• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Perilaku 1). Struktur Kepribadian

PERSON CENTERED THERAPY

C. Perkembangan Perilaku 1). Struktur Kepribadian

Struktur kepribadian yang disarikan oleh Rogers sebenarnya tidak terlalu banyak, karena rogers sendiri memfokuskan pada teknik terapi yang ingin dikembangkanya. Dalam hal ini beberapa point penting yang dapat disajikan dalam pemahaman kepribadian menurut Rogers sebagai penemu metode Person Centered Therapy:

a. Konsep Diri (self concept)

Menurut Rogers, bahwa bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu; 1). Incongruence Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. 2). Congruence, Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati. Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya incongruence ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan. Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut,

22 manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus. b. Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar

Asumsi ini didasarkan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat):

1) Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya (unconditional positive regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.

2) Jika tidak terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard). Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa bersalah dan tidak berharga.

c. Penghargaan Positif Tanpa Syarat.

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

Konsepsi-konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah: 1) Organisme,

Yaitu keseluruhan individu (the total individual). Organisme memiliki sifat-sifat berikut:

a) Organisme beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

b) Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri.

c) Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.

23 Merupakan keseluruhan pengalaman (the totality of experience). Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak. Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”. Self mempunyai bermacam-macam sifat:

a) Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.

b) Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.

c) Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan).

d) Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.

e) Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan stuktur self diamati sebagai ancaman.

f) Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.

2). Pribadi Sehat dan Bermasalah

Pribadi sehat dan bermasalah menurut Carl Ransom Rogers, dapat di analogikan dengan konsepsi yang di bangun antara self concept dan organism, yakni: Hubungan antara self concept dengan organisme (actual experience) terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu “congruence” atau “incongruence”. Kedua kemungkinan hubungan tersebut menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian (adjustment), dan kesehatan mental seseorang. Apabila self concept dan organisme mengalami kecocokan maka hubungan tersebut disebut congruence, dan jika tidak cocok disebut incongruence. Suasana incongruence menyebabkan seseorang mengalami sakit mental; seperti merasa cemas, terancam, berperilaku defensif, dan berpikir kaku.

Dengan demikian, maka pribadi sehat dalam hal ini adalah adanya keseimbangan antara organisme dan self sebagai hasil dari interaksi individu untuk selalu berkembang. Sedangkan pribadi yang bermasalah adalah Adanya ketidak seimbangan atau ketidaksesuaian antara pengalaman organismik dan self yang menyebabkan individu merasa rapuh dan mengalami ketidaksesuaian diri. Penejelasan atau gambaran orang yang sehat, antara lain:

1). Terbuka pada pengalaman

Orang yang tidak mengembangkan penghargaan positif bersyarat akan mengembangkan sikap yang terbuka pada pengalaman. Pengalaman tidak

24 hanya diterima namun juga dimanfaatkan untuk mengembangkan persepsi dan ungkapan baru. Saat mengalami pengalaman, orang yang demikian lebih mengalami emosi yang lebih kuat, baik emosi positif maupun negatif, dibanding orang yang defensif.

2). Kehidupan eksistensial

Orang yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman. Ia tidak akan beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini merupakan ciri terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang sehat.

3). Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri

Orang yang mengaktualisasikan diri akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima semua informasi yang ada, bahkan dari segi selain pikirannya. Organismenya secara keseluruhan, baik sadar dan tak sadar, faktor emosional maupun intelektual, akan menyerap semua informasi yang diterima. Hal ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat mempercayai organismenya sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru (tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri. 4). Perasaaan bebas

Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa rintangan atau paksaan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki perasaan berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan. Karena merasa bebas dan berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya.

5). Kreativitas

Adanya keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri- ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atasstimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam disekitarnya.