• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

D. Tata Cara Penelitian

1. Penentuan kepastian bahan daun sirih

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih yang dikumpulkan dari desa Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah, pada bulan Oktober tahun 2006. Daun yang diambil dalam keadaan segar, berasal dari tanaman sirih yang tidak terserang hama penyakit, dan subur.

Pertelaan tanaman sirih yang akan digunakan dalam penelitian, diperbandingan dengan pertelaan tanaman sirih yang terdapat pada buku acuan yaitu Material Medika jilid IV untuk memberikan kepastian daun sirih yang dipergunakan pada penelitian telah sesuai dengan daun sirih yang berasal dari tanaman sirih yang telah dikenal masyarakat umum.

2. Pengumpulan bahan

Proses pengambilan daun sirih dilakukan pada pagi hari, pemetikan dilakukan pada tanaman sirih yang memiliki umur lebih dari satu tahun, daun yang dipetik berasal dari ruas ke satu hingga ruas ke lima yang merupakan percabangan dari batang utama (bonggol). Ukuran daun yang dipetik memiliki diameter kurang lebih antara 6 – 11 sentimeter. Warna daun hasil pemetikan hijau tua.

3. Pengeringan bahan

Daun setelah dipanen dilakukan pemilihan daun yang baik dan memenuhi kriteria, dicuci bersih dengan air mengalir dan dipotong kecil-kecil, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan dikeringkan di bawah sinar matahari tak langsung dengan ditutup kain hitam. Pengeringan dilakukan sampai bahan mudah diremukkan. Jumlah bahan yang akan dikeringkan sebesar 10 kg.

4. Isolasi dan penetapan rendemen minyak atsiri

Isolasi minyak atsiri dari daun sirih dilakukan dengan cara penyulingan dengan air serta penyulingan dengan air dan uap. Proses penetapan rendemen minyak atsiri dilakukan dengan mempergunakan alat penyulingan dengan air dan

alat penyulingan dengan air dan uap. Daun kering utuh sebanyak 750 gram disuling selama kurang lebih 6 jam. Minyak atsiri yang diperoleh ditampung, kemudian tapak-tapak air dihilangkan dengan natrium sulfat anhidrat. Minyak atsiri disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya. Rendemen minyak atsiri dihitung dalam %v/b.

Rendemen minyak atsiri = jumlahminyakatsiri x100%

bahan n penimbanga berat

5. Analisis minyak atsiri dengan kromatografi gas-spektrometri massa Analisis dengan kromatografi gas-spektrometri massa untuk minyak daun sirih dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Langkah-langkah analisis dilakukan dengan cara pemeriksaan instrumen sebelum dipergunakan, untuk memastikan apakah rangkaian alat kromatografi gas-spektrometri massa siap digunakan. Kemudian dilakukan proses optimasi alat agar siap dipergunakan untuk proses analisis. Penyuntikan cuplikan minyak atsiri daun sirih sebesar 0,1L ke dalam alat kromatografi gas-spektrometri massa menggunakan injektor secara hati-hati menembus septum. Kemudian injektor dicabut dengan cepat dan dibersihkan dengan pelarut. Proses pembacaan puncak dan penentuan spektra massa dilakukan pada kromatogram yang tampak pada alat kromatografi gas-spektrometri massa. 6. Pemeriksaan organoleptik

Minyak atsiri yang dihasilkan diperiksa secara organoleptik yang meliputi bau, rasa, dan warna. Pemeriksaan warna dilakukan secara visual. Untuk pemeriksaan bau, pada kertas saring ditetesi beberapa tetes minyak atsiri

kemudian dikipas-kipaskan sambil dicium baunya. Sedangkan untuk pemeriksaan rasa, setetes minyak atsiri dicecap rasanya.

7. Pemeriksaan bobot jenis minyak atsiri

Proses kerja pemeriksaan bobot jenis minyak atsiri dilakukan dengan cara menimbang piknometer yang bersih dan kering dengan seksama. Setelah ditimbang piknometer kemudian diisi dengan menggunakan aquades hingga penuh, rendam piknometer di dalam air es dengan tujuan menurunkan suhunya menjadi ± 2oC di bawah suhu percobaan. Tutup piknometer, tetapi pipa kapiler tetap dibiarkan terbuka dan baru ditutup setelah suhu aquades naik mencapai suhu percobaan. Kemudian, piknometer didiamkan hingga suhu aquades dalam piknometer mencapai suhu kamar. Usap air yang menempel pada dinding luar piknometer dan timbang piknometer yang berisi aquades dengan seksama. Untuk menghitung volume aquades sama dengan volume piknometer digunakan nilai kerapatan aquades pada suhu percobaan yang terdapat pada Tabel I.

Tabel I. Kerapatan aquades (g/ml) pada beberapa suhu

toC 0 3,98 10 15 20 25 t 4 0,99987 1,0000 0,99973 0,99913 0,99823 0,99707 toC 30 40 50 60 70 80 t 4 0,99569 0,99224 0,98807 0,98324 0,97781 0,97183

Penghitungan volume piknometer dilakukan dengan rumus : Bobot piknometer + aquades = a + b gram

Bobot piknometer kosong = a gram

Bobot aquades = b gram

Diketahui kerapatan aquades = aquades (dapat dilihat dalam tabel) Volume piknometer = volume aquades = Vp = b(g)

Proses penghitungan bobot jenis minyak atsiri dilakukan dengan menghitung kerapatan sampel minyak atsiri dengan membandingkan bobot sampel dengan volume piknometer. Proses penghitungan bobot sampel minyak atsiri dilakukan dengan langkah yang sama seperti pada proses penghitungan bobot aquades.

Bobot jenis minyak atsiri dihitung dengan cara membandingkan kerapatan () sampel minyak atsiri dengan kerapatan () aquades pada suhu standar yang sama. Bobot jenis minyak atsiri dapat dihitung dengan rumus : Bobot piknometer + sampel = a + d gram

Bobot piknometer kosong = a gram

Bobot sampel = d gram

Diketahui kerapatan sampel = sampel =

) ( ) ( ml c g d Bobot jenis( (25) ) 25 ( taquades tsampel D ) = aquades sampel  

8. Pemeriksaan indeks bias minyak atsiri

Proses kerja pemeriksaan indeks bias minyak atsiri dilakukan dengan cara membuka penutup prisma pada hand refraktometer, kemudian sebelum digunakan bersihkan prisma utama menggunakan alkohol 70% dan usap menggunakan kertas lensa secara hati-hati agar tidak menimbulkan goresan pada prisma utama. Sampel minyak atsiri diteteskan pada prisma utama menggunakan pipet tetes sebanyak 1 atau 2 tetes. Tutup penutup prisma utama dengan lembut hingga menyentuh prisma utama. Setelah itu, atur skala indeks bias yang terdapat pada hand refraktometer dengan cara memutar knob sampai tanda “฀” menempati skala “1”, “2”, atau “3” tergantung pada jarak jangkauan konsentrasi sampel yang

diuji. Rentang jarak jangkauan yang dimiliki oleh tiap skala pada hand refraktometer dapat dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Jarak jangkauan tiap skala pada hand refraktometer ATAGO®

No Skala (Letak) Jarak Jangkauan

1. “1” (skala sebelah kiri) 1,333 – 1,404

2. “2” (skala tengah) 1,404 – 1,468

3. “3” (skala sebelah kanan) 1,468 – 1,520

Arahkan ujung hand refraktometer pada cahaya terang, lihat melalui lensa sambil memutar knob pada hand refraktometer hingga skala terlihat dengan jelas, dari dalam lensa akan tampak garis batas yang memisahkan sisi terang dan gelap pada bagian atas dan bawah, jika garis batas berwarna atau tidak jelas, putarlah ring untuk menghilangkan warna hingga garis batas tersebut menjadi jelas (atur knob pada posisi “1”, “2”, atau “3” cari posisi yang menunjukkan perbedaan jelas antara bagian terang dan bagian gelap). Setelah garis batas terlihat dengan jelas membedakan bagian terang dan bagian gelap, kemudian baca indeks biasnya.

Dokumen terkait