• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2 Keadaan Umum Perikanan Kabupaten Kendal

5.2.9 Sarana dan Prasarana Perikanan

Perikanan yang maju dan modern perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang cukup dan memadai. Selain itu, sarana dan prasarana yang tersedia harus dilengkapi dengan fasilitas dasar, fasilitas fungsional dan fasilitas pendukung yang berfungsi untuk menunjang dan memperlancar beroperasinya armada perikanan serta arus penyaluran dan distribusi produk-produk perikanan, sehingga masyarakat nelayan akan dapat terus bekerja dan berusaha lebih giat, karena tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan usahanya.

5.2.9.1Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Sektor perikanan di pesisir pantai Kabupaten Kendal memiliki potensi yang sangat potensial. Selain memiliki lahan yang sangat potensial untuk usaha budidaya tambak, didukung juga dengan adanya empat Tempat Pelelangan Ikan (TPI), yaitu TPI Tawang, TPI Bandengan, TPI Sendang Sikucing dan TPI Tanggul Malang. Nalayan yang telah pulang dari melaut mendaratkan hasil tangkapannya di TPI tersebut dan sekaligus melakukan pele langan ikan di TPI. Volume dan nilai produksi TPI di

Kabupaten Kendal dari tahun 2000 sampai tahun 2003 dapat dilihat dalam Tabel 20 dan Tabel 21.

Tahun (Kg)

No. Nama TPI 2000 2001 2002 2003

1. Tawang 686.640 613.585 398.534 506.074

2. Sendang Sikucing 218.027 170.467 251.517 288.210

3. Tanggul Malang 373.148 208.654 169.039 118.547

4. Bandengan 276.339 243.738 235.339 137.698

Jumlah 1.554.154 1.236.444 1.095.421 1.050.529

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003 Tabel 21. Nilai Produksi TPI se-Kabupaten Kendal, Tahun 2000-2003

Tahun (Rp) No. Nama TPI

2000 2001 2002 2003 1. Tawang 1.508.654.300,00 1.863.241.900,00 1.645.477.800,00 1.645.287.200,00 2. Sendang Sikucing 195.850.500,00 206.654.500,00 352.950.500,00 377.738.000,00 3. Tanggul Malang 2.542.791.400,00 3.073.385.500,00 2.778.306.500,00 1.232.145.000,00 4. Bandengan 2.408.955.000,00 2.800.857.600,00 3.814.131.500,00 1.614.285.100,00 Jumlah 6.656.251.400,00 7.944.129.500,00 8.725.288.800,00 4.869.455.300,00 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal 2003

Dari Tabel 20,dapat dilihat bahwa volume produksi keempat TPI dari tahun 2000 sampai tahun 2003 terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena nelayan lebih memilih menjual ikan hasil tangkapannya langsung ke konsumen atau langsung menjual kepada bakul-bakul langganan para nelayan. Selain itu, munculnya TPI tandingan yang dikelola oleh swasta juga mempengaruhi penurunan jumlah volume produksi di TPI tersebut.

Berbeda dengan volume produksi yang semakin menurun, dari Tabel 21,dapat dilihat bahwa nilai produksi total keempat TPI mengalami kenaikan, kacuali tahun 2003 yang mengalami penurunan nilai produksi dibandingkan nilai produksi tahun 2002. Kenaikan nilai produksi ini disebabkan karena naiknya harga ikan dipasaran, sehingga nilainya semakin tinggi.

5.2.9.2Koperasi Perikanan

Koperasi Mina Jaya adalah koperasi perikanan di Kabupaten Kendal yang beranggotakan para nelayan termasuk didalamnya juragan dan ABK. Koperasi Mina Jaya ini, mempunyai unit usaha simpan pinjam dan pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Para anggota dapat meminjam dana melalui koperasi dengan syarat yang sangat mudah, yaitu hanya dengan memberikan agunan. Agunan yang digunakan berupa sertifikat dan BPKB. Selain mempunyai unit usaha, koperasi ini juga menyediakan layanan jasa untuk para anggotanya, diantaranya adalah bantuan sosial, misalnya bantuan biaya pengobatan, memberikan asuransi kematian untuk para nelayan dan menyediakan dana paceklik.

Sampai saat ini, koperasi Mina Jaya telah memiliki jumlah anggota penuh sebanyak 2.357 orang yang merupakan pelaku perikanan di Kabupaten Kendal dan tersebar di 6 kecamatan dan berada di 25 desa nelayan yang berada di sepanjang pantai Kabupaten Kendal. Jumlah karyawan KUD Mina Jaya sampai akhir tahun 2003 berjumlah 27 orang dengan perincian 8 orang sebagai karyawan di kantor KUD dan 19 orang yang bertugas di Tempat Pelayanan Simpan Pinjam (TPST) KUD Mina Jaya. Kekayaan bersih atau modal KUD Mina Jaya pada tahun 2004 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2003, yaitu sebesar Rp.176.327.414,99 pada tahun 2003 turun menjadi Rp.149.941.820,42 pada tahun 2004. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diterima oleh masing-masing anggota KUD Mina Jaya pada akhir tutup buku tahun 2004 adalah sebesar Rp.690.100,00. Koperasi Mina Jaya yang berada di bawah binaan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal ini juga melakukan kerja sama dengan kelembagaan lain, seperti kerjasama dengan BRI, BPD dan Lembaga Keuangan Mikro lainnya.

Perkembangan Koperasi Mina Jaya tidak terlepas dari permasalahan dan

hambatan yang dihadapi. Hambatan yang sangat mempengaruhi perkembangan Koperasi Mina Jaya adalah kurangnya kesadaran dan disiplin dari masyarakat khususnya anggota akan arti pentingnya koperasi itu sendiri, sehingga menyebabkan kurangnya peran serta anggota dalam menjalankan koperasi. Permasalahan yang dihadapi adalah lemahnya peraturan daerah tentang larangan penggunaan alat tangkap pukat harimau yang

menyebabkan pengeksploitasian sumberdaya hayati laut, karena ikan-ikan yang masih kecil juga ikut tertangkap.

5.2.9.3Perkreditan

Terbatasnya modal masih merupakan masalah utama yang dihadapi nelayan diantara berbagai masalah yang lain. Dalam upaya meningkatkan produksi dan

peningkatan pendapatan nelayan dan keluarganya, maka pemerintah memberikan bantuan modal berupa kredit lunak dengan bunga rendah bahkan tanpa agunan. Salah satu

program yang telah berjalan di Kabupaten Kendal adalah Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Kabupaten Kendal telah mendapatkan bantuan PEMP selama tiga tahun berturut-turut, yaitu dari tahun 2001 sampai tahun 2003.

Pelaksanaan program PEMP melibatkan lima organisasi dan kelembagaan. Kelima organisasi dan kelembagaan yang terkait tersebut adalah pemerintah (DKP), Konsultan Manajemen (KM) kabupaten atau kota, Tenaga Pendamping Desa (TPD), Koperasi Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP M3) atau koperasi perikanan dan lembaga perbankan pelaksana (Bank Bukopin).

Sasaran dari program PEMP adalah masyarakat pesisir di Kabupaten Kendal yang tergolong dalam skala usaha mikro dan kecil, yang berusaha sebagai nelayan,

pembudidaya ikan, pedagang hasil perikanan, pengolah ikan, pengusaha jasa perikanan, dan pengelola pariwisata bahari serta usaha atau kegiatan lainnya yang terkait dengan perikanan dan kelautan, seperti pengadaan bahan dan alat perikanan serta BBM (Solar Packed Dealer untuk nelayan atau kios BBM).

Masyarakat pesisir yang menerima dana bantuan PEMP ini, tergabung kedalam beberapa Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP), dimana setiap satu KMP terdiri dari 3-10 orang. Dana yang telah disalurkan kepada 197 orang yang tergabung dalam 28 KMP pada tahun pertama (2001), adalah sebesar Rp.476.000.000,00. Tahun kedua (2002), masyarakat pesisir Kabupaten Kendal yang menerima dana bantuan PEMP bertambah sebanyak 369 orang yang tergabung dalam 54 KMP, dengan dana bantuan sebesar RP.800.000.000,00. Masyarakat pesisir di Kabupaten Kendal yang menerima bantuan PEMP pada tahun 2003 menjadi sebanyak 413 orang yang tergabung dalam 82

KMP, dengan total dana bantuan sebesar Rp.869.000.000,00. Jangka pengembalian kredit adalah 20 bulan dari setiap tahun peminjaman.

Penyaluran kredit dikelola oleh suatu Lembaga Keuangan Mikro yang dinamakan Lab Lembaga Ekonomi Masyarakat Pesisir (LEMP). Lab LEMP terbagi menjadi lima sub-lab yng terdapat pada lima kecamatan, yaitu Kecamatan Patebon (me liputi Desa Pidodo wetan, Pidodo kulon dan Magarsari), Kecamatan Cepiring (meliputi Desa Korowelang kulon dan Kalirandu Gede), Kecamatan Kangkung (meliputi Desa Kalirejo dan Sendang kulon), Kecamatan Rowosari (meliputi Desa Tambak sari) dan Kecamatan Kota Kendal (meliputi Desa Ngilir, Balok dan Bandengan). Setelah berakhirnya program PEMP, yaitu mulai tahun 2004, lab M3 berubah manjadi koperasi yang anggotanya tidak hanya perorangan melainkan per kelompok.

1 4 3 2 5 6

Gambar 9. Proses pencairan Dana Ekonomi Produktif (DEP) program PEMP Keterangan :

1. Koperasi LEPP M3/koperasi perikanan mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas Kabupaten/Kota, selanjutnya Dinas Kabupaten/Kota memberikan rekomendasi. 2. Koperasi LEPP M3/koperasi perikanan mengajukan permohonan pembukaan

rekening kepada bank pelaksana serta menyerahkan dan menandatangani seluruh dokumen perjanjian yang diperlukan oleh bank pelaksana.

DKP Kab./Kota dan Pimbagpro PEMP 2004 Koperasi LEPP M3/

koperasi perikanan Unit Simpan Pinjam

KPKN

Rekening atas nama Koperasi LEPP M3/ Koperasi Perikanan pada

3. Bank pelaksana bersama-sama dengan dinas kabupaten/kota mengevaluasi kelengkapan permohonan tertulis dari koperasi LEPP M3/koperasi perikanan. 4. Proposal disetujui oleh pimbagpro dan diketahui kepala dinas kabupaten/kota untuk

kemudian diajukan ke KPKN daerah dengan dilampiri :

a. Surat perjanjian pemberian DEP antara pimpinan bagian proyek dengan ketua koperasi perikanan yang diketahui oleh kepala dinas kabupaten/kota.

b. Surat keputusan dinas kabupaten/kota tentang penetapan koperasi LEPP M3/koperasi perikanan sebagai pelaksana program PEMP.

c. Surat pernyataan penjaminan DEP oleh koperasi LEPP M3/koperasi perikanan. d. Kuitansi tanda terima (dari pimbagpro kepada LEPP M3/koperasi perikanan). 5. KPKN daerah mencairkan DEP dan mentransfer lngsung ke rekening masing-masing

koperasi LEPP M3/koperasi perikanan pada bank pelaksana.

6. Setelah koperasi LEPP M3/koperasi perikanan melengkapi persyaratan dan telah menandatangani seluruh dokumen yang dipersyaratkan, maka bank pelaksana dapat melakukan pengikatan kredit selama jangka waktu 5 (lima ) tahun untuk program penyaluran DEP yang dijaminkan, dan selanjutnya bank pelaksana dapat mencairkan pinjaman tersebut kepada masing-masing koperasi LEPP M3/koperasi perikanan untuk segera dibukukan sebagai pinjaman di Swamitra Mina.

5.3 Kondisi Perekonomian Kabupaten Kendal

Dokumen terkait