• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Sistem Dinamik

2.6.3. Pola – Pola Dasar Sistem Dinamik

Kim dan Anderson (1998) dan Muhamadi (2001) mengemukakan bahwa secara empiris ada 8 pola dasar sistem dinamis : 1) Perbaikan yang gagal (Fixes that Fail), 2) Pemindahan Beban (Shifting the Burden), 3) Batas Keberhasilan (Limit to Succes), 4) Sasaran yang berubah (Drifting Goals), 5) Kemajuan dan Kekurangan Modal (Growth and underinvestment), 6) Sukses Bagi yang Berhasil (Sucess to the Succesful), 7) Eskalasi (Escalation), dan 8) Kesulitan Bersama (Tragedy of the Commons). Pola – pola dasar sistem dinamik atau pola lingkaran dinamika sistem adalah terdiri atas lingkaran umpan balik. Selanjutnya, gabungan lingkaran umpan balik membuat kerumitan yang tidak dapat dimengerti, penyederhanaan terhadap kerumitan tersebut dapat dikenali melalui pola lingkaran umpan balik (Aminullah 2004). Sejauh ini telah dapat dikenali tiga kelompok pola, yaitu pengelolaan sistem, pemecahan masalah, dan kecenderungan pelaku. Kelompok pertama adalah pola – pola pengelolaan sistem terdiri dari : i) tindakan perbaikan yang tertunda, ii) penyesuaian tujuan, iii) batas pertumbuhan, dan iv) pertumbuan dan kekurangan modal. Kelompok pola kedua adalah pola – pola pemecahan masalah yang terdiri dari : v) perbaikan yang gagal dan vi) pergeseran beban. Kemudian kelompok pola ketiga adalah pola – pola kecenderungan pelaku terdiri dari : vii) sukses bagi yang berhasil, viii) percepatan, dan ix) kesulitan bersama.

Proses

UMPAN BALIK

Input Lingkungan Input Tak Terkontrol

Input Terkontrol

Output Yang Diinginkan

Output Yang Tak Diinginkan

2.6.3.1. Perbaikan Yang Gagal (Fixes that Fail)

Perbaikan yang gagal adalah suatu tindakan perbaikan cepat pada suatu gejala yang tanpa disadari akan menimbulkan akibat lain yang akan memperburuk gejala tersebut. Struktur dasar dari perbaikan yang gagal seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4 memperlihatkan dua bagian yang dinamik. Bagian dinamik pertama memuat gejala masalah dan perbaikan cepat. Bagian dinamik kedua memuat tentang akibat yang tidak disengaja atau tidak disadari yang ditimbulkan oleh perbaikan. Struktur dasar perbaikan yang gagal diawali oleh suatu gejala masalah. Saat gejala masalah muncul, segera dilakukan perbaikan untuk mengurangi masalah (Simpal (-)). Namun, perbaikan tersebut setelah beberapa waktu membawa kita kepada suatu akibat yang tidak disengaja, yang sebenarnya justru membangkitkan atau memperburuk gejala masalah tersebut (Simpal (+)).

Gejala Masalah Perbaikan

Akibat yang tidak disengaja Simpal (- ) Simpal (+ ) + + + -

Gambar 4. Struktur Dasar Model Perbaikan yang Gagal

2.6.3.2. Pemindahan Beban (Shifting the Burden)

Pemindahan beban adalah tindakan pemecahan gejala masalah secara cepat (sementara) yang tanpa disadari akan menimbulkan efek samping yang justru akan memperburuk gejala masalah tersebut. Model baku pemindahan beban biasanya dimulai dengan sebuah gejala masalah yang akan membuat kita cenderung untuk lebih menerapkan pemecahan gejala masalah daripada pemecahan masalah yang sebenarnya (mendasar). Struktur model baku pemindahan beban, seperti yang digambarkan pada Gambar 5.

Pemecahan Gejala Masalah Gejala Masalah Pemecahan Gejala Mendasar Efek Samping Simpal ( + ) Simpal ( - ) Simpal ( - ) - + - - + +

Gambar 5. Struktur Dasar Pemindahan Beban Ciri – ciri utama dalam model baku pemindahan beban adalah :

1. Gejala masalah yang selalu berulang dan suatu tindakan perbaikan cepat dan mudah segera dilakukan untuk mengurangi tekanan dari gejala masalah.

2. Dugaan adanya tindakan yang lebih efektif untuk menyelesaikan gejala masalah, namun tindakan ini membutuhkan waktu lama, modal, komitmen, atau perubahan.

3. Perilaku pemecahan gejala masalah yang tampaknya bersifat mendorong atau memperkuat, yang mengakibatkan semakin meningkatnya kepercayaan terhadap pemecahan gejala masalah.

2.6.3.3. Batas Keberhasilan (Limit to Succes)

Pada suatu sistem yang menggambarkan situasi Batas Keberhasilan, kegiatan pertumbuhan pada awalnya membawa keberhasilan yang semakin meningkat. Namun, dengan berjalannya waktu keberhasilan itu sendiri menyebabkan sistem mencapai batas sehingga tingkat pertumbuhannya mulai diperlambat. Di sini keberhasilan memicu munculnya mekanisme pembatasan, kemudian menyebabkan keberhasilan itu menurun. Kecenderungan yang ditunjukkan akan ditentukan oleh kegiatan pertumbuhan awal. Struktur model batas keberhasilan diperlihatkan pada Gambar 6. Struktur ini berciri proses penguatan (R1) dan proses keseimbangan (B2).

Usaha Unjuk Kerja Pembatasan Kegiatan R1 B2 Pembatas + + + + -

Gambar 6. Diagram Simpal Kausal Model Batas Keberhasilan

2.6.3.4. Sasaran yang berubah (Drifting Goals)

Sasaran yang berubah adalah suatu keadaan di mana terdapat perbedaan antara unjuk kerja yang ditargetkan dengan yang dicapai, yang selanjutnya dilakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan atau menurunkan target/sasaran. Model baku sasaran yang berubah berawal dari terjadinya selisih antara unjuk kerja yang ditargetkan dengan yang sesungguhnya (aktual). Untuk menghilangkan selisih tersebut, perlu dilakukan tindakan koreksi/perbaikan, yang membutuhkan waktu, tenaga, dana, dan atau perhatian. Tindakan koreksi tidak selalu dijamin akan berhasil. Selain itu pengaruhnya baru nyata dirasakan setelah beberapa waktu, sehingga diperlukan kesabaran. Pilihan lain untuk menghilangkan selisih adalah dengan menurunkan target atau sasaran unjuk kerja yang diinginkan yang sesuai dengan tingkat unjuk kerja aktual (Gambar 7).

Sasaran

Selisih

Tekanan Terhadap Sasaran Lebih Rendah

Tindakan Koreksi Aktual - - + + + + Simpal ( - ) Simpal ( - )

Gambar 7. Struktur Dasar Sasaran yang Berubah

Ciri dari struktur model baku sasaran yang berubah adalah adanya dua simpal (-) atau hubungan keseimbangan. Simpal (-) pertama terdiri dari unjuk kerja aktual, selisih antara unjuk kerja aktual dan yang ditargetkan, dan tindakan

koreksi/perbaikan untuk meniadakan selisih. Simpal pertama ini mengandung sebuah penundaan waktu yang terjadi antara tindakan koreksi dan pengaruhnya terhadap unjuk kerja aktual. Hal ini mengindikasikan bahwa diperlukannya waktu yang relatif lama untuk merasakan pengaruhnya nyata dari tindakan koreksi.

Contoh Diagram simpal kausal

Target : Penghematan air tanah secara bertahap dari 15.000 m3/bulan menjadi 8.000 m3/bulan

Tekanan pada target : Keharusan memenuhi ketentuan perijinan pengambilan air tanah maksimum 8.000 m3/bulan.

Tindakan koreksi : Melakukan perbaikan instalasi pipa distribusi, perbaikan atau penyediaan peralatan produksi baru, pembangunan jaringan sirkulasi air, pelatihan kepedulian penghematan air kepada karyawan, dan lain – lain.

Aktual : Unjuk kerja penghematan air tanah sesuai yang ditargetkan.

2.6.3.5. Kemajuan dan Kekurangan Modal (Growth and underinvestment)

Kemajuan dan kekurangan modal adalah keadaan ketidakseimbangan antara peningkatan kebutuhan dengan kapasitas pertambahan modal untuk memenuhi kebutuhan. Dalam situasi kemajuan dan kekurangan modal, akan terjadi pertumbuhan yang mendekati batas yang dapat dieleminasi atau ditunda bila dibuat kapasitas penanaman modal yang memadai. Meskipun demikian, sebagai hasil dari kebijakan atau perlambatan di dalam sistem, permintaan yang menurun akan membatasi pertumbuhan lebih lanjut. Penurunan permintaan kemudian diikuti oleh pengurangan kapasitas penanaman modal yang menyebabkan timbulnya kinerja yang lebih buruk. Pada Gambar 8 diperlihatkan contoh diagram simpal kausal dari struktur model kemajuan dan kekurangan modal dengan mengambil kisah sebuah Perusahaan Alat Listrik.

Upaya Pertumbuhan Pemenuhan Kebutuhan Modal Kebutuhan Dampak Faktor Pembatas Kapasitas Standar Kinerja Kapasitas Penanaman Modal Simpal ( + ) Simpal ( - ) + + + - + + + + - Simpal ( - )

Gambar 8. Diagram Simpal Kausal Struktur Model Pertumbuhan dan Kekurangan Modal

2.6.3.6. Sukses Bagi yang Berhasil (Sucess to the Succesful)

Sukses bagi yang berhasil adalah suatu keadaan yang bersaing dalam meraih sukses (kemenangan). Bagi yang berhasil adalah karena kecendeungan untuk lebih banyak menempatkan sumber daya daripada pihak yang lain untuk terus meningkatkan susksesnya. Suatu model sukses bagi yang berhasil menggambarkan dua atau lebih individu, kelompok, proyek, inisiatif, dan sebagainya, yang saling bersaing untk mencapai sukses (Gambar 9).

Keberhasilan A Simpal ( + )

Akses Sumber Daya untuk A tidak Untuk B

Simpal ( + ) Sumber Daya untuk B Keberhasilan Sumber Daya untuk A + + + + - -

Gambar 9. Struktur Dasar Sukses Bagi yang Berhasil

2.6.3.7. Eskalasi (Escalation)

Eskalasi adalah dua pihak terlibat dalam suatu persaingan untuk saling mengungguli satu sama lain. Situasi eskalasi menggambarkan keadaan dimana dua pihak atau lebih terlibat dalam situasi di mana masing – masing pihak saling bereaksi terhadap tindakan pihak yang lain. Secara umum, diagram simpal kausal model ini terlihat pada Gambar 10.

Aktivitas Simpal ( + )

Kualitas A relatif Simpal

( + ) Ancaman terhadap B Aktivitas Ancaman terhadap A + + + - Hasil Hasil + + - +

Gambar 10. Diagram Simpal Kausal Model Eskalasi

2.6.3.8. Kesulitan Bersama (Tragedy of the Commons)

Kesulitas Bersama adalah suatu kejadian yang melibatkan dua pihak atau lebih yang bersama – sama menggunakan sumberdaya terbatas dan mendapatkan keuntungan yang sebanyak – banyaknya yang berakhir dengan kesulitan bersama. Model kesulitan bersama didasarkan atas struktur dasar batas keberhasilan (Gambar 11).

Aktivitas Total Simpal ( + ) Simpal ( + ) Aktivitas Aktivitas + + Pendapatan Bersih A Pendapatan Bersih B + - Pendapatan per Aktivitas Individu - Simpal ( + ) Simpal ( + ) + + + + +

Gambar 11. Struktur Dasar Kesulitan Bersama

Ciri model ini adalah ada tiga fase pembentukan prilaku. Fase pertama adalah fase stabil. Pada fase ini, peningkatan aktivitas tidak menyebabkan penurunan sumberdaya alam dan pendapatan, sehingga pelaku tidak sadar akan adanya keterbatasan. Fase kedua adalah fase penurunan sedikit secara bertahap. Pada saat ini konsumsi semakin besar, sehingga jumlah sumberdaya alam semakin

menurun. Turunnya sumberdaya alam ini menimbulkan kepanikan sehingga konsumsi meningkat dengan cepat. Kondisi ini menimbulkan fase ketiga yaitu penurunan jumlah sumberdaya alam secara cepat.

2.7. Pengembangan Analisis Sistem

Dokumen terkait