• Tidak ada hasil yang ditemukan

BASIS DATA SISTEM MANAJEMEN BASIS MODEL - Data alternatif - Data kriteria - Data pakar

- Data linguistic label - Data penilaian

Data struktur biaya: - Data biaya investasi - Data biaya produksi

Sub Model Srtuktur Pengembangan Sub Model Pengadaan

Bahan Baku

Sub Model Kelembagaan Usaha

SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT

SISTEM MANAJEMEN DIALOG

PENGGUNA

Sub Model Sumber Permodalan SISTEM MANAJEMEN BASIS PENGETAHUAN Perumusan Strategi Bauran Pemasaran MEKANISME INFERENSI

Sub Model Kelayakan Finansial - Data elemen

- Data sub elemen - Data hubungan kontekstual

Kerangka Model

Sistem Manajemen Basis Data

Sistem manajemen basis data pengembangan industri kecil jamu digunakan untuk mengolah data. Data yang dimasukkan, disimpan dalam sistem manajemen basis data dapat dipanggil kembali apabila diperlukan. Sistem manajemen basis data dirancang bersifat interaktif dan fleksibel untuk memudahkan perubahan-perubahan yang diperlukan. Data dalam sis tem manajemen basis data ini digunakan dalam sistem manajemen basis model. Data dalam sistem ini meliputi data elemen, data sub elemen, data hubungan kontekstual, data alternatif, data kriteria, data pakar, data linguistik label, data penilaian pengadaan bahan baku dan model pembiayaan, data bauran pemasaran, data struktur biaya.

Data struktur pengembangan. Data struktur pengembangan terdiri dari data elemen pengembangan, data sub elemen pengembangan dan data hubungan kontekstual. Data elemen pengembangan menggambarkan elemen-elemen yang terdapat dalam sistem pengembangan industri kecil jamu sedangkan data sub elemen menggambarkan sub elemen yang terdapat pada masing- masing elemen tersebut. Data penilaian hubungan kontekstual berisi tentang hubungan kontekstual antar sub pada masing- masing elemen pengembangan. Data-data tersebut digunakan sebagai basis data dalam sub model struktur pengembangan.

Data pengadaan bahan baku. Data pengadaan bahan baku ini terdiri dari data pakar,data alternatif pengadaan bahan baku, data kriteria pengadaan bahan baku, data linguistic label dan data penilaian. Data pakar terdiri dari kumpulan catatan tentang pakar. Data alternatif pengadaan bahan baku menggambarkan alternatif yang dapat dilakukan dalam pengadaan bahan baku indus tri kecil jamu. Data alternatif ini merupakan kumpulan catatan tentang alternatif yang dapat dipilih dalam pengadaan bahan baku industri kecil jamu. Data kriteria menggambarkan kriteria yang digunakan dalam pemilihan alternatif pengadaan bahan baku industri kecil jamu. Data kriteria ini merupakan kumpulan catatan tentang beberapa kriteria yang digunakan dalam penilaian alternatif pengadaan

bahan baku industri kecil jamu. Data linguistic label terdiri dari kumpulan catatan tentang linguistic label yang digunakan dalam penilaian alternatif berdasarkan kriteria dalam pengadaan bahan baku industri kecil jamu. Data penilaian berisi penilaian dari setiap alternatif pengadaan bahan baku berdasarkan masing- masing kriteria, penilaian yang diberikan berupa linguistic label dengan skala ordinal. Data-data tersebut digunakan sebagai basis data dalam sub model pengadaan bahan baku.

Data sumber permodalan. Data sumber permodalan ini terdiri dari data pakar,data alternatif sumber permodalan, data kriteria sumber permodalan dan data penilaian. Data pakar terdiri dari kumpulan catatan tentang pakar. Data alternatif sumber permodalan menggambarkan alternatif sumber permodalan yang dapat dipilih dalam pengembangan industri kecil jamu. Data alternatif ini merupakan kumpulan catatan tentang alternatif sumber permodalan yang dapat dipilih dalam pengembangan industri kecil jamu. Data kriteria menggambarkan kriteria yang digunakan dalam pemilihan alternatif sumber permodalan dalam pengembangan industri kecil jamu. Data kriteria ini merupakan kumpulan catatan tentang beberapa kriteria yang digunakan dalam penilaian alternatif sumber permodalan industri kecil jamu. Data penilaian berisi penilaian dari setiap alternatif sumber permodalan berdasarkan masing- masing kriteria, penilaian yang diberikan merupakan penilaian perbandingan berpasangan dengan skala ordinal 1- 9. Data-data tersebut digunakan sebagai basis data dalam sub model sumber permodalan.

Data kelembagaan usaha. Data kelembagaan usaha ini terdiri dari data pakar,data alternatif kelembagaan pengembangan, data kriteria kelembagaan usaha dan data penilaian. Data pakar terdiri dari kumpulan catatan tentang pakar. Data alternatif kelembagaan usaha menggambarkan alternatif pilihan kelembagaan pengembangan industri kecil jamu. Data alternatif ini merupakan kumpulan catatan tentang alternatif kelembagaan yang dapat dipilih dalam pengembangan industri kecil jamu. Data kriteria menggambarkan kriteria yang digunakan dalam pemilihan alternatif kelembagaan usaha industri kecil jamu. Data kriteria ini merupakan kumpulan catatan tentang beberapa kriteria yang digunakan dalam penilaian alternatif kelembagaan usaha industri kecil jamu. Data

penilaian berisi penilaian dari setiap alternatif kelembagaan pengembangan berdasarkan masing- masing kriteria, penilaian yang diberikan dengan skala ordinal. Data-data tersebut digunakan sebagai basis data dalam sub model kelembagaan usaha.

Data finansial. Data finansial industri kecil jamu terdiri dari data struktur biaya industri kecil jamu yang meliputi biaya investasi, biaya tetap, biaya variabel dan data asumsi-asumsi yang digunakan dalam industri kecil jamu. Data tersebut digunakan sebagai basis data dalam sub model kelayakan usaha.

Sistem Manajemen Basis Pengetahuan

Sistem manajemen basis pengetahuan merupakan sarana yang digunakan untuk menyimpan dari hasil representasi pengetahuan pakar, dengan bantuan mekanisme inferensi basis pengetahuan dapat diterjemahkan menjadi kesimpulan. Sistem manajemen basis pengetahuan dalam model ini dipergunakan untuk membantu menyusun strategi bauran pemasaran produk industri kecil jamu.

Pembentukan Basis Pengetahuan. Basis pengetahuan merupakan sumber kecerdasan dari sistem pakar. Semua hasil akuisisi pengetahuan dari pakar dan pustaka disusun menjadi bentuk formal sehingga dapat diolah oleh komputer. Hubungan antara fakta dan informasi direpresentasikan secara logis dengan metode aturan atau representasi logika. Aturan-aturan dalam sistem pakar disusun dalam rangkaian logika IF …. THEN …. yang terdapat dalam modul yang disediakan oleh bahasa pemrograman tersebut. Aturan sistem pakar secara lengkap disajikan pada Lampiran 1.

Pembentukan Mesin Inferensi. Basis pengetahuan merupakan sekumpulan fakta dan informasi yang terkait dan terorganisasi dengan baik. Untuk memanfaatkan basis pengetahuan, maka dibentuk mesin inferensi yang merupakan alat penalaran bagi sistem. Strategi penalaran yang digunakan sistem pakar dalam sistem manajemen ahli ini adalah modus ponens dan strategi pengendalian yang digunakan adalah mata rantai kebelakang (backward chaining), sedangkan strategi pelacakan yang digunakan sistem ini adalah Depth-firt search.

Penanganan masalah ketidakpastian digunakan metode certainty factor

(CF). CF nerupakan nilai numerik yang menunjukan nilai kepercayaan suatu parameter saat pelacakan. Terdapat dua cara untuk memberikan nilai CF untuk suatu parameter, yaitu ditentukan saat membentuk basis pengetahuan dan ditentukan saat konsultasi dengan sistem pakar berlangsung. Untuk cara pertama CF dituliskan pada parameter di dalam kaidah. Untuk cara kedua pengguna harus mencantumkan nilai tersebut saat konsultasi.

Saat konsultasi beberapa parameter meminta nilai CF. Nilai ini diisi oleh pengguna sesuai tingkat keyakinan akan kebenaran nilai parameter. Semua CF bernilai positif sehingga pengguna tidak dapat memberikan nilai negatif pada nilai parameter. Selanjutnya nilai CF tersebut akan mengalami proses perhitungan sampai didapat kesimpulan dari permasalahan. Sistem akan menghitung faktor kepastian dari fakta E membuat atecendent dari kaidah berdasarkan pada ketidakpastian fakta e [CF(E,e)], faktor kepastian dalam hipotesis dengan asumsi bahwa fakta diketahui dengan pasti [CF(H,E)] dan faktor kepastian hipotesis berdasarkan pada ketidakpastian fakta e [CF(H,e)].

Untuk menentukan nilai CF(E,e), maka pernyataan IF harus bernilai benar yaitu nilai CF lebih besar sama dengan 0,2. Jika CF kurang 0,2 maka nilai parameter yang akan dicari kosong dan kesimpulan tidak tercapai. Pernyataan IF dari kaidah dapat dikombinasiakan dengan fungsi AND atau OR. Jika dikombinasikan dengan fungsi AND, maka nilai CF(E,e) adalah nilai CF terkecil. Jika dikombinasikan dengan OR maka nilai CF(E,e) adalah nilai CF terbesar (Arhami 2005).

Rumus dasar untuk CF dari kaidah IF E THEN H adalah: CF(H,e) = CF(E,e) CF(H,E).

Sebagai contoh dari faktor kepastian ini adalah: IF E1 AND E2 AND E3 THEN H

dimana faktor kepastian dari hipotesis dengan fakta adalah: CF(H,E) = CF(H, E1 Ι E2 Ι E3) = 0,7

dan e adalah observasi fakta yang didorong ke arah konklusi bahwa Ei diketahui dengan pasti. Berikut jika diasumsikan :

CF(E1, e) = 0,5 CF(E2, e) = 0,6

CF(E3, e) = 0,3 Maka,

CF(E,e) = min [CF(E1, e), CF(E2, e), CF(E3, e)] = min[0,5;0,6;0,3]

= 0,3

karena CF dari antecendent CF(E,e) > 0,2 maka antecendent dinyatakan benar dan kaidah diaktifkan. Jadi kesimpulan adalah:

CF(H,e) = CF(E,e) CF(H,e) = (0,3) (0,7) = 0,21

Implementasi. Sistem pakar strategi bauran pemasaran ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman visual basic. Selanjutnya dibangun basis pengetahuan dan mesin inferensi sesuai dengan fasilitas yang tersedia dalam alat pengembangan. Keluaran dari sistem pakar ini adalah strategi bauran pemasaran industri kecil jamu. Diagram input – output sistem pakar strategi bauran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 8.

Parameter Strategi Bauran Pemasaran - Penjualan - Tipe pelanggan - Permintaan - Persaiangan - Biaya - Laba SISTEM PAKAR STRATEGI BAURAN PEMASARAN Strategi bauran pemasaran Saran dan pertimbangan INPUT OUTPUT

Gambar 8 Diagram input – output sistem pakar strategi bauran pemasaran.

Pengujian Model. Pengujian terhadap model dilakukan dengan mengajukan model yang telah disusun oleh knowled enginer kepada pakar dan menanyakan kebenarannya. Hal ini perlu dilakukan agar sistem dapat mewakili pakar. Pengujian sistem pakar yang telah dirancang dilakukan dengan menjalankan sistem dengan beberapa contoh persoalan. Dalam pengujian ini perlu

diperhatikan apakah data, kesimpulan yang diperoleh, aturan dalam penalaran dan pengorganisasian pengetahuan sudah sesuai dengan pakar. Diagram alir sistem pakar strategi bauran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 9.

Mulai Mulai Data parameter dan nilai parameter Strategi Bauran Pemasaran - Penjualan - Pelanggan - Permintaan - Persaingan - Biaya - Laba

Input/edit parameter dan nilai parameter Strategi Bauran Pemasaran Input/edit alternatif Strategi Bauran Pemasaran Data alternatif Strategi Bauran Pemasaran - Strategi 1 - Strategi 2 - Strategi 3 -- Strategi 18 Sesuai ? Sesuai ? MEKANISME INFERENSI Selesai Tidak Ya Tidak Ya Ringkasan hasil konsultasi Strategi Bauran Pemasaran Saran/pertimbangan

Sistem Manajemen Basis Model

Sistem manajemen basis model pengembangan industri kecil jamu merupakan integrasi dari sub-sub model yang digunakan untuk menganalisis data yang terdapat dalam sistem manajemen basis data. Sub model dalam sistem ini terdiri dari:

1 Sub model struktur pengembangan. 2 Sub model pengadaan bahan baku. 3 Sub model sumber permodalan. 4 Sub model kelembagaan usaha. 5 Sub model kelayakan finansial.

Sub model struktur pengembangan. Model ini digunakan untuk menyusun struktur pengembangan industri kecil jamu. Pada model ini sistem dibagi kedalam tujuh elemen pengembangan, tujuh elemen tersebut adalah : 1 Elemen kebutuhan pengembangan.

2 Elemen kendala pengembangan.

3 Elemen perubahan yang dimungkinkan. 4 Elemen tujuan pengembangan.

5 Elemen indikator pencapaian tujuan pengembangan. 6 Elemen kegiatan yang dibutuhkan dalam pengembangan. 7 Elemen pelaku pengembangan.

Dari ketujuh elemen pengembangan tersebut masing- masing elemen yang dikaji dijabarkan lagi menjadi sejumlah sub elemen pengembangan dengan berdasarkan dari pustaka dan pendapat pakar. Langkah selanjutnya adalah menetapkan hubungan kontekstual antar sub elemen pada setiap elemen pengembangan. Penilaian hubungan kontekstual dinyatakan dalam bentuk huruf V, A, X, O, yaitu :

1 V adalah jika sub elemen ke-i mempunyai hubungan kontekstual dengan sub elemen ke-j, dan sub elemen ke-j tidak mempunyai hubungan kontekstual dengam sub elemen ke- i.

2 A adalah jika sub elemen ke-j mempunyai hubungan kontekstual dengan sub elemen ke- i, dan sub elemen ke- i tidak mempunyai hubungan kontekstual dengam sub elemen ke-j.

3 X adalah jika sub elemen ke-i mempunyai hubungan kontekstual timbal balik dengan sub elemen ke-j.

4 adalah jika sub elemen ke- i tidak mempunyai hubungan kontekstual timbal balik dengan sub elemen ke-j.

Berdasarkan pertimbangan hubungan kontekstual maka disusun Structural Self-Interaction Matrix (SSIM), penyusun SSIM menggunakan simbol V, A, X, O, yaitu :

1 V adalah eij =1 dan eji = 0. 2 A adalah eij =0 dan eji = 1. 3 X adalah eij =1 dan eji = 1. 4 O adalah eij =0 dan eji = 0.

Pengertiannya adalah simbol 1 berarti terdapat atau ada hubungan kontekstual, sedangkan simbol 0 adalah tidak terdapat atau tidak ada hubungan kontekstual antara sub elemen ke-I dan sub elemen ke-j dan sebaliknya. Setelah SSIM dibentuk kemudian dibuat tabel reachability matrik dengan mengganti V, A, X, O menjadi bilangan 1 dan 0. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan menurut aturan transivity dimana dilakukan koreksi terhadap SSIM sampai terjadi matrik yang tertutup. Diagram alir sub model struktur pengembangan industri kecil jamu dapat dilihat pada Gambar 10.

Data elemen dan sub elemen pengembangan

Penilaian hubungan kontekstual antar sub elemen pada setiap elemen

Pembentukan Reachability Matrik (RM) pada setiap elemen

Pengujian matrik dengan aturan transivity

OK ? Modifikasi SSIM

Pembentukan Reachability Matrik pendapat gabungan ahli

Penetapan nilai dependence - driver power dan rank setiap sub elemen

Ya

Tidak Matrik Self Structural Interpretative (SSIM) pada

setiap elemen

Reachability Matrik pendapat gabungan ahli

Struktur sistem pengembangan Mulai

Selesai

Sub model pengadaan bahan baku. Sub model ini digunakan untuk pemilihan alternatif model pengadaan bahan baku industri kecil jamu yang paling sesuai dengan berdasarkan beberapa kriteria. Metode yang dipergunakan dalam sub model ini adalah metode pengambilan keputusan kelompok secara fuzzy, Multi Expert–Multi Criteria Decision Making (ME-MCDM). Alternatif model pengadaan bahan baku ini ditentukan berdasarkan studi pustaka dan pertimbangan dari pakar. Beberapa alternatif model pengadaan bahan baku industri kecil jamu ini adalah sebagai berikut :

1 Pembelian melalui pemasok bahan baku. 2 Melalui koperasi.

3 Kerjasama dengan petani penghasil bahan baku. 4 Melalui kelompok usaha

5 Pembelian langsung di pasar bebas.

Dari beberapa alternatif tersebut akan dipilih berdasarkan kriteria pengadaan bahan baku industri kecil jamu. Kriteria pengadaan bahan baku industri kecil jamu ini ditentukan berdasarkan studi pustaka dan pendapat pakar. Beberapa kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

1 Keterjaminan kualitas bahan baku. 2 Keterjaminan kuantitas baha n baku. 3 Jangka waktu pembayaran.

4 Ketepatan waktu pasokan bahan baku. 5 Harga bahan baku.

6 Fasilitas pendukung dengan model pengadaan tersebut.

7 Kemudahan yang diperoleh dengan model pengadaan tersebut.

Langkah selanjutnya adalah penentuan pakar untuk melakukan penilaian alternatif berdasarkan kriteria-kriteria pengadaan bahan baku industri kecil jamu. Pakar dipilih dengan asumsi mengetahui dan berpengalaman dalam pengembangan industri kecil jamu. Beberapa pakar yang dipilih diharapkan mewakili akademisi, pelaku usaha, birokrat. Penilaian pakar dilakukan melalui penilaian alternatif berdasarkan kriteria secara linguistik label dengan menggunakan skala ordinal.

Linguistic label dengan skala ordinal dapat ditentukan berdasarkan daya ingat optimal penilai sehingga akan menjaga konsistensi dalam penilaian.

Berdasarkan pertimbangan tersebut penilaian ini menggunakan skala berdimensi 5 yaitu ST = sangat tinggi, T = tinggi, S = sedang, R = rendah dan SR = sangat rendah. Penilaian alternatif berdasarkan kriteria dilakukan pakar dengan menggunakan linguistic label. Hasil penilaian masing- masing pakar selanjutnya diagregasi untuk menjadi penilaian kelompok. Diagram alir sub model pengadaan bahan baku secara lengkap disajikan pada Gambar 11.

Agregasi kriteria diawali dengan menentukan bobot kriteria dan negasi bobot kriteria. Penentuan bobot kriteria dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan yang kemudian nilainya ditransformasikan kedalam

linguistic label. Agregasi kriteria dilakukan dengan rumus sebagai berikut : Vi j = min [ Neg (Wak) V i j (ak) ]

Vij = nilai alternatif ke-I oleh pakar ke-j Wak = bobot kriteria ke-k

V ij (ak) = nilai alternatif ke- i oleh pakar ke-j pada kriteria ke-k

K = 1, 2, 3 …

Neg (Wk) = W q-k+1

Wk = bobot kriteria ke-k q = jumlah skala penilaian

k = 1, 2, 3 …

Hasil agregasi pakar merupakan hasil akhir dari model ini. Agregasi pakar dilakukan dengan digunakan rumus sebagai berikut :

Vi = max [Qj bj ]

Vi = nilai total untuk alternatif ke- i Qj = bobot nilai pakar ke-j

Input/edit alternatif pengadaan bahan baku

Data alternatif pengadaan bahan baku

Sesuai ? Input/edit kriteria pengadaan bahan baku

Data kriteria pengadaan bahan baku

Input/edit label linguistik terhadap kriteria pengadaan

bahan baku

Data label linguistik terhadap kriteria pengadaan bahan baku

Sesuai ?

Penentuan bobot kriteria

Penghitungan agregasi kriteria pengadaan bahan baku

Penentuan bobot pakar

Penghitungan agregasi pakar

Sesuai ? Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya

Bobot kriteria pengadaan bahan baku

Skor alternatif setiap pakar

Bobot pakar

Prioritas alternatif pengadaan bahan baku Mulai

Selesai

Sub model sumber permodalan. Sub model sumber permodalan ini dikembangkan untuk menentukan pilihan alternatif sumber permodalan yang paling tepat dalam pengembangan industri kecil jamu. Teknik pengambilan keputusan yang digunakan dalam sub model sumber permodalan ini adalah proses hirarki analitik (AHP). Alternatif sumber permodalan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan sumber dari pustaka dan pakar. Beberapa alternatif sumber permodalan dalam pengembangan industri kecil jamu adalah sebagai berikut :

1 Bank Perkreditan Rakyat. 2 Bank Syariah.

3 Modal Ventura. 4 Koperasi. 5 Pelepas Uang.

Dari beberapa alternatif tersebut akan dipilih berdasarkan kriteria sumber permodalan industri kecil jamu. Kriteria sumber permodalan industri kecil jamu ini ditentukan dari hasil analisis regresi logistik yakni diambil faktor yang signifikan sebagai berikut :

1 Kesesuaian dengan skala usaha 2 Prosedur dan persyaratan

3 Kemudahan akses terhadap sumber permodalan 4 Jaminan/agunan yang dipersyaratkan

Langkah selanjutnya adalah penentuan pakar untuk melakukan penilaian alternatif berdasarkan kriteria-kriteria sumber permodalan industri kecil jamu. Pakar dipilih dengan asumsi mengetahui dan berpengalaman dalam pengembangan industri kecil jamu. Beberapa pakar yang dipilih diharapkan mewakili akademisi, pelaku usaha, birokrat. Penilaian pakar dilakukan melalui penilaian alternatif berdasarkan kriteria. Penilaian dilakukan menggunakan metode perbandingan berpasangan dengan skala ordinal 1-9. Diagram alir sub model sumber permodalan industri kecil jamu secara lengkap disajikan pada Gambar 12.

Input/edit alternatif sumber permodalan

Data alternatif sumber permodalan

Sesuai ?

Input/edit kriteria sumber permodalan

Data kriteria sumber permodalan

Data penilaian tingkat kepentingan kriteria sumber permodalan Sesuai ? Tidak Ya Tidak Ya Prioritas alternatif Mulai Selesai

Penentuan bobot kriteria

Penentuan bobot alternatif

Sub model kelembagaan Usaha. Sub model kelembagaan usaha dikembangkan untuk menentukan pilihan alternatif kelembagaan usaha yang paling tepat dalam pengembangan industri kecil jamu. Teknik pengambilan keputusan yang digunakan dalam sum model kelembagaan usaha ini adalah metode perbandingan eksponensial (MPE). Alternatif kelembagaan usaha dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan sumber dari pustaka dan pakar. Beberapa alternatif kelembagaan usaha dalam pengembangan industri kecil jamu adalah sebagai berikut :

1 Kemitraan. 2 Koperasi.

3 Kelompok Usaha. 4 Sentra Industri Kecil. 5 Usaha Mandiri.

Dari beberapa alternatif tersebut akan dipilih berdasarkan kriteria kelembagaan industri kecil jamu. Kriteria kelembagaan industri kecil jamu ini ditentukan berdasarkan studi pustaka dan pendapat pakar. Beberapa kriteria tersebut adalah sebagai berikut :

1 Daya saing kelembagaan tersebut.

2 Pasar yang akan diperoleh dari kelembagaan tersebut. 3 Profit yang diperoleh dengan kelembagaan tersebut. 4 Tingkat kesinambungan dengan kelembagaan tersebut. 5 Akses permodalan dengan kelembagaan tersebut. 6 Efisiensi dengan kelembagaan tersebut.

7 Kemudahan manajemen dengan kelembagaan tersebut.

Langkah selanjutnya adalah penentuan pakar untuk melakukan penilaian alternatif berdasarkan kriteria-kriteria kelembagaan pengembangan industri kecil jamu. Pakar dipilih dengan asumsi mengetahui dan berpengalaman dalam pengembangan industri kecil jamu. Beberapa pakar yang dipilih diharapkan mewakili akademisi, pelaku usaha, birokrat. Penilaian pakar dilakukan melalui penilaian alternatif berdasarkan kriteria dengan menggunakan skala ordinal. Diagram alir sub model kelembagaan usaha industri kecil jamu disajikan pada Gambar 13.

Input/edit alternatif kelembagaan usaha

Data alternatif kelembagaan usaha

Sesuai ? Input/edit kriteria kelembagaan usaha

Data kriteria kelembagaan usaha Sesuai ? Tidak Ya Tidak Y a Mulai

Penentuan bobot kriteria kelembagaan usaha

Penentuan total skor alternatif kelembagaan usaha

Penentuan prioritas alternatif kelembagaan usaha

Prioritas alternatif kelembagaan usaha Penilaian terhadap semua alternatif

Selesai

Sub model kelayakan finansial. Sub model kelayakan finansial ini dipergunakan untuk menilai kelayakan finansial industri kecil jamu.Input yang dipergunakan dalam model ini berasal dari data struktur biaya industri kecil jamu dan parameter-parameter lain yang menjadi asumsi dalam penilaian. Penilaian kelayakan finansial industri kecil jamu ini menggunakan kriteria kelayakan finansial meliputi : Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost ratio (B/C ratio), Break Event Point (BEP), Rate of Investment

(ROI), Pay Back Period (PBP).

Hasil keluaran sub model ini berupa nilai-nilai hasil perhitungan kelayakan finansial proyek investasi yang terdiri dari nilai keuntungan bersih, nilai Net Present Value (NPV), nilai Internal Rate of Return (IRR), nilai Net Benefit/Cost ratio (B/C ratio), nilai Break Event Point (BEP), nilai Rate of Investment (ROI), nilai Pay Back Period (PBP). Kelayakan finansial dihitung berdasarkan parameter yang menyusun biaya industri kecil jamu dengan masa proyek 10 tahun. Diagram alir sub model kelayakan finansial industri kecil jamu disajikan pada Gambar 14.

INPUT DATA

Produk, asumsi, struktur biaya, proyeksi penerimaan DATA - Kapasitas produksi - Produksi terjual - Harga produk - Struktur biaya Sesuai?

PENENTUAN KELAYAKAN FINANSIAL DENGAN MODEL KELAYAKAN PROYEK

Layak Tidak Ya Ya Tidak KELAYAKAN FINANSIAL

PROYEK INDUSTRI KECIL JAMU - NPV - IRR - B/C Ratio - BEP - PBP Mulai Selesai

Sistem Pengolahan Terpusat

Sistem pengolahan terpusat berfungsi untuk memadukan sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis model dan melalui mekanisme inferensi menerjemahkan basis pengetahuan yang terdapat dalam sistem manajemen basis pengetahuan. Pada sistem pengolahan terpusat ini ketiga sistem

Dokumen terkait