• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM INDUSTRIALISASI

Dalam dokumen Makalah Sumber daya Alam dan lingkungan (Halaman 28-33)

G. Garis lintang

1. Faktor penarik terjadinya urbanisasi

2.8. PROGRAM INDUSTRIALISASI

Akar intelektual kebijakan industrialisasi yang dikendalikan negara dimulai pada abad ke-19. Antusiasme terhadap usulan–usulan untuk industrialisasi selanjutnya melanda Jepang dan dunia Barat, yang mendorong seorang ahli ekonomi mengatakan bahwa apa yang semula tidak lebih dari tujuan kebijakan telah berubah menjadi “ideologi independensi ekonomi”, yang menghendaki “peningkatan posisi negara serta titik berat pada industrialisasi sebagai wahana bagi integrasi nasional” (Claire, 1980;139). Indonesia, sebagai mata rantai negara berkembang, juga tidak luput terkena demam industrialisasi tersebut. Semenjak pembangunan ekonomi dimulai secara terencana sejak tahun 1969, sesungguhnya pendekatan yang digunakan Indonesia adalah strategi industrialisasi.

Makna praktis industrialisasi adalah memajukan tenaga produktif menjadi lebih modern, dapat diakses secara massal, dan tinggi kualitas. Tanpa kemajuan tenaga produktif, negeri ini tidak akan punya ketahanan ekonomi menghadapi gempuran neo-liberalisme. Tanpa ketahanan ekonomi, kedaulatan negeri ini - terutama kedaulatan rakyatnya - berhenti sebatas cita-cita.

KONSEP INDUSTRIALISASI

Industrialisasi adalah sistem produksi yang muncul dari pengembangan yang mantap penelitian dan penggunaan pengetahuan ilmiah. Ia dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan spesialisasi, menggunakan alat-alat bantu mekanik, kimiawi, mesin, dan organisasi serta intelektual dalam produksi.

Industrialisasi dalam arti sempit menggambarkan penggunaan secara luas sumber-sumber tenaga non-hayati, dalam rangka produksi barang atau jasa. Meskipun definisi ini terasa sangat membatasi industrialisasi tidak hanya terdapat pada pabrik atau manufaktur, tapi juga bisa meliputi pertanian karena pertanian tidak bisa lepas dari mekanisasi (pemakaian sumber tenaga non-hayati) demikian pula halnya dengan transportasi dan komunikasi.

Industrialisasi merupakan proses peralihan dari satu bentuk masyarakat tertentu, menuju masyarakat industrial modern.

Wield (1983:80) mengemukakan tiga jenis definisi untuk memahami industrialisasi antara lain:

1. Residual, industri berarti semua hal yang bukan pertanian.

2. Sektoral, yang mengatakan bahwa industri adalah energi, pertambangan, dan usaha manufaktur.

3. Bersifat mikro dan makro, yaitu sebagai proses produksi, dan yang lebih luas lagi sebagai proses sosial industrialisasi

Proses industrialisasi bisa dipahami melalui konsep pembangunan. Secara umum kaitan antara pembangunan dengan industrialisasi dijelaskan oleh Garna (1997:17-18), yakni:

1. Bahan untuk proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. Pembangunan industri merupakan upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan memanfaatkan sumber daya alam.

3. Pembangunan industri akan memacu dan menyangkut pembangunan sektor lainnya, yang dapat memperluas lapangan kerja yang diharapkan akan meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.

4. Dalam pembangunan industri akan terjadi ketimpangan yang merugikan, yang bersifat ekonomi ataupun non ekonomi.

Pembangunan itu senantiasa harus melalui lima tahapan yang berkaitan satu sama lainnya yakni;

1. Masyarakat tradisional. 2. Prakondisi lepas landas. 3. Lepas landas.

4. Bergerak ke kedewasaan.

5. Zaman konsumsi masal yang tinggi.

jenis-jenis perubahan sistem stratifikasi sosial ketika masyarakat menuju industrialisasi antara lain:

1. Pembagian kerja semakin rumit sejalan dengan meningkatnya spesialisasi;

2. Status cenderung berdasarkan atas prestasi sebagai pengganti status berdasarkan atas asal usul (ascription);

3. Alat yang memadai untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan orang yang terlibat dalam produksi menjadi perhatian umum;

4. Pekerjaan bergeser dari kegiatan yang memberikan kepuasan hakiki, keperanan sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan artinya, mendapat ganjaran itu sendiri;

5. Ganjaran yang tersedia untuk didistribusikan meningkat; 6. Ganjaran didistribusikan atas dasar yang agak lebih kecil;

7. Terjadi pergeseran dalam peluang hidup di berbagai status sosial;

8. Terjadinya pergeseran dalam distribusi gengsi sosial meskipun keuntungan masyarakat modern dibanding masyarakat tradisional dan;

UNSUR-UNSUR INDUSTRIALISASI

(1) Masyarakat yang melakukan proses produksi dengan menggunakan mesin; (2) Berskala besar;

(3) Pembagian kerja teknis yang relatif kompleks; dan

(4) Menggunakan tenaga kerja yang keterampilannya bermacam-macam.

Industrialisasi pada suatu masyarakat berarti pergantian teknik produksi dari cara yang masih tradisional ke cara modern, yang terkandung dalam revolusi industri. Dalam hal ini terjadi proses transformasi, yaitu suatu perubahan masyarakat dalam segala segi kehidupannya (Dharmawan).

DAMPAK PERMASALAHAN DI DUNIA INDUSTRI a. Sosial

 Kelas, Gender, dan Konsumsi  Konsumsi dan Globalisasi b. Psikologis

Industri secara langsung maupun tidak langsung akan membentuk suatu peranan yang dimainkan oleh para pelaku industrialisasi, baik fisik maupun psikisnya. Dengan adanya industrialisasi kehidupan di masyarakat berkembang dalam segala aspek kehidupan baik ekonomi maupun sosialnya, karena terciptanya berbagai kemudahan-kemudahan yang di peroleh menuju perubahan hidup yang cenderung ke arah modernisasi, maka tidak heran jika banyak terjadi perubahan pola kehidupan antara jaman dulu dan sekarang.

Dengan adanya fenomena itu juga akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis. Apalagi dalam peristiwa industrialisasi ini, semakin banyak perusahaan perindustrian yang didirikan, yang memperkerjakan tenaga kerja yang tidak sedikit jumlahnya, dan intensitas waktu kerja yang lama, seolah tidak pernah tidur.

Dalam jaman perindustrian sekarang ini sadar atau tidak akan berpengaruh pada pergeseran nilai-nilai dan membuat masyarakat sekarang kurang peduli dengan itu, karena tersitanya waktu untuk bekerja untuk menyempatkan berkegiatan pemupukan nilai-nilai yang ada, akibatnya masyarakat lupa dan bersikap acuh tak acuh dalam kalangan masyarakat perindustrian.

c. Hukum

Keengganan pemerintah melakukan intervensi langsung ke dalam kegiatan industri mirip dengan keengganan yudikatif untuk melibatkan diri secara langsung ke dalam lapangan industri. Wedderborn menyatakan bahwa pihak hukum baru mau melibatkan diri jika pihak perusahaan berbuat suatu tindakan, dimana pihak lain di luar perusahaan merasa dirugikan oleh tindakan tersebut. Alasan lain yang menyebabkan keengganan pihak hukum melibatkan diri adalah telah terbentuknya suatu perjanjian bersama antara perusahaan industri dengan serikat-serikat buruh sehingga kalau ada permasalahan diantara mereka hal itu akan diselesaikan dengan cara-cara yang tercantum dalam perjanjian tersebut.

d. Ekonomi

Perkembangan dalam sektor industri telah berkembang pesat dan telah mengubah sebagian besar kehidupan kita, telah terjadi banyak perubahan dalam kehidupan kota, sistem komunikasi dan transportasi dan munculnya berbagai barang konsumsi yang menambah kenyamanan hidup,

Kalau kita lihat kondisi sekarang, meningkatnya peran sektor industri dan sektor lain dalam P D B (Product Distribution Bruto) diikuti dengan menurunnya peran, kualitas maupun produktivitas sektor pertanian.

Industrialisasi yang berhasil mensyaratkan adanya kenaikan yang signifikan dari produktivitas pertanian. Satu kesalahan besar dari proses industrialisasi di Indonesia adalah bahwa sektor pertanian ditinggalkan yang menyebabkan produktivitas sektor pertanian rendah. Secara konsep memang disebutkan bahwa pembangunan industri ditopang oleh pembangunan pertanian. Meskipun pernah mencapai swasembada beras akan tetapi akses dari kebijakan dalam rangka mencapai swasembada beras tersebut mengorbankan banyak hal dan sektor pertanian tumbuh tidak kokoh dan produksi pertanian tidak cukup untuk memasok

kebutuhan pangan. Jadi perkembangan industrialisasi dalam bidang ekonomi sering kali tidak diimbangi dengan perkembangan produksi pangan Negara, sehingga hasil keuntungan dari kegiatan industri sering kali digunakan untuk membiayai impor bahan pangan Negara, karena hasil pertanian pangan menjadi rendah.

e. Demografi

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukanmanusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. (wikipedia).

Munculnya kawasan industri dalam suatu wilayah dianggap membawa faktor positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat di wilayah itu.

Dampak positifnya antara lain :

1. Kehadiran industri dapat membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat; 2. Membuka lapangan kerja di bidang sektor informal;

3. Menambah pendapatan asli daerah bagi daerah tersebut. Adapun dampak negatifnya ialah:

1. Menimbulkan kebisingan, polusi, dan limbah industri yang berbahaya bagi lingkungan; 2. Persentuhan budaya yang bisa menimbulkan berbagai masalah sosial.

Industrialisasi bertujuan menjadikan sektor industri yang mantap, kuat dan stabil melalui usaha terpadu yang melibatkan seluruh rakyat dengan berlandaskan azas demokrasi ekonomi, pemerataan dan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor dan tetap memelihara kelestarian lingkungan hidup.

Industri yang maju di dalamnya terkandung struktur sosial yang kokoh, masyarakatnya memiliki nilai budaya yang mampu menjadi acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan produksi, dan terkait erat dengan kegiatan ekonomi umumnya, dan didukung oleh penguasaan teknologi (pendidikan dan pengetahuan) serta mempunyai daya saing yang kuat dalam memasuki pangsa pasar global, baik AFTA 2003, maupun pasar bebas 2010 bagi negara maju dan 2020 bagi negara berkembang.

Industrialisasi Perikanan sebagai program peningkatan nilai tambah pelaku usaha perikanan

Inti dari program industrialisasi perikanan adalah peningkatan nilai tambah dari produk perikanan. Oleh karena itu kita tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, tetapi harus bekerja bersama atau bersinergi antara perikanan budidaya dengan bagian pemasaran dan pengolahan. Ada enam komoditas yang menjadi fokus dalam peningkatan produksi yang dikembangkan di kawasan-kawasan yang menjadi sentra komoditas tersebut. Enam komoditas tersebut adalah udang (Indramayu, Pinrang, dan Tulang Bawang); rumput laut (Polewali, Sumbawa, dan Minahasa Utara); Nila (Musirawas); Lele (Boyolali); Patin (Banjar); dan Bandeng (Gresik). Selain fokus pada kawasan tersebut, juga dilakukan peningkatan produksi perikanan melalui revitalisasi lahan-lahan potensial seperti di Pantura Jawa untuk produksi Udang dan Bandeng, serta Patin di Sumatera.

Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam rangka mensukseskan program ini adalah dilakukannya revitalisasi tambak baik tambak udang maupun tambak bandeng di Pantai Utara Jawa.

Strategi yang diterapkan dalam rangka revitalisasi tambak ini meliputi: Pengembangan Induk dan Benih Unggul:

a. Produksi induk dan benih unggul berkualitas, murah, dan distribusi merata

b. Pengembangan unit-unit produksi benih secara nasional berbasis sebaran sentra-sentar produksi

c. Sertifikasi benih dan usaha pembenihan rakyat d. Pengembangan teknologi pembenihan inovatif

e. Pengembangan benih unggulan berkualitas: cepat tumbuh, tahan penyakit dan andalan pasar. Karawang Ditunjuk Laksanakan Program Industrialisasi Udang

Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjuk Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sebagai salah satu daerah yang akan melaksanakan program industrialisasi udang, bertujuan untuk mengembalikan kejayaan perikanan tambak pesisir utara. Daerah Karawang sendiri merupakan kabupaten pertama yang akan menjalankan program tersebut pada tahun ini. Dalam menjalani program industrialisasi udang, Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan target produksi mencapai 102 ribu ton, dengan nilai produksi mencapai Rp5,89 triliun, dan total nilai tambah mencapai Rp3,7 triliun.

Melalui program ini pula, Kementerian Kelautan dan Perikanan menginginkan bisa meningkatkan produksi perikanan, meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan para pembudidaya tambak, serta membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat.

2.9. Indonesia Negara Berkembang

Dalam dokumen Makalah Sumber daya Alam dan lingkungan (Halaman 28-33)

Dokumen terkait