• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

A. Profil penggunaan obat gangguan saluran pencernaan

Pada penelitian ini digunakan obat untuk mengobati penyebab gangguan saluran cerna dan gejala yang timbul akibat gangguan saluran cerna. Dari data dibagi menjadi 7 golongan obat yang diberikan pada pasien gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 yaitu meliputi:

a. Antitukak

Golongan antitukak yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 meliputi antagonis reseptor H2 yaitu Ranitidine (Tricker®, Gastridin®), khelator senyawa kompleks yaitu Sukralfat (Inpepsa®) dan penghambat pompa proton (PPI) yaitu Omeprazole (Rocer®) dan Pantoprazole (Panso®). Pasien yang menggunakan obat antitukak yaitu pada rekam medis kasus: 1, 2, 5, 9, 12, 15, 24, 34.

Tujuan terapi tukak lambung adalah meringankan atau menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi yang serius (hemoragi, perforasi, obstruksi).

b. Antispasmodik

Golongan antispasmodik yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta periode Juli 2012 adalah golongan antimuskarinik yaitu Hyoscine-N-butylbromid (Buscopan®) dan golongan stimulan motilitas yaitu Metoclopramid HCl (Gavistal®), Clebopride malate (Clast®), dan Domperidone (DOM® dan Monell®). Pasien yang mengunakan obat antispasmodik adalah pada rekam medis kasus: 8, 15, 20,21, 27, 29. Antimuskarinik berfungsi sebagai relaksan otot polos sehingga mengurangi spasme otot polos pada saluran cerna. c. Antidiare

Golongan antidiare yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 meliputi golongan adsorben dan pembentuk massa yaitu Kaolin dan Pektin (Neokalana®), Attalpugite (New Diatab®), Dioctahedral Smectite (Smecta®), Zn Sulfate Heptahydrate (Orezinc®). Golongan antidiare lain yang digunakan adalah antimotilitas yaitu Loperamide HCl dan Chlordiazepoxid HCl dan Clinidium Br (Braxidin®).

Pasien yang menggunakan obat antidiare yaitu rekam medis kasus: 2, 4, 5, 6, 9, 17, 19, 21, 22, 26, 28, 29, 30, 31, 34.

d. Digestan

Golongan enzim pencernaan yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 adalah Pancreatin (Elsazym®, Gasflat®

dan Tripanzym®). Pasien yang menggunakan enzim pencernaan yaitu rekam medis kasus: 9, 27, 33, 34.

e. Preparat kombinasi (Probiotik)

Golongan preparat kombinasi yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 berisi Lactobacillus yaitu Lacto B® dan Lacidofil®. Pasien yang menggunakan preparat kombinasi adalah rekam medis kasus: 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 17, 19, 22, 25, 28, 30, 31, 32, 33, 34.

f. Antibakteri

Golongan antibakteri yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 yaitu Cefotaxim (Cefotaxim), Ceftriaxone (Cefritiaxone dan Tertacef®), Cefixime (Cefixime, Starcef® dan Cefila®) yang merupakan golongan antibakteri Cefalosporin, antibakteri kombinasi adalah Kotrimoksazol (Sanprima®) dan antibiotik golongan lain yaitu Metronidazole (Promuba® dan Trogyl®). Pasien yang menggunakan antibakteri adalah rekam medis kasus: 1, 2, 4, 10, 16, 12, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 29, 30, 31, 32, 34.

g. Antiemetik

Golongan antiemetik yang digunakan pada pengobatan gangguan saluran cerna di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rini

Yogyakarta periode Juli 2012 yaitu Ondansetron (Trovensis® dan Cendantron®. Pasien yang menggunakan antiemetik adalah rekam medis kasus:1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 33, 34.

Persentase penggunaan obat gangguan saluran cerna tertinggi adalah antiemetik, preparat kombinasi (probiotik) dan antibiotik. Penggunaan terapi pada gangguan saluran cerna hampir semua merupakan terapi kombinasi. Penggunaan antiemetik yaitu dengan zat aktif Ondansetron digunakan karena pada gangguan saluran cerna disertai mual muntah. Penggunaan Odansetron bekerja dengan menghambat reseptor 5HT-3 sehingga rangsangan mual berkurang. Preparat kombinasi yang meliputi Lactobacillus (Lacto B®) sering digunakan karena pasien gangguan saluran pencernaan khususnya diare yang banyak diderita oleh anak-anak.Penggunaan Lacto B dapat membantu memperbaiki keseimbangan flora usus akibat diare.

Menurut Murakami (2008) pada penggunaan obat gangguan saluran pencernaan yang sering digunakan adalah kombinasi penggunaan PPI dan penggunaan antibakteri, salah satunya adalah Metronidazole. Penggunaan kombinasi dengan Metronidazole memiliki indikasi dapat membunuh

Helicobacter Pylori, yaitu bakteri yang menyebabkan peptic ulcer disease.

Manifestasi klinis umum gangguan saluran cerna (gastroenteritis) adalah konsistensi feses cair dan frekuensi defekasi meningkat, muntah, demam, kram abdomen, membran mukosa kering, fontanel cekung (pada bayi), berat badan

turun dan lemas (Dipiro, 2008). Berdasarkan data diatas manifestasi klinis yang timbul pada gangguan saluran pencernaan di Rumah Sakit Panti Rini periode Juli 2012 yang sering muncul adalah mual muntah, diare dan panas selain itu terdapat manifestasi lain seperti perut tidak enak. Maka manifestasi klinis yang timbul pada gangguan saluran pencernaan pada penelitian sesuai dengan manifestasi klinis yang umum pada gangguan saluran cerna.

Tabel IX. Profil penatalaksanaan gangguan saluran cerna pada pasienrawat inap Rumah Sakit panti Rini Periode Juli 2012

Manifestasi klinis

Golongan obat Rekam

medis

Persen (%)

Mual-muntah Tunggal Antiemetik (Ondansentron) kasus

13

2,94

Demam Kombinasi Analgetik (Paracetamol dan

Metamizole) dan antibiotik (Ceftriaxone)

kasus 16

2,94

Mual muntah Kombinasi Antidiare (Kaolin Pectin dan

Lactobacillus), antibiotik (Kotrimoksazol: kasus 22, Metronidazole: kasus 31) dan antiemetik (Ondansentron)

kasus 22 dan 31

5,88

Antibiotik (Cefixime), antitukak (Pantoprazole) dan antiemetik (Ondansentron)

kasus 24

2,94

Diare dan mual muntah

Kombinasi Antidiare (Lactobacillus) dan

antiemetik (Ondansentron)

kasus 3,11,26

8,82 Antidiare (Loperamide HCl),

antitukak (Omeprazole) dan antiemetik (Ondansentron)

kasus 5 2,94

Antidiare (Lactobacillus dan Kaolin Pectin), antiemetik (Ondansentron) Kasus 21 dan 25: Domperidone sirup dan antibiotik (kasus 4 dan 30: Kotrimoksazole, kasus 21 dan 29: Metronidazole) kasus 4, 21, 25, 29 dan 30 14,71

Antidiare (Lactobacillus dan Loperamid HCl) , antiemetik (Ondansentron) , antibiotik (Cefotaxim), dan antitukak (Ranitidin)

Lanjutan Tabel IX

Manifestasi klinis

Golongan obat Rekam

medis

Persen (%) Diare dan mual

muntah

Kombinasi Antispasmodik (Gasflat) , antidiare

(Loperamid HCl dan Attalpugite) dan antibiotik (Cefuroxime)

kasus 9 2,94

Diare dan panas Kombinasi Antidiare (Lactobacillus dan Kaolin

Pectin) dan analgetik (Paracetamol dan Metamizole Na)

kasus 7 dan 28

5,88

Antidiare (Lactobacillus dan Kaolin Pectin), analgetik (Paracetamol dan Metamizole Na) dan antibiotik (Metronidazole)

kasus 17, 23, 32

8,82

Antidiare (Lactobacillus), antibiotik (Cefixime) dan antiemetik

(Ondansentron)

kasus 10

2,94

Panas dan mual muntah

Kombinasi Analgetik (Paracetamol) dan antiemetik (Ondansentron)

kasus 14 dan 18

5,88 Antibakteri (Cefixime), digestan

(Pancreatin) dan antiemetik

(Ondansentron dan Domperidon sirup)

kasus 27 2,94

Perut tidak enak dan mual muntah

Kombinasi Antitukak (Ranitidin dan Pantoprazole), antiemetik (Ondansentron) dan

antispasmodik (Hyoscine-N-butylbromid)

kasus 15 2,94

Antitukak (Pantoprazole), antiemetik (Ondansentron) dan antibiotik (Cefotaxim)

kasus 1 2,94

Mual muntah + diare+ panas

Kombinasi Antiemetik (Ondansentron) , antitukak (Ranitidin), digestan (Pancreatin) dan antidiare (Kaolin Pectin dan

Lactobacillus)

kasus 34 2,94

Antiemetik (Ondansentron), analgetik (Paracetamol dan Metamizole Na), digestan (Pancreatin) dan antidiare (Lactobacillus)

kasus 33 2,94

Antiemetik (Ondansentron), analgetik (Paracetamol dan Metamizole Na) dan antidiare (Dioctahedral Smectite, Kaolin Pectin dan Lactobacillus)

kasus 6 dan 19

5,88

Antispasmodik (Metoclopramid HCl), antidiare (Lactobacillus) dan analgetik (Paracetamol dan Metamizole Na)

kasus 8 2,94

Antiemetik (Ondansentron), antitukak (Ranitidin), analgetik (Paracetamol dan Metamizole Na), antidiare (Lactobacillus) dan antibiotik (Kotrimoksazole)

kasus 12 2,94

Antiemetik (Ondansentron), antibiotik (Kotrimoksazole) dan analgetik (Paracetamol dan Metamizole Na)

Dokumen terkait