• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kompos serbuk gergaji yang dicampurkan dengan tanah (1:1) dapat digunakan sebagai media tanam pada tanaman kehutanan (A. crassna, Palaquium sp., dan Calophylum sp.)

2. Batubara dan arang dalam bentuk bubuk dapat digunakan sebagai bahan pembenah tanah. Tetapi campuran keduanya justru menurunkan pertumbuhan tanaman uji, perkembangan FMA, dan perkembangan mikroba tanah. Bubuk batubara memberikan pengaruh lebih optimal dibandingkan penggunaan bubuk arang pada seluruh parameter kualitas bibit tanaman uji dan perkembangan FMA.

3. Secara umum inokulasi FMA mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman uji, tetapi penggunaannya kurang bisa dikombinasikan dengan penambahan pembenah tanah.

4. Setiap jenis FMA menunjukkan pengaruh yang berbeda-beda terhadap tanaman inang dan lingkungan tumbuhnya. (G. margarita infektif dan efektif berasosiasi dengan A. crassna; G. etunicatum maupun G. margarita kurang infektif dan kurang efektif berasosiasi dengan Palaquium sp.; G. etunicatum maupun G. margarita infektif terhadap akar Calophyllum sp. tetapi tidak efektif meningkatkan pertumbuhannya)

5. Pengaruh interaksi FMA dan pembenah tanah pada media kompos serbuk gergaji plus hanya memberikan pengaruh nyata pada peningkatan tinggi dan diameter semai A. crassna dan menunjukkan pertambahan (yang tidak signifikan secara statistik) terhadap parameter pertumbuhan tanaman uji yang lain. Kualitas bibit akan meningkat dengan perlakuan tunggal (FMA atau penambahan pembenah saja)

Saran

1. Perlu adanya uji lapang untuk membuktikan tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman

2. Perlu uji pemantapan terhadap media tanam kompos serbuk gergaji plus dan tanah dengan perbandingan 1:1

3. Perlu adanya uji lanjut dengan jenis isolat dan jenis tanaman uji yang lebih beragam untuk melihat respon masing-masing terhadap media kompos serbuk gergaji plus

4. Perlu adanya uji lanjutan untuk mencari jenis-jenis bahan pembenah lain yang merupakan limbah atau produk samping kegiatan.

DAFTAR PUSTAKA

Abbott LK, Robson A.D. 1992. What is the role of VA mycorhizal Soil. 37 – 41.

Brundrett M, Bougher N, Dell B, Grove T, Malajczuk N. 1996. Working with Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. (ACIAR). http://www.ffp.csiro.au/research/mycorrhiza/index.html. [15 Desember 2006].

Brundrett M. 2004. Diversity and classification of mycorrhizal associations. Cambridge Philosophical Society. Biol.Rev.79.pp.473-495.

Corryanti et al. 2007. Perkembangan Mikoriza Arbuskula dan Pertumbuhan Jati (Tectona grandis) yang Diinokulasi spora FMA Asal Tanah Hutan Tanaman Jati. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol.1 No.2 September 2007.

Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. 1991. Kesuburan Tanah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Delvian. 2003. Keanekaragaman Cendawan Mikoriza arbuskula (CMA) Di Hutan Pantai dan Potensi Pemanfataannya : Studi Kasus di Hutan Cagar Alam Leuweung Sancang kabupaten Garut Jawa Barat. (Disertasi). Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Dahlan, M dan Ni Wyn Dwiani. 2007. Potensi Arang (Carcoal) sebagai bahan pupuk dan Bahan Pembenah Tanah (Soil Amandemen). Mataram : Jurusan Ilmu tanah Fakultas Pertanian Umram.

Damayanti, R. 2007. Pemanfaatan Abu batubara sebagai bahan Pembenah tanah atau Soil Conditioner di Daerah penimbunan Tailing pengolahan Emas. (tekMIRA) wm@tekmira.esdm.go.id [23 januari 2008].

Dephut, 2007. Inovasi Teknologi Pembuatan Tanaman dalam mendukung Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN). Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Gusmailina, Sri K, Tjutju N. 1990. Pemanfaatan Residu Fermentasi Padat sebagai Kompos pada pertumbuhan anakan Eucalyptus uruphylla. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol.8 (4) : 157-163

Gusmailina, Gustan P, Sri K, Tati R. 2000. Alternatif Arang Aktif sebagai Soil Conditioning pada Tanaman. Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 19 (3) : 185-199

Gusmailina, Gustan P, Sri K. 2002. Aplikasi arang Kulit Kayu sebagai Campuran Media Tumbuh Anakan Aucalyptus urophylla dan Acacia mangium. Buletin Hasil Hutan Vol.20 (5) : 333-351

Guritno. Bambang, S.M. Sitompul. 1995. Analisis pertumbuhan tanaman. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Hayne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I-III. Badan Litbang Kehutanan, penterjemah. Jakarta : Yayasan Sarana Wana Jaya. Terjemahan dari: Nuttige Planten Van Indonesie.

Hadioetomo RS. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboraturium. Jakarta : PT Gramedia.

Herdiana, N., H. Siahaan, T. Rahman S. 2008. Pengaruh Arang Kompos dan Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Kayu Bawang. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 5 No. 3 : 139-146

Imas T, Yadi S. 1988. Mikrobiologi Tanah. Bogor : Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor.

Komarayati S, R.Sudradjat, IPG Wijaya Adhi. 1992. Pemanfaatan Kompos Anaerobik untuk Meningkatkan Pertumbuhan Albizia falcataria. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10 (4) : 125-129

Komarayati, S. 1993. Pemanfaatan serbuk gergaji, tanah latosol dan residu fermentasi sebagai medium tumbuh bibit sengon. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11 (2): 74-79

Komarayati S, Tjutju N, Gusmailina. 1993. Biodegradasi Komponen Kimia pada Limbah Lignoselulosa oleh Jamur Perusak Kayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 11 (2) : 57-64

Komarayati S. 1996. Pemanfaatan Serbuk Gergaji Limbah Industri Sebagai Kompos. Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol.14 (9) : 337-343

Komarayati S, Gusmailina, Gustan P. 2000. Peran Aktivator Hayati Pada Proses Dekomposisi Limbah Padat. Makalah Penunjang dalam Lokakarya Penelitian Hasil Hutan.

Lazuardi, D., D. Rachmanadi, M. S. Alamsyah. 2004. Kesesuaian Jenis pohon dan Teknik Silvikultur Hutan Tanaman pada Areal Hutan Rawa Gambut. Prosiding Seminar ilmiah Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian dan pengembangan hutan Tanaman indonesia Bagian Timur : Refitalisasi Pembangunan Hutan Tanaman di Kalimantan. Pusat penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.

Martawijaya, A. and P. Sutigno (1990). Increasing the efficiency and productivity of wood processing through the minimization and utilization of wood residues. Jakarta : Seminar on Wood Technology.

Mattjik AA, IM Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Jilid I. Bogor : IPB Press.

Mawardi. 2004. Pemanfaatan Pupuk Hayati Mikoriza untuk Meningkatkan Toleransi Kekeringan pada Tanaman Nilam. Sekolah Pascasarjana IPB. (Tesis). Bogor : Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Martawijaya et al. 1981. Atlas Kayu Indonesia. Jilid I. Bogor : Balai Peneliti Hasil Hutan.

Pari. 2002. Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu. Makalah Falsafah Sains.

Perum Perhutani. 2005. Persemaian. Jakarta : Perum Perhutani

Pidjath C. 2006. Kualitas Bibit Acacia crassicarpa A. Cunn. Ex Benth Hasil Sinergi Bio-organik dengan Cendawan Mikoriza Arbuskula di Ultisol. (Tesis). Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Rao NSS. 1994. Mikrobiologi Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Herawati Susilo, penterjemah. Jakarta : UI-Press. Terjemahan dari : Soil Mikroorganism and Plant Growth.

Rajaguguk, Bostang. 2008. Materi kuliah : Overview Rehabilitasi Lahan Tambang. Yogyakarta : Pusat Kajian Rehabilitasi Lahan Tambang, Fakultas Pertanian UGM. E-mail: pkrlt@ugm.ac.id

Sieverding, E. 1991. Vesicular Arbuscular Mycorrihzal management in Tropical Agrosystem. Eschborn : Technical Cooperation Federal Republic of Germany.

Salisbury, F.B. and C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 1-4. Lukman, R.D. (penerjemah). Bandung : Penerbit ITB. Terjemahan dari : Plant Physiology.

Smith SE, Read DJ. 1997. Mycorrhizal Symbiosis. Second Eds. San Diego California. Academic Press: Harcourt Brace and Company Publ..

Setiadi, Y. 1989. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Kehutanan. Bogor : Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor.

Sylvia DM. 2004. Overview of mycorrhizal symbiosis : Based on a chapter in Prinsples and Application of Soil Microbiology. http://Cropsoil.psu.edu/sylvia/mycorrhiza.htm.

Sylvia DM. et al. 2005. Principles and aplycations of soil microbiology 2nd ed. Ner Jersey : Pearson Education Inc.

Susanto R. 2002. Pertanian Organik : Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Sukandarrumidi. 2004. Batu Bara dan Gambut. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Siregar, C. Anwar. 2005. Pemanfaatan arang untuk memperbaiki kesuburan tanah dan pertumbuhan Acacia mangium. Prosiding Ekspose Hasil Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Hal : 15-23

Simamora H, Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. Jakarta : Pt Agro Media Pustaka.

Santoso, E. Dan M. Turjaman. 2006. Teknik Produksi dan Pemanfaatan Mikoriza Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman. Makalah Gelar Teknologi. Balai Kehutanan Ciamis.

Santoso, E., A.W. Gunawan, M Turjaman. 2007. Kolonisasi Cendawan Mikoriza pada Bibit Tanaman Penghasil Gaharu A. microcarpa. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol. IV No. 5 : 499-409

Suryani, Ani. 2007. Perbaikan Tanah Media Tanaman Jeruk dengan Berbagai Bahan Organik dalam bentuk Kompos. (Disertasi). Bogor : Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Suprapto, J.S. 2008. Tinjauan Reklamasi Lahan Bekas Tambang dan Aspek Konservasi Bahan Galian. Kelompok Program Penelitian Konservasi. Buletin Pusat Sumberdaya Geologi Vol III No. 3

Trimasonjaya. 2008. Batubara sebagai Sedimen Organik. Buletin Pusat Sumberdaya Geologi Vo. III No. 3. Jakarta : Pusat Sumberdaya Geologi. http : //www.dim.esdm.go.id

Yuwono D. 2006. Kompos : dengan cara aerob maupun anaerob, untuk menghasilkan kompos berkualitas. Jakarta : Penebar Swadaya.

Yuwati, T.W., P.B. Santosa, B. Hermawan. 2008. Arbuscular Mycorrhiza fungi application Rehabilitation of Degraded Peat Swamp Forest in Central Kalimantan. Buletin Tekno Hutan Tanaman. Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Indonesia Bagian Timur. Banjarbaru.

Lampiran 1. Pengaruh interaksi inokulasi FMA dan pembenah tanah terhadap media tanam

Pengaruh interaksi inokulasi FMA dan penambahan pembenah tanah terhadap media tanam semai A. crassna (14 mst)

perlakuan

media tanam FMA pH P tersedia N total C organik KTK

SCA M0 6.4 12.52ab 0.21 2.68 30.76 M1 6.5 12.39ab 0.24 2.46 28.61 M2 6.5 12.28bc 0.25 2.2 29.57 SA M0 6.5 12.86c 0.19 2.03 29.9 M1 6.5 12.29bc 0.25 0.18 31.29 M2 6.3 12.12bc 0.22 2.21 32.9 SC M0 6.3 14.83ab 0.23 2.18 32.89 M1 6.3 15.62a 0.24 2.21 33.29 M2 6.4 14.56ab 0.26 2.17 33.53 S M0 5.9 12.21bc 0.18 2.08 27.12 M1 5.8 12.89b 0.2 2.11 27.91 M2 6.1 12.68c 0.21 2.07 29.35

Ket : rerata dari 3 ulangan, Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada tingkat kesalahan 5%

Pengaruh interaksi inokulasi FMA dan penambahan pembenah tanah terhadap media tanam semai Pallaquium sp. (14 mst)

perlakuan

media tanam FMA pH P tersedia N total C organik KTK

SCA M0 6.4 12.95 0.16 2.63 26.11 M1 6.6 12.71 0.18 2.52 27.30 M2 6.7 12.92 0.21 2.41 29.42 SA M0 6.4 12.27 0.19 2.18 28.86 M1 6.5 12.71 0.17 2.18 29.59 M2 6.7 12.66 0.20 2.19 30.03 SC M0 6.3 13.91 0.2 2.21 30.45 M1 6.5 14.52 0.21 2.18 30.90 M2 6.5 14.57 0.22 2.20 31.25 S M0 6.2 12.37 0.16 2.08 26.58 M1 6.3 12.65 0.15 2.11 26.73 M2 6.5 12.93 0.15 2.15 29.54

Ket : rerata dari 3 ulangan, Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada tingkat kesalahan 5%

Lampiran 2. Kriteria Penilaian Kesuburan tabah (Pusat Penelitian tanah, 1982)

Kriteria Sifat Tanah Sangat

rendah Rendah Sedang Tinggi

Sangat tinggi C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.10-5.00 N (%) < 0.10 0.10-0.20 0.21-0.50 0.51-0.75 C/N <5 5-10 11-15 16-25 P2 O5 HCl 25% (mg/100) K2 O HCl 25% (mg/100) <15 <10 15-20 10-20 21-40 21-40 41-60 41-60 P2 O5 Bray (ppm) <10 10-20 21-25 26-35 P2 O5 Olsen (ppm) <10 10-25 26-45 46-60 KTK (me/100g) <5 5-16 17-24 25-40 Nilai TukarKation : Ca (me/100g) <2 2.0-5.0 6.0-10.0 11.0-20.0 K (me/100g) <0.1 0.1-0.2 0.3-0.5 0.6-1.0 Mg (me/100g) <0.4 0.4-1.0 1.1-2.0 2.1-8.0 Na (me/100g) <0.1 0.1-0.3 0.4-0.7 0.8-1.0 Kejenuhan basa (%) <20 20-35 36-50 51.0-70.0 sangat masam masam agak masam netral agak alkalis alkalis pH H2O <45 4.6-5.5 5.6-6.5 6.6-7.5 7.6-8.5 >8.5

Lampiran 3. Rekapitulasi hasil anova pengaruh FMA dan pembenah tanah terhadap parameter pertumbuhan tanaman uji

A. Crassna palaquium ca

Parameter sumber keragaman

JK Db F-hitung JK Db F-hitung JK T Mikoriza 827,054 2 60.819** 3,950 2 5.369** 10,212 Pebenah tanah 2,759,223 3 135.270** 41,406 3 4.365** 38,423 Mikoriza*Pembenah Tanah 169,796 6 4.162 ** 28,650 6 1.510tn 52,471 D Mikoriza 4,213 2 32.210** 1,180 2 6.391** 0.718 Pebenah tanah 5,451 3 27.783** 0.119 3 0.529tn 0.028 Mikoriza*Pembenah Tanah 2,524 6 6.432** 1,906 6 3.440** 1,684 F Mikoriza 29,450 2 3.995 * 7,850 2 11.086** 0.800 Pebenah tanah 79,225 3 7.164 ** 0.625 3 0.587tn 11,692 Mikoriza*Pembenah Tanah 24,350 6 1.101 tn 2,550 6 1.198tn 4,533 Kh Mikoriza 5,141,112 2 22.784 ** 329,778 2 2.668tn 15837.23 Pebenah tanah 21,811,753 3 64.444** 876,825 3 4.730** 15230.51 Mikoriza*Pembenah Tanah 1,205 6 1.780 tn 1,407,668 6 3.797** 13334.74 BKT Mikoriza 0.253 2 11.530** 0.089 2 1.971tn 1,162 Pebenah tanah 5,509 3 167.106** 0.056 3 0.833tn 0.185 Mikoriza*Pembenah Tanah 0.095 6 1.437 tn 0.352 6 2.67tn 0.287 NPA Mikoriza 0.292 2 0.664 tn 0.128 2 1.005tn 7,452 Pebenah tanah 9,881 3 14.961** 0.124 3 0.646tn 20,647 Mikoriza*Pembenah Tanah 0.884 6 0.670tn 1,032 6 2.695tn 2,806 PA Mikoriza 56,133 2 3.871* 11,200 2 0.620tn 3,033 Pebenah tanah 4,933 3 0.227tn 34,313 3 1.267tn 14,267 Mikoriza*Pembenah Tanah 66,667 6 1.533tn 107,800 6 1.990tn 2,033 IMB Mikoriza 0.090 2 43.452** 1,535 2 106.725** 0.169 Pebenah tanah 0.109 3 23.456** 0.054 3 2.520tn 0.158 Mikoriza*Pembenah Tanah 0.089 6 2.041tn 0.156 6 3.623* 0.147 SP Mikoriza 2,159 2 12.423** 0.087 2 5.792tn 2,145 Pebenah tanah 1,100 3 4.219* 8,611 3 381.802** 1,201 Mikoriza*Pembenah Tanah 0.541 6 0.987tn 0.364 6 8.080* 1,345 SN Mikoriza 3,048 2 15.475** 0.224 2 1.578tn 3,456 Pebenah tanah 1,110 3 3.758* 0.315 3 1,482tn 2,876 Mikoriza*Pembenah Tanah 1,486 6 2.561tn 1,514 6 3.560** 1,234 PKB Mikroba Mikoriza 136,320,155 2 7.932** 7846.50 2 1.915tn 1396202.87 Pebenah tanah 139,311,463 3 5.404** 66285.89 3 10.788** 9632161.88 Mikoriza*Pembenah Tanah 367266866 6 7.123** 34278.16 6 2.23tn 6735466.24 Kolonisasi Mikoriza 24,739,047 2 114.003** 1,234,553 2 39.663** 28,882,656 Pebenah tanah 8,127,173 3 24.975** 197,116 3 4.271* 1,092,845 Mikoriza*Pembenah Tanah 5,198,276 6 7.987** 451,660 6 4.832** 3,774,057 JS Mikoriza 562,821 2 45.342** 12,578 2 2.048tn 590,722 Pebenah tanah 321,430 3 26.897** 87,459 3 4.981* 502,111 Mikoriza*Pembenah Tanah 329,871 6 36.562** 25,453 6 1.874tn 15,056

Ket : T : tinggi; D : diameter; F : jumlah daun; Kh: Kekeokohan bibit; BKT : Berat Kering Total; NPA :Nisbah Pucuk akar; PA : Panjang akar; IMB : Indeks Mutu Bibit (Q); SP : serapan P; SN : serapan N; PKB Mikroba : Perkembangan mikroba; JS : jumlah spora.

Dokumen terkait