• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.3 Prosedur Pengembangan

3.2.3 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan di empat SD wilayah Sleman Barat yaitu SD Negeri Plaosan 1, SD Negeri Plaosan 2, SD Negeri Susukan dan SD Kanisius Jetis Depok, yang merupakan sekolah dasar di daerah pedesaan. Dari empat SD tersebut ditentukan salah satu SD untuk dijadikan tempat uji coba terbatas. Pemilihan SD tempat ujicoba disesuaikan dengan kebutuhan yang paling mendesak, yaitu SD Negeri Plaosan 1 yang beralamat di Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni hingga bulan Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian pengembangan ini berlangsung selama kurang lebih 7 bulan.

3.3 Prosedur Pengembangan

Model pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini mengadopsi dari dua model yaitu menurut Sugiyono dan Borg and Gall. Model pengembangan yang pertama yaitu menurut Sugiyono yang terdiri dari sepuluh langkah yang harus dilakukan dalam Research and Development (R&D). Langkah-langkah tersebut meliputi 1) Potensi Masalah, 2) Mengumpulkan Informasi, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Perbaikan Desain, 6) Uji Coba Produk, 7) Revisi Produk, 8) Ujicoba Pemakaian, 9) Revisi Produk, 10) Pembuatan Produk Massal (Sugiyono, 2010: 409-426).

37 Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono:

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development

Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono pada gambar 3.1 dimulai dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila disalahgunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah adalah sesuatu hal yang tidak sesuai atau tidak sama dengan apa yang telah dibayangkan atau diharapkan. Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya adalah membuat desain produk yang akan dikembangkan. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Setelah desain produk selesai maka selanjutnya peneliti melakukan validasi yang merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk efektif atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Validasi dapat dilakukan

Potensi dan Masalah Desain Produk Pengumpulan Data Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Ujicoba Pemakaian Revisi Produk Produksi Massal

38 dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang telah dirancang. Setiap pakar diminta untuk menilai agar diketahui kelemahan dan kelebihannya. Setelah desain produk divalidasi oleh pakar atau ahli maka dapat diketahui kelemahannya yang selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki produk tersebut. Langkah berikutnya uji coba produk. Uji coba awal dilakukan dengan simulasi baru setelah itu dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas.

Setelah pengujian terbatas menunjukkan bahwa produk tersebut ternyata efektif maka ujicoba dapat dilakukan pada kelas yang lebih luas. Jika masih ada kelemahannya atau kekurangan maka perlu segera diperbaiki lagi. Ketika pengujian terhadap produk dinyatakan berhasil, produk selnjutnya dapat diterapkan untuk lembaga yang lebih luas dan tetap harus dinilai agar diketahui kekurangan dan kelebihannya. Langkah berikutnya jika masih ada kekurangan ketika digunakan oleh lembaga yang lebih luas maka perlu dilakukan langkah perbaikan. Langkah terakhir adalah pembuatan produk massal jika produk telah melalui beberapa ujicoba dan dinyatakan efektif atau layak digunakan dalam beberapa kali pengujian.

Model yang kedua yaitu menurut Borg dan Gall. Borg dan Gall (1983:775-787) juga menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yang digambarkan sebagai berikut.

39 Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan menurut Bord and Gall

1. Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi nyata di lapangan dan produk yang akan dikembangkan.

2. Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan.

3. Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa

Research and information collection Planning Devellopment Preliminary Form a Product Preliminary Field Testing Main Product Revision Main Field Testing Disemination and Implementasionn Operational Field Testing Operational Product Revision Final Product Revision 1 2 3 4 5 10 9 8 7 6

40 ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran, maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran, buku pegangan, dan alat evaluasinya.

4. Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang dikembangkan.

5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba lapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikan lebih lanjut.

6. Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara 5-10 sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat yang dikembangkan.

7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untuk melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya.

8. Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara 10-30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner,

41 dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut dianalisis sebagai saran dalam penyempurnaan tahap akhir.

9. Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya dapat diproduksi secara massal yang menjadi produk akhir.

10.Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan tahapan pengembangan. Peneliti juga dapat bekerjasama dengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan produk secara lebih luas.

Berikut ini adalah gambar perbandingan tahap penelitian kedua model yang telah diuraikan di atas.

No. Sugiyono Borg and Gall

1 Potensi dan Masalah Penelitian dan pengumpulan data 2 Pengumpulan Data Perencanaan

3 Desain Produk Pengembangan bentuk awal produk 4 Validasi Desain Ujicoba lapangan awal

5 Revisi Desain Revisi Produk 6 Ujicoba Produk Ujicoba lapangan 7 Revisi Produk Revisi Produk

8 Ujicoba Pemakaian Ujicoba pelaksanaan lapangan 9 Revisi Produk Penyempurnaan produk akhir 10 Produksi Massal Diseminasi

Kedua model pengembangan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Model yang ditawarkan oleh Borg dan Gall (1983) nampaknya terlalu sulit untuk dilakukan karena dalam pengujianya produk dilakukan dengan jumlah responden yang sangat banyak. Meskipun demikian, model ini memiliki kelebihan pada sistematisasi langkah pengujian produk pada siswa sehingga

42 memungkinkan peneliti untuk benar-benar menciptakan produk yang relevan dengan kebutuhan siswa. Model dari Sugiyono (2011) merupakan model yang sederhana dan nampak mudah untuk dipahami. Meskipun demikian, model ini belum menunjukkan langkah-langkah yang jelas dalam proses pengumpulan data tahap kedua, instrumen pengumpulan data apa yang sebaiknya digunakan oleh peneliti. Kedua model tersebut juga belum dilengkapi dengan tahap penyusunan instrumen penelitian.

Tahap-tahap penelitian dan pengembangan Sugiyono dan Borg and Gall tersebut kemudian dimodifikasi oleh peneliti menjadi lima tahap yaitu 1) Potensi Masalah yang meliputi analisis kebutuhan guru dan siswa di sekolah dasar yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan mengumpulkan data-data melalui wawancara, 2) Desain Produk terkait dengan rancangan buku guru dan buku siswa, gambar-gambar, serta kegiatan dalam produk yang didesain dengan memperhatikan lima karakteristik PMRI, 3) Validasi Produk, validasi buku guru dan buku siswa dilakukan oleh ahli PMRI, kemudian 4) Instrumen Uji coba, yang meliputi pembuatan soal tes sebagai instrumen pretest dan posttest, 5) Uji coba tahap awal atau ujicoba terbatas yang dilakukan secara terbatas di sekolah dasar. . Prosedur penelitian dan pengembangan buku guru dan buku siswa pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan PMRI materi bangun ruang, yang meliputi lima tahapan pengembangan, digambarkan oleh peneliti pada gambar 3.3 yang terdapat pada halaman berikutnya.

43 Gambar 3.3 Tahap penelitian dan pengembangan produk

Potensi Masalah Analisis Kebutuhan Wawancara Guru Siswa Tahap Keempat Instrument Uji coba

Instrumen Tes

Uji validitas dan reliabilitas secara empiris Revisi Instrumen siap digunakan Tahap Kedua Desain Produk

Konsep Desain buku

Buku guru Buku siswa Pembuatan buku Tahap Ketiga Validasi Produk Validasi buku

Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 1 Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 2

Uji Keterbacaan dengan siswa Revisi Tahap Kelima Ujicoba terbatas

Pretest Ujicoba terbatas posttest Revisi

produk Pengembangan buku guru dan buku siswa

44 Prosedur pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini melalui lima tahap yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Potensi Masalah

Tahap pertama dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Teknik wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Peneliti melakukan wawancara di empat sekolah yang berbeda. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa di empat sekolah, masing-masing sekolah diambil satu guru kelas I dan dua siswa kelas I. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu permasalahan atau kebutuhan yang dialami oleh guru dan siswa di sekolah dasar terutama pada pelajaran matematika kelas I.

2. Desain Produk

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah desain produk. Peneliti mengembangkan buku berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa. Pengembangan buku dibagi menjadi dua yaitu buku guru dan buku siswa yang dikembangkan berdasarkan lima karakteritik PMRI yaitu (1) penggunaan konteks (siswa dilibatkan aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan), (2) penggunaan model (tahapan konkret, semi konkret, abstrak), (3) konstruksi siswa (siswa dibebaskan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah serta membantu siswa memahami konsep matematika), (4) interaktivitas (proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka), (5) keterkaitan (keterkaitan antar pokok bahasan). Desain buku dimulai dari melihat SK, KD dan membuat

45 indikator pembelajaran, kemudian membuat kerangka materi yang akan dimuat dalam buku dan mendesain materi sesuai dengan karakteristik PMRI. Setelah itu peneliti mendesain cover buku guru dan buku siswa dengan memperhatikan perpaduan warna, gambar dan kesesuaian materi dalam buku.

3. Validasi Produk

Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah validasi produk. Produk yang berbentuk buku guru dan buku siswa dengan materi bangun ruang yang telah dibuat kemudian di validasi oleh beberapa ahli. Validasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk buku guru dan buku siswa sebelum diujicobakan secara terbatas di lapangan. Validasi produk ini dilakukan oleh dua ahli di antaranya ahli PMRI yaitu dosen (sebagai ahli 1) dan ahli pembelajaran PMRI yaitu guru (sebagai ahli 2). Peneliti juga melakukan uji keterbacaan kepada siswa dengan cara wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan dengan memperlihatkan buku siswa kepada anak SD yang setara dengan anak kelas 1 yang akan menjadi subyek penelitian, kemudian dilakukan tanya jawab mengenai komponen yang ada di buku terutama bahasa dan petunjuk kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang peneliti kembangkan dapat dibaca dan menarik bagi siswa.

4. Instrumen Uji coba

Tahap keempat dalam prosedur penelitian dan pengembangan ini adalah instrumen uji coba. Peneliti membuat instrumen yang digunakan dalam penelitian menggunakan tes. Instrumen tes yang disiapkan oleh peneliti perlu dilakukan uji empiris sebelum digunakan untuk ujicoba penelitian. Hasil dari uji empiris

46 tersebut selanjutnya diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas setiap item soal yang dihitung dengan menggunakan SPSS 22 (Statistic Package for Social Studies 22). Peneliti selanjutnya memilah item soal yang valid untuk digunakan dan yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan. Item soal yang valid dipilih sebanyak 20 item soal yang berbentuk pilihan ganda untuk soal pretest dan posttest. Setelah mengetahui item soal yang valid dan tidak valid selanjutnya soal direvisi, dan item untuk tes siap digunakan.

5. Uji Terbatas

Tahap kelima adalah ujicoba terbatas. Ujicoba terbatas dilakukan kepada 5 siswa kelas I SD tempat dilakukannya penelitian. Sebelum produk diujicobakan, peneliti terlebih dahulu memberikan pretest untuk menguji pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan. Pretest diberikan kepada lima siswa kelas I SD yang menjadi subyek penelitian ujicoba terbatas. Selanjutnya produk buku siswa diujicobakan secara terbatas kepada sekelompok siswa yang telah diberi pretest. Setelah peneliti selesai melakukan ujicoba terbatas, siswa kemudian diberikan posttest untuk mengetahui dampak dari penggunaan buku PMRI yang telah dikembangkan. Penelitian ini hanya dibatasi sampai pada pengembangan buku guru dan buku siswa pelajaran matematika kelas I SD dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).