• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

FUNGSI PERKOTAAN KECAMATAN PERKOTAAN PERDESAAN Plumbon

C. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

Kehilangan air adalah selisih antara air yang masuk pipa transmisi dan sistem distribusi dengan air yang terjual dengan rekening. kehilangan bisa diakibatkan oleh bermacam-macam penyebab baik karena masalah teknis maupun non teknis atau administratif. Kebocoran terdiri dari kehilangan air yang disalurkan pada jaringan pipa tidak termanfaatkan atau tidak efektif (kebocoran fisik) dan air yang dialirkan termanfaatkan tapi tidak terjual atau air efektif (kebocoran non fisik) yang terjadi akibat kesalahan pada meter langganan, kesalahan pada meter produksi dan meteran pada jaringan distribusi serta adanya sambungan liar atau pencurian air atau kesalahan pada administrasi.

Kehilangan air ini terdiri atas dua bagian besar, yaitu kehilangan fisik dan non fisik (atau kebocoran administratif). Kebocoran fisik ini terdiri atas kebocoran dan penggunaan lain yang serngkali sulit untuk dihitung secara pasti. Kebocoran fisik merupakan kebocoran yang sebenarnya (leakage) yang terjadi disebabkan oleh adanya factor gangguan, kerusakan dan keausan, disamping adanya ketidak- sempurnaan dari perpipaan maupun meter air yang digunakan. Sedangkan kebocoran non-fisik disebabkan oleh adanya sambungan liar, kesalahan pembacaan meter dan sejenisnya.

Kebocoran atau kehilangan air pada sistem penyediaan air minum atau air bersih ditinjau dari segi ekonomi adalah merupakan suatu pemborosan, karena untuk memproduksi atau mengolah dan mengangkut memerlukan biaya yang tinggi, sehingga kebocoran dapat diibaratkan sebagai benalu pada tumbuhan, karena kebocoran akan mengurangi keuntungan dari pengelola. Kebocoran air dapat menyebabkan penurunan tekanan, kontaminasi air yang didistribusi pada konsumen, kemudian juga akan mengurangi jumlah atau kuantitas air yang berakibat tidak meratanya pengaliran air. Selain itu juga dapat mengakibatkan kecelakaan, akibat penurunan jalan dan longsoran tanah.

Analisis Kehillangan Air

Tingkat kehilangan air SPAM perkotaan bukan terjadi secara tiba-tiba, melainkan merupakan akumulasi dari berbagai permasalahan yang terjadi dari suatu bagian prasarana SPAM tersebut direncanakan, dibangun dan dioperasikan. Tingkat kebocoran yang ada tidak

penting dari permasalahan kehilangan air ini berujung pada tiga kondisi yang sangat krusial, yaitu :

1. Pertama, tingkat pelayanan yang menjadi sasaran utama prasarana ini tidak akan pernah tercapai dengan memadai, karena peningkatan kapasitas pelayanan akan terbuang melalui kebocoran.

2. Kedua, sebagai perusahaan, PDAM selaku pengelola tidak akan pernah mencapai tingkat kinerja (performance) yang memuaskan, karena kehilangan air merupakan suatu keadaan yang tidak efisien yang dilakukan suatu institusi usaha.

3. Ketiga, pelaksanaan penanggulangan kehilangan air tidak akan mencapai hasil yang optimal tanpa adanya dukungan sumber daya manusia yang memadai dengan struktur organisasi yang terlepas dari kegiatan rutin

Tinjauan terhadap beberapa hal yang berpengaruh terhadap tingginya tingkat kehilangan air, antara lain :

1. Aspek Teknis meliputi : kondisi jaringan, kondisi pipa, tekanan air, kinerja meter induk dan meter pelanggan, administrasi teknis, penggiliran pelayanan, dan pemakaian air untuk fasilitas jaringan.

2. Aspek Organisasi dan personalia meliputi : rasio jumlah pegawai PDAM dengan jumlah pelanggan, petugas yang menangani kebocoran, dan rasio jumlah pembaca meter dengan jumlah pelanggan

3. Aspek Administratif, kebocoran administrative bukanlah kebocoran sebenarnya (atau sering disebut non teknis). Hal ini terjadi akibat kesalahan pembacaan meter, penaksiran penggunaan air untuk keperluan lainnya yang tidak tepat, sambungan gelap dan sebagainya.

4. Aspek perilaku, hal ini terjadi pada perusakan meter, penggunaan pompa penyedot, sambungan by pas (tanpa melalui meter) dan penggunaan air yang tidak semestinya (menyiram tanaman, digunakan kolam renang pribadi, pemborosan air dan lain-lain) - Penurunan Kebocoran

Kebocoran teknis merupakan kehilangan air yang disebabkan oleh masalah teknis seperti kebocoran pada pipa transmisi, jaringan distribusi, fitting, meter air, bangunan pengolahan air, fasilitas pemompaan dan lain-lain. Kebocoran pada sistem perpipaan Kabupaten Temanggung mencapai 53,71%. Penyebab kebocoran perpipaan Kabupaten Temanggung antara lain:

1. Terdapat banyak pipa yang rusak terutama pipa yang usianya lebih dari 20 tahun. 2. Terdapat beberapa watermeter yang rusak.

4. Keakuratan watermeter berkurang akibat usia water meter yang terlalu tua yaitu lebih 20 tahun.

Untuk mengatasi permasalahan kebocoran tersebut, dalam rencana induk SPAM Kabupaten Temanggung ini penurunan kebocoran sampai tahun 2035 ditargetkan sebesar 19,50%. Tingkat kebocoran air mencapai 28,43% (Tahun 2012) dan ditargetkan dapat diturunkan menjadi 20% pada akhir tahun perencanaan 2035. Rencana penurunan kebocoran dilakukan secara bertahap yaitu dengan rata – rata penurunan 0,54% per tahun. Total penurunan kebocoran air sampai dengan tahun 2035 direncanakan sebesar 19,5%.

Penurunan kebocoran dapat dilakukan dengan penggantian sarana air bersih maupun peningkatan operasional dan pemeliharaan. Rencana penurunan kebocoran air perpipaan Kabupaten Temanggung dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Analisis hidrolika jaringan perpipaan

2. Rehabilitasi atau perbaikan jaringan pipa distribusi

3. Melakukan pemeliharaan jaringan pipa distribusi sesuai dengan SOP 4. Melakukan sweeping sambungan gelap secara berkala

5. Melakukan rotasi pembaca meter air setiap tahun 6. Melakukan kalibrasi meter air secara berkala

7. Pendeteksian kebocoran fisik dan melakukan pemeliharaan pipa/instalasi

3.2.3. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Kabupaten Temanggung terdapat pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK) I yang berada di Kecamatan Temanggung dan menjadi Central Business of District (CBD) yang memiliki jangkauan pelayanan kecamatan maupun kabupaten dengan fungsi dominan sebagai pusat pemerintahan, perkantoran dan perdagangan dan jasa. Konsep pengembangan kawasan pada kawasan strategis Kota adalah menggunakan penguatan karakter lingkungan pada kawasan Aloon-aloon Temangung yang ditekankan pada aloon-aloon itu sendiri sebagai public space dan taman kota yang mempunyai fungsi sosial dan fungsi ekologis.

Program bangunan dan lingkungan RTBL di Kabupaten Temanggung dikhususkan pada kawasan sekitar Aloon-aloon Temanggung. Berikut dijelaskan pengembangan bangunan dan lingkungan di sekitar aloon-aloon Temanggung.

Tabel III. 10

Program Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Aloon-aloon Temanggung tahun 2013

No Program Lokasi

1 Peningkatan Jalan (Perkerasan Bahu Jalan) Segmen Kawasan 1 (Jalan MT Haryono, Jalan R.Suprapto Selatan, Sisi Timur Aloon-Aloon, Sisi Selatan Aloon-Aloon, Sisi Utara Aloon-Aloon, Sisi Barat Aloon-Aloon)

2 Pembangunan Pedestrian Segmen Kawasan 1 (Jalan MT Haryono, Jalan R.Suprapto Selatan, Sisi Timur Aloon-Aloon, Sisi Selatan Aloon-Aloon, Sisi Utara Aloon-Aloon, Sisi Barat Aloon-Aloon)

3 Penyediaan Street Furniture Segmen Kawasan 1 (Jalan MT Haryono, Jalan R.Suprapto Selatan, Sisi Timur Aloon-Aloon, Sisi Selatan Aloon-Aloon, Sisi Utara Aloon-Aloon, Sisi Barat Aloon-Aloon)

penyediaan tempat sampah, tempat duduk aloon-aloon, lampu jalan,

lampu pedestrian aloon-aloon, penunjuk arah dan

papan informasi

4 Pengadaan Penghijauan/Vegetasi Segmen Kawasan 1 (Jalan MT Haryono, Jalan R.Suprapto Selatan, Sisi Timur Aloon-Aloon, Sisi Selatan Aloon-Aloon, Sisi Utara Aloon-Aloon, Sisi Barat Aloon-Aloon)

vegetasi peneduh dan pengarah

5 Pembangunan Saluran Drainase Segmen Kawasan 1 (Jalan MT Haryono, Jalan R.Suprapto Selatan, Sisi Timur Aloon-Aloon, Sisi Selatan Aloon-Aloon, Sisi Utara Aloon-Aloon, Sisi Barat Aloon-Aloon)

6 Pembangunan Marka Jalan Segmen Kawasan 1 (Jalan MT Haryono, Jalan R.Suprapto Selatan, Sisi Timur Aloon-Aloon, Sisi Selatan Aloon-Aloon, Sisi Utara Aloon-Aloon, Sisi Barat Aloon-Aloon)

7 Peningkatan Jalan (Perkerasan Bahu Jalan) Segmen Kawasan 2 (Lingkungan Permukiman Temanggung II)

8 Pembangunan Pedestrian Segmen Kawasan 2 (Lingkungan Permukiman Temanggung II)

9 Penyediaan Street Furniture Segmen Kawasan 2 (Lingkungan Permukiman Temanggung II)

penyediaan tempat sampah, tempat duduk,

lampu jalan, lampu pedestrian, penunjuk arah dan

No Program Lokasi

papan informasi

10 Pengadaan Penghijauan/Vegetasi Segmen Kawasan 2 (Lingkungan Permukiman Temanggung II)

vegetasi peneduh dan Vegetasi pengarah

11 Pembangunan Saluran Drainase Segmen Kawasan 2 (Lingkungan Permukiman Temanggung II)

12 Peningkatan Jalan (Perkerasan Bahu Jalan) Segmen Kawasan 3 (Lingkungan permukiman Temanggung II dan Butuh)

13 Pembangunan Pedestrian Segmen Kawasan 3 (Lingkungan permukiman Temanggung II dan Butuh)

14 Penyediaan Street Furniture Segmen Kawasan 3 (Lingkungan permukiman Temanggung II dan Butuh)

penyediaan tempat sampah, tempat duduk,

lampu jalan, lampu pedestrian penunjuk arah dan papan informasi

15 Pengadaan Penghijauan/Vegetasi Segmen Kawasan 3 (Lingkungan permukiman Temanggung II dan Butuh)

vegetasi peneduh dan Vegetasi pengarah

16 Pembangunan Saluran Drainase Segmen Kawasan 3 (Lingkungan permukiman Temanggung II dan Butuh)

17 Pembangunan Halte Segmen Kawasan 3 (Lingkungan permukiman Temanggung II dan Butuh)

18 Peningkatan Jalan (Perkerasan Bahu Jalan) Segmen Kawasan 4 (Jalan Dr. Wahidin, Jalan Haji Agus Salim, Jalan Diponegoro, Jalan Setya Budi, Jalan Ks. Tubun, Jalan Mayjend Suyoto)

19 Pembangunan Pedestrian Segmen Kawasan 4 (Jalan Dr. Wahidin, Jalan Haji Agus Salim, Jalan Diponegoro, Jalan Setya Budi, Jalan Ks. Tubun, Jalan Mayjend Suyoto)

20 Penyediaan Street Furniture Segmen Kawasan 4 (Jalan Dr. Wahidin, Jalan Haji Agus Salim, Jalan Diponegoro, Jalan Setya Budi, Jalan Ks. Tubun, Jalan Mayjend Suyoto) penyediaan tempat sampah,

No Program Lokasi

papan informasi

21 Pengadaan Penghijauan/Vegetasi Segmen Kawasan 4 (Jalan Dr. Wahidin, Jalan Haji Agus Salim, Jalan Diponegoro, Jalan Setya Budi, Jalan Ks. Tubun, Jalan Mayjend Suyoto) vegetasi peneduh dan

Vegetasi pengarah

22 Pembangunan Saluran Drainase Segmen Kawasan 4 (Jalan Dr. Wahidin, Jalan Haji Agus Salim, Jalan Diponegoro, Jalan Setya Budi, Jalan Ks. Tubun, Jalan Mayjend Suyoto)

23 Pembangunan Halte Segmen Kawasan 4 (Jalan Dr. Wahidin, Jalan Haji Agus Salim, Jalan Diponegoro, Jalan Setya Budi, Jalan Ks. Tubun, Jalan Mayjend Suyoto)

24 Peningkatan Jalan (Perkerasan Bahu Jalan) Segmen Kawasan 5 (Jalan Dr. Wahidin dan Jalan Brigjen Katamso)

25 Pembangunan Pedestrian Segmen Kawasan 5 (Jalan Dr. Wahidin dan Jalan Brigjen Katamso)

26 Penyediaan Street Furniture Segmen Kawasan 5 (Jalan Dr. Wahidin dan Jalan Brigjen Katamso)

penyediaan tempat sampah, tempat duduk,

lampu jalan, lampu pedestrian, penunjuk arah dan papan informasi

27 Pengadaan Penghijauan/Vegetasi Segmen Kawasan 5 (Jalan Dr. Wahidin dan Jalan Brigjen Katamso)

vegetasi peneduh dan vegetasi pengarah

28 Pembangunan Saluran Drainase Segmen Kawasan 5 (Jalan Dr. Wahidin dan Jalan Brigjen Katamso)

29 Pembangunan Halte Segmen Kawasan 5 (Jalan Dr. Wahidin dan Jalan Brigjen Katamso)

Sumber: Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Aloon-aloon Temanggun,2013

3.2.4. Strategi Sanitasi Kota

Dokumen terkait