• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.5. Protokol Routing DYMO

DYMO merupakan protokol reaktif suksesor AODV. DYMO memiliki desain protokol yang lebih sederhana dari AODV dan tetap memiliki basis operasi sama seperti protokol reaktif lain yaitu route

discovery dan route maintenance. DYMO menentukan jalur ke destination node jika hanya dibutuhkan saja. Protokol ini tidak memiliki

Selama route discovery, source node menyebarkan RREQ ke node lain untuk menemukan destination node. Selama proses penyebaran RREQ, masing-masing node mencatat route menuju destination node. Ketika destination node menerima RREQ, maka destination node merespon dengan unicast RREP ke source node melalui jalur ketika RREQ sampai ke destination node. Setiap node yang menerima RREP mencatat jalur ke destination node, kemudian RREP diteruskan ke source

node. Ketika source node menerima RREP, route dari source node ke destination node telah terbentuk.

Jika terdapat perubahan topologi jaringan akibat adanya mobility, DYMO akan memelihara catatan route yang ada dan memantau link dengan node tetangga. Ketika paket data diterima dan link untuk meneruskanya tidak lagi tersedia maka source node akan diberitahu. RERR akan dikirimkan ke source node untuk mengindikasikan bahwa ada route yang terputus. Ketika source node menerima RERR, maka

source node akan melakukan route discovery jika masih ada paket yang

harus dikirimkan.

DYMO menggunakan sequence number untuk memastikan loop

freedom. Sequence number juga digunakan untuk menginisialisasi

DYMO route discovery message, sehingga dapat menghindari adanya informasi jalur yang tidak dapat dilewati lagi. [3]

2.5.1. Routing Messages DYMO RREQ dan RREP 1. DYMO Route Request

Routing messages digunakan untuk menyebarkan

informasi routing. Ada dua jenis pesan yang dianggap routing

messages pada protokol routing DYMO yaitu RREQ dan

RREP. Keduanya mengandung informasi yang hampir mirip, perbedaan antara kedua pesan tersebut adalah RREQ meminta sebuah RREP sedangkan RREP merupakan respon

terhadap RREQ. Routing Messages tersebut mengandung informasi sebagai berikut :

 IP.DestinationAddress

Berisi IP address untuk tujuan paket, untuk RREP IP.DestinationAddress alamat IP berisi NextHopAdrress menuju RREP target node.

 UDP.DestinationPort Berisi port UDP tujuan  MsgHdr.HopLimit

Berisi batas jumlah hop maksimal yang boleh dilalui oleh pesan RREQ.

 AddBlk.TargetNode.Address

Berisi alamat IP pesan target node, dalam RREQ TargetNode adalah tujuan di mana untuk forwarding

node yang tidak ditemukan dan route discovery sedang

dilakukan. Dalam RREP TargetNode adalah source

node dari RREQ. Alamat targetNode adalah alamat

pertama dalam pesan routing.  Addblk.OrigNode.Address

Berisi Alamat IP dari source node, dalam RREP source

node adalah TargetNode ketika RREP disebar. Alamat

ini adalah alamat kedua dalam pesan RREQ.  OrigNode.AddTLV.SeqNum

Gambar 2.17 DYMO Route Request

2. DYMO Route Error

RERR message digunakan untuk menyebarkan informasi bahwa jalur tidak tersedia untuk satu atau lebih alamat IP tertentu.

 IP.DestinationAddress

Berisi alamat IP source node dalam pesan RREQ.  UDP.DestinationPort

Berisi alamat UDP tujuan.  MsgHdr.HopLimit

Berisi batas jumlah hop maksimal yang boleh dilalui oleh pesan RRER.

Berisi alamat IP yang tidak tidak tersedia atau terjadi link putus. Banyak IP dapat disertakan dalam sebuah RERR.

Gambar 2.18 DYMO Route Error

2.5.2. Tahap Pencarian Jalur (Route Discovery Phase)

Ketika source node akan berkomunikasi dengan

destination node, source node akan melakukan route discovery

dengan menyebar RREQ. Gambar 2.19 mengilustrasikan route

discovery pada DYMO. Source node 2 ingin berkomunikasi

dengan destination node 9. Node 2 menambahkan alamatnya sendiri dan sequence number yang akan bertambah sebelum ditambahkan ke RREQ. Kemudian informasi mengenai

destination node akan ditambahkan ke RREQ. Kemudian paket

RREQ akan di broadcast ke seluruh node yang berada di dalam jaringan, node hanya melakukan forwarding RREQ yang belum pernah disebar sebelumnya dengan melihat sequence number di dalam RREQ.

1 2 3 4 6 7 9 10 5 8 RREQ Orig Node : 2 Target Node : 9 RREQ Orig Node : 2 Target Node : 9 Forw Node : 4 RREQ Orig Node : 2 Target Node : 9 Forw Node : 4 Forw Node : 6 RREQ Orig Node : 9 Target Node : 2 Forw Node : 6 RREQ Orig Node : 9 Target Node : 2 Forw Node : 6 Forw Node : 4 RREQ Orig Node : 9 Target Node : 2 Network Links RREQ RREP

Gambar 2 19 Route discovery pada DYMO

Selama proses pengiriman RREQ, source node akan menunggu pesan RREP dari destination node. Jika tidak ada RREP yang diterima oleh source node selama RREQ WAIT TIME, source node akan melakukan route discovery dengan melakukan broadcast RREQ. Pada gambar 7 node 4 dan 6 menambahkan informasi ke RREQ yang dibroadcast node 2. Ketika node menerima RREQ, node tersebut akan memproses alamat dan informasi yang ditemukan pada pesan RREQ. Pesan RREP merupakan pesan untuk merespon ketika RREQ diterima oleh destination node 9, RREQ mengandung address, sequence

number, prefix, dan gateway information, dan RREP dikirim

kembali melewati jalur yang sama ketika RREQ sampai ke

destination node 2 menggunakan unicast. Informasi yang

ditemukan di RREP dapat digunakan dalam membuat route lain untuk node yang telah menambahkan alamat blok mereka ke RREP. DYMO tidak mendukung asymmetric link. [3]

2.5.3. Tahap Pemeliharaan Jalur (Route Maintenance Phase)

Route maintenance adalah proses untuk merespon adanya

proses route discovery. Node secara berkelanjutan akan mengamati link yang masih aktif (link-layer feedback) dan memperbarui batas valid route entri ketika mengirim dan menerima paket data. Jika sebuah node menerima paket data namun tidak memiliki valid route maka node tersebut akan merespon dengan pesan RERR. Ketika membuat pesan RERR,

node akan membuat daftar yang berisi address dan sequence number dari node yang tidak terjangkau. Selain itu, node akan

menambahkan semua route entri yang bergantung pada unreachable node. Tujuan dari langkah tersebut adalah untuk memberitahu bahwa terdapat route yang tidak lagi tersedia. RERR kemudian dibroadcast dan proses tersebut digambarkan pada gambar 2.20 Link di antara node 6 dan node 9 terputus dan

node 6 menerima paket data untuk destination node 9. Ketika

sebuah link rusak itu dikarenakan time stamp di route entry untuk sebuah node sudah kadaluarsa dan route entry sudah tidak valid lagi. Node 6 menghasilkan RREP, yang diforward menuju node 2.

1 2 3 4 6 7 9 10 5 8 Network Links DATA RRER

Gambar 2.20 Proses penyebaran pesan RERR

Ketika node menerima RRER, node tersebut akan membandingkan list yang ada dipesan RRER dengan list yang dimiliki node itu sendiri. Jika daftar route dari RERR terdapat di

route entry, route tersebut akan dicap invalid jika node

selanjutnya sama seperti node yang RERR terima dan sequence

number dari route entry lebih tingi dari atau sama dengan sequence number yang terdapat di RERR. Jika route entry tidak

valid, entri yang sesuai dengan node yang tidak terhubung harus dihapus. Jika tidak ada entri tetap, node tidak menyebarkan RERR lebih lanjut. Jika tidak RERR akan disebarkan lagi.

Sequence number digunakan untuk mencegah informasi yang

tidak valid. Tujuan dari distribusi RERR adalah untuk menginformasikan ke semua node yang mungkin menggunakan

link ketika terjadi kegagalan.

Propagasi RERR dijamin agar setiap node meneruskan RERR sekali saja. Gambar 8 ketika RERR dibroadcast, node selain 4 dan 2 akan menerima pesan misalnya pada 5, 7, dan 10. Karena pada node tersebut tidak ada penggunaan node 6 sebagai

intermediate node menuju node 9, maka node tersebut akan

membuang RERR setelah mengolah pesan. Ketika menerima paket data dan harus diteruskan namun tidak memiliki route yang valid, node harus terus mencoba untuk mendeteksi kegagalan link untuk mempertahankan link yang masih aktif.[3]

1. Keuntungan Routing Protocol DYMO

a. End to End Delay rendah karena tidak menggunakan

gratuitous RREPs.[5]

b. DYMO merupakan protokol dengan energy efisien sehingga cocok dengan jaringan yang besar dan mobility yang tinggi.

c. Dapat diaplikasikan untuk jaringan yang memiliki memory constrained devices.

2. Kerugian Routing Protocol DYMO

a. DYMO tidak berjalan baik di jaringan dengan mobility yang rendah.

b. Control message overhead untuk mobility yang rendah akan semakin tinggi walaupun telah menggunakan link-layer

feedback.

Dokumen terkait