• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Pembangunan Daerah

Dalam dokumen RKPD 2016 Bab 2 CAMBRIA (Halaman 109-115)

C ASPEK DAYA SAING DAERAH

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

Pemerintah Provinsi Lampung telah melaksanakan pembangunan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan hasil yang cukup memberi harapan, hal ini terlihat dari semakin membaiknya berbagai indikator pembangunan.

Namun demikian, sebagai daerah penyangga lintas pulau, sampai saat ini masih terdapat berbagai permasalahan pembangunan yang tetap memerlukan penanganan yang lebih komprehensif, lintas sektor, lintas wilayah, baik dari eksternal maupun internal. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi Provinsi Lampung meliputi permasalahan dan tantangan yang terkait dengan infrastruktur wilayah, kualitas SDM, pendapatan regional, daya dukung lingkungan dan sumber daya alam, ketahanan sosial dan budaya, kapasitas dan kualitas pemerintahan, kerjasama regional dan daya saing ekonomi daerah, terangkum dalam uraian sebagai berikut :

a. Permasalahan Bidang Ekonomi

­ Pertumbuhan ekonomi cenderung melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya

­ Pertumbuhan investasi yang belum tumbuh secara progresif, memerlukan dukungan regulasi dan infrastruktur yang memadai.

­ Komoditas ekspor Provinsi Lampung masih terbatas pada komoditas berbasis SDA, sehingga belum mampu memiliki daya saing yang dan nilai tambah yang tinggi di pasar ekspor.

­ Tingkat pendapatan regional penduduk secara bruto masih rendah dibandingkan rata-rata nasional

b. Permasalahan Infrastruktur Daerah

­ Lampung merupakan wilayah perlintasan antar provinsi dan antar pulau, sehingga beban jalan menjadi lebih tinggi ; namun Kondisi Infrastruktur jalan dan jembatan yang belum mampu memberi dukungan optimal terhadap peningkatan mobilitas barang/jasa dan orang dalam mendukung perekonomian. Kondisi jalan mantap masih

dalam kisaran 65-70 persen masih perlu ditingkatkan. ­ Kualitas infrastruktur dan prasarana pelabuhan dan

bandar udara yang belum mampu mendukung kegiatan ekonomi dalam skala yang lebih besar. Belum tersedianya investasi ataupun dukungan dana pemerintah yang lebih ekspansif dalam pengembangan pelabuhan dan bandar udara.

­ Perkembangan jumlah pengguna listrik (masyarakat dan dunia usaha) tidak sebanding dengan kemampuan penyediaan daya listrik. Ketersediaan listrik yang belum memadai, memerlukan investasi dan pemanfaatan energi alternatif baik dalam skala besar, menengah dan mikro c. Bidang Sosial Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan

­ Persentase penduduk miskin masih lebih tinggi dibanding rata-rata nasional

­ Tingkat IPM masih lebih rendah dibanding rata-rata nasional

­ Perbaikan kualitas SDM perlu diikuti dengan peningkatan kapasitas ekonominya melalui peningkatan keberdayaan dalam mengakses sumber daya dan hasil-hasil pembangunan.

d. Bidang Pertanian

­ Kontribusi sektor pertanian sebagai sektor ekonomi utama dan produktifitasnya dalam perekonomian cenderung menurun.

­ Kerusakan jaringan irigasi lebih dari 70 persen. Dalam rangka mendukung revitalisasi pembangunan sektor pertanian, memerlukan dukungan perbaikan infrastruktrur irigasi dan penataan kawasan/lahan pertanian berkelanjutan sebagai kendali terhadap alih fungsi lahan pertanian

e. Bidang Lingkungan Hidup

­ Kerusakan hutan mencapai 53 persen. Kawasan hutan sebagai penyangga sumber daya air dan keragaman hayati memerlukan penanganan secara lebih awal guna mendukung kelangsungan hidup manusia sebagai pelaku dan objek pembangunan

­ Untuk mendukung aktifitas pembangunan, diperlukan perbaikan sarana dan prasarana guna mempertahankan kualitas hidup penduduk.

f. Kapasitas Fiskal Daerah

­ Pertumbuhan PAD masih dibawah 5%. Pajak daerah merupakan salah satu fungsi budgeter penting yang digunakan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah daerah, diperlukan langkah optimalisasi penerimaan perpajakan yang dilakukan tanpa mengganggu iklim investasi dunia usaha. Di samping itu, kebijakan perpajakan juga diarahkan untuk meningkatkan stabilitas ekonomi daerah dalam rangka mempertahankan daya beli masyarakat, serta mendukung daya saing daerah.

g. Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

­ Belum memiliki ikon wisata dan paket destinasi wisata ­ Lemahnya pengelolaan objek dan daya tarik wisata

(ODTW) serta sarana dan prasarana

­ Masih rendahnya SDM yang profesional di bidang pariwisata

­ Ekonomi kreatif belum berkembang

h. Bidang Penataan Ruang menghadapi masalah:

­ Belum memadainya pranata data bidang penataan ruang khususnya rencana rinci tata ruang

­ Tidak konsistennya perencanaan tata ruang dengan pemanfaatan ruang

pengendalian pemanfaatan ruang i. Bidang Penangggulangan Bencana

­ Kualitas SDM dan sarana prasarana dalam penanggulangan bencana belum memamdai

­ Keterpaduan dalam penanggulangan dan penanganan bencana

­ Kualitas dan mitigasi terhadap bencana dan perubahan iklim

j. Bidang Hukum, Ketertiban, dan Keamanan Masyarakatmenghadapi masalah:

­ Masih tingginya gangguan keamanan dan kriminalitas ­ Rentan terhadap konflik horizontal

­ Potensi konflik tanah antar masyarakat, antara masyarakat dengan perusahaan, dan masyarakat dengan pemerintah k. Bidang Kebudayan menghadapi masalah:

­ Masih rendahnya apresiasi dan perlindungan terhadap budaya lokal

­ Kuatnya pengaruh budaya asing kepada generasi muda ­ Masih rendahnya promosi budaya lokal di dalam dan luar

negeri

­ Pemanfaatan nilai budaya bagi pembangunan masih terbatas

l. Bidang Pemuda dan Olahraga menghadapi masalah ­ Melemahnya karakter bangsa pada generasi muda

­ Merebaknya bahaya narkoba di kalangan generasi muda ­ Terbatasnya ketersediaan sarana olah raga berskala

nasional

­ Terbatasnya sarana dan prasarana untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri

­ Kurangnya frekuensi kejuaraan olah raga tingkat provinsi maupun nasional

m. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak menghadapi masalah:

­ Masih rentan permasalahan traficking terhadap perempuan dan anak

n. Bidang Pemberdayaan Masyarakat menghadapi masalah: ­ Minimnya sarana dan prasarana di pedesaan;

­ Belum optimalnya kelembagaan dan kualitas aparatur desa;

­ Rendahnya kemampuan masyarakat desa dalam mengakses kesempatan berusaha.

­ Rendahnya pemanfaatan nilai budaya masyarakat untuk mendorong percepatan pembangunan

­ Minimnya penggunaan dan pemanfaatan Iptek Masyarakat pedesaan untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

o. Bidang Sosial menghadapi masalah:

­ Kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS);

­ Tingginya urbanisasi dari desa ke kota atau keluar provinsi;

­ Belum terintegrasinya penanganan penduduk miskin

­ Kesenjangan sosial antara desa dan kota dan antara individu dengan indivudu lainnya.

­ Komunikasi yang konstruktif antar kelompok masyarakat dari berbagai latar belakakng (social, ekonomi, budaya, dan agama) masih perlu diperkuat.

p. Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian menghadapi masalah:

­ Kualitas dan produktifitas tenaga kerja masih perlu ditingkatkan;

­ Tingkat pengangguran terbuka usia muda; ­ Infrastruktur wilayah transmigrasi;

­ Belum optimalnya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi

­ Balai Latihan Kerja di Provinsi Lampung kekurangan guru pengajar dan peremajaan peralatan

q. Bidang Penelitian dan pengembangan inovasi daerah: ­ Terbatasnya inovasi daerah

r. Bidang Otda, Politik Dalam Negeri, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian menghadapi masalah:

­ Perlunya sinkronisasi impelementasi peraturan antara tingkat pusat dan daerah

­ Kelembagaan pemerintah masih belum sepenuhnya melaksanakan prinsip good governance

­ Masih rendahnya kapasitas dan profesionalitas SDM aparatur

­ Pendataan aset belum terselesaikan dan adanya aset-aset yg belum tersertifikasi;

­ Pendapatan daerah dari BUMD masih sangat terbatas ­ Belum tuntasnya tapal batas administrasi daerah

­ Pelayanan publik masih belum sesuai harapan masyarakat s. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

menghadapi masalah:

­ Pendidikan politik masyarakat masih rendah

­ Terdapat potensi gangguan terhadap ketentraman dan ketertiban masyarakat karena latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan politik dan yang bernuansa SARA

Dalam dokumen RKPD 2016 Bab 2 CAMBRIA (Halaman 109-115)

Dokumen terkait