• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Menyebutkan 3 akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya.

 Jika menyebutkan 3 akibat yang sesuai dengan

gambar dan logis.

4

 Jika menyebutkan 2 akibat yang sesuai dengan

gambar dan logis.

3

 Jika menyebutkan 1 akibat yang sesuai dengan

gambar dan logis.

2

 Jika menyebutkan akibat yang tidak sesuai dengan gambar dan tidak logis.

1 Menceritakan 3 keadaan lingkungan pada salah satu gambar.

 Jika menceritakan 3 keadaan lingkungan

dengan logis dan sesuai gambar.

4

 Jika menceritakan 2 keadaan lingkungan

dengan logis dan sesuai gambar.

3

 Jika menceritakan 1 keadaan lingkungan

dengan logis dan sesuai gambar atau hanya menyebutkan keadaan sungai dengan logis dan sesuai gambar.

2

 Jika menceritakan keadaan lingkungan dengan

tidak logis dan tidak sesuai gambar.

1

3.7 Teknik Pengujian Instrumen 3.7.1 Validitas Instrumen

Instrumen yang valid mampu mengukur apa yang hendak diukur (Cohen, 2007: 135). Penelitian ini menggunakan validitas isi, validitas permukaan, dan konstruk untuk mengetahui validitas instrumen tes. Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu merepresentasikan cakupan dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan materi sesuai dengan bidang yang bersangkutan (Cohen, 2007: 162). Cohen mengungkapkan bahwa validitas isi dicapai dengan penilaian profesional dari para ahli atau expert judgement. Validitas permukaan adalah kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Validitas konstruk dicapai dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes (Cohen, 2007: 163).

Validitas isi tes dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat tiga ahli materi, yaitu dosen mata kuliah IPA, guru kelas V dan guru kelas VI. Validator 1 berpendapat bahwa soal nomor 1a, 1b, 1c, dan 1d sudah baik (lihat Lampiran 3.3). Kunci jawaban soal nomor 2a kurang sesuai dengan gambar pada soal. Validator 1 juga memberikan saran pada soal nomor 2b cukup 2 kalimat saja. Soal 2c dan 2d sudah baik. Validator 2 berpendapat bahwa soal nomor 1a sudah baik dan kunci jawaban perlu dirumuskan lagi. Validator 2 memberikan saran untuk soal nomor

1b kata “perkiraanmu” diganti dengan kata “kemungkinan”. Soal nomor 1c, 1d,

35 sinkron. Validator 3 berpendapat bahwa soal nomor 1c, 1d, 2a, 2c, dan 2d sudah baik. Validator 3 juga menyarankan untuk soal nomor 1a agar menggunakan KBBI dan buku paket IPA SD sebagai acuan definisi pencemaran air. Soal nomor 1b bagian kunci jawaban tentang PH air sebaiknya tidak dipakai karena kurang dipahami oleh siswa SD. Soal nomor 2b perlu diperbaiki karena kurang sesuai dengan kunci jawaban soal. Instrumen diperbaiki sebelum dilakukan validitas permukaan dan konstruk dengan mempertimbangkan saran dari ketiga ahli.

Validitas permukaan diperoleh dengan cara mengujikan soal pada tujuh siswa kelas V. Tujuh siswa tersebut berasal sekolah yang berbeda. Ketujuh siswa dikumpulkan dalam waktu dan tempat yang sama untuk mengerjakan soal. Siswa ditanya tentang kemampuannya dalam memahami kalimat soal. Ada beberapa

kata yang tidak dipahami oleh para siswa, yaitu kata “alasan” pada soal nomor 1c,

kata “bahan” pada soal nomor 2d, kata “himbauan” pada soal nomor 2b, dan kata “deskripsikan” pada soal nomor 2d. Peneliti memperbaiki instrumen dengan mengganti kata “alasan” menjadi “penyebab”, kata “bahan” menjadi “benda”, “himbauan” menjadi “saran”, dan kata “deskripsikan” menjadi “ceritakan”.

Mereka mengerjakan semua soal dengan rerata waktu yang dibutuhkan 45 menit. Validitas konstruk dilakukan melalui uji empiris. Peneliti mengujikan soal tes kepada siswa kelas V SD Kanisius Don Bosco untuk memperoleh validitas konstruk. Sekolah ini beralamat di jalan Melati Wetan 53 Baciro, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius Don Bosco Baciro karena memiliki kelas paralel 3 untuk setiap tingkat. Sekolah ini memiliki siswa yang prestasinya kurang lebih sama SD Kanisius Demangan Baru 1, dan sama-sama memiliki akreditasi sekolah A. Selain itu sekolah ini memiliki siswa dengan latar belakang ekonomi keluarga yang kurang lebih sama, yaitu menengah ke atas. Jumlah responden adalah 56 orang. Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42).

Setelah diujikan, soal dihitung validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi Pearson karena data berupa interval yang diberi skor 1 sampai 4 (Field, 2009: 177). Uji validitas konstruk dilakukan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk mempermudah perhitungan. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan adalah jika

36 harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka suatu item dikatakan valid, sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka item tersebut dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177-178). Hasil uji validitas dari dua variabel dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 3.4).

Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Menjelaskan dan Menginterpretasi

No Variabel Aspek Nomor

Soal Sig. (2-tailed) Kualifikasi

1 Menjelaskan Menjabarkan 1a 0,00 Valid

Memperkirakan 1b 0,00 Valid

Memberi alasan 1c 0,00 Valid

Memberi contoh 1d 0,00 Valid

2 Menginterpretasi Menerjemahkan 2a 0,00 Valid

Mengkritik 2b 0,00 Valid

Menarik benang merah 2c 0,00 Valid

Menceritakan 2d 0,00 Valid

Tabel 3.5 menunjukkan hasil uji variabel menjelaskan dan menginterpretasi yang diperoleh dari uji validitas semua variabel kemampuan memahami. Variabel kemampuan memahami terdiri dari 6 kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, sehingga peneliti hanya mencantumkan hasil uji validitas dari dua kemampuan yang diteliti. Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa semua soal dalam variabel menjelaskan dan menginterpretasi ternyata memiliki harga Sig. (2-tailed) < 0,01 maka semua soal dinyatakan valid dengan taraf signifikansi 99% (Field, 2009: 177-178).

3.7.2 Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan memiliki reliabilitas jika memberikan ketetapan hasil atau konsistensi hasil dari waktu ke waktu dan dari responden yang sama (Cohen, 2007: 146). Setyosari (2010: 180) mengungkapkan bahwa reliabilitas instrumen menunjukkan berapa kali pun data tersebut diambil akan memberikan hasil yang sama atau konsisten dan adanya keterandalan suatu tes. Berdasarkan pendapat dua ahli tersebut dapat diketahui bahwa reliabilitas instrumen adalah keterandalan suatu instrumen yang ditunjukkan dengan adanya konsistensi hasil.

Penelitian ini menggunakan soal berbentuk uraian sebagai instrumen pengumpulan data. Pemberian skor untuk jawaban soal uraian dengan menggunakan rentang skor 1 sampai dengan 4 berdasarkan pada kriteria yang

Dokumen terkait