima tahun terakhir (2006 – 2010) luas tanam padi di Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa luas tanam padi berfluktuasi dari tahun ke tahun (Tabel 17). Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhinya secara langsung maupun tidak langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas tanam padi di Kabupaten Samosir selama lima tahun terakhir ini mengalami peningkatan sebesar 0,83 % (Lampiran 3). Adapun luas tanam padi sawah dan padi ladang paling rendah terjadi pada tahun 2007, yang beberapa kecamatan seperti Pangururan, Ronggur Nihuta, Simanindo, Palipi, Onanrunggu dan Nainggolan, yang kebanyakan mengalami kekeringan/kemarau panjang saat musim tanam tiba, karena mayoritas merupakan sawah tadah hujan dan berada cukup jauh dari sumber mata air, sehingga membuat petani mengurangi total luas tanamnya. Sedangkan Sianjur Mula-mula, Sitiotio dan Harian justru mengalami peningkatan, karena ketiga Kecamatan ini berada didaerah yang dekat dengan sumber mata air dan curah hujannya juga cukup tinggi sehingga petani berupaya untuk semakin meningkatkan luas tanam padinya.

Tahun 2008 tidak lantas membuat petani terus mengurangi luas tanamnya, justru petani lebih meningkatkan luas tanamnya sekitar 511 Ha lagi. Hal ini disebabkan karena musim penghujan terjadi dibeberapa tempat, sehingga petani

berlomba-55

lomba untuk menanam padi, begitu pula dengan padi ladang luas tanamnya juga semakin ditingkatkan. Kecamatan yang paling tinggi menambah luas tanamnya di tahun 2008 adalah Palipi. Meski demikian, ada juga beberapa Kecamatan yang semakin mengurangi luas tanamnya karena curah hujan yang rendah pula dan ketidakmampuan alat pemompa air untuk mengairi disawah yang akan ditanam karena ketinggian tempat seperti yang terjadi di Kecamatan Pangururan, Simanindo, Onanrunggu. Sedangkan Harian dan Sitiotio mengurangi luas tanamnya karena banyaknya gagal panen yang dialami pada tahun 2007 yang disebabkan oleh angin puting beliung.

Tahun 2009 petani di Kabupaten Samosir semakin meningkatkan luas tanamnya hingga 45 Ha. Hal ini terjadi karena petani melihat kondisi kegagalan panen yang semakin menurun pada tahun 2008. Seperti yang terjadi di Simanindo, Harian, Sianjur mula-mula, Palipi, Onanrunggu dan Sitiotio yang turut meningkatkan luas tanam padi mereka. Selain itu, juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang mulai diterima oleh petani, seperti penggunaan varietas unggul baru yang diperkenalkan pemerintah setempat melalui peran penyuluh mulai diterapkan oleh petani di Kecamatan Simanindo dan Palipi.

Meski demikian, ada juga beberapa tempat dimana petaninya memutuskan untuk mengurangi luas tanam, yang disebabkan oleh pengaruh curah hujan yang tidak menentu, seperti petani yang berada di Kecamatan Nainggolan yang paling

Tahun 2010 petani di Kabupaten Samosir mengurangi luas tanam padinya, yaitu sekitar 209 Ha. Hal ini disebabkan karena total luas gagal panen tahun 2009 mencapai 640 Ha, yang menyebabkan petani merugi dan memutuskan mengurangi luas tanamnya tahun 2010. Seperti yang terjadi di Kecamatan Simanindo yang merupakan daerah paling banyak mengurangi luas tanam hingga 139 Ha. Bukan hanya karena gagal panen tahun 2009, ini juga disebabkan karena curah hujan/kemarau yang membuat petani mengganti jenis komoditi padi mereka. Ronggur nihuta, Harian, Sianjur mula-mula dan Palipi juga turut mengurangi luas tanam padi dan mengganti komoditi mereka dengan komoditi jenis biji-bijian yang berumur pendek dan efisien seperti kacang, kopi, serta komoditi sayur dan lain sebagainya.

Tidak semua Kecamatan di Kabupaten Samosir mengurangi luas tanamnya, seperti yang terjadi di Pangururan, Nainggolan dan Onanrunggu yang justru meningkatkan luas tanam padinya. Pangururan merupakan daerah yang paling banyak meningkatkan total luas tanamnya hingga 95 Ha. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang mendukung untuk masa tanam dan mayoritas merupakan sawah tadah hujan.

Dengan demikian, untuk luas tanam selama lima tahun terakhir (2006 - 2010). Luas tanam terendah terjadi pada tahun 2007, yang kebanyakan disebabkan oleh faktor curah hujan/kemarau yang membuat petani mengurangi luas tanam padi dan menggantinya dengan komoditi lain yang dianggap lebih efektif dan efisien seperti kopi, jagung, kacang serta jenis sayur-sayuran. Sedangkan luas tanam tertinggi terjadi pada tahun 2009. Hal ini disebabkan karena curah hujan yang

57

mendukung serta penerapan teknologi, seperti penggunaan varietas unggul baru dan sistem tanam yang diterima oleh petani setempat dan mulai merata.

Bertambahnya luas gagal panen di tahun 2010 (data luas gagal panen diperoleh dari tabel luas tanam dikurangi data tabel luas panen per tahunnya), membuat pemerintah dan petani merencanakan untuk mengurangi total luas tanam padi dan mengganti komoditinya ke kopi dan jagung. Luas tanam padi pada tahun 2011 yaitu padi sawah 8.549 Ha, padi ladang 5 Ha dan totalnya 8.554 Ha (Lampiran 4). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 17, yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Samosir mengenai perkembangan luas tanam padi untuk lima tahun terakhir ( 2006 – 2010) berikut ini:

Tabel 17. Luas Tanam Padi di Kabupaten Samosir (Ha) Tahun 2006 – 2010

No Kecamatan

Luas Tanam (Ha)

2006 2007 2008 2009 2010 Padi Sawah Padi Ladang padi Sawah + Padi Ladang Padi Sawah Padi Ladang Padi Ladang + Padi Sawah Padi Sawah Padi Ladang Padi Ladang + Padi Sawah Padi Sawah Padi Ladang Padi Sawah + Padi Ladang Padi Sawah Padi Ladang Padi Sawah + Padi Ladang 1. Pangururan 1.052 - 1.052 991 - 991 814 - 814 805 - 805 900 - 900 2. Ronggur Nihuta 389 5 394 303 5 308 310 16 326 363 9 372 328 9 337 3. Simanindo 726 10 736 698 - 698 584 - 584 760 - 760 621 - 621 4. Harian 725 - 725 1.042 - 1.042 995 - 995 1.103 - 1.103 1.058 - 1.058 5. Sianjur Mulamula 1.375 - 1.375 1.834 - 1.834 1.834 - 1.834 1.938 - 1.938 1.834 - 1.834 6. Palipi 1.479 - 1.479 1.248 - 1.248 1.869 - 1.869 1.655 - 1.655 1.544 - 1.544 7. Onan Runggu 1.122 - 1.122 921 - 921 877 - 877 893 - 893 1.003 - 1.003 8. Nainggolan 1.290 - 1.290 888 - 888 1.171 - 1.171 918 - 918 946 - 946 9. Sitio-tio 338 - 338 516 - 516 487 - 487 558 - 558 550 - 550 Jumlah 8.496 15 8.511 8.441 5 8.446 8.941 16 8.957 8.993 9 9.002 8.784 9 8.793 Rata-Rata 944 1,66 945,7 937,9 0,55 938,4 993,4 1,77 995,2 999,2 1,00 1.000,2 976 1,00 977

Berdasarkan hasil wawancara terhadap para petani (lahan sawah dan lahan kering) diketahui bahwa luas tanam padi petani sampel juga berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hasil perhitungan diketahui bahwa luas tanam padi petani sampel selama lima tahun terakhir ini mengalami peningkatan, yaitu rata-rata meningkat sebesar 0,89 % (Lampiran 5 ).

Total luas tanam terendah selama lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena tingginya luas gagal panen tahun 2006, yaitu mencapai 80 rante. Faktor curah hujan/kemarau yang mengakibatkan alih fungsi lahan juga turut membuat petani untuk mengurangi luas tanam padinya.

Tahun 2008 kembali petani meningkatkan luas tanamnya, karena pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya untuk mengatasi kegagalan panen terutama akibat serangan hama dan penyakit. Tahun 2009 terjadi peningkatan luas tanam hingga 48 rante yang merupakan peningkatan luas tanam tertinggi selama lima tahun terakhir.

Tahun 2010 petani yang mulai mencoba bibit varietas unggul baru seperti Ciherang, dikarenakan varietas lokal yang biasa digunakan oleh petani sudah rentan terhadap serangan hama dan penyakit (wereng coklat dan penyakit leher). Namun demikian, masih banyak petani yang belum berminat menggunakan bibit unggul jenis Ciherang yang diperkenalkan melalui penyuluhan dan informasi dari Dinas Pertanian setempat. Sehingga tahun 2010 merupakan tahun luas tanam

Melihat luas lahan gagal panen yang semakin meningkat tentu akan berdampak kepada petani, untuk mengurangi luas tanam padinya dan bahkan beberapa petani sampel sudah mengganti jenis komoditi padi yang mereka tanam dengan komoditi jagung, coklat karena dianggap lebih efisien. Tahun 2011 ini total luas tanam petani sampel adalah 382 rante, dengan perincian padi sawah 362 rante dan padi ladang 20 rante dan lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya (Lampiran 7 ) Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa luas tanam padi di Kabupaten Samosir untuk lima tahun terakhir mengalami peningkatan, yaitu rata-rata 0,83 %, sehingga hipotesis 1 ditolak.

5.2Perkembangan Luas Panen Padi di Kabupaten Samosir untuk Lima

Dokumen terkait