• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Strategi Pengelolaan Sumberdaya Udang

Perumusan strategi pengelolaan sumberdaya udang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT diawali dengan melakukan identifikasi potensi internal kekuatan dan kelemahan serta potensi eksternal peluang dan ancaman. Informasi kondisi eksternal dan internal diperoleh dari kondisi riil perikanan tangkap udang di Kabupaten Cilacap. Masalah internal dan eksternal diperoleh dari hasil strukturisasi permasalahan pada diagram tulang ikan. Hasil identifikasi SWOT pada permasalahan penurunan hasil tangkapan udang adalah sebagaimana pada Tabel 8.

Tabel 8 Identifikasi SWOT pada permasalahan penurunan hasil tangkapan udang

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Jumlah armada kapal dan alat tangkap besar

1. Penyuluhan kepada nelayan kurang 2. Terdapat banyak Tempat Pelelangan

Ikan (TPI)

2. Pengawasan terhadap operasi kapal tidak intensif

3. Terdapat Pelabuhan Perikanan Samudera

3. Pengawasan terhadap mangrove kurang 4. Jumlah nelayan besar 4. Konversi lahan mangrove tinggi 5. Terdapat petugas pengawas perikanan

(pengawas kapal ikan, Polairud, KPLP)

5. Tidak ada pengaturan waktu dan trip penangkapan

Peluang (O) Ancaman (T)

1. Permintaan udang yang besar 1. Penurunan manfaat ekonomi hasil tangkapan udang dalam memenuhi kebutuhan hidup nelayan

2. Peluang perlindungan/konservasi mangrove dengan pariwisata mangrove

2. Meningkatnya kapal dan alat tangkap yang berasal dari luar Cilacap

3. Besarnya peluang investor untuk berinvestasi pada usaha perikanan udang

3. Tingginya tingkat pencemaran akibat aktifitas ekonomi dan rumah tangga 4. Ketersediaan kredit usaha dari Pemerintah

dan perbankan

4. Penurunan populasi udang 5. Alternatif kegiatan ekonomi diluar

usaha perikanan udang tersedia cukup

5. Penurunan kualitas udang terkait

standarisasi mutu ekspor udang yang sangat tinggi

Dari hasil identifikasi sebagaimana pada Tabel 8 kemudian dilaksanakan pembobotan sehingga menghasilkan matriks perbandingan bobot kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap permasalahan penurunan hasil tangkapan udang di Kabupaten Cilacap. Hasil matriks pembobotan SWOT merekomendasikan strategi penyelesaian permasalahan penurunan hasil tangkapan udang di Kabupaten Cilacap. Langkah analisis diawali dengan pembobotan terhadap potensi dan permasalahan yang tercantum dalam kuisioner, dan disurvei terhadap responden yang bersangkutan terhadap kegiatan penangkapan udang. Seluruh komponen kuisioner diberikan bobot penilaian yang sama dan diperhitungkan dalam sistem penilaian berdasarkan konstanta yang ada. Hasil pembobotan tersebut adalah sebagaimana pada Tabel 9 Faktor-faktor strategis internal (IFAS) dan Tabel 10 Faktor-faktor strategis eksternal (EFAS).

Perhitungan sintesis IFAS dan EFAS merupakan suatu sintesis perumusan prioritas yang akan diambil dari berbagai faktor penyebab yang dirumuskan pada diagram sebab akibat, dan menjadi acuan prioritas penyelesaian masalah melalui analisis SWOT.

Tabel 9 Faktor-faktor strategis internal (IFAS) Faktor Strategis Internal

Bobot Rating Skor

(Bobot x Rating) Kekuatan (S)

1.Jumlah armada kapaldan alat tangkap besar 0,14 2 0,29

2.Terdapat banyak Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

0,14 4 0,57

3.Terdapat Pelabuhan Perikanan Samudera 0,04 2 0,07

4.Jumlah nelayan besar 0,07 3 0,21

5.Terdapat petugas pengawas perikanan (pengawas kapal ikan, Polairud, KPLP)

0,11 4 0,43

Kelemahan (W)

1.Penyuluhan kepada nelayan kurang 0,11 3 0,32

2.Pengawasan terhadap operasi kapal tidak intensif 0,14 4 0,57

3.Pengawasan terhadap mangrove kurang 0,04 2 0,07

4.Konversi lahan mangrove tinggi 0,07 4 0,29

5.Tidak ada pengaturan waktu dan trip penangkapan 0,14 1 0,14

Jumlah 1,00 2,96

Hasil perhitungan faktor strategis internal dalam kegiatan penangkapan udang di Kabupaten Cilacap diperoleh nilai skor 2,96. Skor tersebut membuktikan bahwa secara keseluruhan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) berpengaruh cukup kuat dalam mendukung upaya penangkapan udang di Kabupaten Cilacap. Kekuatan pengaruh tersebut tidak hanya terbatas pada faktor internal secara keseluruhan, dengan skor 2,96 akan turut mempengaruhi komponen faktor yang berada di dalamnya untuk berpengaruh sama kuat antara satu dengan yang lain. Kekuatan pengaruh antar faktor tersebut disebabkan nilai total dari skor IFAS yang diperoleh berada di atas skor rataan, yaitu 2,5. Sehingga faktor internal

memiliki pengaruh yang kuat pada objek kegiatan (Nurani et al. 2006).

Keberadaan dari masing-masing skor faktor internal masih berada pada sumbu x positif, berasal dari pengurangan dari skor faktor kekuatan (dengan skor 1,57) dan kelemahan (dengan skor 1,39) dengan hasil positif 0,18. Dengan nilai positif tersebut akan memungkinkan bagi faktor tersebut untuk dapat berada pada kuadran I atau II pada analisis SWOT. Sehingga masih dimungkinkan bagi faktor kekuatan dalam sisi internal akan lebih kuat pengaruhnya bagi kegiatan penangkapan udang di Kabupaten Cilacap, dibandingkan dengan faktor kelemahan.

Tabel 10 Faktor-faktor strategis eksternal (EFAS) Faktor Strategis Eksternal

Bobot Rating Skor

(Bobot x Rating) Peluang (O)

1.Permintaan udang yang besar 0,14 2 0,29

2.Peluang perlindungan/konservasi mangrove dengan pariwisata mangrove

0,07 2 0,14

3.Besarnya peluang investor untuk berinvestasi pada usaha perikanan udang

0,14 3 0,43

4.Ketersediaan kredit usaha dari pemerintah dan perbankan

0,11 2 0,21

5.Alternatif kegiatan ekonomi diluar usaha perikanan udang tersedia cukup

0,04 2 0,07

Ancaman (T)

1.Penurunan manfaat ekonomi hasil tangkapan udang dalam memenuhi kebutuhan hidup nelayan

0,10 2 0,20

2.Meningkatnya kapal dan alat tangkap yang berasal dari luar Cilacap

0,03 1 0,03

3.Tingginya tingkat pencemaran akibat aktifitas ekonomi dan rumah tangga

0,13 2 0,27

4.Penurunan populasi udang 0,17 1 0,17

5.Penurunan kualitas udang terkait standarisasi mutu ekspor udang yang sangat tinggi

0,07 2 0,13

Jumlah 1,00 1,94

Rekapitulasi skor dari faktor strategis eksternal dalam kegiatan penangkapan udang di Kabupaten Cilacap diperoleh nilai skor 1,94. Skor tersebut membuktikan bahwa secara keseluruhan faktor eksternal (peluang dan ancaman) tidak berpengaruh kuat terhadap kegiatan penangkapan udang di Kabupaten Cilacap. Dengan skor 1,94 menunjukkan pengaruh seluruh komponen faktor eksternal tidak terlalu kuat mempengaruhi. Kelemahan pengaruh tersebut disebabkan nilai total dari skor EFAS yang diperoleh berada pada skala 1 sampai dengan 2, yang berdampak pada lemahnya pengaruh faktor eksternal pada kegiatan penangkapan udang di Kabupaten Cilacap.

Gambar 21 Diagram kuadran sintesis prioritas IFAS dan EFAS

Skor masing-masing faktor eksternal akan melengkapi skor faktor internal, yaitu dengan nilai gradien positif yang memastikan bahwa keseluruhan faktor tersebut berada pada gradien I, berasal dari pengurangan dari skor faktor Peluang (dengan skor 1,14) dan Ancaman (dengan skor 0,80) dengan hasil positif 0,34. Keberadaan faktor IFAS dan EFAS pada kuadran I menunjukkan bahwa kegiatan penangkapan udang di Kabupaten Cilacap masih memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Sesuai Gambar 21 dengan keberadaan skor IFAS dan EFAS pada kuadran I akan memberikan penilaian sama kuatnya terhadap kekuatan dan peluang yang ada, dalam menanggulangi kelemahan dan ancaman dalam mengembangkan usaha.

Berdasarkan faktor IFAS dan EFAS (Internal/External Factor Analysis

Summary) dihasilkan matriks SWOT dan kemudian dapat disusun strategi penyelesaian masalah dari masing-masing komponen SWOT. Strategi tersebut dihasilkan dari perbandingan nilai kuantitatif pembobotan antara kekuatan dengan peluang (SO), kelemahan dengan peluang (WO), kekuatan dengan ancaman (ST), dan kelemahan dengan ancaman (WT). Hasil matriks SWOT adalah sebagaimana pada Tabel 11.

Tabel 11 Matriks SWOT pengelolaan udang Kabupaten Cilacap

Internal

Eksternal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Jumlah armada kapal dan alat tangkap besar; 2. Terdapat banyak Tempat

Pelelangan Ikan (TPI); 3. Terdapat Pelabuhan

Perikanan Samudera; 4. Jumlah nelayan besar; 5. Terdapat petugas

pengawas perikanan (pengawas kapal ikan, Polairud, KPLP).

1. Penyuluhan kepada nelayan kurang; 2.Pengawasan terhadap

operasi kapal tidak intensif;

3.Pengawasan terhadap mangrove kurang; 4.Konversi lahan

mangrove tinggi; 5.Tidak ada pengaturan

waktu dan trip penangkapan.

Peluang (O) Strategi SO Strategi WO

1.Permintaan udang yang besar; 2.Peluang perlindungan/ konservasi mangrove dengan pariwisata mangrove; 3.Besarnya peluang investor untuk

berinvestasi pada usaha perikanan udang; 4.Ketersediaan kredit

usaha dari Pemerintah dan Perbankan; 5.Alternatif kegiatan

ekonomi diluar usaha perikanan udang.

1.Strategi penegakkan hukum dengan

memanfaatkan petugas pengawas perikanan dan ditempatkan pada PPS, TPI, dan wilayah hutan mangrove untuk pengendalian

penangkapan udang dan eksploitasi mangrove.

1.Strategi pengembangan kawasan ekonomi masyarakat pesisir dengan memanfaatkan investasi dan kredit usaha dari pemerintah, dunia usaha dan perbankan untuk penguatan modal dan diversifikasi usaha nelayan dan masyarakat pesisir.

Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT

1.Penurunan manfaat ekonomi hasil tangkap udang dalam memenuhi kebutuhan hidup nelayan;

2.Meningkatnya kapal dan alat tangkap yang beroperasi dari luar Cilacap;

3.Tingginya tingkat pencemaran akibat aktifitas ekonomi dan rumah tangga; 4.Penurunan populasi

udang;

5.Penurunan kualitas udang terkait

standarisasi mutu ekspor udang yang sangat tinggi.

1.Strategi pengelolaan perikanan tangkap udang terpadu dan penerapan sistem perikanan tangkap udang yang baik, ramah lingkungan dan

menerapkan manajemen mutu terpadu dengan memanfaatkan TPI dan PPS yang telah dibangun.

1. Strategi rehabilitasi mangrove dan ekosistem perairan untuk

memperbaiki, mempertahankan dan meningkatkan kuantitas hutan mangrove dan ekosistem perairan; 2.Strategi peningkatan

daya dukung lingkungan dan sumberdaya udang dalam rangka

memperbaiki kualitas lingkungan untuk dapat mempertahankan populasi udang.

Berdasarkan matriks SWOT dan sesuai dengan kondisi SO, WO, ST dan WT, diperoleh beberapa strategi pengelolaan sumberdaya udang di Kabupaten Cilacap yaitu:

1) Strategi penegakkan hukum dengan memanfaatkan petugas pengawas perikanan dan ditempatkan pada PPS, TPI, dan wilayah hutan mangrove untuk pengendalian penangkapan udang dan eksploitasi mangrove.

2) Strategi pengembangan kawasan ekonomi masyarakat pesisir dengan memanfaatkan investasi dan kredit usaha dari pemerintah, dunia usaha dan perbankan untuk penguatan modal dan diversifikasi usaha nelayan dan masyarakat pesisir.

3) Strategi pengelolaan perikanan tangkap udang terpadu dan penerapan sistem perikanan tangkap udang yang baik, ramah lingkungan dan menerapkan manajemen mutu terpadu dengan memanfaatkan TPI dan PPS yang telah dibangun.

4) Strategi rehabilitasi mangrove dan ekosistem perairan untuk memperbaiki, mempertahankan dan meningkatkan kuantitas hutan mangrove dan ekosistem perairan.

5) Strategi peningkatan daya dukung lingkungan dan sumberdaya udang dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan untuk dapat mempertahankan populasi udang.

Dokumen terkait