• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Beberapa hal yang dapat peneliti sarankan antara lain:

1. Guru di pedesaan hendaknya semakin mengerti dan memahami bahwa profesi mereka memang benar-benar memiliki arti penting bagi dunia pendidikan maupun kehidupan sosial masyarakat. Selain itu guru hendaknya tidak mengendurkan semangat di dalam menjalankan profesinya, dan terus berkarya demi kemajuan pendidikan bangsa.

2. Dengan semakin tahu dinamika guru-guru yang memiliki profesi di pedesaan, maka guru-guru yang mungkin lebih baik nasibnya daripada guru yang berpofesi di pedesaan hendaknya semakin meningkatkan rasa solidaritas antar guru dalam wadah PGRI. Sehingga semakin meningkatkan rasa kekeluargaan antar guru dan saling membantu, serta bertukar pengalaman maupun pikiran di dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

3. Pemerintah hendaknya semakin memperhatikan hak-hak para guru. Selain memberikan gaji yang layak sesuai dengan keadaan ekonomi pada jaman sekarang ini, hendaknya fasilitas-fasilitas pendidikan juga semakin ditingkatkan.

43

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, C.A. 2006. Redefinisi Profesi Dosen. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/012006/05/0901.htmRedefinisi Profesi Dosen Diakses 30 Maret 2007

Amstrong, M. 1995. Menjadi Manajer yang Lebih Baik Lagi (terjemahan). Jakarta : Binarupa Aksara

Anzwar, S. 1977. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Creswell, J.W.1998. Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among Five Traditions. Thousand Oaks, California : SAGE Publications, Inc. Hadiwijoyo, H. 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta : Kanisius

Hall,C.S & Lindzey, G. 1993. Teori-Teori Holistik (Organisme – Fenomenologis). Kanisius : Yogyakarta

Haryono, A. 2006. Tantangan Profesionalisme Guru Ekonomi dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. http://www.ekofeum.or.id/artikel.php?cid=50

Diakses 30 Maret 2007

Hodson, C. 2001. Psychology and Work. New York : Taylor & Francis Inc.

Jewell, L. N & Siegall, M. 1990. Psikologi Industri Organisasi Modern (terjemahan). Jakarta : Arcan

Kompas. 2005. Presiden Inginkan Kenaikan Gaji PNS Golongan Rendah Naik 30-35%. , http://www.kompas.com/kompas-cetak//060225.htm

Diakses 10 Mei 2006

Kompas. 2006. Warta Kota : Gaji Nyangkut, Guru Ngojek dan Jual Koran http://www.kompas.com/metro/news/0602/22/085319.htm

Diakses 10 Mei 2006

Moustakas, Clark E. 1994. Phenomenological Research Methods, SAGE Publicaions Inc. Thousand Oaks, California.

Ni’mallatif, Siti. 2004. Masih Adakah Guru yang Profesional ? Majalah Derap, edisi Januari /48/ IV, hal 11-12.

Pedoman Penulisan Skripsi Fakulas Psikologi Universitas Sanata Dharma, 2003. Yogyakarta : Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia

Sajogyo, S & Pudjiwati .1984. Sosiologi Pedesaan Jilid 1, Yogyakarta : UGM Press

Soetrano, R. 1994. Psikologi Sosial, Yogyakarta : Kanisius

Sudharto. 2002.Gaji Khusus Guru: Semoga Pungguk Tak Merindukan Bulan. Majalah Derap, edisi Januari /24/ II, hal 19-20.

Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi dan Standar Kompetensinya. http://www.suparlan.com/artikel.php?aid=22

Diakses 30 Maret 2007

Suparwoto, 2004. Kemampuan Dasar Mengajar, Yogyakarta : FKIP UNY Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta : UNS

Talidzuhu, N .1986. Materi Pembekalan COP Periode XII Tahun 2005. Surabaya : Pusat Pengabdian pada Masyarakat Universitas Kristen Petra.http://search.yahoo.com/search?p=masyarakat+pedesaan+kekeluarga an&ei=UTF8&fl=0&fp_ip=ID&meta=vc%3DcountryID&vc=countryID& fr=yfp-t-501&b=11

Diakses 22 April 2007

Taruna. 2003. Penegakan dan Perlindungan Hukum Bagi Guru. Majalah Derap, edisi September /44/ IV, hal 31-32.

Tjondronegoro, S. 1999. Keping-keping Sosiologi dari Pedesaan, Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

45

LAMPIRAN

Proses Perolehan dan Pengolahan Data

Data dperoleh dengan menggunakan metode theoretical sampling. Proses pengambilan data berhenti ketika tidak ada lagi variasi jawaban, dan dalam penelitian ini berhenti pada subjek ke-7. Setelah data diperoleh, kemudian peneliti melakukan verbatim dari hasil interview dengan subjek. Kemudian hal-hal yang tidak sesuai dengan topik dan pertanyaan dalam verbatim dihilangkan, hal ini disebut bracketing. Pernyataan yang tidak relevan dengan topik juga dihilangkan dan diperlakukan dalam nilai yang sama sehingga menjadi satu horizon dan ini disebut sebagai horizonalizing. Setelah itu mencari tekstural dan struktural dari seluruh pernyataan subjek dilihat dari penggolongan tema-tema yang muncul dengan menggunakan imaginative variation.

Hasil dari tekstural dan struktural inilah yang kemudian dijadikan sebagai dasar pembentukan esensi. Esensi terbentuk ketika tekstural dan struktural yang muncul dalam dinamika phenomenon secara keseluruhan dijadikan satu menjadi sebuah integrasi. Untuk lebih jelasnya lihat bagan 1.

Bagan 1

Proses Pengolahan Data

horizontalizing bracketing data Imaginative variation essences synthetis of meanng tekstural struktural epoche interview phenomenological reduction

47

Verbatim Subjek 1

Nama : Kr

Pekerjaan : Guru

Tanggal wawancara : 11 September 2006, 22.00 WIB Lokasi wawancara : Rumah subjek

Apakah latar belakang pendidikan bapak? Latar belakang pendidikan saya adalah diploma 2

Trus mulai kapan dan berapa lama Bapak mulai mengajar di sini?

Saya mengajar sejak 1 April 1971…Ya… kurang lebihnya 35 tahun lamanya… 35 tahun ya pak?

Ya…

Trus dimana pertama kali bapak bertugas?

Di Sekolah Dasar Negeri 1 Tirtosuworo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah

Itu daerah yang gunung-gunung itu ya pak? Iya itu pegunungan …di tengah pegunungan…ya….

Trus menurut bapak bagimana kondisi prekonomian guru di desa pada umumnya?

Eee….keadaan guru di desa pada umumnya…ini begini…di satu sisi guru di desa adalah orang terhormat dan terpandang di mata masyarakat…sehingga rasa percaya diri dan menjaga gengsi tetap dijalankan dan berjalan terus…di sisi lain sangatlah bergejolak dengan mempertahankan martabat dan harga diri, guru memerlukan waktu dan dana, sedang dari dana itu akan terealisasi dari mana?gaji guru sangatlah tidak layak untuk memenuhi kebutuhan rutin saja agak repot apalagi untuk kegiatan-kegiatan sosial yang lain itu akan terjadi kesenjangan dalam hidup bermasyarakat…ternyata tata ekonomi guru di desa sangat memprihatinkan.

Trus bagaimana keadaan kondisi perekonomian bapak sendiri?

Secara pribadi kehidupan saya di desa dalam tata pengaturan ekonomi secara pribadi cukup…karena… di luar dinas mengajar saya harus membanting tulang bekerja lain…misalnya…berdagang, bertani, beternak atau buruh ynag lain yang itu bisa menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga..

Jadi guru di desa tidak dapat waktu cukup untuk menjalankan tugasnya…tetapi terkecoh oleh keadaan ekonomi keluarga …inilah yang saya alami…nggih.

Trus bagaimana perasaan anda melihat kondisi seperti ini…?

Yah…perasaan saya sebagai guru di desa … secara ekonomi merasa malu dengan masyarakat…namun demikian secara kedudukan, guru adalah orang yang

terhormat dan terpndang hidup di desa…itu suatu kebanggan..eee… itu yang dialami pada pribadi saya dan guru yang lain sama saja…ya….

Kebanggaan di sini maksudnya apa pak?

Kebanggaan ya…dimana ada guru…di situ orang memerlukan pendapat, sumbangan2, dalam…..tata bermasyarakat…bergaul…berguul dalam pemuda…kemudian untuk apa…memperbaiki ee… berkeluarga di dalam masyarakat itu…mungkin itu guru…guru itu mesti tampil di depan

Rasa malu tadi maksudnya malu sebagai apa pak?

Malunya itu…nanti kalau dibandingkan dengan orang-orang yang berdagang …pekerjaaannya berdagang..ehm…ekonomi guru ini hnya seper..seper berapa ratusnya dari mereka…jadi kecil sekali pedagang itu bisa menghasilkan satu hari tu puluhan atau jutaan…nah, puluhan ribu sampai jutaan…namun guru itu ya sudah…ya sudah itu hasilnya. Cuma…yang guru senior itu gajinya maksimal 2 juta dibagi 30…hari..itu saja…belum yang yunior…yang yunior itu 900…dibagi 30 hari…sehari berapa itu…sehingga untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan hari itu saangatlah…malu…karena memng tidak tercukupi…seperti orang-orang lain Tapi meskipun seperti itu eksistensi di masyarakatpun masih dianggap kan Pak?

Ya….eksistensinya masih tetap…guru adalah sebagai…eee …apa pemegang garis depan karena memang guru itu SDM nya dibandingkan dengan orang-orang lain jauh…lebih tinggi

Apakah pandangan itu masih berlaku, maksudnya sampai sekarangpun masih seperti itu gitu?

Ya sudah..sudah semakin pudar…semakin pudar tahun 71 dengan tahun 75 sudah lain, tahun 75 sampai 80 sudah lain, 80 samapi sekarang pun sudah lain…itu pada wkatu jaman orde baru sudah lain dengan sekarang pd waktu reformasi sekarang ini guru seolah-olah sudah tidak punya harga diri karena apa…segala sesuatu diatur oleh aturan2 yang mendadak gitu...sekarang ini….kurikulum cepat berubah, sehingga kami kesulitan untuk mengikutinya….terutama dalam program pengajaran.

Jadi dengan adanya seperti itu adakah tanggapan bapak gimana? Ya bagaimana…..

Ketika eksistensi guru nmulai sedikit dipertanyakan karena ada apa ya, fenomena-fenomena yang seperti itu?

Ya walapun…walaupun..bagaimana bentuknya masyarakat akan menyingkirkan guru ternyata kemampuan mereka tidak mampu…eee… dalam bidang SDM…dalam segala suatu apa saja organisasi apa saja…guru itu mesti diinginkan oleh mereka…misalnya di LPM. LPM itu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat misalnya, kemudian organisasai-orgnisasi lain, Karang Taruna dan sebagainya, kemudian koperasi, kemudian kemasyarakatan yang lain itu guru ni

49

ndak bisa lepas walaupun kadang kala terkecoh oleh penyingkiran-penyingkiran apa ya ...sekte atau apa ya namanya…itu…

Trus alasan awal bapak menjadi guru itu apa, dan alasan sekarang pun tetap menjadi guru?

Ya…alasan awalnya memang ….Satu kami tidak memiliki keahlian lain selain mengajar, itu sebagai tumpuan untuk menghidupi keluarga, yang ketiga guru sebagi pekerjaan yang mulia bagi saya.

Tapi ketika dulu waktu awal-awal eee…. Sebelum menjadi guru dan ingin menjadi guru itu alasan bapak apa?

Alasannya saya ingin menjadi pemimpin bisa menghasilkan generasi-generasi muda yang lebih dari saya kepandaiaannya itulah satu kebanggaan saya, jadi keinginan saya seperti itu…

Walaupun sekarang mulai ada distorsi-distorsi …seperti itu tapi keinginan awal seperti itu ya..tadi kan ada tidak memiliki keahlian lain..nah kalau keinginan dari dalam diri bapak sendiri apa ?

Ya kalau saya dulu ini ya saya itu sebetulnya ingin menjadi seorang… apa …yang bisa mrnyembuhkan penyakit…misalnya dokter kah, kemudian minimal perawat atau mantri kesehatan namun demikian ya itu tadi…terbentur oleh ijasah…bisanya masuk dulu itu…dulu itu bisanya masuk itu kalau sekolah guru..yang lain tidak diterima oleh sekolahan yang lain.

Dan dihubungkan dengan kondisi di sini kan ini…bapak hidup di desa dan gaji guru pun seperti itu. Kenapa bapak tetep mau sebasgai guru, tetapi bukan karena ijasah atau yang ain, dari dalam diri bapak memiliki alasan tertentu?

Ya punya…mengapa walaupun sesulit iu masih ngajar dan mau menjadi guru, gini …itulah yang namanya profesi…jadi profesi itu walaupun tertumpu oleh apa saja tetap dipertahankan. Profesi seorang guru adalah memiliki keinginan-keinginan tertentu idealis-idealis yang seperti kami utarakan di depan… eee…kira-kira demikian…anak-anak saya yang pernah saya ajar mudah-mudahan jadilah penerus bangsa yang baik itulah…itulah satu kebanggaan…ternyata saya banyak murid yang sekarang ini menjadi pembesar-pembesar ada yang menjadi anggota DPR, ada yang menjadi bupati, camat..itu sudah banyak …itu satu kebanggaan khusus…eee gini, seorang guru walaupun ada apa ya…ada satu perubahan revolusi sekalipun itu jiwa guru itu tidak akan bisa luntur misalnya…saya pernah mengalami tahun 65 pada waktu saya masih di SMP, saya melihat seorang guru itu gajinya hanya ter kecoh dalam bentuk-brntuk permainan politik, karena pada waktu itu eee…politik masih sama kuat ya partainya…satu dengan yang lain…misalnya komunis, misalnya PNI, misalnya masyumi, dsb…..sehingga seorang guru itu pernah ada yang mendapat gaji dengan bentuk bahan makan, kalo bahan makan di pedesaan di gunung kidul di wonogiri itu bahan makan tu gaplek jadi saya pernah diberi cerita guru saya dulu, gaji nya itu gaplek…itu…itu…walaupun seperti itu guru tu tetap

guru….menginginkan...punya idealis bahwa bangsa ini tidaklah harus seperti saya….harus berubah ke yang lebih baik…ya..saya kira itu yang perlu kami sampaikan…catatan2 saya sebagai seorang guru…njih.

Menurut bapak arti dari pekerjaan guru itu adalah mulia itu seperti apa pak Gini…teutama guru SD, guru SD itu guru yang sangat mulia karena seorang guru SD itu tidak pernah mengharapkan pembalasan dari apa yang telah diberikan kepada anak didiknya. Ternyata memang semua begitu. Eee… Kemudian negara sendiri telah memberikan satu eee.. image terhadap guru SD itu yang namanya pahlawan tanpa tanda jasa itu hanya slogan saja…yang debetulnya dimana di dubia ini ada orang…orangnya mau berjuang bisa hidup dan berguna bagi bangsa dan negara ini tu adalah namanya pahlawan. Sedang keistimewaan dari guru sd ini dinamakan pahlawan tanpa tanda jasa begitu aja sudah ya monggo…tapi untuk kami tidak memerlukan itu…dari guru-guru tu tidak memerlukan dikatakan apa dinamakan pahlawan atau tetek bengekkah yang itu urusannya dengan ee…hanya apa sebagi kebang-bamng atau emberi suatu penghargaan terhadap kami sebangsa guru SD ini merupakan pengharapan-pengharapan yang itu tifdak akan menetas apa apa kecuali hanya apa kami sudah siap diri bahwa itu tidak akan ada apa apa hanya yang kami jaga adalaah kami memberi pelajaran pada anak-anak secara metodus sesuai dengan apa yang kami pergunakan dengan kurikulum yang ada kemudian disesuaikan pula dengan situasi dan kondisi di desa dengan keprihatinan anak-anak didik yang model sekaranng ini sudah amat memprihatinkan dan keprihatinan guru terhadap pendidikan ini tidak ada yang membantu…istilah lainnya cuek, sehingga tidak ada guru SD yang pernah mengharapkan pengembalian dari bentuk apa saja oleh murid-murid yang telah diajarnya…itu.di sebagian yang kami rasakan.

51 Horizonalization subjek 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

Keadaan guru di desa pada umumnya, di satu sisi guru di desa adalah orang terhormat dan terpandang di mata masyarakat, sehingga rasa percaya diri dan menjaga gengsi tetap dijalankan dan berjalan. Di sisi lain sangatlah bergejolak dengan mempertahankan martabat dan harga diri, guru memerlukan waktu dan dana, sedang dari dana itu akan terealisasi dari mana?gaji guru sangatlah tidak layak untuk memenuhi kebutuhan rutin saja agak repot apalagi untuk kegiatan-kegiatan sosial yang lain itu akan terjadi kesenjangan dalam hidup bermasyarakat ternyata tata ekonomi guru di desa sangat memprihatinkan.

Secara pribadi kehidupan saya di desa dalam tata pengaturan ekonomi secara pribadi cukup karena di luar dinas mengajar saya harus membanting tulang bekerja lain, berdagang, bertani, beternak atau buruh ynag lain yang itu bisa menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Jadi guru di desa tidak dapat waktu cukup untuk menjalankan tugasnya, tetapi terkecoh oleh keadaan ekonomi keluarga inilah yang saya alami.

Perasaan saya sebagai guru di desa, secara ekonomi merasa malu dengan masyarakat namun demikian secara kedudukan, guru adalah orang yang terhormat dan terpandang hidup di desa itu suatu kebanggan,itu yang dialami pada pribadi saya dan guru yang lain sama saja.

Kebanggaan dimana ada guru di situ orang memerlukan pendapat, sumbangan-sumbangan, dalam tata bermasyarakat bergaul dalam pemuda kemudian untuk memperbaiki berkeluarga di dalam masyarakat itu. Mungkin itu guru itu mesti tampil di depan.

Malunya itu nanti kalau dibandingkan dengan orang-orang yang pekerjaaannya berdagang, ekonomi guru ini hanya seper berapa ratusnya dari mereka. Jadi kecil sekali pedagang itu bisa menghasilkan satu hari tu puluhan atau jutaan, puluhan ribu sampai jutaan namun guru itu ya itu hasilnya yang guru senior itu gajinya maksimal 2 juta dibagi 30 hari itu saja belum yang yunior 900 dibagi 30 hari sehingga untuk mencukupi kebutuhan hari itu saangatlah malu karena memang tidak tercukupi seperti orang-orang lain .

Eksistensinya masih tetap guru adalah sebagai pemegang garis depan karena memang guru itu SDM nya dibandingkan dengan orang-orang lain jauh lebih tinggi.

Meski sudah semakin pudar tahun 71 dengan tahun 75 sudah lain , tahun 75 sampai 80 sudah lain, 80 samapi sekarang pun sudah lain pada waktu jaman orde baru sudah lain dengan sekarang pada waktu reformasi sekarang ini guru seolah-olah sudah tidak punya harga diri karena segala sesuatu diatur oleh aturan-aturan yang mendadak gitu sekarang ini.

Walaupun bagaimana bentuknya masyarakat akan menyingkirkan guru ternyata kemampuan mereka tidak mampu dalam bidang SDM dalam segala suatu apa saja organisasi apa saja guru itu mesti diinginkan oleh mereka misalnya di LPM. LPM itu lembaga pemberdayaan masyarakat misalnya, kemudian organisasai-orgnisasi lain, karang taruna dan sebagainya, kemudian koperasi, kemudian kemasyarakatan yag lain itu guru ni ndak bisa lepas walaupun kadang kala terkecoh oleh penyingkiran-penyingkiran apa, sekte atau apa namanya itu.

45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

sebagai tumpuan untuk menghidupi keluarga, yang ketiga guru sebagi pekerjaan yang mulia bagi saya.

Alasannya saya ingin menjadi pemimpin bisa menghasilkan generasi-generasi muda yang lebih dari saya kepandaiaannya itulah satu kebanggaan saya, jadi keinginan saya seperti itu.

Ya kalau saya dulu ini ya saya itu sebetulnya ingin menjadi seorang apa yang bisa menyembuhkan penyakit misalnya dokter kah , kemudian minimal perawat atau mantri kesehatan namun demikian ya itu tadi terbentur oleh ijasah dulu itu bisanya masuk itu kalau sekolah guru, yang lain tidak diterima oleh sekolahan yang lain.

Mengapa walaupun sesulit iu masih ngajar dan mau menjadi guru, itulah yang namanya profesi jadi profesi itu walaupun tertumpu oleh apa saja tetap dipertahankan. Profesi seorang guru adalah memiliki keinginan-keinginan tertentu idealis-idealis yang seperti kami utarakan di depan kira-kira demikian anak-anak saya yang pernah saya ajar mudah-mudahan jadilah penerus bangsa yang baik itulah satu kebanggaan ternyata saya banyak murid yang sekarang ini menjadi pembesar-pembesar ada yang menjadi anggota DPR, ada yang menjadi bupati, camat itu sudah banyak itu satu kebanggaan khusus, seorang guru walaupun ada satu perubahan revolusi sekalipun itu jiwa guru itu tidak akan bisa luntur saya pernah mengalami tahun 65 pada waktu saya masih di SMP, saya melihat seorang guru itu gajinya hanya terkecoh dalam bentuk-brntuk permainan politik, karena pada waktu itu politik masih sama kuat ya partainya satu dengan yang lainmisalnya komunis, misalnya PNI, misalnya masyumi, dan sebagaimya sehingga seorang guru itu pernah ada yang mendapat gaji dengan bentuk bahan makan, kalo bahan makan di pedesaan di gunung kidul di wonogiri itu bahan maskan tu gaplek jadi saya pernah diberi cerita guru saya dulu, gaji nya itu gaplek. Walaupun seperti itu guru tu tetap guru yang punya idealis bahwa bangsa ini tidaklah harus seperti saya harus berubah ke yang lebih baik.

Teutama guru SD, guru SD itu guru yang sangat mulia karena seorang guru SD itu tidak pernah mengharapkan pembalasan dari apa yang telah diberikan kepada anak didiknya. Ternyata memang semua begitu. Kemudian negara sendiri telah memberikan satu image terhadap guru SD itu yang namanya pahlawan tanpa tanda jasa itu hanya slogan saja yang debetulnya dimana di dunia ini ada orang-orangnya mau berjuang bisa hidup dan berguna bagi bangsa dan negara ini tu adalah namanya pahlawan. Sedang keistimewaan dari guru sd ini dinamakan pahlawan tanpa tanda jasa begitu aja sudah ya monggo tapi untuk kami tidak memerlukan itu, tidak memerlukan apa yang dinamakan pahlawan atau tetek bengekkah yang itu urusannya dengan hanya apa sebagi kebang-bang atau memberi suatu penghargaan terhadap kami sebangsa guru SD ini merupakan pengharapan-pengharapan yang itu tidak akan menetas apa apa kecuali hanya apa kami sudah siap diri bahwa itu tidak akan ada-apa hanya yang kami jaga adalaah kami memberi pelajaran pada anak-anak secara metodus sesuai dengan apa yang kami pergunakan dengan kurikulum yang ada kemudian disesuaikan pula dengan situasi dan kondisi di desa dengan keprihatinan anak-anak didik yang model sekaranng ini sudah amat memprihatinkan dan keprihatinan guru terhadap pendidikan ini tidak ada yang membantu istilah lainnya cuek. tidak ada guru SD yang pernah mengharapkan pengembalian dari bentuk apa saja oleh murid-murid yang telah diajarnya itu di sebagian yang kami rasakan.

53

Tekstural subjek 1

tema Lokasi Tekstural

- Gaji guru tidak layak - Memiliki pekerjaan lain - Malu secara ekonomi - Tumpuan keluarga

(5-8) (10-14) (23-29) (45)

ekonomi guru yang sulit

- Guru orang terhormat dan terpandang di dalam masyarakat

Dokumen terkait