• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen

Variabel Aspek Indikator No Soal

Menilai Menilai kefektifan fungsi organ

pernapasan berdasarkan kegunaannya

Mencipta Merumuskan Membuat rumusan masalah berdasarkan

percobaan mengenai proses inspirasi dan ekspirasi

6

Membuat hipoteses Membuat hipotesis pembuktian proses inspirasi dan ekspirasi

Mendesain Merencanakan percobaan mengenai

proses inspirasi dan ekspirasi

3.7 Teknik Pengujian Instrumen 3.7.1 Validitas Instrumen

Masidjo (2010: 242) menyebutkan bahwa validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, instrumen yang valid mampu mengukur apa yang hendak diukur (Cohen, 2007: 135). Validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi) (Sugiyono, 2014: 123). Oleh karena itu, validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah content validity (validitas isi),

face validity (validitas muka), dan construct validity (validitas konstruk).

3.7.1.1 Validitas Isi (content validity)

Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu merepresentasikan cakupan dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan materi sesuai dengan bidang yang bersangkutan (Cohen, 2007: 162). Cohen mengungkapkan bahwa validitas isi dicapai dengan penilaian profesional dari para ahli atau expert judgement. Validitas isi tes dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat tiga ahli materi yaitu dua dosen mata kuliah IPA dan satu guru kelas V yang memiliki latar belakang pendidikan IPA. Validator 1 dan 2 berpendapat bahwa soal nomor 5 mengenai kemampuan

mengevaluasi sudah sangat baik. Validator 3 memberikan penilaian baik untuk soal

nomor 5. Ketiga validator tidak memberikan saran perbaikan untuk soal nomor 5. Pada soal nomor 6 mengenai kemampuan mencipta, validator 1 dan 3 memberikan penilaian sudah sangat baik, sedangkan validator 2 memberikan penilaian sudah baik. Ketiga

38 validator tidak memberikan saran perbaikan untuk soal nomor 6. Total skor instrumen penilaian dari ketiga validator menunjukkan skor 26, 26, dan 24 (lihat Lampiran 3.4). Berdasarkan ketiga skor tersebut, diperoleh rerata skor 25,33 yang menunjukkan bahwa instrumen sangat layak untuk diimplementasikan.

3.7.1.2 Validitas Muka (face validity)

Validitas muka adalah validitas yang menunjukkan apakah alat pengukuran atau instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur yang ingin diukur atau tidak. Validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen (Siregar, 2013: 46). Validitas muka diperoleh dengan cara mengujicobakan soal pada 6 orang siswa kelas V SDK Mangunan tahun ajaran 2014/2015. Pengerjaan soal dilaksanakan pada Kamis, 4 Juni 2015 dengan waktu 2 x 35 menit. Keenam siswa dipilih berdasarkan rekomendasi guru dan sesuai dari kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah. Siswa ditanya tentang kemampuannya dalam memahami kalimat soal. Ada beberapa kata yang belum dipahami oleh siswa seperti kata “inspirasi” dan “ekspirasi” pada soal nomor 2b, kata “bahan” pada soal nomor 3, dan kata “hipotesis” dan “rumusan masalah” pada soal nomor 6. Peneliti memperbaiki instrumen dengan mengubah kata “bahan” menjadi “zat” dan memperjelas kata “hipotesis” dengan memberi keterangan “jawaban sementara” dan kata “rumusan masalah” dengan “pertanyaan”. Pada instrumen nomor 1, peneliti mengganti gambar alat pernapasan karena dirasa kurang jelas oleh siswa. Meskipun demikian, setiap pertanyaan atau kalimat perintah yang diberikan sudah mampu dipahami dengan baik oleh siswa.

3.7.1.3 Validitas Konstruk (construct validity)

Validitas konstruk dilakukan melalui uji empiris. Peneliti mengujikan soal tes kepada siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru I untuk memperoleh validitas konstruk. Sekolah ini beralamat di jalan Demangan Baru No.22 Desa Demangan Baru, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius Demangan Baru I berdasarkan beberapa alasan yaitu (1) sekolah ini memiliki akreditasi sekolah A, sama seperti SD

39 BOPKRI Gondolayu, (2) sekolah ini memiliki kelas paralel, dan (3) sekolah ini memiliki siswa yang prestasinya kurang lebih sama dengan SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta. Pengerjaan soal dilaksanakan pada Senin, 15 Juni 2015 dengan waktu 2 x 35 menit. Jumlah responden adalah 60 siswa. Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42).

Setelah diujikan, soal dihitung validitasnya menggunakan rumus korelasi

Pearson. Rumus tersebut digunakan karena data berupa interval yang diberi skor 1

sampai 5 (Field, 2009: 177). Uji validitas konstruk dilakukan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk mempermudah perhitungan. Tingkat signfikansi yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan adalah jika harga tailed) < 0,05, suatu item dikatakan valid. Sebaliknya jika harga

Sig.(2-tailed) > 0,05, item tersebut dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177-178). Hasil uji

validitas instrumen dan hasil uji validitas dari variabel mengevaluasi dan mencipta dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 3.5 dan 3.6).

Tabel 3.4 Validitas Instrumen Semua Variabel

No Variabel rtabel rhitung

(Pearson Correlation) Sig. (2-tailed) Keputusan

1 Mengingat 0,254 0,694** 0,000 Valid 2 Memahami 0,254 0,749** 0,000 Valid 3 Mengaplikasi 0,254 0,743** 0,000 Valid 4 Menganalisis 0,254 0,397** 0,002 Valid 5 Mengevaluasi 0,254 0,443** 0,000 Valid 6 Mencipta 0,254 0,751** 0,000 Valid

Tabel 3.5 Validitas Instrumen Semua Aspek Variabel Mengevaluasi dan Mencipta

Variabel Aspek rtabel rhitung

(Pearson Correlation) Sig. (2-tailed) Keputusan

Mengevaluasi Memeriksa 0,254 0,925** 0,000 Valid Mengkritik 0,254 0,722** 0,000 Valid Menilai 0,254 0,741** 0,000 Valid Mencipta Merumuskan 0,254 0,886** 0,000 Valid Membuat hipotesis 0,254 0,901 ** 0,000 Valid Mendesain 0,254 0,679** 0,000 Valid

40 Tabel 3.4 dan 3.5 menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) < 0,05 pada semua variabel dan semua aspek. Oleh karena itu, semua soal ditinjau dari variabel dan semua aspek dinyatakan valid. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif dengan enam kemampuan kognitif B. S. Bloom yang diujikan secara bersama-sama. Enam kemampuan tersebut adalah mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis,

mengevaluasi dan mencipta. Meskipun demikian, peneliti hanya fokus pada variabel mengevaluasi dan mencipta. Hasil analisis Pearson untuk semua variabel dan semua

aspek mengevaluasi dan mencipta menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Oleh karena itu, semua soal dari variabel mengevaluasi dan mencipta dinyatakan valid. Hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua item dalam soal dapat digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif B.S. Bloom.

3.7.2 Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2014: 121). Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang (Priyatno, 2012: 105). Untuk uji reliabilitas digunakan uji Alpha Cronbach untuk mengukur konsistensi internalnya dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows pada tingkat kepercayaan 95% dan level signifikansi 0.05. Kriteria yang digunakan adalah jika harga Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60, instrumen dikatakan reliabel (Nunnally dalam Ghozali, 2009: 46). Hasil perhitungan uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 3.7)

Tabel. 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

N siswa N of items Cronbach’s Alpha

60 6 0,714

Tabel 3.6 menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian. Jumlah soal yang diuji reliabilitasnya adalah 6 soal yang valid. Berdasarkan hasil perhitungan pada

41 tabel 3.6 diperoleh nilai Alpha Cronbach di atas 0,60 yaitu sebesar 0,714. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah instrumen reliabel.

Dokumen terkait