• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan senyawa polifenol terutama flavonoid yang ada dalam fraksi etil asetat dan fraksi air dari ekstrak etanol teh hijau, serta uji antioksidan melalui penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa dari senyawa-senyawa yang ada dalam kedua fraksi tersebut (terutama senyawa flavonoid seperti komponen katekin, serta glikosida flavonoid dengan aglikon kuersetin, mirisetin, atau kemferol).

DAFTAR PUSTAKA

Ames, B.N., Shigenaga, M.K., and Hagen, T.M., 1993, Oxidants, Antioxidants, and The Generative Disease of Aging, Proc. Natl. Acad. Sci. USA., 90, 7915-7922.

Amié, D., Amié, D.D., Bešlo, D., and Trinajstié, N., 2003, Structure-Radical Scavenging Activity Relationships of Flavonoid, Croat. Chem. Acta., 76(1), 55-61.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 10-13, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi 4, 1061, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Aruoma, O.I., 2000, Conceptualization of the Prooxidant and Antioxidant Action of Plant Food Chemicals, in Shahidi, F. and Chi-Tang Ho (Ed.), Phytochemicals and Phytopharmaceuticals, 30, AOCS Press, Illinois. Bors, H., Michel, C., and Saran, M., 1979, On the Natural of Biochemically

Generated Hidroxyl Radicals : Studies using the Bleaching of p-Nitrosodimethylaniline as a Direct Assay Methode,Eur. J. Biochem., 95, 621-627.

Cutler, S. J. and Cutler, H. G., 2000, Biologically Active Natural Products: Pharmaceuticals, 133-137, CRC Press, London.

Cuvelier, M.E., Richards, H., and Bessets, C., 1991, Comparison of The Antioxidative of Some Acid Phenols: structure activity Relationship, Biosch. Biotech. Biochem.,56(2), 324-325.

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1994,Kimia Organik Jilid I, diterjemahkan oleh Pudjaatmaka, A.H., 436-444, Edisi ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. Gitawati, R., 1995, Radikal Bebas Sifat dan Peranannya dalam Menimbulkan

Kerusakan/Kematian Sel,Cermin Dunia Kedokteran, 33-35, 102.

Grieb, P., 1992, Antioxidant Systems – Physiology and Pharmacotherapy Trends, Materia Medica Polona, Fasc.4(84):217-222.

Halliwel, B., Gutteridge, J.M.C., and Aruoma, O.I., 1987, The Deoxyribose Method: A Simple “Test-Tube” Assay for Determination of Rate Constants for Reaction of Hydroxyl Radicals, Anal. Biochem., 165, 215 – 219, Academic Press, London.

Halliwell, B., dan Gutteridge, J.M.C., 1999, Free Radicals in Biology and Medicine, third edition, Oxford University Press, New York.

Handajani, J., 2002, Pengaruh Ekstrak Daun Teh Segar (Camellia sinensis) Konsentrasi 2% Terhadap Pembentukan Plak Gigi, Gerbang Inovasi Jurnal Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada,7 (15-16), 9-13.

Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, edisi ke-2, 47-122, Penerbit ITB, Bandung.

Hartoyo, A., 2003, Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan Sebuah Tinjauan Ilmiah, Kanisius, Yogyakarta.

Hertiani, T., Pramono, S., dan Supardjan, A.M., 2001, Uji Daya Antioksidan Senyawa Flavonoid Daun Plantago major L, Majalah Farmasi Indonesia, 12(1), 32-37.

Himawati, E.R., 2001, Antioksidan dan Peredam Radikal Bebas Biologis, Majalah Farmasi Indonesia (Indonesian Journal of Pharmacy),12(1), 55-60.

Indrawati, R. dan Devijanti, R., 1996, Beda Daya Antibakteri Kandungan Teh Segar Dan Teh Hitam terhadap Kuman Penyebab Karies Gigi, Ceramah Poster FKG Unair,Surabaya.

Khopkar, S. M., 1990, Basic Concepts of Analytical Chemistry, alih bahasa Saptoraharjo, A., 193; 204, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Kikuzaki, H. and Nakatani, N., 1993, Antioxidant Effects of Some Ginger Constituents,J. Food Sci.,58(6), 1407.

Krinsky, N. I., 1992, Mechanism of Action of Biological Antioxidants. Proc. Soc. Exp. Biol. Med.,200(2); 248-254.

Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, 1-37, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung.

Mulihal, 1991, Teori Radikal Bebas dalam Gizi dan Kedokteran,Cermin Dunia Kedokteran,73, 9-11.

Muth, J.E., 1999,Basic Statistic and Pharmaceutical Analysis, 572, 585, Marcel, Dekker, Inc., New York, Basel.

Oki, A.S., 1996, Pengaruh Pemberian Teh Hijau (Camelia sinensis) terhadap Agregasi Platelet,Ceramah singkat FKG Unair,7, 925.

Page, D.S., 1989, Prinsip-prinsip Biokimia, edisi kedua, diterjemahkan oleh R. Soendoro, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Pertiwi, M.V., 2006, Penetapan Kadar Flavonoid Total Terhitung sebagai Kuersetin dengan Metode Kolorimetri dalam Teh Hijau dan Teh Hitam (merk X), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Purwantoko, A., 2006, Uji Penangkapan Radikal Hidroksil oleh Vitamin C secara In Vitro, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Robinson, T., 1995,Kandungan Kimia Organik Tumbuhan Tinggi, diterjemahkan oleh Padmawinata, K., ed. 6, 191-217, Penerbit ITB, Bandung.

Rohdiana, D., 2001, Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol dalam Daun Teh, Majalah Farmasi Indonesia,12(1), 53-58.

Sastrohamidjojo, H., 1991,Spektroskopi, 1-15, Liberty, Yogyakarta.

Setyawati, L., 2007, Uji Penangkapan Radikal Hidroksil oleh Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Air Ekstrak Teh Hitam dengan Metode Deoksiribosa,Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Silverstein, R.M., 1991, Spectrometric Identification of Organic Compounds, 5th Ed., 289-294, John Wiley and Sons Inc., Singapore.

Siswono, H., 2003, Mekanisme Kerja Vitamin B2, Asam Galat dan Somatotropin pada Penghambatan Proses Penuaan Dini, Kajian Aktivitas Senyawa Gizi, Non Gizi, dan Hormon Pertumbuhan, sebagai Bahan Penghambat Proses

Penuaan Dini, Available from URL:

http://www.ns.ui.ac.id/seminar2005/Data/SPF-04.pdf., diakses 12 Oktober 2006.

Skoog, D.A., Holler, F.J., and Nieman, T.A., 1998, Principles of Instrumental Analysis, 5thEd., 182-220, 403-419, Harcourt Brace College, Philadelphia.

Skoog, D. A., West, D. M., and Holler, F. J., 1994, Analytical Chemistry (An introduction), 6th Ed., 383-432, Sounders College Publishing, Philadelphia.

Sugiyono, 2005,Statistika untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung.

Syamsuhidayat, S.S. dan Hutapea, J. R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, edisi I, 106-107, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Willard, H.H., Merritt, J.R.L., Dean, J.A., and Settle, J.F., 1988, Instrumental Methods of Analysis, 7th Ed., 125-160, Wadsworth Publishing Company, California.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembuatan larutan bufer fosfat pH 7,4 a. Berat molekul senyawa yang digunakan:

- Na2HPO4 = 141,96 g/mol - KH2PO4 = 136,09 g/mol b. Perhitungan bahan

*Contoh perhitungan pembuatan 500 ml larutan Na2HPO420 mM. 20 mM = 20 mmol/L

= 20 x 141,96 mg/L = 10 x 141,96 mg/500 ml = 1,4196 g/500 ml

Larutan Na2HPO420 mM dibuat dengan menimbang 1,4196 g Na2HPO4 kemudian dilarutkan dalam 500,0 ml akuades.

Lampiran 2. Pembuatan larutan deoksiribosa 2,5 mM Berat molekul (BM) deoksiribosa = 134,1 g/mol

Perhitungan bahan:

a. Pembuatan 10 ml larutan stok deoksiribosa 15 mM 15 mM = 15 mmol/L

= 15 x 134,1 mg/L = 0,15 x 134,1 mg/10 ml = 20,115 mg/10 ml = 0,02012 g/10 ml

Larutan deoksiribosa 15 mM dibuat dengan cara melarutkan 0,02012 g deoksiribosa dalam 10,0 ml akuades.

b. Pembuatan 10 ml larutan deoksiribosa 2,5 mM

Larutan deoksiribosa 2,5 mM dibuat dengan pengenceran dari larutan stok deoksiribosa 15 mM.

Perhitungan pengenceran: C1 x V1 = C2 x V2 15 mM x V1= 2,5 mM x 25 ml

V1= 4,16667 ml~ 4,2 ml

Larutan deoksiribosa 2,5 mM dibuat dengan mengambil 4,2 ml larutan deoksiribosa 15 mM kemudian diencerkan dengan akuades hingga volume 25,0 ml.

Lampiran 3. Pembuatan reagen Fenton a. Berat molekul senyawa yang digunakan - FeCl3. 6 H2O : 270,33 g/mol - Na2EDTA. 2 H2O : 372,24 g/mol - Vitamin C : 176,13 g/mol

- H2O2 : 34,02 g/mol

b. Perhitungan Bahan

 Pembuatan larutan FeCl31 mM 1. Pembuatan larutan FeCl35 mM

BM FeCl3= 270,33 – (6 x 18,02) = 270,33 – 108,12 = 162,21 g/mol Bobot FeCl3yang seharusnya ditimbang:

5 mM = 5 mmol/L = 5 x 162,21 mg/L = 0,05 x 162,21 mg/10 ml = 8,1105 mg/10 ml = 0,00811 g/10ml

Bobot FeCl3. 6 H2O yang ditimbang untuk memperoleh FeCl35 mM: FeCl3. 6 H2O = x0,00811 g/mol 162,21 g/mol 270,33 g = 0,01352 g

Larutan FeCl35 mM dibuat dengan cara melarutkan 0,01352 g FeCl3. 6 H2O dalam 10,0 ml akuades.

2. Pembuatan larutan FeCl31 mM

Perhitungan pengenceran: C1 x V1 = C2 x V2 5 mM x V1= 1 mM x 10 ml

V1= 2 ml

Larutan dibuat dengan mengambil 2,0 ml larutan FeCl3 5 mM kemudian diencerkan dengan akuades hingga volume 10,0 ml.

 Pembuatan larutan EDTA 1 mM 1. Pembuatan larutan EDTA 5 mM

BM EDTA = 372,24 – (2 x 22,99) – (2 x 18,02) = 290,22 g/mol Bobot EDTA yang seharusnya ditimbang:

5 mM = 5 mmol/L = 5 x 290,22 mg/L

= 0,05 x 290,22 mg/10 ml = 14,511 mg/10 ml

= 0,01451 g/10 ml

Bobot Na2EDTA. 2 H2O yang ditimbang untuk mendapatkan 5 mM EDTA: Na2EDTA. 2 H2O = x0,01451 g/mol 290,22 g/mol 372,24 g = 0,01861 g

Larutan EDTA 5 mM dibuat dengan cara melarutkan 0,01861 g Na2EDTA. 2 H2O dalam 10,0 ml akuades.

2. Pembuatan larutan EDTA 1 mM

Larutan EDTA 1 mM dibuat dengan pengenceran dari larutan EDTA 5 mM. Perhitungan pengenceran:

C1 x V1 = C2 x V2 5 mM x V1= 1 mM x 10 ml

V1= 2 ml

Larutan dibuat dengan mengambil 2,0 ml larutan EDTA 5 mM kemudian diencerkan dengan akuades hingga volume 10,0 ml.

 Pembuatan larutan vitamin C 1 mM 1. Pembuatan larutan vitamin C 10 mM

10 mM = 10 mmol/ L = 10 x 176,13 mg/L = 0,1 x 176,13 mg/10 ml = 17,613 mg/10 ml = 0,01761 g/10 ml

Larutan vitamin C 10 mM dibuat dengan cara melarutkan 0,01761 g dalam 10,0 ml akuades.

2. Pembuatan larutan vitamin C 1 mM

Larutan vitamin C 1 mM dibuat dengan pengenceran dari larutan vitamin C 10 mM.

Perhitungan pengenceran: C1 x V1 = C2 x V2 10 mM x V1= 1 mM x 10 ml

V1= 1 ml

Larutan dibuat dengan mengambil 1,0 ml larutan vitamin C 10 mM kemudian diencerkan dengan akuades hingga volume 10,0 ml.

 Pembuatan larutan H2O220 mM

Larutan H2O2 yang tersedia adalah larutan H2O230 %. BM H2O2= 34,02 g/mol 30 % = ml 100 g 30

Konsentrasi H2O2dalam molar: M = BM g x V 1000 = 02 , 34 30 x 100 1000 = 8,818 M = 8,818 x 103mM

 Pembuatan larutan H2O280 mM

Volume larutan H2O2 30 % yang diambil untuk mendapatkan 10 ml larutan H2O2 80 mM adalah:

V1x C1= V2x C2

V1x 8,818 x 103mM = 10 ml x 80 mM V1= 0,091 ml Volume H2O230 % yang diambil : 0,091 ml

Perhitungan konsentrasi:

V1x C1= V2x C2 0,091 ml x 8,818 x 103mM = 10 ml x C2

 Pembuatan larutan H2O220 mM

Larutan H2O2 20 mM dibuat dengan pengenceran dari larutan H2O280 mM. Perhitungan pengenceran:

V1x C1= V2x C2

V1x 80 mM = 10 ml x 20 mM V1= 2,5 ml

Larutan dibuat dengan mengambil 2,5 ml larutan H2O2 80 mM kemudian diencerkan dengan akuades hingga volume 10,0 ml.

Lampiran 4. Pembuatan larutan TCA 5 % dan TBA 1 % Berat molekul (BM) masing-masing senyawa

TCA = 163,39 g/mol TBA = 144,15 g/mol

*Contoh pembuatan 25 ml larutan TCA 5 %: TCA 5 % =

ml g

100 5

Jika akan dibuat 25,0 ml maka perhitungannya menjadi: TCA 5 % = 4 / 100 4 / 5 ml g TCA 5 % = 4 / 100 4 / 5 ml g = ml g 25 25 , 1

Jadi, larutan TCA 5 % dibuat dengan menimbang 1,25 g TCA kemudian dilarutkan dalam 25,0 ml akuades.

Lampiran 5. Perhitungan persentase penangkapan radikal hidroksil oleh senyawa uji(% scavenging)

Persentase penangkapan radikal hidroksil oleh sampel (% scavenging) diperoleh dari rumus: % Scavenging= kontrol larutan Absorbansi sampel larutan Absorbansi -kontrol larutan Absorbansi x 100 % Contoh perhitungan:

Diketahui : absorbansi larutan kontrol = 0,951 absorbansi larutan sampel = 0,838

% 100 951 , 0 838 , 0 951 , 0 %Scavengingx  = 11,882 %

Lampiran 6. Perhitungan penangkapan efektif radikal hidroksil sebesar 50 % (Effective Scavenging 50(ES50))

Nilai ES50 diperoleh dari regresi linier antara konsentrasi fraksi etil asetat dan konsentrasi fraksi air (sumbu x) vs%scavenging(sumbu y).

1. Fraksi etil asetat teh hijau

Konsentrasi Fraksi Etil Asetat Teh Hijau (mg/ml) %Scavenging 0,033 15,699 0,067 21,672 0,100 29,303 0,133 34,923 0,167 39,776

Analisis regresi linier antara konsentrasi fraksi etil asetat vs % scavenging menghasilkan nilai:

A = 9,895

B = 183,800→sudut kemiringan (α): 89,67º r = 0,994

Persamaan yang didapat:

y= 183,800x+ 9,895

Nilai ES50fraksi etil asetat teh hijau =

800 , 183 895 , 9 50 = 0,22 mg/ml

Kurva yang ditampilkan oleh persamaany= 183,800x+ 9,895 tidak layak saji karena memiliki nilai B yang besar (sudut kemiringan (α) mendekati 90º). Oleh karena itu perlu dilakukan konversi supaya sudut yang terbentuk ± 45º sehingga akan memperbaiki penampilan kurva.

Sebelum konversi Setelah konversi

Konsentrasi fraksi etil asetat

teh hijau (mg/ml)

%Scavenging

Konsentrasi fraksi etil asetat

teh hijau (mg/150ml) %Scavenging 0,033 15,699 4,950 15,699 0,067 21,672 10,050 21,672 0,100 29,303 15,000 29,303 0,133 34,923 19,950 34,923 0,167 39,776 25,050 39,776

Persamaan garis regresi y= 183,800x+ 9,895

α= 89,69º

Persamaan garis regresi y= 1,225x+ 9,895

α= 50,77º

2. Fraksi air

Konsentrasi Fraksi Air Teh Hijau

(mg/ml) %Scavenging 0,033 28,821 0,067 32,247 0,100 36,325 0,133 39,983 0,167 42,800

Analisis regresi linier antara konsentrasi fraksi etil asetat vs % scavenging menghasilkan nilai:

A = 25,351

B = 106,840→sudut kemiringan (α): 89,46º r = 0,996

y= 106,840x+ 25,351

Nilai ES50fraksi air teh hijau =

840 , 106 351 , 25 50 = 0,23 mg/ml

Kurva yang ditampilkan oleh persamaany= 106,840 x+ 25,351 tidak layak saji karena memiliki nilai B yang besar (sudut kemiringan (α) mendekati 90º). Oleh karena itu perlu dilakukan konversi supaya sudut yang terbentuk ± 45º sehingga akan memperbaiki penampilan kurva.

Sebelum konversi Setelah konversi

Konsentrasi fraksi air teh hijau

(mg/ml)

%Scavenging

Konsentrasi fraksi air teh hijau

(mg/150ml) %Scavenging 0,033 28,821 4,950 28,821 0,067 32,247 10,050 32,247 0,100 36,325 15,000 36,325 0,133 39,983 19,950 39,983 0,167 42,800 25,050 42,800

Persamaan garis regresi y= 106,840x+ 25,351

α= 89,46º

Persamaan garis regresi y= 0,712x+ 25,351

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Uji Antioksidan Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Air Ekstrak Etanol Teh Hijau melalui Penangkapan Radikal Hidroksil dengan Metode Deoksiribosa” memiliki nama lengkap Aprilliana Sari Dewi. Penulis lahir di Magetan, Jawa Timur pada tanggal 21 April 1983, merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Sutrisno, B.A., dan Sri Sukanti. Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis: TK Tunas Harapan Bendo Magetan pada tahun 1988-1989, SD Negeri 2 Dukuh-Bendo Magetan pada tahun 1989-1995, SLTP Negeri 4 Magetan pada tahun 1995-1998, SMU Negeri 1 Magetan pada tahun 1998-2001 dan selanjutnya penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2002. Selama kuliah penulis pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah praktikum Farmakognosi-Fitokimia III, serta menjadi panitia dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan.

Dokumen terkait