• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan Axe bidadari versi Indonesia tidak ditayangkan ditelevisi karena menurut salah satu sumber yaitu Ocke yang juga merupakan endoser dalam iklan itu, dikhawatirkan Iklan tersebut akan menimbulkan kontroversi seperti yang terjadi diluar negeri lebih tepatnya di afrika, dimana iklan Axe versi bidadari yang diproduksi oleh pihak barat, dilarang tayang di Afrika, karena masyarakat afrika mengganggap itu sudah menyingung umat kristen disana. Permasalahan itu disebabkan karena ada sosok perempuan yang berpakaian malaikat, namun hanya karena seorang pria yang menggunakan Axe, para wanita ini atau yang digambarkan sebagai malaikat rela melepaskan tugasnya hanya untuk seorang pria yang menggunakan parfum. Bagaimana dengan masyarakat indonesia memandang iklan axe bidadari versi Indonesia tersebut, apakah benar iklan Axe bidadari versi Indonesia akan menimbulkan kontroversi seperti yang terjadi diluar negeri seperti yang disampaikan oleh Ocke?

Sebelumnya kita perlu mengingat kembali apa itu iklan, dan apa itu persepsi. Iklan merupakan suatu proses dalam kegiatan periklanan. Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk, memelihara image perusahaan, membujuk komunikan untuk membeli dan lain-lain. Pada prinsipnya semua iklan dimaksudkan untuk menghasilkan respon positif dari publik. Setiap iklannya dirancang untuk menghasilkan respon-respon termasuk dalam pikiran publik atau konsumen dan akhirnya bertindak sesuai dengan tujuan. (Tams Djayakusumah, 1982 :12 ). Menurut Krugman, 1965 Ciri-ciri utama iklan adalah jumlah yang sangat besar dan jelas didorong oleh kepentingan pengirim, bukannya kepentingan penerima. Meskipun iklan direncanakan dengan sngaja namun sasarannya bisa beraneka ragam. Kebanyakan iklan termasuk dalam klasifikasi model ‘pertunjukan-perhatian’ dan orientasi khalayaknya biasanya memiliki tingkat keterlibatan yang rendah ( Dennis, 1987 : 264 ). Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi, dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi ( sensory stimuli).

Penelitian kali ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana persepsi khalayak terhadap iklan Axe Bidadari versi Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini peneliti memiliki beberapa narasumber, dan dengan adanya para narasumber diharapkan dapat membantu peneliti dalam mendapatkan jawaban atas permasalahan yang di angkat. Narasumber terdiri dari sepuluh orang, empat orang di antaranya adalah pemuka agama yang berasal dari agama Kristen, Islam, Budha, Khatolik. Empat orang lainnya adalah para pengguna produk Axe, dan dua orang lainnya adalah perempuan dimana disini bukan sebagai pemuka agama ataupun pengguna Axe.

Untuk menganalisis Persepsi khalayak disini menggunakan tahap-tahap persepsi yang diantaranya adalah Sensasi, Atensi, Intrepretasi, sehingga pada akhirnya kita akan mendapatkan suatu persepsi. Dalam persepsi juga ada yang namanya memori, dimana kita mencoba mengingat dan menyampaikan kembali apa yang sudah kita dapatkan dimasa yang lalu. Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan dengan beberapa narasumber didapatkan persepsi yang berbeda-beda menggenai Iklan Axe Bidadari versi Indonesia. Delapan orang narasumber menyatakan ketidak setujuannya akan iklan itu untuk ditayangkan dimasyarakat dengan beberapa alasan diantaranya karena adegan yang terdapat didalam Iklan tersebut cukup vulgar terlihat dari adegan-adegan saat para perempuan bersayap yang muncul satu persatu menggunakan baju yang cukup seksi dan terlihat para wanita bersayap ini mendekati dan mencoba merayu pria dalam iklan tersebut. Adegan-adegan dan berbagai tampilan yang terdapat dalam itu di anggap tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia yang cenderung masih mengarah ke arah ketimuran, dimana dalam kebudayaan ketimuran untuk hal-hal vulgar masih sering di anggap tabu. Adegan-adegan vulgar dalam iklan tersebut, selain tidak sesuai dengan kebudayan Indonesia yang ketimuran, Iklan tersebut juga di anggap

mengajarkan moral yang tidak baik kepada masyarakat, apalagi ketika iklan tersebut disaksikan oleh anak dibawa umur. Dalam Iklan itu juga terlihat dalam satu sisi perempuan digambarkan sebagai mahluk yang indah, namun disisi lain wanita juga direndahkan. Kemudian di dalam Iklan terlihat para perempuan menggunakan baju yang cukup seksi, dan itu tidak sesuai dengan ajaran dari agama Islam yang memiliki batasan tersendiri dalam perempuan berpakaian serta berbagai macam alasan lain yang lebih mengarah kepada budaya dan agama. Berbeda dengan dua narasumber lainnya menyatakan bahwa Iklan tersebut sah-sah saja untuk disaksikan masyarakat, dengan alasan karena itu hanya sebuah Iklan, Iklan sebuah produk memiliki strategi masing-masing dalam menarik perhatian konsumen, dan iklan Axe selalu menampilkan perempuan dalam setiap tayangannya, itu merupakan sebuah hal yang wajar dalam dunia periklanan, perempuan di anggap memiliki daya tarik yang cukup kuat dalam menarik perhatian perempuan. Adegan-adegan yang terdapat dalam iklan itu sah-sah saja karena dalam masih dalam batas kewajaran.

Terlihat dari semua narasumber pria baik itu dari latar belakang pemuka agama maupun pengguna Axe sendiri, hampir semuanya menolak tayangnya Iklan tersebut di masyarakat. Berbeda dengan salah satu narasumber perempuan yang menyatakan iklan itu merupakan suatu hal yang biasa karena masih dalam batas yang wajar. Dari sana kita bisa melihat, Persepsi terhadap Iklan Axe bidadari versi Indonesia yang didapatkan dari narasumber berbeda satu dengan yang lain, ada narasumber yang tidak mempermasalahkan Iklan tersebut, ada yang melihat Iklan itu dari berbagai sisi, ada pula yang menolak keras dengan tayangnya Iklan tersebut, peneliti lantas tidak mengatakan pandangan yang benar dan mana pandangan yang salah, karena seperti yang kita ketahui pandangan seseorang terhadap sesuatu tidak selalu sama dengan yang lainnya, semua memiliki alasan tersendiri dalam setiap argumentasi yang disampaikan.

Dimulai dari permasalahan ketika iklan itu tidak ditayangkan di televisi karena di anggap akan menimbulkan kontroversi yang sama dengan versi barat yang di larang tayang di afrika karena di anggap menyinggung umat kristiani yang berada disana. Ketika Iklan itu peneliti perlihatkan kepada para narasumber, dan hampir dari semua narasumber menyatakan Iklan itu sangat tidak layak untuk dilihat oleh masyarakat, namun dalam hal ini permasalahan lebih mengarah kepada kebudayaan Indonesia yang masih cenderung ketimuran. Hasil penelitian ini juga menguatkan teori persepsi dimana di dalam persepsi meliputi beberapa tahap yaitu sensasi, atensi, intrepretasi. Para narasumber melewati semua tahapan sehingga pada akhirnya muncul sebuah persepsi mereka terhadap Iklan Axe versi Bidadari dan dari persepsi itu juga kita bisa mendapatkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi mereka, diantaranya adalah faktor yang sesuai dengan teori yang ada yaitu struktural yang terdiri dari faktor Budaya dan Pendidikan. Selain itu peneliti juga mendapatkan faktor lain-lain diluar teori yaitu faktor budaya dan agama.

Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk, memelihara image perusahaan, membujuk komunikan untuk membeli dan lain-lain. Pada prinsipnya semua iklan dimaksudkan untuk menghasilkan respon positif dari publik. Dalam membuat sebuah Iklan, pengiklan tentu saja memiliki banyak pertimbangan agar apa yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, yang pertama sebelum menyampaikan pesan, pengiklan baiknya terlebih dahulu memikirkan bagaimana cara menarik perhatian masyarakat agar tertarik melihat Iklan yang sudah dibuat. Dalam menarik perhatian masyarakat ada banyak pendekatan yang bisa digunakan antara lain pendekatan selebritis, seksual, humor, rasa takut, rasa bersalah, seksual, musik dan yang terkahir adalah pendekatan komparatif. Untuk Iklan-iklan produk pria seperti parfum Axe berdasarkan iklan-iklan yang sudah peneliti lihat selama ini lebih cenderung menggunakan pendekatan seksual, dimana keseksian perempuan lebih ditonjolkan seperti hal yang terjadi dalam Iklan Axe bidadari versi

Indonesia. Iklan berisi daya tarik seksual akan efektif bila relevan dengan pesan penjualan dalam iklan. Bila digunakan dengan benar dapat menimbulkan perhatian, meningkatkan ingatan, dan menciptakan asosiasi yang menyenangkan dengan produk yang diiklankan. Dengan pendekatan seksual, Iklan ini tentu akan menimbulkan perhatian, dan ingatan di benak khalayak, namun ketika Iklan itu tidak sesuai dengan nilai, dan budaya yang berlaku ditempat dimana Iklan itu akan ditayangkan itu akan menjadi masalah. Masalah akan menimbulkan pro dan kontra dimasyarakat dan bisa saja ketika iklan itu lebih mengarah kepada kontra tidak menutup kemungkinan Iklan ditarik dan dilarang tayang seperti yang terjadi di afrika. Ketika Iklan itu dilarang tayang, tentu akan menimbulkan kerugian yang besar baik bagi pengiklan ataupun produsen.

Dokumen terkait