• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Pada Aspek Daya Saing Daerah

Dipihak lain, berdasar data Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Klaten, pada tahun 2017 jumlah Pegawai Negeri Sipil

PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS DAERAH

5. Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat

4.1.3. Permasalahan Pada Aspek Daya Saing Daerah

Secara umum aspek daya saing daerah ditekankan pada sejauh mana daerah segala potensi yang dimiliki daerah dengan segala kelebihan dan kekurangannya dikelola dan didayagunakan semaksimal mungkin guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini letak geografis, sumber daya alam, SDM, regulasi dan hal-hal lainnya dikelola semaksimal mungkin. Aspek ini meliputi 4 (empat) fokus : (1)Kemampuan Ekonomi Daerah; (2)Fasilitas Infrastruktur Wilayah; (3)Iklim Berinvestasi dan (4) Sumber Daya Manusia (SDM). A. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah salah satunya diukur berdasarkan seberapa besar belanja yang dikeluarkan oleh setiap rumah tangga. Secara umum pengeluaran setiap rumah tangga sebesar >Rp.300.000,00/bulan setiap tahun meningkat dan kondisi terakhir sudah > 80%. Hal ini menandakan bahwa

Perda Perubahan atas Perda No. 5 Tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021

IV−11

telah terjadi peningkatan taraf hidup walaupun proporsi antara belanja makanan dan non makanan relatif seimbang 49% dan 51%.

Hal lain yang dapat menggambarkan kondisi ekonomi daerah adalah kepariwisataan dan pertanian. Letak geografis di sepanjang jalur transportasi darat bagian tengah Pulau Jawa serta di tengah antara Kota Wisata Yogyakarta dan Kota Budaya Surakarta dan potensi kepariwisataan daerah yang lengkap (potensi wisata alam, sumber air, budaya, religi dan buatan) apabila dikelola secara terencana, terpadu dan profesional serta menerus akan mampu menjadi sumbangan bagi PAD. Kesuburan tanah yang sudah dikenal sejak jaman kolonial menjadikan sektor pertanian menjadi andalan sebagian besar masyarakat dan menjadikan Kabupaten Klaten sebagai penyangga pangan bagi Provinsi Jawa Tengah. Secara umum kedua bidang itu memiliki permasalahan. 1. Bidang Pariwisata menghadapi permasalahan :

a. Masih kurangnya sarana dan prasarana pariwisata yang memadai; b. Masih lemahnya SDM dan kelembagaan pengelola kepariwisataan; c. Kurangnya informasi, kerjasama dan promosi kepariwisataan; d. Belum berkembangnya wisata unggulan sebagai destinasi wisata;

e. Sumbangan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah belum optimal;

f. Belum berkembangnya industri pariwisata yang berbasis pada kawasan dan potensi lokal.

2. Bidang Pertanian menghadapi permasalahan :

a. Masih rendahnya produksi dan produktivitas hasil pertanian/ perkebunan;

b. Masih tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian; c. Masih banyaknya jaringan irigasi pertanian kurang baik ;

d. Belum berkembangnya sistem pertanian terpadu dan berkelanjutan berbasis agropolitan;

e. Masih lemahnya kapasitas petani dan kelembagaannya ;

f. Kurangnya sarana prasarana Rumah Potong Hewan dan Laboratorium Kesmavet yang memenuhi standar;

g. Terbatasnya SDM Penyuluh Pertanian dan Pengamat Hama;

h. Masih kurangnya sarana prasarana perkebunan yang berkualitas pada kawasan penghasil tembakau;

i. Belum berkembangnya pemanfaatan tanaman refugia dalam rangka pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT);

j. Kurang memadainya sarana prasarana inseminasi buatan dan tenaga teknis lapangan yang handal.

B. Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastruktur

Dalam rangka pengembangan wilayah secara merata dan adil maka sektor perhubungan berperan vital. Namun demikian kondisi sekarang Bidang Perhubungan menghadapi permasalahan :

Perda Perubahan atas Perda No. 5 Tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021

IV−12

a. Kurang seimbangnya antara volume kendaraan bermotor dan kapasitas

prasarana jalan;

b. Kurangnya fasilitas dan penunjang keselamatan lalu lintas ; c. Kurangnya disiplin pengguna jalan dalam berlalu lintas ; d. Belum terpadunya sistem jaringan jalan antar moda ; e. Lemahnya manajemen rekayasa lalu lintas;

f. Rendahnya tingkat pelayanan angkutan; g. Kondisi sub terminal kurang memadai;

h. Belum tersedianya terminal barang/bongkar muat barang; i. Belum optimalnya pelayanan pengujian kendaraan bermotor; j. Belum optimalnya pengawasan terhadap kelebihan batas muatan. C. Fokus Iklim Berinvestasi

Fokus ini terdiri dari 3 (tiga) bidang yaitu: (1)penanaman modal; (2) perdagangan dan (3) perindustrian. Sebagaimana diketahui bahwa penanaman modal atau investasi merupakan salah satu mesin penggerak pertumbuhan pembangunan (engine of growth of development). Secara prinsip yang diyakinkan daerah terhadap pemilik modal (investor) bahwa daerah antara lain: (1)Kepastian hukum peruntukan lahan; (2)Menawarkan kemudahan regulasi/insentif; (3)Memberikan insentif pajak sebelum usaha berjalan normal; (4)Menjamin zero faktor non teknis; (5)Kesiapan tenaga kerja lokal; (6)Sedikit banyak mampu menyediakan bahan produksi dan (7) Menjamin keamanan.

Walaupun Pemerintah Kabupaten Klaten sudah berusaha maksimal namun kenyataannya masing-masing bidang masih dihadapkan/menghadapi permasalahan.

1. Bidang Penanaman Modal menghadapi permasalahan :

a. Kurangnya pemanfaatan teknologi informasi guna promosi potensi dan penawaran ber-investasi di daerah ;

b. Belum optimalnya assessment dan deregulasi/insentif pro-investasi daerah ;

c. Terbatasnya lahan peruntukan zona atau kawasan industri ;

d. Lahan peruntukan kawasan industri yang direncanakan tidak terlalu diminati investor ;

e. Masih banyaknya faktor non teknis.

2. Bidang Perdagangan menghadapi permasalahan:

a. Masih banyaknya pasar tradisional milik daerah yang belum di-revitalisasi (baru 14 pasar atau 28% yang di-revitalisasi);

b. Menurunnya minat masyarakat belanja di pasar tradisional ; c. Pengelolan pasar tradisional masih konvensional ;

d. Masih banyaknya produk Usaha Kecil dan Mikro yang memiliki legalisasi (minimal memiliki PIRT) ;

e. Masih terbatasnya aparatur dan sarana prasarana kerja ke-meteorologi-an;

Perda Perubahan atas Perda No. 5 Tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021

IV−13

f. Belum optimalnya pelaksanaan perlindungan konsumen dan

pengawasan barang beredar serta pita cukai;

g. Belum optimalnya penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL).

3. Bidang Perindustrian menghadapi permasalahan :

a. Belum berkembangnya Industri Kecil Mikro berbasis produk unggulan daerah ;

b. Masih rendahnya tingkat profesionalisme SDM bidang Industri Kecil, Menengah;

c. Rendahnya (hanya 4,5%) Industri Kecil Mikro yang memiliki daya saing global ;

d. Kurangnya koordinasi pelaku usaha dan pemerintah daerah serta pelaku satu dengan lainnya ;

e. Kurangnya inovasi dan diversifikasi produk;

f. Belum semua IKM mebel memiliki SVLK (Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu);

g. Belum terwujudnya pola kemitraan antara industri besar dengan industri kecil.

D. Fokus Sumberdaya Manusia

Sebagaimana diketahui bersama bahwa kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dalam suatu daerah tidak hanya semata-mata ditentukan oleh adanya sumder daya alam yang strategis, bernilai ekonomi dan melimpah. Fakta menunjukkan bahwa kecerdasan, kapasitas, kompetensi dan ketrampilan masyarakat (sumber daya manusia) walaupun minim sumber daya alam mampu membuat daerah dan masyarakatnya sejahtera.

Hal itu hanya akan terjadi apabila dalam penyelenggaran pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pelayanan kepada masyarakat dalam sistem tata pemerintahan daerah yang baik dan bersih serta adanya aparatur daerah yang berintegritas.

Selain dukungan aparatur, kemajuan dan kemakmuran daerah tidak dapat dilepaskan dari adanya budaya membaca, melek teknologi serta semangat dan budaya kreasi dan inovasi (krenova). Dukungan daerah terhadap apresiasi krenova masyarakat, teknologi tepat guna (TTG) dan semangat membangun jejaring/kemitraan dengan perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, dunia usaha serta perekayasa ataupun penemu (inventor) sangat diperlukan. Diseminasi dan Hilir-isasi hasil-hasil litbang perguruan tinggi dan lembaga litbang akan mengoptimalkan potensi dan proses produksi masyarakat yang sudah berjalan. Walapun perannya yang sangat strategis namun kenyataannya fokus ini masih menghadapi permasalahan.

1. Bidang Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan mengahadpi permasalahan sebagai berikut :

a. Kurangnya tenaga fungsional guru sekolah dasar negeri dan fungsional teknis lainnya ;

Perda Perubahan atas Perda No. 5 Tahun 2016 tentang RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021

IV−14

b. Lemahnya sistem manajemen pengelolaan dan penataan kepegawaian ; c. Belum adanya sistem penilaian antara beban kerja dan hak aparatur

yang adil dan proporsional.

2. Bidang Penelitian dan Pengembangan Daerah menghadapi permasalahan sebagai berikut :

a. Struktur kelembagaan penelitian dan pengembangan daerah belum sebagaimana yang diharapkan ;

b. Masih minimnya implementasi nyata atas Nota Kesepahaman (MoU) antara daerah dengan perguruan tinggi yang ada ;

c. Masih minimnya diseminasi dan hilir-isasi hasil penelitian, pengembangan dan rekayasa lembaga penelitian di daerah ;

d. Masih belum optimalnya peran Dewan Riset Daerah (DRD) ;

e. Masih minimnya tindak lanjut hasil kreatifitas dan inovasi (krenova) masyarakat dan pelajar.

f. Belum adanya kompetisi hibah penelitian daerah.

Dokumen terkait