• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

C. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bidang Fisik dan Infrastruktur. Kebijakan diarahkan pada pembangunan fisik dan infrastruktur secara

2) Peningkatan jalan dan penggantian jembatan

Program ini untuk menangani kerusakan jalan dan jembatan yang tingkat kerusakannya lebih luas dan atau meningkatkan kapasitasnya. 4. Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Kelautan

a. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Kondisi saat ini, Wilayah Propinsi Jawa Tengah seluas 32.254 km2 memiliki keanekaragaman sumberdaya alam yang tinggi dan lingkungan hidup yang bervariasi. Data tahun 2001 menunjukkan

bahwa sumberdaya hutan rakyat di Jawa Tengah seluas 220.000 hektar, hutan negara 649.934 hektar, yang terdiri hutan lindung seluas 73.478 hektar, hutan produksi seluas 465.452 hektar, hutan produksi terbatas seluas 107.543 hektar, serta kawasan suaka alam seluas 3.462 hektar. Lahan kritis di luar kawasan hutan pada enam DAS (Daerah Aliran Sungai) prioritas masih seluas 962.337 hektar. Terdapat 30 CAT (Cekungan air bawah tanah) dengan potensi cadangan ABT (air bawah tanah) sebanyak 12.268.523.000 m3. Konsumsi air bersih rumah tangga dan industri dari ABT untuk sekitar 1.489.069.200 m3/tahun.

Volume sampah rumah tangga sebanyak 3.166.218,78 ton/tahun. Limbah cair domestik sebesar 732.959,5 m3/tahun, beban pencemaran BOD (Biological Oxygen Demand) sebanyak 312.194,5 ton/tahun, dan COD (Chemical Oxygen Demand) sebanyak 710.950,5 ton/tahun.

Pencemaran udara dari sumber bergerak berupa debu sebesar 17.247,4 ton/tahun, beban pencemaran SO2 sebanyak 91.662,8 ton/tahun, CO sebanyak 1.307.684,3 ton/tahun, dan CO2 sebanyak 124.91.160 ton/tahun. usaha industri dari 644.196 unit menjadi 644.218 telah menghasilkan air limbah sebanyak 2.034.552,5 m3/tahun, dengan beban pencemaran BOD sebesar 2.544.294 ton/tahun, dan COD sebanyak 1.070.950,5 ton/tahun.

Pencemaran udara dari sumber tidak bergerak berupa debu sebesar 230.927,6 ton/tahun, beban pencemaran SO2 sebanyak 2.504.200 ton/tahun, dan CO sebanyak 5.373,1 ton/tahun. Produksi limbah industri dengan kategori B3 (bahan berbahaya dan beracun) berupa limbah padat sebanyak 115.365 ton/ tahun, limbah cair sebanyak 26.038.926 ton/tahun, dan bahan baku B3 sebanyak 30.584 ton/tahun.

Permasalahan. yang dihadapi adalah: (1) Meningkatnya kerusakan berbagai ekosistem baik wilayah daratan maupun perairan seperti DAS sebagai pengatur tata air dan habitat flora dan fauna sehingga menimbulkan masalah banjir dan longsor; (2) Meningkatnya kerusakan fungsi kawasan lindung akibat perubahan peruntukan dan penjarahan, seperti Taman Nasional, cagar alam, hutan lindung, ekosistem mangrove dan terumbu karang, situs budaya, bantaran sungai dan sempadan pantai; (3) Menurunnya kualitas lingkungan perairan (sungai, waduk, rawa, telaga, estuaria dan pantai) dan tanah sebagai akibat peningkatan pencemaran dan sedimentasi yang bersumber dari: kegiatan industri, rumah tangga, rumah sakit dan pertanian; (4) Menurunnya kualitas udara pada kawasan kota akibat peningkatan emisi gas buang dari aktivitas industri dan kendaraan bermotor, serta berkurangnya ruang terbuka hijau; (5) Kurang diadopsinya teknologi untuk mendukung upaya rehabilitasi dan konservasi, produksi bersih/ramah lingkungan dan pengolahan limbah; (6) Meningkatnya kejadian banjir, erosi, tanah longsor dan sedimentasi; (7) Belum tersedianya perencanaan pengelolaan lingkungan hidup Jawa Tengah secara terpadu; (8) Kurang optimalnya kerjasama antar lembaga dan antar daerah akibat kerancuan pengaturan tentang peran, fungsi dan tanggung jawab berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan hidup; (9) Kurang memadainya landasan dan penegakan hukum dan peraturan, serta profesionalisme aparat/kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup sehingga penerapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) belum efektif; (10) Semakin kompleks dan terbukanya konflik atau sengketa lingkungan antara swasta dengan masyarakat, dan antar daerah karena lemahnya pengetahuan, kesadaran dan dukungan masyarakat dalam penegakan hukum lingkungan; (11) Kurang memadainya data dan informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang mudah diakses masyarakat untuk

mendukung pengelolaan lingkungan secara terpadu, simultan dan sinergis; dan (12) Kurangnya komitmen pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam membiayai pemulihan kerusakan/ pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai jenis kegiatan.

Kebijakan, dalam mengatasi permasalahan adalah: (1) pengembangan keserasian aktivitas pembangunan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang berkelanjutan; (2) pencegahan dan penaggulangan pencemaran lingkungan melalui penerapan manajemen produksi limbah dan teknologi ramah lingkungan, serta pengelolaan limbah; (3) peningkatan upaya rehabilitasi/pemulihan dan konservasi fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang telah rusak; (4) penguasaan dan pemanfaatan teknologi pengelolaan lingkungan hidup; (5) pengembangan upaya pelestarian kawasan lindung dan peningkatan mutu lingkungan hidup untuk kesejahteraan masyarakat; (6) pengembangan dan penerapan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan kewenanga daerah; (7) peningkatan kapasitas kelembagaan dan profersionalisme SDM aparatur dalam pengelolaan lingkungan; (8) peningkatan peranserta masyarakat dan mediasi dalam upaya pemecahan masalah lingkungan dengan melibatkan dan kerjasama kemitraan berbagai pihak; (9) pengembangan basis data informasi lingkungan yang memadai dan mudah diakses masyarakat; dan (10) peningkatan perhatian dan komitmen berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Tujuan, yang ingin dicapai adalah: (1) meningkatkan upaya pengendalian, rehabilitasi, konservasi dan preservasi sumberdaya hayati, air, tanah, hutan dan ekosistemnya agar tetap berfungsi optimal dalam mendukung kehidupan dan penghidupan; (2) meningkatkan upaya pemantauan, pencegahan, pengendalian, pengawasan dan pemulihan kerusakan daya tampung/dukung lingkungan yang menjadi

ruang bagi kegiatan sosial ekonomi budaya masyarakat pada lingkungan perkotaan, lingkungan permukiman dan lahan-lahan budidaya; (3) meningkatkan kemampuan dan tanggung jawab aparat/petugas/kelembagaan, peranserta/partisipasi masyarakat, dan kerjasama kemitraan antar pihak dalam memadukan dan mensinergikan dimensi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan didalam kegiatan pembangunan; (4) meningkatkan upaya pencegahan, pengendalian dan penanganan dampak pencemaran lingkungan pada sumber penyebab dan atau pada obyek yang terkena dampaknya, terutama pencemaran udara, limbah padat, limbah cair dan limbah B3; (5) mengembangkan/menyempurnakan dan mensosialisasikan perangkat hukum lingkungan, menegakkan hukum lingkungan, serta memfasilitasi penanganan sengketa lingkungan; dan (6) membangun basis data informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang memadai serta mudah diakses masyarakat, swasta, dan lembaga pemerintah dalam mendukung pengelolaan lingkungan hidup.

Strategi, yang ditempuh adalah: (1) Penserasian aktivitas pembangunan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang berkelanjutan; (2) Pencegahan dan penaggulangan pencemaran lingkungan melalui penerapan manajemen produsi limbah dan teknologi ramah lingkungan, serta pengelolaan limbah; (3) Rehabilitasi dan pemulihan fungsi lingkungan; (4) Peningkatan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi pengelolaan lingkungan hidup; (5) Pelestarian fungsi kawasan lindung dan mutu lingkungan hidup untuk kesejahteraan masyarakat; (6) Peningkatan kapasitas kelembagaan dan profersionalisme SDM aparatur dalam pengelolaan lingkungan hidup; (7) Peningkatan kemampuan dan peranserta masyarakat, serta mediasi dalam penanganan masalah lingkungan melalui kerjasama kemitraan berbagai pihak; (8) Peningkatan kuantitas dan kualitas data/informasi lingkungan yang

memadai dan mudah diakses masyarakat; dan (9) Menginternalkan (memasukkan) anggaran biaya pengelolaan lingkungan hidup dalam biaya perencanaan, pelaksanaan, perawatan dan pengawasan kegiatan pembangunan.

Program, untuk mencapai tujuan tersebut adalah: 1) Pengelolaan lingkungan alam

Program ini untuk meningkatkan upaya pengendalian, rehabilitasi, konservasi dan preservasi sumberdaya hayati, air, tanah, hutan dan ekosistemnya agar tetap berfungsi optimal dalam mendukung kehidupan dan penghidupan.