• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Para remaja memutuskan untuk merokok setelah menimbang konsekuensi dari merokok. Konsekuensi negatif yang menjadi momok bagi para remaja adalah adanya hukuman dari orangtua maupun guru. Tetapi konsekuensi yang diberikan oleh orangtua dan guru ternyata tidak cukup membuat remaja beralih untuk berhenti merokok. Oleh sebab itu, disarankan kepada orangtua dan guru untuk memberikan sanksi tegas yang bersifat memberatkan remaja. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian remaja perokok selama ini merokok secara sembunyi-sembunyi. Dorongan untuk merokok juga dipengaruhi oleh lingkungan teman sebaya. Oleh sebab itu, disarankan pada orangtua dan guru untuk lebih mengawasi para remaja dan mengenal teman sebaya para remaja. Tanpa adanya pengawasan orangtua dan guru, keterlibatan remaja terhadap perilaku berisiko sepertihalnya merokok tidak akan bisa dicegah.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya bisa digeneralisasikan pada remaja laki-laki yang melakukan perilaku berisiko. Oleh karena itu, peneliti menyarankan peneliti selanjutnya menggunakan varian dari segi jenis kelamin serta menambah jumlah remaja guna lebih memperluas penerapan hasil penelitian. Selain itu, informasi yang didapatkan oleh peneliti masih belum mendalam. Disarankan untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti

tentang persepsi risiko remaja agar lebih menggali informasi secara lebih mendalam.

74

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M & Asrori, M., 2009. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta. Bumi Aksara.

Budiastomo, N., Santoso, G.A., 2007, Hubungan Persepsi Risiko Kecelakaan dan Pengambilan Keputusan Melanggar Lampu Merah, JPS Vol. 13 No. 01 Januari 2007, Jakarta, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Berk, Laura E. 2012. Development Through The Lifespan : Dari Prenatal Sampai Remaja (Transisi Menjelang Dewasa). Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Carolyn A. S., Sidira E., 2006, “The influence of family and friends on teenage

smoking in Greece: some premiliminary findings”, Marketing Intelligence & Planning, vol.24 Iss 2 pp.119-126, DOI: 10.1108

Cahyo K, Wigati, P.A., Shaluhiyah, Z., Rokok, Pola Pemasaran dan Perilaku Merokok SMA/Sederajat di Kota Semarang, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol 11/No.1, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang.

Center of Disease Control and Prevention, 2013, Methodology of Youth Risk Behavior Surveillance System, Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) Vol 6 No. 1, Atlanta, U.S. Department of Health and Human Services

Chotidjah, S., 2012, Pengetahuan tentang Rokok, Pusat Kendali Kesehatan Eksternal dan Perilaku Merokok, Makara, Sosial Humaniora, Vol 16 No. 1, Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Indonesia, Bandung

Creswell, J.W., 2013, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Edisi 3, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Desmita, 2007, Psikologi Perkembangan: Cetakan ketiga, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Dijk, F., de Nooijer, J., Heinrich, E., de Vries, H., (2007), Adolescents' view on smoking, quitting and health education, Health Education, Vol. 107 Iss: 2, pp.114 – 125, Emerald Group Publishing Limited

Djamal, M., 2015. Paradigma Penelitian Kualitatif Cetakan II (Edisi Revisi), Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Elo S., Kyngas H., 2007, The Qualitative Content Analysis Process. Journal of Advanced Nursing 62(1), 107-115, Finland, Bllackwell Publishing Ltd. DOI: 10.1111/j.1365-2648.2007.04569.x

Fawzani, N., Triratnawati A., 2005, Terapi Berhenti Merokok (Studi Kasus pada Tiga Perokok Berat). Makara Kesehatan Vol. 9 No.1 :Juni 2005. Jurnal Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Graneheim, U.H., Lundman B, 2004, Qualitative Content Analysis in Nursing

Research : Concepts, Procedures, and Measure to Accept Trustworthiness,

Nurse Education Today Vol 24 Issue 2, Elsevier, DOI:

10.1016/j.nedt.2003.10.001

Herdiansyah, H., 2015, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi, Jakarta: Salemba Humanika

Imelda, F. T. Y, Hartanti, S., 2014, Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1 :

Pengambilan Keputusan untuk Menikah Beda Etnis Studi Fenomenologis pada Perempuan jawa, Fakultas Psikologi Universitas DiponegoroJahja. R, 2011, Psikologi Perkembangan: Edisi Pertama, Jakarta, Prenada Media, Grup Janis, I.L., Mann, L., (1977), Decision Making A Psychological Analysis of

Conflict, Choice and Commitment, New York: The Free Press

Kemala, N.I, 2007, 2007, Perilaku Merokok Remaja, Universitas Sumatera Utara, USU Repository

Komasari D., Helmi, A.F, 2000, Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok pada

Remaja, Jurnal Psikologi 2000, No. 1, ISSN: 0215-8884

Lestary H., Sugiharti, 2011, Perilaku Berisiko Remaja di Indonesia Menurut

Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007, Jurnal

Kesehatan Reproduksi Vol 1 No. 3, Agustus 2011

Leventhal H., Cleary P.D., 1980, The Smoking Problem: A Review of Research Theory in Behavioral Risk Modification, Psychological Bulletin Vol 88 No. 2, American Psychological Association

Mayasari, I. P, 2013, Proses Pengambilan Keputusan Remaja Perempuan untuk Bergabung Dengan Komunitas Crust Punk, Jurnal Psikologi, Universitas Brawijaya

Moordiningsih, Faturochman, 2005, Proses Pengambilan Keputusan Dokter, Jurnal Psikologi Vol. 33, No.2, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, ISSN: 0215-8884

Papalia, Old, Feldman, Human Development (Psikologi Perkembangan) Edisi kesepuluh. 2009. Jakarta. Salemba Humanika

Puspita, T.R., 2014, Hubungan antara Risk Perception, Peerpresure dan Parenting Style dengan Risk Taking Behavior pada Remaja Awal, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.3 No.2

Rahmadi A, Lestari. Y, Yenita, 2013, Jurnal Kesehatan Andalas: Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Rokok dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota Padang

Richter M., 2010, Risk Behaviour in Adolescent: Patterns, Determinants, and

Consequences, Germany, VS

Ropeik D., Slovic P., 2003, Risk in Perspective. Risk Communication : A Neglected Tool in Protecting Public Health, Vol 11 Issue 2 June 2003, Harvard Center for Risk Analysis

Santrock, J.W., 2007, Remaja, edisi kesebelas, Jakarta, Erlangga.

Santrock, J.W., 2011, Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup, edisi tiga belas, Jakarta, Erlangga.

Sarwono, Wirawan S., 2005, Psikologi Remaja, Jakarta, Rajawali

Schvaneveldt, J.D, Adam, G.R, 1983, Adolescent and Decision Making Process, Vol. 22, No. 2, Early Adolescence: A New Look (Spring, 1983), pp. 98-104, Taylor & Francis.Ltd

Sjoberg L., Bjorg-Elin M., Rundmo T., 2004, Explaining Risk Perception: An Evaluation of The Psychometric Paradigm in Risk Perception Research,

Norwegian, University of Science and Technology, Department of Psychology, C Rotunde Publikasjoner.

Slovic, P., Peters, E., 2006, Risk Perception and Affect, Current Directions in Psychological Science Vol. 15, No. 6, pp. 322-325, Sage Publication, Inc. Smith, J.A., 2013, Dasar-dasar Psikologi Kualitatif, Pedoman Praktis Metode

Penelitian, Cetakan kedua, Bandung, Nusa Media

Steinberg, L. ,Albert, D., 2011, Journal of research on adolescence: Judgement and Decision making in Adolescence, Temple University, DOI: 10.1111 Sternberg, R.J., 2008, Psikologi Kognitif Edisi Keempat, Yogyakarta, Pustaka

Pelajar

Subanda, I.B., 2010, Merokok pada Remaja, Buku Ajar: Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, Jakarta, CV. Sagung Seto

Suharnan, M.S., 2005, Psikologi Kognitif, Surabaya, Srikandi

Supratiknya, A., 2015, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam Psikologi, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma

Trimpop M.R., 1994, The Psychology of Risk Taking Behavior, Netherland, Elsevier Science B.V.

Williams, D.J, Noyes, J.M, How does our perception of risk influence decision- making? Implication for the design of risk information, Taylor & Francis Group, DOI: 10.1080/1463922X

Wulan D. K., 2012, Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Remaja, Humaniora Vol 3 No. 2 Oktober 2012, Jurnal Psikologi, Faculty of Humanities, BINUS University

Artikel:

__________.10 Oktober 2014. Menkes Luncurkan Iklan Layanan Masyarakat

(ILM) Korban Rokok.

http://www.depkes.go.id/article/view/201410130001/menkes-luncurkaniklan- layanan-masyarakat-ilm-korban-rokok.html

Handaka, H., Jumlah Perokok Remaja di Indonesia Meingkat Drastis, http://lampung.tribunnews.com/2016/01/27/jumlah-perokok-remaja-di-

indonesia-meningkat-drastis

Rachman, T., 19 Juni 2015, 70 Persen Perokok Aktif adalah Remaja, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/06/19/nq6px1-70- persen-perokok-aktif-remaja

Utomo, H.A., 31 Mei 2013, Tarik Ulur Pesan Bergambar di Bungkus Rokok, http://www.kompasiana.com/arisheruutomo/tarik-ulur-pesan-bergambar-di- bungkus-rokok_574d6b3386afbdb908ec71b9

Wardhana, H. 30 Mei 2015. Musibah Bagi Indonesia di Hari Tanpa Tembakau

Sedunia, http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/musibah-bagi-

1 CIP 1 : CIP

Jenis Kelamin : L Usia : 19 tahun

No. Verbatim Satuan Makna Satuan Makna dipadatkan Kode

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17

Aku mau tanya tentang pertama kali kamu merokok, kejadiannya itu gimana?

Kejadiaanya itu, saya ya cuma iseng-iseng aja sih. Soalnya temen kelas kebanyakan pada merokok. Terus saya gak ngerokok kesannya kayak gimana. Kayak gak mengumumi gitu loh.

Kayak gak sama? Hm iya kayak ga sama. Nah,

coba satu terus masih batuk-batuk gitu. Tapi yah kebisaaan abis itu, sebenernya waktu SMA aku ngerokoknya tiap sama mereka. Kalo diluar atau ga sama mereka itu ga sama sekali.

Kejadian rincinya gimana, jadi misalkan kamu awalnya ketemu sama orang atau gimana gitu pas waktu itu, pas pertama kalinya kamu merokok. Waktu itu pas istirahat SMA jam 9 nan lah, diparkiran motor lah yah kayak gitu tadi. Saya mencoba.

CIP merasa iseng dan mulai merokok. CIP memiliki teman yang sebagian besar merupakan perokok. CIP merasa tidak sama dengan temannya karena CIP tidak merokok. CIP mencoba sebatang rokok dan terbatuk, namun setelah itu CIP mulai terbiasa merokok. Sewaktu SMA, CIP hanya merokok ketika bersama teman- temannya.

CIP pertamakali merokok disekolah sewaktu jam istirahat.

CIP coba-coba merokok. Teman CIP adalah perokok. (4-5)

CIP ingin menyamai temannya dengan ikut merokok. (5-7)

CIP batuk saat pertama kali merokok. (8-10)

CIP merokok ketika bersama teman-teman. (9- 11)

CIP merokok disekolah. (15-17)

Teman-teman merupakan perokok

Ingin menandingi teman Batuk

Merokok bersama teman- teman Merokok disekolah 18 19 20 21 22

Mencobanya itu langsung kamu beli atau gimana? Gak, aku ditawari temenku pertama, jadi aku sempet berkata mau ga, mau ga, tapi akhirnya mau. Terus mencoba satu. Gak habis sebenernya satu itu.

CIP ditawari rokok oleh temannya. CIP merasa ragu untuk mencoba rokok namun akhirnya memberanikan diri

Ditawari rokok

Perasaan ragu saat ditawari rokok. (19-20)

Memberanikan diri untuk

Ada tawaran merokok Ragu

2 23

24 25 26

Jadi kamu coba, Cuma satu dan ga habis. Jadi

Cuma sekedar ngumumi tadi tuh loh. Sama kayak yang lainnya. Belum menikmati rasa

sesungguhnya rokok.

ntuk merokok.

Awal merokok CIP hanya menghisap sebatang rokok dan tidak habis. CIP tidak

menikmati rasa rokok.

merokok. (21-22) Merokok tidak sampai habis. (21-22)

Ingin menyamai teman sehingga merokok. (24-25) CIP belum menikmati rasa rokok. (25-26)

Ingin menandingi teman Tidak menikmati rasa rokok

27 28 29 30 31 32 33 34

Terus kamu kan sempat merasa ragu kan, iya ga sih, nyoba gak sih, terus didalam

pikiranmu waktu itu, apa sih yang kamu pikirin? Takut kalo ketahuan. Ketahuan siapa? Ketahuan guru soalnya itu disekolah.

Yang akhirnya bikin kamu berani? Yang

akhirnya bikin aku berani mungkin dorongan suara dari temen-temen yang ada disitu.

CIP merasa ragu untuk

merokok karena takut ketahuan oleh guru disekolahnya. CIP berani merokok karena adanya dorongan dari teman-temannya.

Ada rasa takut jika diketahui merokok oleh guru.(30-31)

Adanya dorongan dari teman untuk merokok. (33- 34) Takut ketahuan Dorongan teman 35 36 37 38 39 40

Yang kamu pikirin tentang rokok saat itu apa? Aku ga mikir negatifnya sih, kok ada asep yang masuk keluar lagi, masuk keluar lagi. Kayak pengen. Terus, ah gimana sulit dijelasin e. Jadi sekali kamu coba, kamu ngerasain sesuatu, terus kamu coba lagi gitu. He eh

CIP tidak memikirkan dampak negatif dari rokok. CIP

membayangkan asap rokok yang keluar masuk sewaktu menghisap rokok. CIP berkeinginan untuk mencoba merokok.

Tidak memikirkan konsekuensi negatif dari rokok saat awal merokok. (36)

Ada rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencoba rokok. (36-38) Tidak memikirkan konsekuensi negatif Ingin tahu Ingin mencoba 41 42 43 44

Terus habis kamu nyoba untuk pertama

kalinya, apa yang kamu rasain? Mmmm, abis

yang mencoba pertama kali, yang jelas rasa ketagihan itu belum ada. Belum ada rasa nikmat

CIP tidak langsung merasa ketagihan setah pertamakali mencoba merokok. CIP tidak

Tidak langsung ketagihan merokok.

Tidak merasakan

Tidak langsung ketagihan(42- 46)

3 45

46 47 48

dari rokok itu sendiri, ya cuma sekedar biar sama tadi sama teman-temannya. Jadi, maka dari itu kalo diluar diluar apa diluar tempat tidak bersama teman-teman saya gak merokok.

merasakan sensasi kenikmatan dari merokok. CIP merokok hanya sekedar ingin menyamai teman-temannya. CIP tidak merokok saat tidak bersama temannya.

kenikmatan dari merokok saat pertama kali merokok. (42-46)

Ingin menyamai teman sehingga merokok. (44-46) CIP merokok hanya saat berkumpul bersama teman- temannya. (47-49)

Ingin menandingi teman (44- 46)

Merokok bersama teman- teman 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63

Kapan kira-kira kamu merasa butuh rokok akhirnya? Nah itu lupa, seiring berjalannya waktu yang jelas saya merasakan nikmatnya juga pada saat saya bareng sama mereka (teman).

Kalau sendiri waktu itu pernah coba ga? Kalo

sendiri belum pernah. Tapi setelah menemukan nikmatnya itu, sendiri sendiri sendiri. Itu

akhirnya mulai kapan?Pas akhirnya merokok

sendiri? Ga sampai setahun sih. Ga sampe setahun mungkin satu semesteran. Kayaknya.

Itu waktu awal SMA kelas berapa? Satu, iya. Berarti waktu itu hampir tiap hari lah

merokok?

Yah, itu ga tiap hari sih. Mungkin kalau apa uang sakunya sisa atau kalau ada rejeki lah.

CIP merasa sensasi kenikmatan dari merokok saat merokok bersama teman-temannya. CIP mulai merokok sendiri setelah merasakan sensasi kenikmatan dari rokok. CIP membutuhkan waktu selama 6 bulan sampai akhirnya dapat merokok sendirian.

CIP merokok untuk

pertamakalinya saat kelas satu SMA.

CIP tidak merokok setiap hari. CIP hanya merokok saat ia memiliki uang untuk membeli rokok.

Merasakan kenikmatan rokok saat merokok

bersama teman-teman. (50- 52)

Setelah mendapatkan rasa nikmat dari merokok, maka CIP mencoba merokok sendiri. (54-55)

Butuh waktu 6 bulan untuk dapat merasakan nikmatnya rokok dan akhirnya

mencoba merokok sendiri. (57-58)

Pertama kali merokok saat kelas satu SMA. (59)

Tidak merasakan kenikmatan merokok (50-52)

Merasakan kenikmatan saat merokok

Merokok sendiri setelah 6 bulan

Merokok diusia remaja awal (59)

Tidak merokok setiap hari Merokok jika memiliki uang

4 Tidak merokok setiap hari.

Merokok jika memiliki uang 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81

Tadi kan kamu bilang, negatifnya kamu ga mikir lah, murni biar sama kayak temen-

temenmu. Kepo juga. Kepo juga kan. Nah,

waktu itu kenapa kamu ngerasa harus sama

kayak temenmu. Yah gimana yah, karena masa

SMA kan masa-masanya anak labil. Sini ngikut sini. Situ ngikut situ.

Berarti ketika kamu ingin sama dengan

teman-temanmu, selain merokok kamu ada ga keinginan yang lain? Selain merokok,

maksudnya gimana sih. Dari ceritamu tadi kan

temen-temenmu merokok, karena kamu temennya maka kamu ikut ngerokok juga. Kamu ada kepikiran melakukan hal lain ga selain merokok untuk bisa tetap sama dengan temanmu?

Karena masih polos, masih suka ngikut-ngikut gitu deh, ga mikirin yang lainnya.

CIP mencoba rokok karena didorong rasa ingin tahu terhadap rokok.

CIP merasa sewaktu SMA, dirinya masih labil sehingga CIP merokok sekedar mengikuti teman-temannya.

CIP merasa swatu SMA dirinya masih polos dan suka mengikuti teman. Hal tersenut membuat CIP tidak memikirkan hal lain selain merokok.

Adanya rasa ingin tahu terhadap rokok. (66) Ingin mengikuti teman sehingga merokok. (68-70)

Suka mengikuti teman. (80- 81)

Tidak memikirkan hal lain selain merokok

Ingin tahu, menandingi teman (66, 68-70)

Menandingi teman (80-81) Tidak memikirkan hal lain selain merokok

82 83 84 85

Terus waktu itu mereka (teman CIP) kan nawarin, apa yang mereka bilang tentang rokok itu kamu inget ga? Apa kira-kira.

5 86 87 88 89 90 91 92 93

lanang kok ya ra udut coro liane, kayak diiming- imingi gitu. Terus apa lagi yang mereka bilang? Yah semacam itulah, kayak ajakan bahasa jowo.

Berarti mereka bilang kayak misalnya, kamu ga merokok berarti kamu ga laki? Nah, ha ah (mengiyakan). Kayak gitu tapi menggunakan bahasa lain. Bahasa alien.

temannya karena tidak merokok. Teman-teman CIP menanyakan mengapa anak laki-laki seperti CIP tidak merokok. CIP dikatakan tidak jantan karena tidak merokok.

teman.(85-87) 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107

Dampak yang kamu rasain dari habis

merokok itu apa? Kalo dampak yang selama ini

aku rasain kayak batuk. Yah kalo batuk yang perokok sama gak perokok itu beda kan. Saya tuh, sebelum merokok, batuk dikasi obat sembuh. Tapi setelah merokok, batuk, dikasi obat ada sembuhnya sih, tapi agak kepending gitu loh. Yang lain lagi apa? Yang lain lagi (berpikir), rasa dari rokok itu sendiri. Rasanya kayak, kan ada yang filter,mild ringan, ada yang mentol, ada yang ice. Nah itu tergantung suasana hati. Oh, suasana hati mempengaruhi rokok.

Tapi yang paling sering tuh. Kalo aku yang paling sering mild, ringan.

CIP merasakan dampak dari merokok saat CIP batuk. Setelah merokok proses pemulihan dari sakit batuk membutuhkan waktu lama. CIP mengkonsumsi jenis rokok sesuai dengan suasana hati.

Proses pemulihan penyakit butuh waktu lama. (99-100)

Suasana hati mempengaruhi konsumsi rokok. (102-106) Menganggu kesehatan Suasana hati 108 109 110 111 112 113

Mmmm... Pas kapan aja kamu merasa butuh rokok tuh loh. Waktu pup (BAB), setelah makan, pas lagi ngopi, break dari ngerjain tugas atau belajar. Soalnya kalo belajar terus kan jenuh. Yang jelas itu, pup (BAB), makan, ngopi.

Hampir tiap hari? Ga hampir tiap hari sih.

CIP merokok ketika sedang BAB, setelah makan, saat minum kopi, saat beristirahat belajar atau saat mengerjakan tugas.

CIP akan merokok ketika

Merokok saat BAB. Merokok setelah makan. Merokok setelah belajar.

Merokok saat beraktivitas Merokok setelah beraktivitas.

6

merasa jenuh saat belajar. Merokok saat merasa jenuh.

(109-111)

Merokok saat jenuh 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125

Kalo sekarang berapa batang perhari? Sebungkus kadang sisa kadang enggak. Satu hari? Itu. Isi 20. Pas kapan habis? Sering. Gara- gara kalo aku sih sebenernya borosnya rokok bukan tergantung dari akunya yang rokok. Tapi kan teman, kita kan sukak kaum perokok kan kumpul bareng. Kalo udah duduk santai ngerokok dikeluarkan semua. Kayak mau yang nyoba punyaku, coba punyamu. Nah itu, aku ga tau sehari habis berapa. Tapi kalo sebungkus sudah pasti habis tapi bukan aku semua yang merokok.

Berarti ada temen-temenmu juga? He em.

CIP menghabiskan kuranglebih sebungkus rokok dalam sehari. Ketika berkumpul bersama teman-teman sesame kaum perokok, CIP sering berbagi rokok.

Konsumsi rokok kurang lebih satu bungkus perhari (115)

Berkumpul dengan teman perokok. (119-120) Berbagi rokok dengan teman. (120-122)

Kurang lebih satu bungkus perhari

Berkumpul dengan teman perokok Berbagi rokok 126 127 128 129 130 131 132 133 134

Pernah ga kamu sendiri tuh kira-kira ngabisin berapa? Kalo sendiri liburan aku dirumah. Sebungkus bisa sampai tiga hari. Tiga hari bisa.

Berarti otomatislebih banyak waktu kamu

ngumpul? Iya jelas. Waktu ngumpul, waktu

ngobrol kayak gini rasanya juga pengen ngerokok sih. Ya itulah. Soalnya kalo dirumah sendiri, liburan ga ngapa-ngapain kan cuma waktu pup makan, stelah makan, sama belajar, ngopi tadi.

CIP menghabiskan satu bungkus rokok dalam waktu tigahari ketika dirumah. CIP banyak mengkonsumsi rokok ketika sedang berkumpul bersama teman-temannya. CIP merasa ingin merokok saat sedang berbincang-bincang dengan ornaglain.

Jumlah konsumsi rokok lebih banyak saat

berkumpul bersama teman- teman. (130)

Ingin merokok saat berbincang-bincang. (130- 132)

Konsumsi rokok lebih banyak bila bersama teman-teman Merokok saat beraktivitas

135 136 137 138

Apa yang kamu rasain kalo kamu pengen

merokok? Apa tanda-tandanya? Tanda-

tandanya gimana yah, aku juga bingung gitu loh mbak. Sumpah. Aku dari dulu tuh mencari

CIP tidak merasakan sensasi apapun ketika ingin merokok. CIP berusaha mencari tanda-

Tidak merasakan tanda apapun ketika ingin merokok. (136-141, 145-

7 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149

jawabannya. Kenapa kok dari dulu temen-temen bilang kecut lambene kayak opo gitu. Tapi saya, ga merasakan yang kayak gitu. Kecut lambene yang dimaksud seperti apa sih lambenya ga kecut.

Soalnya aku denger dari yang lainnya itu kayak gitu jadi asem gitulah lah. Tapi saya ga merasakan kayak gitu, hanya rasa pengen sih. Nggak nggak apa yah ada efek aku udah gini terus aku harus gini tuh ga ada. Berarti kapan

kamu pengen, ya udah.

Iya.

tanda yang menimbulkan keinginan untuk merokok, namun belum menemukannya. CIP akan langsung mengisap rokok ketika menginginkannya.

146) 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162

Terus kalo misalkan kira-kira dalam satu hari

kamu bisa gak ga ngerokok? Gak mungkin

sehari gak ngerokok. Udah kebisaaan, udah kecandu banget gitu.

Dari waktu SMA itu udah langsung kecandu banget atau? Belum mulai kecandu banget akhir-akhir kelas tiga mau ujian nasional. Itu lebih banyak ngerokoknya waktu deket-deket ujian? Iya. Soalnya belajar, merokok, belajar merokok, belajar, merokok,

Kalo kepanitiaan kamu rokoknya juga sering? Ya tergantung sih. Kalo kepanitiaan kan ada aturannya juga sih.

CIP tidak bias bila tidak merokok dalam satuhari. CIP mengatakan merokok sudah menjadi kebiasaan dan ia telah kecanduan merokok.

CIP mulai kecanduan merokok saat kelas tiga SMA, saat CIP hendak mengikuti ujian nasional.

CIP mengatakan sehabis belajar ia langsung merokok.

CIP akan merokok sesuai dengan aturan kepanitiaan ketika sedang bergabung pada sebuah kepanitiaan.

Mengkonsumsi rokok setiap hari. (151-153)

Terbiasa merokok Merasa kecanduan rokok sejak kelas tiga SMA, ketika hendak mengikuti Ujian Nasional. (156)

Merokok sehabis belajar. (158-159)

Mengikuti aturan merokok dikepanitiaan. (161-162)

Merokok setiap hari

Terbiasa merokok,

Kecanduan rokok sejak SMA (156)

Merokok setelah beraktivitas

Merokok mengikuti aturan

8 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 merokok?

Kalo dari kanan kiriku pokoknya ngatain yang negatif. Pokoknya yang bisa menyebabkan kanker, serangan jantung apalah. Buktinya aku ngerokok ga kena tuh. Terus kata, pernah denger

Dokumen terkait