HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Proses dan Kualitas Pengembangan Produk
4.1.1.1 Proses Pengembangan Buku Guru dan Buku Siswa Kelas III Sekolah Dasar dengan Pendekatan PMRI. Dasar dengan Pendekatan PMRI
Proses pengembangan buku guru dan buku siswa kelas III dengan
mengunakan pendekatan PMRI dimulai dengan menganalisis kebutuhan di
sekolah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru dan
siswa di empat sekolah dasar wilayah Sleman Timur. Analisis kebutuhan
dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi pembelajaran di kelas khususnya
pada pelajaran matematika. Selain itu juga analisis kebutuhan berguna untuk
mengetahui kebutuhan atau permasalahan para guru dan siswa sehingga peneliti
dapat mencari solusi yang tepat.
a. Situasi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu melakukan observasi
mengenai situasi dan kondisi pembelajaran di sekolah yang menjadi subjek
60 permasalahan serta kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan di sekolah dasar. Dari
hal tersebut, peneliti menemukan solusi untuk mengembangkan produk yang akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi masalah di sekolah dasar.
1. Potensi Masalah
Peneliti telah melakukan observasi pembelajaran di tempat PPL yaitu SD
Kanisius Eksperimental Mangunan (sekaligus sebagai tempat uji coba produk)
saat guru melakukan proses pembelajaran. Peneliti menemukan berbagai
permasalahan guru saat melakukan kegiatan belajar-mengajar, permasalahan
tersebut mulai dari guru kesulitan mengkondisikan siswa saat melakukan kegiatan
karena siswanya terlalu ramai, ada juga anak yang susah memahami materi
pembelajaran, ditemukan juga anak-anak yang mudah bosan ketika pembelajaran
berlangsung tanpa menggunakan media atau alat peraga. Selain itu, peneliti juga
telah melakukan wawancara terhadap guru kelas III dan siswa kelas III di empat
sekolah dasar wilayah Sleman Timur yang meliputi SD Kanisius Eksperimental
Mangunan, SD Kanisius Demangan Baru, SD Kanisius Sengkan, dan SD Negeri
Deresan. Hasil dari wawancara guru menunjukkan bahwa ada beberapa materi
pelajaran matematika atau ilmu hitung yang dianggap sulit oleh kelas III yaitu
adalah alat ukur, garis bilangan, dan bangun datar. Materi-materi tersebut
membutuhkan waktu yang lebih lama dan butuh pengulangan untuk disampaikan
kepada siswa agar mereka memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara terhadap empat siswa kelas IV di
empat sekolah dasar di Sleman Timur untuk mencari tahu apakah materi yang
61 mewawancari kelas IV karena siswa kelas IV sudah pernah mendapatkan materi
di kelas III. Jadi, siswa mengetahui materi yang dianggap sulit. Dari hasil
wawancara delapan siswa dari empat sekolah, empat siswa mengatakan bahwa
sulit untuk membaca alat ukur panjang dan berat karena media yang ada
digunakan secara berkelompok sehingga siswa tidak leluasa dalam menggunakan
alat ukur tersebut. Empat siswa yang lain mengalami kesulitan ketika mengubah
bentuk satuan panjang maupun berat, siswa belum hafal mengenai tangga satuan
sehingga hal itulah yang menjadi kendala siswa dalam mengerjakan soal dengan
baik.
Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Guru Mengenai Analisis Kebutuhan
Nama Sekolah Kelas Aspek
Pembelajaran Kesulitan Materi
SD Kanisius Eksperimental
Mangunan
III Guru mengajar di kelas sesuai dengan materi yang ada pada SK dan KD pemerintah, tetapi guru tidak hanya menggunakan 1 sumber buku ketika mempersiapkan pembelajaran Beliau mengatakan bahwa “Semua buku itu tidak ada yang
salah mbak, hanya saja masih konteks materi yang ada di buku dan kegiatan nyata di kelas kurang sesuai dengan keadaaan
yang ada di lapangan mbak”. Guru mengajar di kelas melalui permainan-permainan.
Materi yang sulit bagi siswa adalah alat ukur pajang dan berat serta perkalian dan pembagian. Guru mengatakan bahwa, “Materi alat ukur
panjang dan berat cukup sulit bagi siswa terutama pada bagian mengonversikan satuan panjang maupun berat mbak sama perkalian dan
pembagian”.
SD Kanisius Demangan Baru
III Media yang pernah digunakan guru adalah gambar. Guru mengatakan bahwa, “Buku yang
digunakan adalah buku teks pembelajaran dari pemerintah, buku pengayaan dari Kanisius, dan buku paket dari Kanisius mbak dan biasanya saya menjelaskan materi secara lisan dan tertulis, kemudian memberi
latihan soal”.
Menurut guru materi kelas III yang dianggap cukup sulit adalah materi alat ukur panjang dan berat. Beliau mengatakan bahwa,”Terutama yang paling
sulit adalah satuan berat
mbak.” Hal itu dapat dibuktikan dalam kutipan berikut, “Materi
yang sulit bagi siswa adalah alat ukur mbak, terutama dalam
mengubah satuan berat mbak”. SD Kanisius
Sengkan
III Guru mengatakan bahwa, “Biasanya menjelaskan materi
secara lisan dan tertulis. Saya juga tidak selalu menggunakan
Materi yang sulit bagi siswa adalah alat ukur panjang dan berat serta perkalian. Hal itu dibuktikan dengan kutipan
62
media karena dianggap anak- anak sudah paham materi. Buku yang digunakan adalah buku dari Kanisius baik itu buku pengayaan
maupun buku paket mbak”.
berikut, “Siswa kesulitan
memahami materi alat ukur karena media yang ada terbatas dan terkadang di dalam buku penjelasannya kurang lengkap mbak sama yang sulit lagi itu
materi perkalian mbak” SD Negeri Deresan III Guru mengajar di kelas sesuai
dengan materi yang ada pada buku, tetapi guru menggunakan sumber buku lain yang dibeli sendiri, beliau mengatakan, “Semua buku yang digunakan itu
baik mbak, hanya saja masih ada kekurangan dalam kegiatan pembelajaran dan soal-soalnya sehingga saya harus
menggabungkan beberapa buku.” Selain itu, beliau juga menjabarkan bahwa perlu mengulang materi yang sama karena tidak semua siswa langsung paham jika diterangkan.
Materi yang sulit bagi siswa adalah alat ukur panjang dan berat serta pembagian. Guru mengatakan bahwa, “Siswa
masih ada yang bingung dalam membaca alat ukur mbak karena alatnya di sekolah terbatas, jadi kadang ada yang rebutan sama tidak mau memperhatikan dan mereka kesulitan mengubah satuan panjang maupun berat mbak.”
Dari hasil wawancara pada tabel 4.1, empat guru mengatakan bahwa
mereka mengajar dengan buku yang sudah ada dari pemerintah maupun dari
yayasan namun ada dua guru yang mencari tambahan buku untuk referensi.
Mengenai kesulitan materi, empat guru mengatakan yang menjadi kesulitan siswa
adalah materi alat ukur panjang dan berat, perkali dan pembagian.
Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Siswa Mengenai Analisis Kebutuhan
Nama Sekolah Kelas Hasil Wawancara
SD Kanisius Eksperimental Mangunan
IV Dalam wawancara siswa mengatakan bahwa, “Aku
kesulitan waktu mengubah satuan mbak, contohnya dari meter ke centimeter, aku belum hafal mengenai tangga satuan sama yang satuan
berat, aku masih sering salah”.
SD Kanisius Demangan Baru IV Dalam wawancara siswa mengatakan bahwa, “Nggak ada yang sult kok mbak tapi kadang
bingungin. Kemudian saya kembali bertanya bingungnya dalam materi apa dek? Siswa menjawab,”Perkalian dan pembagian apalagi
kalau dah masuk mengubah satuan panjang dan berat mbak”
SD Kanisius Sengkan IV Dalam wawancara siswa mengatakan bahwa, “Sebenarnya ndak da yang sulit mbak, Cuma aku
63
ndak teliti ngerjain.” Menurutmu materi yang sulit apa dek? jawab siswa,”Kalau aku sih kadang
bingung merubah satuan dari alat ukur berat sama panjang mbak, kadang masih sering salah
soalnya naik turunnya aku belum hafal mbak”. SD Negeri Deresan IV Dalam wawancara siswa mengatakan bahwa, “Aku
bingung membaca alat ukur karena disekolah alatnya dikit mbak kayak timbangan jarum itu aku bingung baca ukurannya mbak, soalnya kadang ada yang pas kilogram tapi kadang ada yang gram terus alatnya rebutan sama teman-teman, jadinya
aku malas”.
Dari hasil wawancara delapan siswa, ada yang berpendapat bahwa
matematika itu tidak sulit namun terkadang membingungkan, minimnya alat
untuk mempelajari materi alat ukur panjang dan berat menghambat mereka dalam
belajar. Mereka harus berebut sehingga banyak anak yang tidak bisa
memperhatikan cara menggunakan alat dan cara membaca alat ukur panjang dan
berat dengan benar. Ada yang berpendapat lagi bahwa mereka kesulitan dalam
mengubah satuan panjang maupun berat. Selain itu juga ada yang kesulitan dalam
perkalian dan pembagian. Dari materi yang dianggap sulit oleh guru dan siswa
tersebut peneliti kemudian tertarik untuk mencari solusi pada materi alat ukur
panjang dan berat karena selama ini buku ajar yang membahas mengenai alat ukur
panjang dan berat secara lengkap masih minim.
b. Pengembangan Produk
Pengembangan buku guru dan buku siswa ini melalui lima tahap penelitian
yaitu potensi masalah, desain produk, instrumen uji coba, validasi produk dan
ujicoba terbatas. Potensi masalah pada tahap pertama diawali dengan analisis
kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara tidak terstruktur.
64 empat sekolah, masing-masing sekolah satu guru dan dua siswa. Hasil dari
wawancara kemudian dianalisis oleh peneliti. Selanjutnya peneliti melakukan
tahap kedua yaitu desain produk. Sebelum mendesain produk peneliti memikirkan
konsep produk yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa
yang telah dianalisis dari hasil wawancara. Buku guru dan buku siswa didesain
mulai dari sampul hingga isi materi kegiatan, dengan memperhatikan lima
karakteristik PMRI. Setelah desain selesai dibuat, buku diproduksi untuk
dikonsultasikan oleh dosen pembimbing. Tahap berikutnya peneliti menyiapkan
instrumen penelitian yang meliputi instrumen tes, dan kuesioner validasi produk.
Peneliti menyusun soal sebanyak 30 soal pilihan ganda kemudian di validasi
menggunakan aplikasi SPSS for Windows22. Hasil validasi diambil 20 soal yang valid kemudian digunakan untuk soal tes ujicoba terbatas. Sedangkan kuesioner
validasi untuk buku guru dan buku siswa meliputi penilaian cover, isi, bahasa,
hingga tata letak. Setelah semua instrumen siap maka langkah selanjutnya adalah
validasi oleh ahli. Ada dua ahli sebagai validator yaitu dosen PMRI sebagai ahli 1
dan guru pembelajaran PMRI sebagai ahli 2. Buku guru dan buku siswa divalidasi
oleh ahli selama kurang lebih 3 minggu. Tahap berikutnya adalah merevisi hasil
validasi produk dari ahli. Pendapat dari ahli 1 dan ahli 2 tidak harus semua
diterima, peneliti berhak untuk mempertahankan pendapatnya dan menolak
pendapat ahli. Setelah produk selesai divalidasi langkah selanjutnya adalah
melakukan uji coba terbatas di salah satu sekolah dasar tempat peneliti melakukan
analisis kebutuhan yaitu di SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Uji coba
65 guru dengan peneliti. Sebelum melakukan uji coba, peneliti melakukan pretest
untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum melakukan pembelajaran
dengan menggunakan produk yang telah dibuat oleh peneliti selama kurang lebih
70 menit. Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar
menggunakan produk buku guru dan buku siswa selama 8 jam pelajaran
(termasuk pretest dan posttest) selama 3 hari, setiap hari kurang lebih 3 jam pelajaran. Setelah selesai menggunakan produk peneliti memberikan posttest
kepada 5 anak tersebut untuk mengetahui pengaruh penggunaan produk. Hasil
nilai pretest dan posttest dianalisis oleh peneliti untuk melihat adanya peningkatan sebelum dan sesudah menggunakan produk. Berdasarkan hasil analisis diperoleh
dampak positif yaitu terbukti dengan adanya peningkatan antara hasil belajar
siswa sebelum menggunakan buku dan setelah menggunakan buku tentang materi
alat ukur panjang dan berat.
Buku ajar matematika ini terdiri dari buku guru dan buku siswa yang
dikembangkan untuk pembelajaran matematika kelas III. Dari segi kurikulum,
buku dapat digunakan untuk berbagai jenis kurikulum karena tidak terbatas pada
salah satu kurikulum. Dari segi isi materi buku ini memuat materi tentang alat
ukur panjang dan berat yang meliputi mengenal macam-maam alat ukur panjang
dan berat, menyelesaikan masalah mengenai alat ukur panjang dan berat serta
melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur panjang dan berat.
Pengembangan buku guru dan buku siswa merupakan solusi dari permasalahan
pembelajaran matematika kelas III yang dapat membantu guru dan siswa untuk
66 Standar Kompetensi 2. Menggunakan pengukuran waktu, panjang dan berat
dalam pemecahan masalah memilih alat ukur panjang dan berat sesuai dengan
fungsinya dan Kompetensi Dasar 2.1 Memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya
(meteran, timbangan, atau jam).
Buku didesain penuh gambar dan berwarna. Adapun pendekatan yang
digunakan dalam buku ini adalah pendekatan PMRI. Sampul buku guru dan buku
siswa didesain dengan warna dan gambar yang sama.