• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revolusi Pasca Kemerdekaan 1945

BAB II. LATAR BELAKANG BERDIRINYA LEKRA

A. Revolusi Pasca Kemerdekaan 1945

Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 disebut pula sebagai Revolusi

Agustus 45.Revolusi Agustus 45 membuktikan bahwa rakyat merupakan

pahlawan dari pergerakan kemerdekaan dalam melepaskan bangsa Indonesia dari

penjajahan.Revolusi berarti bergerak untuk bebas merdeka dalam melakukan

berbagai perubahan-perubahan dalam menentukan nasib dan kehidupan yang

layak. Menurut Soekarno, bergerak adalah langkah pertama menuju revolusi.

Gerakan ini diistilahkan dengan “massa aksi” dalam melakukan perubahan ke

dalam hal yang baru. Gerakan ini tidak dapat dilakukan oleh orang per orang

secara individu melainkan harus serentak bergerak dibawah satu aksi massa.48

Dalam mencapai revolusi diperlukan kerja sama semua pihak, terlebih

rakyat. Revolusi yang terjadi tidak hanya didukung oleh kekuatan politik tetapi

juga bidang kehidupan yang lainnya.Presiden Soekarno menegaskan bahwa

revolusi yang terjadi mencakup beberapa persoalan seperti di bidang politik,

ekonomi, sosial, kebudayaan, dan sebagainya.49Oleh sebab itu, revolusi tidak

dapat bergerak tanpa adanya dukungan dari segala aspek.

Tujuan Revolusi Agustus adalah mewujudkan kemerdekaan, perdamaian,

demokrasi, dan kebebasan berkebudayaan sehingga dapat berkembang dengan

bebas.50Perubahan-perubahan yang terjadi ialah sebagai suatu usaha untuk

melepaskan diri rakyat Indonesia dari penjajahan dan penindasan feodal.Hidup

48Hadji Schmad Notosoetardjo, Kepribadian Revolusi Bangsa Indonesia, Penerbitan Bersama Endang-Pemuda Lembaga Penggalian dan Perhimpuanan Sedjarah Revolusi Indonesia, 1962, hlm. 14-15.

49Hadji Schmad Notosoetardjo, op.cit., hlm. 16.

selama berabad-abad dibawah tekanan tentu saja tidak memberikan kebebasan dan

hak secara penuh dalam menentukan kehidupan sendiri.

Kewajiban-kewajiban revolusi ialah membebaskan Indonesia dari semua

bentuk imperialisme dan menegakkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Presiden Soekarno mengemukakan bahwa revolusi Indonesia bersifat nasional dan

demokratis.Revolusi nasional artinya menentang kolonialisme/imperialisme,

sedangkan revolusi demokratis menentang feodalisme dan otoritas atau

kediktaktoran, baik militer maupun perseorangan.51

Cita-cita hari depan revolusi Indonesia adalah masyarakat yang adil dan

makmur atau yang sering diserukan Soekarno tentang sosialisme ala Indonesia.

Sosialisme yang disesuaikan dengan kondisi rakyat, alam, rakyat, adat istiadat,

psikologi, dan kebudayaan Indonesia.52Namun, revolusi yang terjadi di Indonesia

masih pada taraf nasional.Kemerdekaan yang sepenuhnya masih belum dirasakan

oleh rakyat kecil.Misalnya, rakyat belum memiliki hak untuk bersuara dan

kepemilikan tanah hanya dimiliki oleh tuan-tuan tanah.

Hal ini membuktikan bahwa sisa-sisa dari imperialis, kolonialis dan feodalis

masih ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Peristiwa Revolusi Indonesia

itu sendiri tidak memiliki arti apa-apa bila tidak diiringi dengan gejolak sosial

yang berusaha membongkar dasar-dasar kehidupan masyarakat lama dan

mempengaruhi masyarakat yang sedang tumbuh, terutama di Jawa dan Sumatra.53

51

Budaya, Jogyakarta, diterbitkan Djawatan Kebudayaan Pusat Departemen P. D. K. Urusan Kesenian Jogjakarta, 1962, hlm. 92.

52Hadji Schmad Notosoetardjo, op.cit, hlm. 63.

Revolusi sosial yang berlangsung setelah kemerdekaan berupa penentangan

terhadap pranata sosial yang sudah tertanam dan mengakar kuat selama masa

penjajahan.Tokoh-tokoh masyarakat yang identik dengan kaum feodal ialah para

raja, bupati,tuan-tuan tanah, dan penguasa setempat.Mereka ini merupakan

orang-orang yang menjadi kaki tangan para pemerintah kolonial dalam memungut upeti

ataupun hasil perkebunan milik para petani.Kondisi kehidupan rakyat yang serba

terbelakang, terutama yang disebabkan oleh sistem feodal.54

Dalam usaha untuk lepas dari pengaruh kolonialisme, imperialisme, dan

feodalisme diperlukan perubahan dalam diri masyarakat.Revolusi sosial

merupakan perjuangan menuju pada tujuan kehidupan masyarakat sejahtera dan

terpenuhinya hidup yang layak.Revolusi sosial dipimpin oleh gerakan politik yang

di dalamnya terkandung gerakan kebudayaan, pendidikan, kesenian, dan

kesusastraan yang revolusioner.55Semua gerakan tersebutbersumber dari

konsep-konsep revolusi.Revolusi artinya mengabdikan diri kepada hidup bangsa.Revolusi

yang dijalankan disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia.Menurut Bung

Karno, kepribadian bangsa Indonesia tercermin pada sikap gotong royong yang

termuat dalam Pancasila.56

Revolusi atau gerakan nasional merupakan gerakan politik,sekaligus

gerakan kebudayaan.Pada masa revolusi, gerakan politik tidak dapat dipisahkan

dari gerakan kebudayaan, kedua-duanya saling membutuhkan satu dengan

54Anton Haryono, Sejarah (Sosial) Ekonomi: Teori Metodologi Penelitian dan Narasi Kehidupan, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2011, hlm. 106-107.

55D.S. Moeljanto, Prahara Budaya: Kilas-Balik Lekra/PKI DKK (Kumpulan Dokumen Pergolakan

Sejarah), 1995, Bandung, Mizan, hlm. 108.

lainnya. gerakan kebudayaan tidak dapat diisolasi dari gerakan politik, dan

sebaliknya.57

Usaha dan syarat mutlak untuk mencapai tujuan revolusi harus revolusioner

dan melibatkan rakyat didalamnya.58Tanpa keterlibatan dan campur tangan rakyat,

cita-cita revolusi hanya menjadi sebuah mimpi. Kesadaran rakyat akan bahayanya

budaya imperialisme dan kolonialisme yang mengancam keberlangsungan

kehidupan bangsa. Revolusi yang terjadi tidak hanya bersifat material, tetapi juga

mental. Gerakan kebudayaan berusaha membongkar pemikiran terjajah dengan

pemikiran yang baru dan merdeka.Rakyat diajak berjuang bersama melawan

kebudayaan imperialisme dan menciptakan kebudayaan nasional yang sesuai

dengan kepribadian Indonesia.

Pada awal kemerdekaan, suasana revolusi belum dapat dikelola secara baik

oleh para pemimpin, tetapi telah adakesadaran akan kekuatan terbesar ialah

rakyat.Menurut Soekarno, Revolusi 1945 belum selesai.Oleh karena itu, Soekarno

memerintahkan Departemen Pendidikan Dasar dan Kebudayaan untuk mengambil

tindakan dibidang kebudayaan guna melindungi dan menjamin perkembangan

kebudayaan nasional.59Hal-hal yang harus dihapus seperti tari-tarian, musik, dan

tulisan Barat yang merupakan kebudayaan luar.Usaha menghapus Kebudayaan

Imperialis ialah dengan mengaktifkan kembali kebudayaan asli Indonesia dari

berbagai daerah.

Kemerdekaan yang diperoleh tidak hanya berimbas pada hal yang bersifat

politik tetapi juga memberikan dasar baru bagi lahirnya kebudayaan baru.Revolusi

57D.S. Moeljanto, op.cit., hlm. 107.

58Hadji Schmad Notosoetardjo, op.cit., hlm. 66-67.

Agustus mendorong perkembangan yang lebih maju dalam bidang kesusasteraan,

seni rupa, musik, film, seni drama, seni tari, ilmu pengetahuan, dan

pendidikan.60Hal ini merupakan usaha untuk membebaskan kesenian dan ilmu

dari belenggu penjajahan yang mengikat dan membelenggu kebebasan

berekspresi.Revolusi Agustus 1945 sebagai peletak dasar bagi perkembangan

kesenian dan ilmu pengetahuan yang diabdikan pada rakyat.

Indonesia sebagai negara yang baru saja merdeka berusaha menunjukkan

dirinya kepada dunia.Hal ini berguna untuk melepaskan diri dari pengaruh

Belanda yang masih ingin kembali menguasai Indonesia.Kemerdekaan Indonesia

yang dilangsungkan pada 17 Agustus 1945 tidak serta merta membuat penjajah

meninggalkan Indonesia.Kegembiraan yang dirasakan rakyat tidak berlangsung

lamasebab Belanda merasa berhak memperoleh kembali tanah jajahannya.Bangsa

Indonesia merasa lebih berhak mempertahankan tanah airnya dan untuk itu

melakukan berbagai perlawanan terhadap musuh.61

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, rakyat mulai

mengadakan pembangunan untuk menuju masyarakat yang dicita-citakan bersama

dengan Amanat Proklamasi.Tantangan yang dihadapi oleh Soekarno dan rakyat

lebih sulit dibandingkan dahulu.Pertentangan kelompok dengan ideologi yang

bermacam-macam memperkeruh keadaan.Dilain hal, pembangunan tidak dapat

berjalan semestinya akibat sering bergantinya kabinet selama demokrasi Liberal.62

Kebudayaan Nasional dapat diambil dari kebudayaan warisan nenek

moyang, misalnya cerita-cerita rakyat.Cerita rakyat terkadang mengandung

60Laporan Kebudayaan Rakyat, op.cit., hlm. 14.

61Peter Kasenda, Bung Karno Panglima Revolusi, 2014, Yogyakarta, Galang Pustakan, hlm. 163.

tahayul dan mistis, oleh sebab itu bagian yang dianggap tahayul tidak

dipopulerkan namun tidak menghilangkan nilai-nilai di dalamnya. Sementara, sisi

nilai-nilai kehidupan dan perjuangan lebih ditonjolkan.Hal ini merupakan suatu

usaha untuk mendukung jalannya revolusi.

Kebudayaan merupakan suatu hal yang dapat berkembang dalam suasana

terbuka dan bebas tekanan.63Oleh sebab itu, ia tidakdapat direkayasa karena akan

terus menerusberlangsung bersamaan dengan kehidupan masyarakat.Kebudayaan

yang dihidupi oleh suatu masyarakan tidak akan berakhir meskipun kehidupan

masyarakat tersebut telah berakhir. Hal ini disebabkan bahwa kebudayaan

memiliki peran yang cukup penting bagi suatu masyarakat.Keyakinan ini menjadi

pegangan oleh para seniman dalam berkembang.

Pada masa orde lama, kebudayaan berperan penting dalam perkembangan

kehidupan bangsa.Para seniman memainkan peran dalam mendukung jalan

revolusi.Revolusi terjadi disegala bidang, terlebih bidang politik.Ditahunawal

kemerdekaan Indonesia, situasi politik Indonesia kembali memanas.Bangsa

Indonesia tidak hanya berusaha untuk lepas dari intervensi Belandatetapi

jugasibuk dalam berbenah diri.

Kebudayaan menjadi bagian penting bagi setiap negara,tidak terkecuali

Indonesia. Kebudayaan merupakan identitas dari keberagaman setiap suku sebagai

harga diri bagi suatu negara. Keberagaman agama, adat istiadat, dan budaya dari

setiap suku merupakan kekayaan untuk Bangsa Indonesia.Selama berabad-abad

Indonesia berada dalam masa penjajahan tanpa disadari kebudayaan asing ikut

63 Franz Magis-Suseno, Filsafat Kebudayaan Politik: Butir-Butir Pemikiran Kritis, 1992, Jakarta, PT Gramedia, hlm.31.

membaur dalam kehidupan rakyat sehingga lambat laun mengaburkan

kebudayaan asli Indonesia.

Pada masa revolusi kemerdekaan, panggilan menjadi seniman masih

merupakan panggilan yang berat.Menjelang pendudukan tentara Jepang sampai

masa revolusi kemerdekaan, angkatan muda terpelajar pada umumnya mengalami

pergolakan jiwa melawan norma-norma lama yang feodal dan sistem politik yang

kolonial.64Hal ini ikut berpengaruh terhadap sikap dan perilaku serta pandangan

sehari-hari.Dalam hal melakukan perubahan dalam bidang kesenian seringkali

para seniman dihadapkan pada konflik-konflik dengan kebudayaan lama,

norma-norma agama, hubungan keluarga dan masyarakat.

Revolusi Indonesia diperjuangkan atas dasar prinsip-prinsip nasionalisme

yang diwarnai sosialisme. Baik pemimpin maupun organisasi-organisasi sosial

budaya di masa revolusi pada umumnya adalah kelompok sayap kiri.65Pada masa

Revolusi Agustus 1945, sastrawan Indonesia mudah sekali terinfiltrasi.Hal ini

dikarenakan belum cukupnya kesadaran politik, belum teratur, dan terpimpin yang

mengakibatkan para sastrawan dan seniman sebagai pejuang Revolusi belum

memiliki sasaran yang tepat.Infiltrasi kebudayaan kalangan Imperialis Belanda

dilakukan secara teratur yang mengakibatkan sebagian seniman dan sastrawan

meninggalkan kubu revolusi dan menjadi kontrarevolusioner.

Kehadiran kebudayaan menjadi bagian yang tidak dapat dipandang sebelah

mata. Perjuangan dalam bidang kebudayaan dalam melawan budaya kolonial

64

M. Agus Burhan, Seni Lukis Indonesia Masa Jepang Sampai Lekra, 2013, Surakarta, UNS PRESS, hlm. 44.

65Peter Kasenda, Soekarno Marxisme dan Leninisme: Akar Pemikiran Kiri dan Revolusi

memiliki arti dalam jalannya kehidupan suatu bangsa.Seperti bidang lainnya,

bidang kebudayaan juga perlu ada perubahan-perubahan yang baru dalam

mendukung revolusi.Usaha dalam mempertahankan, menyesuaikan segala kultur

dan kesenian serta adat istiadat yang dapat diterima oleh bangsa Indonesia

merupakan revolusi kebudayaan.66

Dokumen terkait