• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi Badan Konstituante

BAB II PROSES PEMBENTUKAN BADAN KONSTITUANTE

B. Struktur Organisasi Badan Konstituante

2. Saya meminta supaya anggota Konstituante bersama-sama dengan pemerintah segera menetapakan suatu”Undang-Undang Dasar Republik Indonesia”, yang sesuai dengan jiwa, watak dan kepribadian bangsa Indonesia sendiri…..”

3. Saya minta janganlah Konstituante dijadikan tempat berdebat bertele-tele, suatu medan pertempuran bagi partai-partai atau pemimpin-pemimpin politik”.

Pesan tersebut disampaikan Presiden kepada anggota Konstituante untuk selekas-lekasnya dan segera diganti dengan undang-undang yang baru dasarkan pada ketentuna pasa 134 UUDS.9

B. Struktur Organisasi Badan Konstituante.

Terbentuknya Badan Konstituante UUD 1950 tidak mengatur struktur organisasi Konstituante, tetapi Pasal 136 menetapkan bahwa semua pasal dalam UUD 1950 tentang DPR dapat diterapkan pada Konstituante. Ini menyiratkan makna bahwa Badan Konstituante sendiri dapat memilih ketua dan wakil ketua berdasarkan Pasal 62 UUD 1950 tentang DPR, dan lebih lanjut, badan ini dapat menetapkan Peraturan Tata Tertib berdasarkan Pasal 76 tentang DPR. Ini berarti bahwa sesuai dengan prinsip kedaulatan rakyat, Konstituante sungguh-sungguh bebas dalam ketetapan-ketetapannya yang ada untuk menentukan struktur organisasi, kepemimpinan, aparat serta PTTK (Penjelasan Tata Tertib Konstituante). Untuk maksud itu, Badan Konstitnante       

9

Kahar Hari Sumarni, Manusia Indonesia manusia Pancasila, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1984, hal. 174 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13  

membicarakan soa-soal tersebut dan sidang plenonya yang pertama pada tahun 1956, termasuk membicarakan prosedur untuk memilih pemimpin, yang kemudian disusul dengan acara pemilihan. Kemudian, Badan Konstituante membahas dan menyusun PTTK, menentukan struktur organisasi pembagian ke hak-hak dan tanggung jawab anggota, penyusunan dan perubahan agenda, serta proses pemungutan suara. Dengan demikian, Konstituante sekaligus juga menggariskan ketidaktergantungannya pada pemerintah dalam penyusunan undang-undang dasar baru.

Dalam menyusun PTTK, Badan Konstituante menentukan organ-organnya sebagai berikut: Sidang pleno, Pemimpin (ketua dan wakil-wakil ketua), Panitia Persiapan Konstitusi, Komisi-komisi konstitusi, Panitia Musyawarah, Panitia Rumah Tangga,) panitia-panitia lain (sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 40 (2) PTT dan Sekretariat.

1. Sidang Pleno Konstituante

Sidang Pleno Konstituante merupakan badan tertinggi Konstituante yang membuat keputusan mengenai rancangan undang-undang dasar dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Aparat-aparat lain hanya merupakan bagian dari sidang pleno dan berada di bawahnya. Sidang ini harus diadakan sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun dan harus diadakan apabila dianggap peroleh Panitia Persiapan Konstitusi, atau atas permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya sepersepuluh dari jumlah anggotanya. Sidang pleno harus dinyatakan terbuka untuk umat kecuali apabila ketua menganggap perlu menutupnya, atau atas permintaan

14  

sekurang- kurangnya 20 orang anggota. Semua keputusan; kecuali yang dibuat dalam sidang tertutup harus diambil secara terbuka. Agenda sidang pleno ditetapkan oleh Panitia Persiapan Konstitusi tanpa mengurangi hak sidang pleno untuk mengubahnya. Setiap usul untuk mengubah agenda, baik waktu, topik pembicaraan, atau penambahan topik-topik baru, harus diajukan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh sekurang-kurangnya 20 oranganggota dan kemudian diserahkan kepada ketua selambat-lambatnya dua hari sebelum, agenda tersebut dinyatakan berlaku.

2. Kepemimpinan Konstituante

Konstituante dipimpin oleh ketua dengan lima orang wakil ketua. Mereka dipilih dari anggota Konstituante dalam rapat terbuka yang harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua, pertiga dari jumlah anggota Konstituante dan disahkan oleh Presiden. Sebelum pemilihan dan pengesahan ketua, sidang akan diketuai oleh anggota yang tertua. Ketua menjalankan tugas- tugas berikut: (1) merencanakan, mengatur, dan memimpin pekerjaan Konstituante, (2) menjalankan Anggaran Dasar, (3) memimpin sidang-sidang dan menjaga ketertibannya, (4) memberi izin kepada anggota untuk berbicara, (5) menyimpulkan soal-soal yang diajukan oleh anggota dan menyimpulkan keputusan-keputusan yang diambil oleh siding, (6) memberi kesempatan yang layak bagi anggota untuk berbicara tanpa gangguan, (7) mengumumkan hasil-hasil siding, dan (8) menjalankan keputusan sidang. Wilopo (PNI) dipilih sebagai ketua;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15  

Prawoto Mangkusasmito (Masyumi), Fatchurahman, Kafrawi (NU), Leimena (Parkindo), Sakirman (PKI), dan Hidajat, Ratu Aminah (IPKI) dipilih sebagai wakil-wakil ketua oleh sidang pleno yang berlangsung dari tanggal 19 hingga 22 November 1956.10

3. Panitia Persiapan Konstitusi

Salah satu,organ penting dalam Konstituante adalah Panitia Persiapan Konstitusi (PPK) yang mewakili semua golongan dan aliran pemikiran yang terdapat di dalam Konstituante. Panitia tersebut dibentuk menurut peraturan-peraturan berikut. Setiap golongan atau aliran, yang mempunyai satu hingga tiga orang anggota berhak menunjuk seorang wakil, setiap golongan yang mempunyai empat hingga enam anggota berhak menunjuk dua orang wakil; dan seterusnya: Panitia Persiapan Konstitusi: dibentuk pada tanggal 14 Februari 1957, anggotanya terdiri dari 184 wakil dari berbagai fraksi yang mencerminkan berbagai; golongan atau aliran dalam Konstituante. Ketua dan wakil-wakil ketua juga menjadi anggota- anggota panitia ini. Tugas panitia persiapan ini ialah: (1) mempersiapkan rancangan undang- undang dasar dengan cara mengumpulkan bahan yang diperoleh dari pembahasan dalam sidang-sidang panitia dan dalam sidang-sidang-sidang-sidang pleno dan menyusunnya kembali serta mengajukannya,kembali ke sidang pleno untuk keputusan lebih lanjut, (2) mengajukan semua pendapat yang berkaitan dengan undang-      

10

Muhammad Yamin, Kostituante Indonesia Dalam Gelanggang Demokrasi, Jakarta, Djambatan 1956, hal. 23-24  

16  

undang dasar kepada sidang pleno dan (3) menyiapkan agenda untuk sidang pleno yang dapat diubah oleh sidang tersebut.

Posisi strategisnya sebagai "dapur" Konstituante diperkuat pada tahun 4,958 dengan, diubahnya Pasal 51 Anggaran Dasar yang memungkinkan Panitia Persiapan Konstituante mengambil keputusan berdasarkan mayoritas dua-pertiga dari jumlah anggotanya. Dengan demikian, panitia tersebut berfungsi sebagai penyaring untuk soal-soal yang akan didiskusikan oleh sidang pleno dan bahkan berfungsi sebagai perancang pasal-pasal konstitusi daripada sebelumnya yang hanya terbatas pada mendaftarkan dan meneruskan pendapat. Sejak ituhanya usul-usul yang disetujui oleh sekurang-kurangnya setengah dari jumlah anggotanya yang dapat diteruskan, kepada sidang pleno. Sidang panitia ini ditutup untuk umum tetapi terbuka bagi anggota Konstituante yang bukan anggota panitia itu sendiri Pekerjaan Panitia Persiapan Konstitusi dilaporkan kepada sidang pleno.

4. Komisi-Komisi Konstitusi

Dalam menjalankan tugasnya, Panitia Persiapan Konstitusi diberi wewenang untuk membentuk komisi-komisi konstitusi dari. para anggotanya dengan tugas-tugas, tertentu menurut peraturan yang ditentukan oleh panitia dan disahkan sidang pleno Konstuante. Jumlah komisi seperti ini tidak ditentukan; komisi-komisi tersebut dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Setiap komisi konstitusi terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang anggota yang mewakili berbagai aliran pemikiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17  

atau golongan dan dari mereka dipilih seorang ketua serta seorang rappoteur (juru bicara).

5. Panitia Musyawarah

Panitia Musyawarah terdiri atas ketua Konstituante sebagai anggota sekaligus ketua panitia wakil-wakil ketua Konstituante dan antara 13 hingga 17, anggota Konstituani lainnya-yang mewakili berbagai golongan dan aliran serta diangkat oleh Panitia Persiapa Konstitusi. Badan penting ini antara lain bertugas merencanakan jadwal dan agenda sidang-sidang pleno Konstituante untuk diserahkan kepada dan disetujui oleh Panitia Persiapan Konstitusi mempersiapkan agenda untuk Panitia Persiapan Konstitusi yang dapat mengubah agenda, tersebut dan mengajukan usul kepada ketua Konstituante apabila dianggap perlu atau diminta oleh, ketua Panitia Musyawarah tidak memerlukan kuorum untuk memulai sidang tetapi hanya dapat mengambil keputusan berdasarkan mayoritas dua pertiga apabila lebih, dari setengah jumlah anggotanya hadir Panitia Musyawarah Konstitusi ini penting karena tugasnya miliputi koordinasi kegiatan dan usul serta penyelesaian masalah yang timbul dalam sidang-sidang pleno dalam Panitia Persiapan Konstitusi dan dalam komisi-komisi konstitusi.

6. Panitia-Panitia Lain

Sekurang-kurangnya tiga panitia tambahan terbentuk: 1 Panitia perumus, 2 Panitia Redaksi dan 3 Panitia Istilah. Selama sidang-sidang pleno Konstituante beberapa panitia dibentuk untuk membuat kesimpulan

18  

dari pembahasan tentang masalah tertentu, untuk menyusun konsep bagi keptuusan yang akan diambil oleh sidang pleno, dan untuk merumuskan pembagian fungsi badan-badan Konstituante. Berbeda dengan Panitia Perumusan dan Panitia Redaksi yang hanya bersifat sementara. Panitia Istilah merupakan panitia tetap, panitia ini terdiri atas seorang ketua, wakil ketua, seorang sekretaris dan enam anggota yang diangkat atau dipilih dari anggota-anggota panitia persiapan konstitusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

   

19

Dokumen terkait