• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Peningkatan Status Keberlanjutan KPB Batam

II. TINJAUAN PUSTAKA

3. Sintesis Prioritas

4.1.2.4. Strategi Peningkatan Status Keberlanjutan KPB Batam

Strategi peningkatan status keberlanjutan KPB Batam dalam rangka penyusunan kebijakan pengendalian lingkungan sebagai kawasan perdagangan bebas dilakukan dengan menggunakan analisis prospektif. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya perubahan nilai status keberlanjutan dimasa yang akan datang dengan mengintervensi atribut-atribut yang sensitif (faktor kunci) yang berpengaruh terhadap peningkatan nilai status keberlanjutan kawasan.

Hasil analisis multi dimensional scaling (MDS) menunjukkan bahwa terdapat 11 faktor kunci yang merupakan gabungan dari tiga dimensi keberlanjutan yaitu : (1) keanekaragaman hayati, (2) ketersediaan sumberdaya air, (3) kejadian erosi tanah, (4) upaya perlindungan lingkungan dari pencemaran (dimensi lingkungan); (5) pendapatan per kapita, (6) kawasan bisnis dan industri, dan (7) investasi asing (dimensi ekonomi); (8) tingkat pendidikan relatif, (9) konflik penggunaan lahan, (10) tingkat kesehatan masyarakat, dan (11) tingkat pertumbuhan penduduk (dimensi sosial).

Dari hasil penggabungan faktor kunci tersebut, selanjutnya disusun keadaan (state) yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang seperti tertera pada Tabel 20.

Pada Tabel 20 terlihat bahwa terdapat faktor kunci yang peluangnya kecil atau tidak mungkin untuk terjadi secara bersamaan (mutual incompatible) seperti pada faktor kunci yang diberi tanda garis yaitu faktor kunci kejadian erosi yang meningkat melebihi dari batas ambang yang dapat ditoleransikan (3A) tidak mungkin akan berdampak terhadap peningkatan ketersediaan air yang melebihi dari kebutuhan (2C). Demikian pula dengan faktor kunci kawasan bisnis dan

94 Tabel 20. Keadaan masing-masing faktor kunci status keberlanjutan KPB Batam dalam rangka penyusunan kebijakan pengendalian

lingkungan sebagai kawasan perdagangan bebas

No Faktor Keadaan (State)

1A 1B 1C

1 keanekaragaman

hayati

Terjadi penurunan yang sangat cepat sebagai dampak dari pembangunan

Terjadi penurunan tetapi agak lambat karena ada upaya mempertahankan secara bertahap

Keanekaragaman hayati tetap seperti sat ini dengan membuat zona-zona pelestarian

keanekaragaman hayati

2A 2B 2C

2 ketersediaan

sumberdaya air

Mengalami penurunan yang tidak terkendali sehingga tidak mencukupi kebutuhan

Ketersediaan air mencukupi kebutuhan Ketersediaan air melebihi

kebutuhan karena adanya konservasi sumberdaya air bagi masyarakat

3A 3B 3C

3 kejadian erosi

tanah

Tetap seperti saat ini (sangat tinggi dan melebihi dari batas yang ditoleransikan)

Menurun tetapi masih di atas dari batas ambang yang ditoleransikan

Menurun dibawah batas yang ditoleransikan karena adanya upaya konservasi tanah dan air.

4A 4B 4C

4 upaya

perlindungan lingkungan dari pencemaran

Tetap seperti saat ini (ada upaya tetapi belum optimal)

Meningkat tetapi hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tertentu

Meningkat yang dilakukan oleh semua pelaku pembangunan yang cenderung menimbulkan

kerusakan lingkungan

5A 5B 5C

5 pendapatan per

kapita

Masih rendah dibawah dari rata-rata pendapatan nasional

Pendapatan per kapita mendekati atau sama dengan rata-rata pendapatan nasional

Lebih tinggi dari rata-rata pendapatan per kapita nasional

95 Tabel 20. (Lanjutan)

No Faktor Keadaan (State)

6A 6B 6C

6 kawasan bisnis dan

industri

Tetap seperti sekarang (cukup tinggi) Mengalami peningkatan secara

proporsional antara kawasan bisnis dengan kawasan industri

Mengalami peningkatan tetapi ditata dalam suatu zona/kawasan seperti kawasan industri

7A 7B 7C

7 investasi asing Masih kurang dibandingkan dengan

investasi dalam negeri

Meningkat lebih tinggi dari investasi dalam negeri

Meningkat dan seimbang antara investasi dalam negeri dengan investasi asing

8A 8B 8C

8 Konflik penggunaan

lahan

Konflik penggunaan lahan sangat tinggi

Mengalami penurunan tetapi masih terjadi sebagai dampak dari ketidak taatan terhadap tata ruang yang ada

Tidak ada konflik penggunaan lahan karena kebijakan penggunaan lahan sudah sesuai dengan tata ruang yang ada

9A 9B 9C

9 Tingkat pendidikan Rata-rata berpendidikan setingkat SD

– SLTP

Rata-rata berpendidikan setingkat SLTA – Perguruan Tinggi

Umumnya masyarakat berpendidikan sarjana

10A 10B 10C

10 tingkat kesehatan

masyarakat

Tingkat kesehatan masyarakat masih rendah

cukup baik tetapi masih belum optimal

sangat baik karena adanya pelayanan yang prima dari pemerintah.

11A 11B 11C

11 Tingkat

pertumbuhan penduduk

Tetap seperti saat ini (sangat tinggi) Menurun secara bertahap seiring penerapan kebijakan pembatasan jumlah penduduk migran

Menurun secara bertahap seiring penerapan kebijakan pembatasan jumlah penduduk migran dan keluarga berencana (KB)

96 industri yang meningkat sangat cepat (6A) tidak mungkin akan berdampak pada pengurangan konflik penggunaan lahan (8C). Dari berbagai kemungkinan yang terjadi seperti tersebut di atas, dapat dirumuskan tiga kelompok skenario strategi peningkatan nilai status keberlanjutan KPB Batam sebagai kawasan perdagangan bebas dimasa yang akan datang, yaitu :

Skenario bertahan pada kondisi saat ini dan melakukan perbaikan seadanya terhadap faktor kunci

(1) Skenario melakukan perbaikan terhadap faktor kunci tetapi tidak optimal (2) Skenario melakukan perbaikan terhadap seluruh faktor kunci.

Adapun skenario peningkatan status keberlanjutan KPB Batam dalam rangka penyusunan kebijakan pengendalian lingkungan sebagai kawasan perdagangan bebas disusun seperti tertera di Tabel 21.

Tabel 21. Hasil analisis skenario strategi peningkatan status keberlanjutan Kota Batam sebagai kawasan perdagangan bebas

No. Skenario Strategi Susunan Faktor Kunci

0 Kondisi eksisting

1A, 2A, 3A, 4A, 5A, 6A, 7A, 8A, 9A, 10A, 11A

1. Bertahan pada kondisi

eksisting sambil melakukan perbaikan seadanya

1A, 2B, 3B, 4B, 5B, 6A, 7A, 8B, 9A, 10A, 11A

2. Melakukan perbaikan

terhadap faktor kunci tetapi belum maksimal

1B, 2B, 3C, 4C, 5B, 6C, 7B, 8B, 9B, 10B, 11C

3. Melakukan perbaikan

terhadap seluruh faktor kunci

1C, 2C, 3C, 4C, 5C, 6C, 7C, 8C, 9C, 10C, 11C

Penyusunan skenario seperti pada Tabel 21 didasarkan pada pertimbangan kemampuan biaya dan alokasi waktu pelaksanaan program yang dapat dibagi ke dalam jangka pendek yaitu sekitar 1 – 2 tahun ke depan, jangka menengah sekitar 3 – 5 tahun ke depan, dan jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun ke depan. Perbaikan faktor kunci pada setiap skenario disusun seperti Tabel 22.

97 Tabel 22. Hasil analisis skenario strategi peningkatan nilai status keberlanjutan

KPB Batam sebagai kawasan perdagangan bebas

Strategi keberlanjutan ke depan

Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

Skenario Perbaikan Skenario Perbaikan Skenario Perbaikan

1A 1 1B 1 1C 2 2B 1 2B 1 2C 2 3B 1 3C 2 3C 2 4B 1 4C 2 4C 2 5B 2 5B 2 5C 3 6A 2 6C 2 6C 2 7A 1 7B 2 7C 2 8B 1 8B 2 8C 2 9A 2 9B 2 9C 2 10A 2 10B 2 10C 2 11A 0 11C 1 11C 2

Hasil perbaikan faktor kunci seperti Tabel 22 pada masing-masing skenario, selanjutnya dianalisis kembali dengan menggunakan analisis multidimensional scaling (MDS) untuk melihat perubahan nilai indeks keberlanjutan ke depan pada setiap dimensi dan nilai indeks keberlanjutan gabungan masing-masing skenario. Hasil analisis MDS menunjukkan perubahan nilai indeks keberlanjutan kawasan KPB Batam sebagai kawasan perdagangan bebas (Tabel 23).

Tabel 23. Perubahan nilai indeks keberlanjutan KPB Batam sebagai kawasan perdagangan bebas berdasarkan skenario 1,skenario 2 dan skenario 3

No. Dimensi

Keberlanjutan

Perubahan Nilai Indeks Keberlanjutan

Existing Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

1. Lingkungan 33,01 43,77 61,51 75,80

2. Ekonomi 69,40 71,70 78,00 83,70

3. Sosial 43,68 55,40 64,40 79,10

Indeks gabungan 47,46 56,01 67,70 78,94

Skenario 3 memperlihatkan nilai indeks keberlanjutan setiap dimensi dan indeks keberlanjutan gabungan tergolong kategori sangat baik, tetapi skenario tersebut akan sulit dicapai dalam jangka waktu menengah, sehingga skenario 2 merupakan skenario yang disarankan untuk dipilih karena lebih realistis untuk dilaksanakan. Untuk mencapai skenario 2 dalam jangka menengah (dalam jangka waktu 3-5 tahun) diperlukan perbaikan terhadap faktor kunci secara menyeluruh dan terpadu dengan melakukan perbaikan secara bertahap sesuai kemampuan.

98 Rumusan kebijakan dalam peningkatan keberlanjutan KPB Batam dalam jangka waktu menengah lebih diarahkan pada perbaikan 11 (sebelas) faktor kunci keberlanjutan KPB Batam, yaitu (1) keanekaragaman hayati, (2) ketersediaan sumberdaya air, (3) kejadian erosi tanah, (4) upaya perlindungan lingkungan dari pencemaran; (5) pendapatan per kapita, (6) kawasan bisnis dan industri, dan (7) investasi asing; (8) tingkat pendidikan relatif, (9) konflik penggunaan lahan, (10) tingkat kesehatan masyarakat, dan (11) tingkat pertumbuhan penduduk. Materi usulan kebijakan dan arah kebijakan terhadap 11 faktor kunci tersebut disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Usulan materi perbaikan faktor kunci untuk perbaikan keberlanjutan KPB Batam dalam jangka waktu menengah

Dimensi Faktor Kunci Materi Usulan Kebijakan Arahan Kebijakan

Lingkungan Keanekaragaman hayati

Melaksanakan pengamanan dan perlindungan daerah-daerah yang memiliki potensi keanekaragaman hayati, terutama kawasan hutan. Hutan yang mengalami degradasi perlu dihutankan kembali, sehingga potensi flora dan fauna sebagai sumber plasma nutfah tetap terjaga.Upaya perlindungan tersebut dilakukan dengan menyusun peraturan daerah untuk perlindungan wilayah dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Soekotjo dan Naim (2009) menyebutkan bahwa di hutan Batam ditemukan

Calophyllum lanigerum yang berkhasiat untuk anti virus HIV

(sudah dipatenkan oleh USA dan Malaysia) dan

Calophyllum cannum dan

Calophyllum dioscorii untuk

anti kanker . Pengamanan dan perlindungan terhadap kawasan lindung Ketersediaan sumberdaya air Melakukan perlindungan terhadap daerah resapan air melalui kegiatan reboisasi hutan dan rehabilitasi daerah resapan air (catchment area).

Perlindungan daerah resapan air serta kegiatan rehabilitasinya

Erosi tanah Melakukan inventarisasi kawasan dan lahan kritis Melaksanakan reboisasi pada

kawasan hutan

Rehabilitasi lahan kritis dan

99 Tabel 24. (Lanjutan)

Dimensi Faktor Kunci Materi Usulan Kebijakan Arahan Kebijakan

Perlindungan lingkungan dari pencemaran

Pengawasan dan pengendalian kegiatan pembangunan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup.

Meningkatkan sarana dan prasarana penunjang dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Pemantauan dan pengendalian pencemaran, serta penegakan hukum terhadap pelaku pencemaran Melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap pencemaran lingkungan hidup.

Melaksanakan pengendalian pencemaran lingkungan hidup melalui pelaksanaan AMDAL. Melaksanakan pembinaan

penyuluhan dan sosialisasi kepada pihak terkait, masyarakat, aparat tentang pengendalian pencemaran lingkungan hidup

Ekonomi Pendapatan per kapita

Menciptakan lapangan kerja, bahwa kawasan industri/bisnis harus dapat menggambarkan dampak positif dari kegiatan-kegiatan berupa multiplier effect

Program pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja

Pendayagunaan Tenaga Kerja, dengan kegiatan melaksanakan penyebaran dan

pendayagunaan tenaga kerja baik lokal maupun

internasional.

Penyesuaian terhadap Upah Minimum Daerah/Kota (UMD/K) dengan tingkat perkembangan Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) Melaksanakan pendidikan dan

pelatihan bagi tenaga kerja lokal di bidang industri dan perdagangan Peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat Kawasan bisnis dan industri

Pengembangan kawasan bisnis dan industri yang kompetitif baik skala kecil, menengah dan besar.

Pengembangan kemitraan antara industri kecil dan menengah dengan industri besar Peningkatan kerjasama produksi antara industri kecil, menengah, dan besar

100

Tabel 24 (Lanjutan)

Dimensi Faktor Kunci Materi Usulan Kebijakan Arahan Kebijakan

Investasi asing Peninjauan kembali peraturan tentang investasi, terutama komposisi perimbangan antara modal asing dan dalam negeri. Penerapan CSR (corporate

social responsibility) bagi korporasi secara konsisten.

Kemitraan bisnis antara investor asing dan dalam negeri

Sosial Pendidikan Pengembangan sekolah kejuruan dan sekolah unggulan.

Peningkatan dan pengadaan fasilitas sarana dan peralatan penunjang di bidang

pendidikan.

Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengendalian terhadap lembaga-lembaga pendidikan.

Menyusun dan

mensosialisasikan perangkat hukum di bidang pendidikan. Peningkatan pembangunan dan

rehabilitasi sarana dan prasarana infrastruktur dan suprastruktur di bidang pendidikan di wilayah perkotaan, hinterland dan wilayah pesisir.

Beasiswa bagi siswa yang berprestasi dan golongan masyarakat yang kurang mampu pada semua strata pendidikan.

Memberdayakan peran keluarga dalam bidang pendidikan.

Mendorong peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengembangan bidang pendidikan. Peningkatan kualitas SDM tenaga pendidik. Menumbuhkembangkan minat masyarakat terhadap peningkatan pengetahuan melalui jalur luar sekolah.

Pendidikan berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat

101 Tabel 24 (Lanjutan)

Dimensi Faktor Kunci Materi Usulan Kebijakan Arahan Kebijakan

Kesehatan Peningkatan pemerataan pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat prasejahtera dan wilayah hinterland/pesisir. Meningkatkan sarana dan

prasarana pelayanan kesehatan masyarakat dan obat.

Penambahan tenaga medis dan paramedis

.Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan daerah dalam pelayanan kesehatan.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas serta sistem manajemen pelayanan kesehatan. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha serta organisasi

kemasyarakatan dalam pelayanan kesehatan.

Program penyuluhan kesehatan secara terencana kepada masyarakat.

Pengawasan dan pengendalian terhadap obat-obatan,

peredaran obat dan makanan Pencegahan dan pemberantasan

penyakit, dengan melaksanakan operasional pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

Peningkatan perbaikan gizi bagi masyarakat yang membutuhkan. Konflik penggunaan lahan Menyusun dan mensosialisasikan perangkat hukum di bidang penataan ruang.

Penyusunan

peraturan/pedoman/standar pemanfaatan ruang. Penyusunan rencana dan

sosialisasi detail pemanfaatan ruang kawasan atau zoning

(penataan kawasan) wilayah kota dan hinterland. Melaksanakan koordinasi,

pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan peraturan ketataruangan serta penegakan hukumnya.

Penyelesaian konflik agraria dan tata ruang

102 Tabel 24 (Lanjutan)

Dimensi Faktor Kunci Materi Usulan Kebijakan Arahan Kebijakan

Pertumbuhan penduduk

Menyusun, mensosialisasikan dan melaksanakan peraturan di bidang kependudukan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. o Penerapan kebijakan keluarga berencana; o Kerjasama dengan pemerintah daerah asal tenaga kerja

Berdasarkan arahan kebijakan pada Tabel 24 terhadap 11 faktor kunci keberlanjutan KPB Batam, kebijakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan status keberlanjutan KPB Batam dalam jangka menengah, yaitu :

a. Melakukan pengamanan dan perlindungan kawasan lindung di KPB Batam;

b. Melakukan perlindungan daerah resapan air di KPB Batam yang menjadi sumber air bagi masyarakat di KPB Batam;

c. Melakukan kegiatan rehabilitasi lahan dan reboisasi hutan yang kritis; d. Melakukan pemantauan dan pengendalian pencemaran, serta

penegakan hukum terhadap pelaku pencemaran;

e. Melakukan upaya-upaya peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat; f. Melakukan peningkatan kerjasama produksi antara industri kecil,

menengah, dan besar dalam meningkatkan nilai kompetetif industri di KPB Batam;

g. Meningkatkan kemitraan bisnis antara investor asing dengan dalam negeri;

h. Meningkatkan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat;

i. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan; j. Menyelesaikan konflik agraria dan tata ruang di KPB Batam;

k. Menerapkan kebijakan keluarga berencana untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk di KPB Batam;

103 4.2. Efektifitas Kebijakan Pengendalian Lingkungan di KPB Batam

Pembangunan di Kota Batam sebagai bagian dari pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan pembangunan perlu didukung oleh ketersediaan sumberdaya alam yang memadai. Untuk mendukung keberlangsungan pembangunan di Kota Batam, maka perlu dijaga kondisi lingkungan hidup yang bersih dan hijau agar daya dukung dan daya tampungnya tetap terjaga.

Kebijakan pengendalian lingkungan di KPB Batam sampai kini diatur dengan Peraturan Daerah (Perda) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Batam. Ada dua perda yang terkait langsung dengan permasalahan lingkungan, yaitu Perda Nomor 5 Tahun 2001 tentang Kebersihan Kota Batam tertanggal 26 Juni 2001, dan Perda Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.

Peraturan daerah Nomor 5 Tahun 2001 tentang Kebersihan Kota Batam secara umum mengatur tentang pentingnya kebersihan sebagai salah satu segi kehidupan yang perlu dipelihara oleh pemerintah kota dan masyarakat Kota Batam dalam upaya mewujudkan terpeliharanya lingkungan hidup yang bersih, tertib, dan sehat. Dalam Perda tersebut diatur tentang cara-cara penanganan kebersihan dan retribusi sampah. Pengelolaan kebersihan merupakan rangkaian kegiatan yang bersifat sistematis tentang cara pengelolaan sampah mulai dari sumber sampah sampai tempat pembuangan akhir yang meliputi kegiatan pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, pemanfatan, dan pembuangan akhir. Teknik pengelolaan sampah sesuai dengan Perda tersebut disajikan pada Tabel 25.

104 Tabel 25. Teknik pengelolaan, cara pembuangan, dan larangan pembuangan sampah di Kota Batam

No Perihal Deskripsi

A Teknik Pengelolaan Sampah

1 Pengumpulan Sampah Pengumpulan sampah dari sumber oleh petugas menggunakan gerobak dan dikumpulkan pada tempat penampungan sementara

Pengumpulan sampah dari sumbernya oleh petugas menggunakan kendaraan dinas atau kendaraan mitra kerja yang ditunjuk dan langsung dibawa ke tempat pembuangan akhir.

Orang atau badan membawa sendiri sampah yang sudah dibungkus dalam kantong plastik ke tempat penampungan sementara.

Sampah-sampah yang berasal dari pejalan kaki ataupun yang berasal dari kendaraan harus dibuang ke tempat penampungan sementara yang ditentukan.

2 Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara dilakukan oleh kendaraan dinas kebersihan dan pertamanan atau kendaraan mitra kerja yang ditunjuk sesuai jadwal yang ditetapkan.

3 Pengelolaan Tempat Pembuangan Sampah

•Setiap kendaraan yang memasuki tempat pembuangan akhir dilakukan pemeriksaan oleh petugas

•Lokasi tempat pembuangan akhir hanya diperuntukkan untuk sampah domestik, non-Bahan BerbahayaBeracun (B3)

•Pembuangan sampah dari tiap-tiap kendaraan pengangkut diatur oleh petugas

•Sampah-sampah yang telah ditentukan pembuangannya dilapisi dengan tanah sesuai dengan sistem yang diberlakukan

•Selain petugas yang ditunjuk dilarang berada di dalam kawasan tempat pembuangan akhir

•Tidak dibenarkan para pemulung yang ada di tempat pembuangan akhir untuk mendirikan bangunan atau menumpuk barang-barang bekas tanpa ijin dari dinas.

B Cara pembuangan sampah

Sampah-sampah yang menurut jenis dan sifatnya tidak keras dimasukan ke dalam kantong plastik dan diikat

Sampah-sampah yang menurut jenis dan sifatnya keras agar dipotong-potong menjadi bagian terkecil dan diikat

Sampah-sampah yang telah terkumpul dalam kantong plastik atau diikat ditempatkan di bagian depan persil untuk diambil oleh petugas dan ditempatkan di tempat penampungan sementara.

105 Tabel 25 (Lanjutan)

No Perihal Deskripsi

C Larangan

Membuang sampah di luar tempat penampungan sampah

Membuang sampah di jalan, taman, jalur-jalur hijau, tempat fasilitas umum, parit, selokan, sekitar waduk, atau sungai dan pantai

Mengotori dan membuang kotoran pada tempat-tempat sebagaimana tersebut sebelumnya

Membakar sampah dan kotoran di jalan-jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum

Menumpuk atau

menempatkan barang-barang bekas yang masih mempunyai nilai ekonomis atau tidak pada kiri kanan bahu jalan, taman, jalur hijau, depan bangunan, dan tempat-tempat umum

Menumpuk dan menempat-kan sampah bongkar bangu-nan tidak lebih dari 1(satu) hari

Menempatkan keranjang atau boks plastik pada media jalan maupun kiri kanan jalan

Menempatkan kendaraan yang tidak berfungsi (rongsokan) pada daerah milik jalan

Menempatkan

penampungan oli bekas di luar persil

Mengotori jalan dalam proses pengangkutan barang

Membuang tinja di luar tempat yang ditentukan

Sanksi

Diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya lima juta rupiah.

Larangan berlaku juga bagi pengunjung yang datang ke Kota Batam

Kawasan KPB Batam sebagai kawasan strategis dalam kegiatan ekonomi nasional dan daerah berpotensi untuk terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup sebagai akibat berbagai usaha dan kegiatan ekonomi yang dilakukan.

106 Kewenangan Pemda Kota Batam dalam pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup (Pasal 15 Perda Kota Batam Nomor 8 Tahun 2003), adalah:

a. Menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;

b. Menerbitkan perijinan lingkungan dan atau yang terkait dengan lingkungan hidup;

c. Membentuk Komisi Penilai Amdal;

d. Menerbitkan rekomendasi AMDAL sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

e. Menerbitkan rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL);

f. Membentuk tim penanganan kasus lingkungan hidup; g. Melakukan pengawasan penataan;

h. Memerintahkan penanggung-jawab untuk melakukan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan lingkungan hidup;

i. Melakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup berdasarkan arahan, pedoman, supervisi, dan pengawasan dari pemerintah pusat dan atau pemerintah provinsi;

j. Melakukan penegakan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

k. Mengembangkan kerjasama dan kemitraan dalam penyelenggaraan pengendalian dan pencemaran dengan pihak ketiga dan atau pihak luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kewajiban pemerintah dan masyarakat di Kota Batam dalam pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan berdasarkan Perda Kota Batam Nomor 8 Tahun 2003 disajikan pada Tabel 26.

107 Tabel 26. Kewajiban pemerintah serta hak dan kewajiban masyarakat dalam

pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan

Kewajiban Pemerintah Kota Batam

Hak dan Kewajiban Masyarakat

Hak Masyarakat Kewajiban Masyarakat

a. Melakukan inventarisasi dan valuasi ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan hidup; Menyusun neraca sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta melakukan evaluasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali;

b. Melakukan penilaian dokumen AMDAL sesuai dengan kewenangannya;

c. Melakukan penilaian dokumen UKL dan UPL;

d. Menyusun strategi

pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; e. Melakukan sosialisasi kepada

masyarakat tentang kebijakan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; f. Melakukan pembinaan terhadap

usaha dan atau kegiatan dalam pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup; g. Mengembangkan terminal data

tentang lingkungan hidup; h. Menyediakan informasi tentang

lingkungan hidup dan menyebarluaskannya kepada masyarakat;

a. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang sehat, bersih, hijau, aman, dan nayaman; b. Setiap orang berhak

untuk berperan serta dalam pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, berdasarkan :

hak untuk engetahui setiap informasi lingkungan hidup; hak untuk melakukan penelitian dan pengkajian; hak untuk menyatakan pendapat; hak untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan; hak untuk mengawasi pelaksanaan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;

Setiap orang berkewajiban mencegah, menanggulangi, dan memulihkan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, melalui :

a. pemberian informasi yang benar dan akurat tentang pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup;

b. melakukan pengawasan dan pemantauan

pengendalian pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup; c. memberikan laporan

kepada pihak berwenang apabila terjadi dugaan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup; dan

d. Kewajiban lain yang dapat mendukung upaya pencegahan,

penanggulangan, dan atau pemulihan lingkungan hidup.

i. Memberikan informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan pengendalian lingkungan hidup daerah;

j. Memfasilitasi penyelesaian sengketa mengenai lingkungan hidup;

k. Kewajiban lain yang ditentukan

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

hak akses pada keadilan.

Sumber : Perda Kota Batam No. 8 Tahun 2003

Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dibuat dengan tujuan untuk melaksanakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan melalui upaya-upaya (Pasal 2) :

108 a. Memelihara lingkungan hidup yang sehat, bersih, hijau, aman, dan

nyaman;

b. Melestarikan fungsi lingkungan hidup untuk memelihara kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

c. Memelihara lingkungan hidup yang sehat, bersih, hijau, aman, dan nyaman;

d. Melestarikan fungsi lingkungan hidup untuk memelihara kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

e. Mencegah terjadinya pencemaran terhadap media tanah, air, pesisir laut, dan udara;

f. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan hidup, sehingga tetap dapat dipertahankan daya dukung lingkungan hidup;

g. Menanggulangi dampak akibat terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup;

h. Memulihkan keadaan lingkungan hidup pada suatu kondisi yang tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Ruang lingkup pengaturan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan yang diatur dalam Perda Kota Batam Nomor 8 Tahun 2003 disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27. Kegiatan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan

No

Upaya Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan

Kegiatan

1 Pencegahan a.Penerapan prinsip kehati-hatian;