Bentuk gelombang keluaran
6.2. Pembangkit Frekuensi Radio
6.2.3. Pengendali Tegangan Keluaran 1 Rangkaian Tertutup Ground
6.2.4.6. Sinyal Sinkron dan Marker
Keluaran penghantar sync pada
panel belakang menuju tinggi pada setiap permulaan sapuan. Jika
fungsi marker disable (lumpuh),
sinyal sync menuju rendah pada titik tengah sapuan. Jika fungsi marker memungkinkan, sinyal syn menuju rendah pada saat frekuensi keluaran mencapai frekuensi marker tertentu. Frekuensi marker harus berada diantara frekuensi mulai dan frekuensi berhenti. Penggunaan fungsi marker untuk mengidentifikasi frekuensi tertentu dalam respon piranti yang diuji (Device under test/DUT) missal
jika diinginkan untuk identifikasi frekuensi resonansi. Untuk mengerjakan ini, hubungkan keluaran sync ke satu kanal osiloskop dan hubungkan keluaran DUT pada kanal osiloskop yang lain. Kemudian, picu osiloskop dengan ujung awal dari sinyal sync pada posisi permulaan frekuensi pada sisi kiri osiloskop. Lakukan
penyesuaian frekuensi marker
sampai sinyal syn menuju keadaan rendah, respon piranti akan membentuk corak yang menarik. Frekuensi dapat dibaca pada peraga panel belakang instrument 33250A.
Gambar 6-27 Sweep with marker at DUT resonance 6.2.4.6.1. Burst
Keluaran generator fungsi dapat
diatur pada bentuk gelombang
dengan jumlah siklus tertentu yang
dinamakan burst. Burst dapat
digunakan dalam salah satu dari dua mode burst siklus N (juga dinamakan triggered burst atau
gated burst). Burst siklus N
merupakan burst siklus N yang
terdiri dari bentuk gelombang
dengan jumlah siklus tertentu (1 sampai 1.000.000) dan selalu diaktifkan dengan peristiwa picu.
Burst juga dapat diset untuk
menghitung tak hingga yang
dihasilkan pada bentuk gelombang kontinyu pada generator fungsi terpicu.
Gambar 6-28 Bentuk gelombang keluaran sync dan tiga siklus bentuk gelombang burst
Untuk burst, sumber picu dapat berupa sinyal eksternal, suatu pewaktu internal, kunci, atau komand yang diterima dari antarmuka jarak jauh. Masukan sinyal picu eksternal melalui penghantar Trig In yang berada pada panel belakang. Penghantar
ini kecuali TTL, berada pada
tingkat kompatibel dan
direferensikan terhadap ground chasis (bukan ground mengambang). Bila tidak digunakan sebagai masukan, penghantar dapat dikonfigurasikan sebagai keluaran sehingga memungkinkan 33250A untuk memicu instrumen lain pada saat yang sama sebagai pemicu kejadian internal. Pengaruh picu dapat ditunda sampai 85 detik (penambahan 100 picodetik) untuk menyerempakkan permulaan burst dengan kejadian lain.
Trigger delay juga dapat disisipkan untuk mengkompensasi peundaan kabel dan waktu respon instrumen lain dalam system. Pada burst N siklus selalu dimulai dan diakhiri pada titik yang sama pada bentuk gelombang, yang dinamakan start
phase. Pasa permulaan pada 0° berhubungan dengan awal perekaman bentuk gelombang dan 360° berhubungan dengan akhir perekaman bentuk gelombang.
Misal perkiraan aplikasi
memerlukan dua bentuk gelombang sinus frekuensi 5 MHz yang secara pasti satu sama lain berbeda pasa 90°. Dapat menggunakan dua 33250A seperti diuraikan berikut ini. Pertama rencanakan satu generator fungsi sebagai master dan yang lain sebagai slave. Seperti ditunjukkan
6-29. hubungkan penghantar
keluaran master 10 MHz ke penghantar masukan slave 10 MHz dengan menggunakan kabel koaksial kualitas tinggi. Konfigurasi ini akan meyakinkan bahwa kedua
instrumen akan membangkitkan
secara pasti frekuensi sama dan tidak akan terdapat istilah pergeseran pasa diantara kedua instrumen. Berikutnya, hubungkan dua penghantar masukan dan keluaran trigger bersama-sama untuk memungkinkan master memicu slave.
Keluaran sinkronisasi
Keluaran utama
Gambar 6-29 Konfigurasi dua instrumen Setelah membuat hubungan seperti
yang ditunjukan gambar 6-29. ikuti langkah-langakh di bawah ini.
1. Atur kedua instrumen pada
keluaran bentuk gelombang sinus dengan frekuensi 5 MHz. 2. Pada kedua instrumen, diatur
pada mode N siklus burst, set burst menghitung sampai tiga siklus, dan set pasa permulaan 0 derajat.
3. Pada master, pilih sumber picu internal dan memungkinkan sinyal keluaran picu dengan rising edge dari penghantar Trig Out.
4. Pada slave, pilih sumber picu eksternal dan memungkinkan pemicuan pada rising edge dari sinyal picu.
5. Dengan menggunakan
osiloskop, verifikasi bahwa
kedua instrumen sekarang
membangkitkan bentuk gelombang burst tiga siklus. Kemudian lakukan penyesuaian parameter penundaan picu satu instrumen untuk membawa burst keduanya ke dalam kelurusan satu sama lain. Sekarang dua
instrumen diserempakkan dan
akan tetap diserempakkan sampai pengaturan parameter penundaan picu.
6. Atur pasa permulaan dari satu instrumen pada 90°. Kemudian, atur penjumlah burst pada
masing-masing instrumen
sebagaimana diperlukan untuk aplikasi. Jika diperlukan bentuk gelombang burst kontinyu, pilih jumlah burst tak hingga pada
kedua instrumen dan
memungkinkan pemicuan
manual pada master. Dalam contoh ini, menjadi parameter penunda picu, konstanta system kalibrasi.
Sekali ditetapkan, kedua
instrumen dipertahankan lurus
dalam waktu, sekalipun jika
frekuensi atau pasa permulaan diubah. Setiap waktu master dipicu slave, kedua instrumen
diserempakkan kembali. Jika
tenaga diedarkan, instrumen
dapat distel kembali dengan
pemugaran keterlambatan picu sebelumnya. Perlu dicatat bahwa perbedaan harga
penundaan mungkin diperlukan jika pasangan instrumen yang digunakan berbeda atau jika
bentuk gelombang fungsi yang dipilih berbeda.
6.2.4.6.2. Gated Burst
Dalam mode gated burst, bentuk gelombang keluaran merupakan salah satu on atau off didasarkan pada level sinyal eksternal yang diaplikasikan pada konektor panel dengan Trig In. Pada saat sinyal gate benar keluaran generator fungsi bentuk gelombang kontinyu. Bila sinyal gate menuju salah,
siklus bentuk gelombang arus dilengkapi dan kemudian generator fungsi berhenti selagi tetap berada pada level tegangan yang sesuai dengan pasa burst awal dari bentuk gelombang yang dipilih. Bentuk gelombang noise, keluaran berhenti seketika bila sinyal gate menuju salah.
6.2.5. Spesifikasi Alat
Model : AFG3251 / AFG3252
Channels : 1 / 2 Sine Wave : 1 μHz to 240 MHz Amplitudo <200 MHz : 50 mVp-p to 5 Vp-p / –30 dBm to 18.0 dBm >200 MHz : 50 mVp-p to 4 Vp-p / –30 dBm to 16.0 dBm Harmonic Distortion (1 Vp-p) 10 Hz to 1 MHz : <–60 dBc 1 MHz to 5 MHz : <–50 dBc 5 MHz to 25 MHz : <–37 dBc >25 MHz : <–30 dBc THD (10 Hz – 20 kHz, 1 Vp-p) : <0.2% Spurious (1 Vp-p) 10 Hz to 1 MHz : <–50 dBc 1 MHz to 25 MHz : <–47 dBc >25 MHz :<–47dBc+ 6 dBc/octave
Phase Noise, typical : <–110 dBc/Hz at 20 MHz, 10 kHz offset, 1 Vp-p
Residual Clock Noise : –57 dBm
Modulation : AM, FM, PM
Source : Internal/External
Internal Modulation Frequency : 2 mHz to 50.00 kHz Frequency Shift Keying : 2 keys
Source : Internal/External
Internal Modulation Frequency : 2 mHz to 1.000 MHz
Sweep : Linear, logarithmic
Burst :Triggered, gated
Internal Trigger Rate : 1.000 ms to 500.0 s Gate and Trigger Sources : Internal, external, remote interface ArbitraryWaveforms : 1 mHz to 120 MHz
Sample Rate : 2 GS/s