• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Tabulasi Data

a. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa diberikan sebanyak 2 (dua) kali dengan LKS yang pertama tentang materi sifat-sifat dan unsur-unsur bangun ruang sisi datar dan LKS II mengenai Luas permukaan dan Volume bangun ruang sisi datar. LKS diberikan kepada siswa dan dikerjakan di kelas dengan peraturan dari peneliti dapat dikerjakan dengan diskusi oleh 2 anak dalam satu meja. Peneliti mempunyai tujuan agar siswa mau memberikan pengetahuan kepada temannya dan saling bertukar pendapat sesuai dengan Mind Map yang telah mereka buat secara individu. Dengan diberikannya LKS didapatkan nilai LKS siswa sebagai berikut :

Tabel 4.4 Daftar nilai LKS

No.sampel LKS I LKS II 1 57 70.33 2 51 80 3 18 80.33 4 83 80 5 46 - 6 34 30.67 7 14 70 8 83 80 9 49 60.67 10 29 80 11 37 36.67 12 60 70.67 13 86 70.33 14 26 50.67 15 89 80 16 43 80.67 17 82 80.33 18 26 80 19 54 60

20 94 50.33 21 83 80 22 74 80 23 - 13.33 24 63 80 25 40 60.63 26 89 80.67 27 74 80 28 14 16.67 29 54 40 30 23 80 31 60 80 1. LKS I

LKS I diberikan pada pertemuan kelima hari Sabtu, 13 April 2013 dengan materi sifat-sifat dan unsur-unsur bangun ruang sisi datar.

Pada LKS I siswa yang lulus KKM terdapat 10 anak dan 20 anak tidak lulus KKM. Disini terlihat bahwa jawaban siswa masih belum semua memahami materinya, oleh karena itu peneliti mencoba untuk memahami kesulitan siswa dalam mempelajari materi. Peneliti kemudian bersama-sama dengan siswa menyelesaikan masalah yang dihadapi pada pemberian LKS I. 2. LKS II

LKS II diberikan pada pertemuan keduabelas hari Senin, 06 Mei 2013 dengan materi Luas Permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Dari tabulasi tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 30 anak yang mengerjakan LKS II, terdapat 20 siswa tuntas dan 10 siswa yang tidak tuntas. Siswa yang tidak tuntas pada

umumnya masih kesulitan dalam menempatkan yang diketahui dan yang ditanyakan. Peneliti kemudian memberikan pengarahan tambahan bagi siswa yang kurang mampu memahami soal yang diberikan agar pada saat ulangan dapat mengerjakan soal dengan baik.

b. Nilai Ulangan 1. Nilai Ulangan I

Ulangan pertama dilaksanakan pada pertemuan ketujuh dengan materi ulangan sifat-sifat, unsur-unsur, dan jaring-jaring bangun ruang sisi datar, ulangan dilaksanakan dengan melihat pemahaman siswa terhadap materi yang akan diujikan. Dan didapatkan daftar nilai siswa sebagai berikut

Tabel 4.5 Nilai tes I siswa materi sifat,unsur dan jaring-jaring

No. Sampel Skor Nilai Keterangan 30 100 1 15.5 51.7 Tidak Tuntas 2 21.5 71.7 Tuntas 3 17 56.7 Tidak Tuntas 4 17 56.7 Tidak Tuntas 5 16 53.3 Tidak Tuntas 6 20.5 68.3 Tuntas 7 12 40.0 Tidak Tuntas 8 22.5 75.0 Tuntas 9 24 80.0 Tuntas 10 20.5 68.3 Tuntas 11 20.5 68.3 Tuntas 12 26.5 88.3 Tuntas

13 20.5 68.3 Tuntas 14 17.5 58.3 Tidak Tuntas 15 22.5 75.0 Tuntas 16 25.5 85.0 Tuntas 17 17.5 58.3 Tidak Tuntas 18 18.5 61.7 Tidak Tuntas 19 14.5 48.3 Tidak Tuntas 20 21.5 71.7 Tuntas 21 21 70.0 Tuntas 22 22.5 75.0 Tuntas 23 12 40.0 Tidak Tuntas 24 17 56.7 Tidak Tuntas 25 15.5 51.7 Tidak Tuntas 26 17 56.7 Tidak Tuntas 27 20.5 68.3 Tuntas 28 24.5 81.7 Tuntas 29 21.5 71.7 Tuntas 30 15 50.0 Tidak Tuntas 31 17.5 58.3 Tidak Tuntas

Dari data yang didapatkan pada tes yang pertama yang diikuti oleh 31 siswa didapatkan 16 siswa tuntas dan 15 siswa tidak tuntas pada materi sifat-sifat, unsur-unsur, dan jaring-jaring bangun ruang sisi datar diukur dengan KKM 68.

Terlihat bahwa sebagian besar nilai yang diperoleh siswa yang tidak tuntas dengan KKM hanya berbeda sedikit. Maka, persentase dari data ketuntasan belajar kelas sebagai berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡> 68

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100% 16

31 𝑥 100% = 51, 6129 %

Berdasarkan perhitungan, ketuntasan belajar pada Ulangan 1 adalah 51,61% (pembulatan ke atas). Peneliti melihat dari siswa

yang tuntas dalam Ulangan I materi sifat-sifat, unsur-unsur dan jaring-jaring bangun ruang sisi datar

2. Nilai Ulangan II

Ulangan kedua dilaksanakan pada pertemuan ketigabelas dengan materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Dan didapatkan daftar nilai siswa sebagai berikut :

Tabel 4.6 Nilai tes II siswa materi luas permukaan dan volume

No. Sampel Skor Nilai Keterangan 40 100 1 29 72.5 Tuntas 2 28 70 Tuntas 3 22 55 Tidak Tuntas 4 28 70 Tuntas 5 28 70 Tuntas 6 21 52.5 Tidak Tuntas 7 28 70 Tuntas 8 28 70 Tuntas 9 31 77.5 Tuntas 10 24 60 Tidak Tuntas 11 23 57.5 Tidak Tuntas 12 36 90 Tuntas 13 28 70 Tuntas 14 28 70 Tuntas 15 38 95 Tuntas 16 31 77.5 Tuntas 17 29 72.5 Tuntas 18 21 52.5 Tidak Tuntas 19 21 52.5 Tidak Tuntas 20 33 82.5 Tuntas 21 34 85 Tuntas 22 33 82.5 Tuntas

23 21 52.5 Tidak Tuntas

24 30 75 Tuntas

25 Tidak Mengikuti Ulangan

26 31 77.5 Tuntas 27 30 75 Tuntas 28 23 57.5 Tidak Tuntas 29 21 52.5 Tidak Tuntas 30 30 75 Tuntas 31 24 60 Tidak Tuntas

Dari data yang didapatkan pada tes yang kedua yang diikuti oleh 30 siswa, dan satu siswa ijin dikarenakan sedang ada kepentingan keluarga. Dari data diatas didapatkan 20 siswa tuntas dan 10 siswa tidak tuntas pada ulangan kedua materi Luas permukaan dan Volume bangun ruang sisi datar diukur dengan KKM yang sama dengan ulangan yang pertama yaitu 68.

Pada ulangan yang kedua ini peneliti melihat bahwa persiapannya lebih matang dari ulangan yang pertama. Sebelum ulangan yang kedua, peneliti memberikan beberapa soal tambahan untuk dikerjakan siswa di rumah untuk latihan selain dengan menggunakan LKS II. Maka, persentase dari data ketuntasan belajar kelas sebagai berikut:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒,𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡> 68

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100% 20

Berdasarkan perhitungan di atas, ketuntasan belajar pada Ulangan II adalah 66,67% (pembulatan ke atas). Peneliti melihat dari siswa yang tuntas dalam Ulangan II materi Luas Permukaan dan Volume bangun ruang sisi datar.

c. Keaktifan siswa

Untuk mengukur keaktifan siswa digunakan angket tertutup yang terdiri dari 30 pertanyaan dan tersusun dari 20 pernyataan positif dan 10 pertanyaan positif. Untuk angket kedua dan ketiga, peneliti menambahkan beberapa pertanyaan terbuka untuk dijawab oleh siswa mengenai pembelajaran menggunakan model pembelajaran Mind Map. 1. Angket keaktifan I

Angket keaktifan I diberikan pada awal proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Pada awal pertemuan diisi dengan kegiatan siswa mencari dan menyebutkan benda-benda yang menggambarkan bangun ruang sisi datar. Pada pemberian angket keaktifan I bertujuan agar peneliti mengetahui seberapa siswa dapat aktif dalam pembelajaran matematika, maupun dalam mempersiapkan pembelajaran. Angket ini terdiri dari 30 pernyataan, siswa mengisi dengan cara memberikan cek pada kolom ya atau tidak, dari 30 pernyataan yang ada, terdapat 20 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif tentang model pembelajaran Mind Map.

2. Angket Keaktifan II

Angket keaktifan II diberikan oleh peneliti kepada siswa pada saat setelah siswa mengikuti ulangan harian yang pertama (Tes I). pada dasarnya angket ini sama seperti angket sebelumnya yang telah diberikan pada awal pembelajaran, namun peneliti memberikan sisipan pertanyaan yang bersangkutan dengan indikator keaktifan yang telah disusun oleh peneliti dan guru pembimbing. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan sesuai dengan keadaan yang dialami oleh siswa. Hal ini bertujuan untuk peneliti mengetahui beberapa alasan dan pendapat siswa mengenai pembelajaran menggunakan model pembelajaran Mind Map terhadap keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan maupun persiapan yang dilakukan oleh siswa.

3. Angket keaktifan III

Angket keaktifan III diberikan pada pertemuan terakhir setelah siswa mengikuti ulangan harian II (Tes II). Seperti pada angket keaktifan II, pada angket ini diberikan tambahan 1 pertanyaan mengenai kesimpulan siswa mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Mind Map yang diberikan oleh peneliti. Peneliti memberikan pertanyaan tersebut mengetahui pendapat siswa mengenai keseluruhan pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa dan peneliti.

Tabel 4.7 Hasil Angket Keaktifan Siswa

No.

Sampel Angket I Angket II Angket III

Prosentase Individu Keterangan Prosentase Individu Keterangan Prosentase Individu Keterangan 1

47 % Rendah 47 % Rendah 87 Tinggi

2 73 % Tinggi 53 % Tinggi 73 Tinggi

3

47 % Rendah 67 % Tinggi 87 Tinggi

4

73 % Tinggi 73 % Tinggi 77 Tinggi

5 43 % Rendah 73 % Tinggi 90 Tinggi

6

43 % Rendah 70 % Tinggi 97 Tinggi

7 70 % Tinggi 80 % Tinggi 63 Tinggi

8

57 % Tinggi 80 % Tinggi 80 Tinggi

9

67 % Tinggi 77 % Tinggi 80 Tinggi

10

70 % Tinggi 90 % Tinggi 93 Tinggi

11 47 % Rendah 90 % Tinggi 93 Tinggi

12

67 % Tinggi 83 % Tinggi 77 Tinggi

13 60 % Tinggi 87 % Tinggi 90 Tinggi

14

67 % Tinggi 90 % Tinggi 90 Tinggi

15

37 % Rendah 90 % Tinggi 93 Tinggi

16 53 % Tinggi 87 % Tinggi 87 Tinggi

17 Ijin

87 % Tinggi 87 Tinggi

18

60 % Tinggi 90 % Tinggi 100 Tinggi

19 37 % Rendah 67 % Tinggi 60 Tinggi

20

53 % Tinggi 80 % Tinggi 87 Tinggi

21

50 % Rendah 83 % Tinggi 93 Tinggi

22 53 % Tinggi 90 % Tinggi 87 Tinggi

23

63 % Tinggi 47 % Rendah 47 Rendah

24

53 % Tinggi 83 % Tinggi 97 Tinggi

25 50 % Rendah 80 % Tinggi Ijin

26

47 % Rendah 90 % Tinggi 70 Tinggi

27

53 % Tinggi 87 % Tinggi 97 Tinggi

28 50 % Rendah 70 % Tinggi 80 Tinggi

29

57 % Tinggi 73 % Tinggi 43 Rendah

30

47 % Rendah 43 % Rendah 67 Tinggi

Demikian akan disimpulkan penghitungan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Mind Map dari ketiga angket yang sudah diberikan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Daftar Rekapitulasi Keaktifan Siswa

Kategori Keaktifan

Angket I Angket II Angket III

Rendah 12 3 2

Tinggi 18 28 28

Jumlah siswa 30 31 30

Dari daftar keaktifan siswa dapat dilihat bahwa pada pemberian angket pertama yaitu pada saat awal pembelajaran menggunakan model pembelajaran Mind Map terdapat prosentase keaktifan siswa terendah 37% dan prosentase tertimggi siswa pada pemberian angket keaktifan yang pertama adalah 73%. Pada pemberian angket yang kedua diberikan setelah pemberian ulangan I didapatkan prosentase keaktifan terendah siswa adalah 43% dan untuk prosentase tertinggi pada angket II adalah 90%. Dan untuk pemberian angket keaktifan yang ketiga diberikan setelah ulangan II yaitu pada pertemuan terakhir didapatkan prosentase keaktifan terendah siswa adalah 43% dan untuk prosentase tertinggi siswa dari pemberian angket II adalah 100%.

Tabel 4.9 Keseluruhan Angket Keaktifan Siswa

Persentase keseluruhan

Keaktifan 1 Keaktifan 2 Keaktifan 3

(𝑌+𝑇) 𝑛 × 𝑗𝑃 × 100% 496 30 ×30 × 100% = 𝟓𝟓,𝟏𝟏% 713 31 ×30 × 100% = 𝟕𝟔,𝟔𝟕% 735 30 ×30 × 100% = 𝟖𝟏,𝟔𝟕%

Keaktifan siswa dalam tabel di atas secara keseluruhan mengalami peningkatan, dalam pemberian angket yang pertama jumlah siswa yang tergolong rendah terdapat 12 siswa, pada pemberian angket keaktifan yang kedua menjadi 3 siswa, sedangkan yang terakhir terdapat 2 siswa yang tergolong mempunyai keaktifan yang rendah.

Tabel 4.10 Jawaban Angket Keaktifan Siswa

Contoh Jawaban Siswa Keterangan

Belajar dg baik/saya harus menyiapkan materi

Siswa menjawab pertanyaan dengan belajar di rumah, ini berarti siswa sudah mulai belajar untuk aktif di luar pembelajaran di kelas.

Saya akan merangkum materi yg akan saya pelajari

Siswa menjawab dengan merangkum materi yang diberikan, berarti siswa juga telah belajar untuk aktif di luar lingkungan sekolah.

Tidak, yg tidak bisa ya tidak aku kerjakan

Dari jawaban siswa dapat disimpulkan bahwa siswa sudah berusaha untuk mengerjakan soal yang diberikan, namun jika mengalami kesulitan dalam pengerjaan, maka dia tidak akan mengerjakannya.

Ya!tugas adl latihan,maka sebisa mungkin harus dicoba mengerjakan

Jawaban siswa menjelaskan bahwa dia harus mengerjakan semua latihan yang diberikan, karena menurutnya latihan merupakan kewajiban yang harus dikerjakan.

Ya, metode ini memperjelas materi dan mudah

Siswa berpendapat bahwa model pembelejaran yang digunakan peneliti banyak membantunya dalam pembelajaran.

dipahami

Iya, bisa dimengerti krn lbh mudah

Siswa berpendapat bahwa model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dapat menarik perhatian siswa sehingga lebih mudah memahami materi yang dipelajari.

Insyaallah bisa maksimal

Siswa berpendapat bahwa dengan Mind Map kerja kelompok semakin aktif dan dapat lebih maksimal.

Tidak!MIND MAP kelompok hanya beberapa saja yang mengerjakan

Siswa berpendapat bahwa Mind Map yang dibuat di dalam kelompok tidak efektif, karena tidak semua anggota mengerjakan.

Ya,karena mudah dipahami

Siswa merasa aktif dalam merespon pembelajaran yang dilaksanakan dengan model pembelajaran Mind Map.

Ya, dgn Mind Map saya dpt menuliskan ide-ide dan dpt membagikannya dgn teman-teman

Jawaban siswa menunjukkan bahwa responnyua terhadap model pembelajaran

Mind Map sangat bagus, karena dapat menggali ide-ide dalam pikirannya.

Karena pembelajaran pd umumnya kalau belum ada pembelajaran Mind Map pembelajaran sulit.

Siswa merasa pembelajaran dengan model pembelajaran Mind Map lebih mudah diikuti.

Keaktifan bertambah, tdk membosankan

Siswa berpendapat bahwa pembnelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Mind Map tidak membosankan dan dapat menarik kreatifitas siswa.

d. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map selesai dan siswa telah mengikuti ulangan yang kedua. Peneliti melakukan wawancara kepada 6 anak yang terdiri dari anak-anak yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Peneliti mengklasifikasikan siswa berdasarkan hasil ulangan yang telah didapat oleh siswa, sehingga dikelompokkan dari yang nilai tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara dilaksanakan pada tangga 15 Mei 2013. Siswa yang dimaksud dalam wawancara tidak sesuai urutan sampel pada daftar nilai ulangan. Dan hasil dari wawancara tersebut adalah :

1. Siswa 1

S1 menjawab semua pertanyaan dengan tepat sasaran, S1 merupakan siswa yang paling aktif dan berprestasi. Siswa ini berpendapat bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map siswa yang aktif bertambah dibandingkan dengan proses pembelajaran yang sebelumnya. Namun S1 juga berpendapat bahwa siswa yang aktif hanya

iti-itu saja. S1 merasa bahwa model pembelajaran Mind Map dapat menghemat waktu dalam memahami materi maupun dalam mempelajari materi yang telah diberikan sehingga S1 merasa lebih mudah dalam belajar di rumah dan dalam mempersiapkan diri untuk ulangan. Bahkan siswa ini telah mencoba mengaplikasikan Mind Map ke dalam pembelajaran lainnya, contohnya dalam pembelajaran biologi dan fisika. S1 sangat kreatif sehingga dapat mengalokasikan waktu dan pikirannya dalam mengaplikasikan Mind Map, sehingga S1 lebih mudah dalam belajar khususnya dalam menghafal.

2. Siswa 2

Siswa ini termasuk siswa yang mempunyai kemampuan yang tinggi dilihat dari hasil ulangannya. S2 merasa lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan selama mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Mind Map, siswa ini juga berpendapat berbeda dengan pembelajaran yang hanya ceramah pada umumnya siswa tidak mengikuti dengan sungguh-sungguh dan hanya bercanda di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Mind Map siswa menjadi semakin aktif dala bekerja kelompok maupun bekerja secara individu. Namun terkadang ada siswa yang tidak bekerjasana dalam kelompok. S2 merasa semakin

aktif belajar dirumah maupun disekolah dan berani bertanya kepada peneliti maupun dengan teman yang lain dalam pembelajaran menggunakan model Mind Map. Namun ketika ada waktu luang siswa ini mencoba untuk belajar bersama temannya dirumah dan membahas mengenai pembelajaran di sekolah menggunakan model pembelajaran Mind Map. Menurut S2, Mind Map membantunya dalam menghafalkan rumus maupun materi yang biasanya kurang dapat dia mengerti dalan pembelajaran sebelumnya. Namun pada saat ulangan harian, siswa ini masih merasa ragu, jika soal sudah merupakan aplikasi rumus maka S2 kurang dapat memahami bagaimana soal tersebut diselesaikan.

3. Siswa 3

Siswa ini merupakan siswa yang mempunyai kemampuan yang sedang, dilihat dari hasil ulangan yang didapatkannya. Siswa ini berpendapat bahwa Mind Map merupakan model pembelajaran yang mudah digunakan dalam belajar. Siswa ini merasa lebih mudah memahami materi yang diberikan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map dibanding pembelajaran yang sebelumnya. S3 merasa bahwa teman-temannya pada saat pembelajaran kurang aktif menjadi semakin aktif berpendapat maupun aktif dalam bertanya,

namun siswa ini malah merasa bahwa hanya saat tertentu saja aktif dalam pembelajaran. Setiap ada soal yang diberikan oleh peneliti, siswa ini selalu mengerjakan sendiri, namun tidak menutup kemungkinan untuk bertanya kepada teman yang lain. Siswa ini kurang belajar di rumah, sehingga Mind Map membantunya dalam belajar karena hanya membutuhkan waktu yang singkat dalam mempelajari materi yang didapatkan Pada dasarnya siswa ini berpendapat bahwa model pembelajaran Mind Map dapat membuatnya semakin aktif dan dapat menarik perhatiannya dalam belajar.

4. Siswa 4

Siswa ini merupakan siswa yang juga mempunyai kemampuan yang sedang, dilihat juga dari hasil ulangan harian yang telah diberikan. Siswa ini berpendapat bahwa Mind Map membantunya dalam menghafal materi yang telah diberikan. S4 merasa senag dan tertarik jiga belajar menggunakan Mind Map yang telah dia buat secara individu maupun kelompok. Walaupun siswa ini aktif dalam bertanya kepada teman sekelompoknya mengenai materi yang belum dia pahami, di sisi lain siswa ini masih merasa sungkan untuk bertanya kepada peneliti. Kerja kelompok yang terjadi kadang malah membuat siswa mempunyai banyak kesempatan untuk ramai dengan

teman yang lain. Siswa ini telah belajar dengan siswa lain kelas dan menjelaskan bagaimana Mind Map tersebut digunakan. Siswa ini merasa sebelum menggunakan Mind Map setiap pembelajaran hanya mendengan dan hanya bercerita dengan teman yang lain, namun dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind Map ini siswa lebih merasa diarahkan dalam belajar kelompok. Siswa ini merasa bahwa Mind Map sangat berguna baginya.

5. Siswa 5

Siswa ini merupakan siswa yang mempunyai kemampuan rendah, dilihat dari hasil ulangan harian yang ia dapatkan. Siswa ini merasa bahwa dengan model pembelajaran mind map membuat pembelajaran yang diikutinya menjadi lebih mudah dipahami dan menarik. Siswa ini merasa aktif dalam bertanya kepada teman maupun kepada peneliti jika dia kurang memahami materi yang dipelajari maupun penjelasan yang dia dapatkan. Siswa ini juga mengalokasikan waktu untuk belajar dirumah secara kelompok dengan teman-temannya yang mempunyai kemampuan diatasnya. Siswa ini tidak mengalami kesulitan dalam kerja kelompok, karena semua anggota kelompoknya bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan oleh koordinator kelompoknya. Dengan model pembelajaran Mind

Map, siswa merasa lebih mudah dalam belajar dan lebih mudah memahami materi yang dipelajari. Selain dari Mind Map, sisswa juga mempelajari dari buku pegangan, sehingga tidak hanya bersumber pada satu sumber belajar.

6. Siswa 6

Siswa ini merupakan siswa yang sering membolos sekolah, sehingga nilainya masih jauh dari KKM yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Namun siswa ini berpendapat bahwa Mind Map mudah dipahami, cara belajarnya sekarang hanya menggunakan Mind Map karena lebih ringkas dan cepat paham. Sisw ini merasa bahwa dia aktif di dalam kerja kelompok. Pembelajaran yang dilaksanakan juga dirasakan lebih nyaman karena dia dapat belajar dengan teman yang lebih berkemampuan dibandingkan dia. Semua anggota kelompoknya selalu bekerjasama satu sama lain, sehingga siswa dapat menyelesaikan tudag yang diberikan oleh peneliti. Siswa ini juga belajar diluar kelas ataupun sekolah dengan menggunakan Mind Map yang telah dia buat. Jika dia melakukan kesalahan dalam kerja kelompoknya, dia merasa selalu dibantu untuk memahami materi yang kurang dipahami, sehingga siswa ini tidak minder jika melakukan kesalahan.

Dokumen terkait