• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Teknologi di Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke

4) Penggantian kayu yang rusak berat

5.2 Tingkat Teknologi di Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke

Penentuan tingkat teknologi di Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke menggunakan metode skoring berdasarkan penilaian subyektif terhadap kriteria komponen technoware, humanware, infoware, dan orgaware untuk kemudian dihitung nilai kontribusi masing-masing komponen menggunakan model teknometrik. Model teknometrik digunakan untuk menghitung nilai TCC (technology contribution coefficient). Nilai TCC merupakan nilai total kontribusi keempat komponen teknologi dalam proses transformasi di Dok Pembinaan UPT BTPI. Hasil penilaian subyektif terhadap kriteria komponen teknologi, secara rinci disajikan pada Tabel 15, 16, 17, dan 18.

Tabel 15 Matriks hasil penilaian kriteria komponen technoware

No Kriteria Komponen Technoware Keterangan Skor

1 Tipe mesin yang digunakan Mekanik 5

2 Tipe proses yang diterapkan Kombinasi lebih dari satu operasi berbeda pada suatu pekerjaan

7,5

3 Tipe operasi yang diselenggarakan Pemotongan, pembengkokkan, penggambaran, dan penekanan

10

4 Rata-rata kesalahan yang terjadi pada saat reparasi kapal

< 2%

7,5 5 Frekuensi untuk perawatan mesin Tidak secara rutin,

namun tujuannya preventif

7,5

6 Keahlian teknis operator yang dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin

Hampir semua mesin tidak perlu keahlian teknis

9

7 Pemeriksaan pada setiap pekerjaan Pemeriksaan manual 5 8 Pengukuran pada setiap pekerjaan Sederhana dan sketsa

tangan 2

9 Tingkat keselamatan dan keamanan kerja Cukup aman 7,5 Jumlah 61 Rata-rata 6,778 SOTA 0,678

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kriteria komponen technoware yang tertinggi terdapat pada kriteria tipe operasi yang diselenggarakan. Kriteria tersebut mencapai spesifikasi tertinggi dengan nilai 10. Hal ini menunjukkan bahwa Dok Pembinaan UPT BTPI memiliki semua tipe operasi seperti: pemotongan, pembengkokkan, penggambaran, dan penekanan. Spesifikasi terendah terdapat pada kriteria pengukuran pada setiap pekerjaan dengan nilai 2. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengukuran dan perencanaan kerja pada galangan masih sederhana, tidak menggunakan pengukuran dan perencanaan yang kompleks serta terkomputerisasi. Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen technoware sebesar 6,778 menunjukkan bahwa kriteria-kriteria komponen technoware memiliki skor yang cukup tinggi. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut cukup tinggi adalah kemudahan mengoperasikan mesin, tipe proses yang diterapkan, tipe operasi yang diselenggarakan, kesalahan pada saat reparasi

kapal, frekuensi untuk perawatan mesin, serta tingkat keselamatan dan keamanan kerja yang lebih tinggi daripada nilai rata-rata. Kriteria yang berada di bawah nilai rata-rata yaitu tipe mesin yang digunakan, pemeriksaan pada setiap pekerjaan, dan pengukuran pada setiap pekerjaan. Upaya untuk memperbesar skor pada kriteria tersebut dapat dilakukan dengan cara otomatisasi mesin-mesin yang digunakan dalam proses transformasi dan komputerisasi pada pemeriksaan dan pengukuran pekerjaan.

Tipe mesin utama yang digunakan di galangan adalah mesin yang dioperasikan secara mekanik, yaitu mesin penarik Mitsubishi 6D 15 85 PK. Mesin tersebut digunakan untuk menaikkan kapal ke atas slipway dan menurunkan kapal dari slipway. Seluruh proses reparasi dilakukan di Dok Pembinaan UPT BTPI dengan kombinasi lebih dari satu operasi berbeda pada suatu pekerjaan, sehingga dalam melakukan suatu operasi tidak harus menunggu operasi yang lainnya selesai. Jika dilihat dari rata-rata kesalahan dalam proses reparasi, kesalahan tersebut sangat jarang terjadi. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata kesalahan yang besarnya kurang dari 2%. Kesalahan tersebut berupa kebocoran kapal setelah direparasi. Frekuensi untuk perawatan mesin ada yang dilakukan secara periodik dan ada yang dirawat tidak secara periodik. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk menghindari terjadinya kerusakan mesin.

Jika dilihat dari keahlian teknis operator yang dibutuhkan dalam mengoperasikan mesin, maka kriteria tersebut mendapat nilai yang sangat tinggi, karena hampir semua karyawan yang bekerja di galangan mampu mengoperasikan mesin dengan baik. Pemeriksaan yang dilakukan pada setiap pekerjaan dilakukan secara manual oleh koordinator lapangan. Tingkat keselamatan dan keamanan kerja cukup aman. Namun pernah terjadi kecelakaan seperti kebakaran tangki perbekalan solar pada saat pembakaran. Hal ini terjadi karena sebelum dinaikkan sisa perbekalan melaut seperti solar tidak dikosongkan sehingga terjadi kebakaran.

Tabel 16 Matriks hasil penilaian kriteria komponen humanware

No Kriteria Komponen Humanware Keterangan Skor

1 Kesadaran dalam tugas Cukup tinggi 7

2 Kesadaran kedisiplinan dan tanggung jawab

Tinggi

7,5 3 Kreativitas dan inovasi dalam

menyelesaikan masalah

Cukup tinggi

7 4 Kemampuan memelihara fasilitas

produksi

Rata-rata

5 5 Kesadaran bekerja dalam kelompok Sangat tinggi 10 6 Kemampuan untuk memenuhi tanggal

jatuh tempo

Sangat tinggi

9 7 Kemampuan untuk menyelesaikan

masalah perusahaan

Rata-rata

5

8 Kemampuan bekerja sama Tinggi 8

9 Kepemimpinan Tinggi 7,5

Jumlah 66

Rata-rata 7,333

SOTA 0,733

Tabel 16 menunjukkan hasil skoring dari kriteria komponen humanware. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa kesadaran bekerja dalam kelompok mendapat skor tertinggi sebesar 10. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran karyawan Dok Pembinaan UPT BTPI dalam bekerja secara kelompok sangat tinggi yang ditunjukkan dengan kecenderungan mereka menyelesaikan pekerjaan dan masalah-masalah pada saat melakukan pekerjaan secara bersama. Kriteria kemampuan memelihara fasilitas produksi dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah perusahaan merupakan kriteria yang mendapat skor terendah sebesar 5. Skor tersebut menunjukkan bahwa kemampuan karyawan masih rata-rata dalam menyelesaikan masalah perusahaan. Hanya beberapa karyawan yang memiliki kemampuan cukup tinggi untuk kriteria tersebut. Skor rata-rata untuk seluruh kriteria komponen humanware sebesar 7,333 menunjukkan bahwa kemampuan sumberdaya manusia di Dok Pembinaan UPT BTPI tinggi. Faktor-faktor yang menyebabkan skor tersebut tinggi adalah kesadaran kedisiplinan dan tanggung jawab, kesadaran bekerja dalam kelompok, kemampuan untuk memenuhi tanggal jatuh tempo, kemampuan bekerjasama, serta kepemimpinan yang berada di atas skor rata-rata. Kriteria yang berada di bawah skor rata-rata yaitu kesadaran dalam tugas, kreativitas dan inovasi dalam menyelesaikan masalah, kemampuan

karyawan memelihara fasilitas produksi, serta kemampuan untuk menyelesaikan masalah perusahaan. Upaya untuk peningkatan nilai pada kriteria-kriteria tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan sumberdaya manusia seperti outbond dan pelatihan pemeliharaan fasilitas produksi. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan humanware di galangan.

Tabel 17 Matriks hasil penilaian kriteria komponen infoware

No Kriteria Komponen Infoware Keterangan Skor

1 Bentang informasi manajemen Bentang informasi tidak termasuk perusahaan eksternal

0

2 Perusahaan menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan

Selalu

10

3 Jaringan informasi di dalam perusahaan offline 0 4 Prosedur untuk komunikasi antar

anggota di perusahaan

Mudah dan transparan

10 5 Sistem informasi perusahaan untuk

mendukung aktivitas perusahaan

Akses nasional

7,5 6 Penyimpanan dan pengambilan

informasi kembali Penyimpanan menggunakan komputer 7,5 Jumlah 35 Rata-rata 5,833 SOTA 0,583

Hasil skoring dari kriteria komponen infoware pada tabel diatas menunjukkan bahwa kriteria perusahaan menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera pada karyawan di dalam perusahaan serta kriteria prosedur untuk komunikasi antar anggota di perusahaan mendapat skor tertinggi sebesar 10. Skor ini menunjukkan bahwa Dok Pembinaan UPT BTPI selalu menginformasikan masalah dan kondisi internal dengan segera kepada karyawan serta prosedur untuk komunikasi antar anggota mudah dan transparan. Kriteria bentang informasi manajemen dan jaringan komunikasi di perusahaan mendapat skor terendah sebesar 0. Hal ini menunjukkan bahwa bentang informasi manajemen di galangan tersebut tidak termasuk galangan di luar Dok Pembinaan UPT BTPI dan jaringan komunikasi di dalam galangan masih offline. Penyimpanan dan pengambilan data mengenai Dok Pembinaan UPT BTPI sudah dilakukan menggunakan komputer, namun penggunaan komputer ini hanya

sebatas penyimpan tanpa adanya database yang membuat pengambilan data dari komputer lebih mudah dan cepat. Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen infoware sebesar 5,833. Nilai tersebut masih rendah sehingga perlu dilakukan peningkatan dengan memperbaiki jaringan informasi di galangan dengan jaringan online serta memperluas bentang informasi manajemen.

Tabel 18 Matriks hasil penilaian kriteria komponen orgaware

No Kriteria Komponen Orgaware Keterangan Skor

1 Otonomi perusahaan Kontrol dari UPT BTPI 5

2 Visi perusahaan Mengorientasi masa

depan 10

3 Kemampuan perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan produktivitas

Rata-rata

5

4 Kemampuan perusahaan untuk memotivasi karyawan dengan kepemimpinan yang efektif

Tinggi

7,5

5 Kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang berubah dan permintaan eksternal

Rendah

2,5

6 Kemampuan perusahaan untuk bekerjasama dengan supplier

Sangat rendah

0 7 Kemampuan perusahaan untuk

memelihara hubungan dengan pelanggan

Sangat tinggi

10

8 Kemampuan perusahaan untuk mendapat dukungan sumberdaya dari luar Rata-rata 5 Jumlah 45 Rata-rata 5,625 SOTA 0,563

Pada Tabel 18 dapat diketahui bahwa kriteria komponen orgaware yang mendapatkan skor tertinggi adalah kriteria visi perusahaan dan kriteria kemampuan perusahaan untuk menjalin hubungan dengan pelanggan sebesar 10. Skor tersebut menunjukkan visi galangan sudah berorientasi pada masa depan dan kemampuan galangan menjalin hubungan dengan pemilik kapal sangat tinggi. Visi dari galangan adalah meningkatkan teknologi di galangan demi mengefisienkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan reparasi. Kemampuan menjalin hubungan dengan pelanggan yang sangat tinggi dapat ditunjukkan

dengan fakta bahwa kapal-kapal yang pernah melakukan reparasi di Dok Pembinaan UPT BTPI akan melakukan reparasi lagi di galangan tersebut pada tahun berikutnya. Kriteria yang mendapat skor terendah adalah kriteria kemampuan perusahaan untuk membina hubungan dengan supplier dengan skor 0. Hal ini menunjukkan kemampuan galangan untuk menjalin kerjasama dengan supplier sangat rendah, yang dapat terlihat dari tidak adanya kerjasama galangan dengan supplier dalam hal memasok kebutuhan reparasi kapal. Skor rata-rata dari seluruh kriteria komponen orgaware sebesar 5,625. Nilai tersebut masih rendah bila dibandingkan dengan skor rata-rata kriteria komponen teknologi lainnya, sehingga perlu dilakukan peningkatan untuk memperbesar nilai rata-rata kriteria komponen orgaware. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menjalin kerjasama dengan supplier sehingga kebutuhan bahan baku untuk mereparasi kapal dapat tepat waktu dan ada kemudahan dalam proses pembayaran bahan baku tersebut. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah penyesuaian kebijakan di dalam galangan dengan kondisi lingkungan bisnis.

Penghitungan nilai state of the art (SOTA) dan nilai kontribusi komponen teknologi disajikan pada Lampiran 6. Hasil Penghitungan derajat kecanggihan, pengkajian state of the art, penghitungan kontribusi komponen, penghitungan intensitas kontribusi, dan nilai TCC disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19 Hasil penghitungan derajat kecanggihan, pengkajian SOTA, kontribusi komponen, intensitas komponen, dan nilai TCC

Komponen Limit SOTA Kontribusi Intensitas TCC

Lower Upper Technoware 1 5 0,678 0,412 0,355 0,447 Humanware 1 7 0,733 0,600 0,316 Infoware 1 6 0,583 0,435 0,087 Orgaware 2 4 0,563 0,347 0,242

Berdasarkan tinjauan di lapangan, diketahui bahwa fasilitas produksi di galangan yang terkait dengan komponen technoware terdiri dari fasilitas manual (manual facilities), fasilitas tenaga penggerak (power facilities), dan fasilitas serbaguna (general purpose facilities). Mengacu pada Tabel 2 maka nilai derajat

kecanggihan komponen technoware Dok Pembinaan UPT BTPI berada pada batas bawah 1 dan batas atas 5. Fasilitas yang sudah menggunakan tenaga penggerak diantaranya adalah mesin penarik, bor listrik, dan gerinda mesin. Fasilitas transformasi yang masih menggunakan tenaga manual adalah fasilitas yang digunakan dalam proses pengecatan dan pemakalan seperti kuas cat dan palu. Komputer merupakan fasilitas yang masuk dalam kategori fasilitas serbaguna. Fasilitas tersebut memang tidak terlibat secara langsung dalam proses reparasi namun fasilitas ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses administrasi di galangan.

Berdasarkan tinjauan di lapangan, diketahui bahwa terdapat keragaman kemampuan pada komponen teknologi humanware. Komponen humanware pada galangan memiliki kemampuan mengoperasikan (operating abilities), kemampuan memasang (setting-up abilities), kemampuan mereparasi (repairing abilities), kemampuan reproduksi (reproducing abilities), dan kemampuan mengadaptasi (adaptation abilities). Mengacu pada Tabel 2 maka nilai derajat kecanggihan komponen humanware Dok Pembinaan UPT BTPI berada pada batas bawah 1 dan batas atas 7. Kemampuan humanware terendah adalah kemampuan mengoperasikan, kemampuan ini dimiliki semua pekerja yang ada di galangan. Kemampuan mengoperasikan fasilitas transformasi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua pekerja. Berbekal kemampuan dasar tersebut, pekerja dapat mengoperasikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk mempermudah pekerjaannya. Kemampuan mengadaptasi merupakan kemampuan yang tertinggi dari komponen humanware yang ada di galangan. Kemampuan ini hanya dimiliki oleh beberapa orang yang bekerja di galangan tersebut seperti manajer galangan, staft administrasi, dan koordinator lapangan. Kemampuan mengadaptasi sangat dibutuhkan dalam sebuah proses transformasi sehingga galangan dapat mengaplikasikan teknik baru untuk proses transformasi yang lebih baik.

Berdasarkan tinjauan di lapangan terhadap komponen infoware diketahui bahwa pada galangan tersebut terdapat fakta pengenalan, fakta penguraian, fakta pengkhususan, dan fakta penggunaan. Mengacu pada Tabel 2 maka nilai derajat kecanggihan komponen infoware pada galangan tersebut berada pada batas bawah 1 dan batas atas 6. Batas bawah 1 menunjukkan bahwa galangan memiliki

informasi tentang fakta-fakta pengenalan untuk karyawan baru. Batas atas 6 menunjukkan bahwa informasi di galangan sudah masuk pada fakta-fakta penggunaan. Fakta-fakta tersebut mengenai informasi tentang penggunaan fasilitas transformasi. Hal ini menunjukkan bahwa Dok Pembinaan UPT BTPI memungkinkan untuk menggali informasi dengan pemahaman yang baik karena cukup tersedianya informasi di dalam perusahaan.

Berdasarkan tinjauan di lapangan, kerangka kerja dari Dok Pembinaan UPT BTPI merupakan kerangka kerja ikatan. Mengacu pada Tabel 2 maka nilai derajat kecanggihan komponen orgaware pada galangan tersebut berada pada batas bawah 2 dan batas atas 4. Hal ini menunjukkan bahwa Dok Pembinaan UPT BTPI memiliki ikatan dengan instansi di atasnya, sehingga pendanaan untuk kegiatan operasional galangan dan peningkatan fasilitas produksi membutuhkan persetujuan dari instansi di atasnya, dalam hal ini PEMDA DKI Jakarta.

Nilai kecanggihan terdiri atas nilai batas bawah (lower limit) dan nilai batas atas (upper limit). Rentang nilai terbesar diperoleh oleh komponen teknologi humanware dengan nilai batas bawah 1 dan batas atas 7. Rentang nilai yang besar menunjukkan variasi yang tinggi pada kemampuan sumberdaya manusia yang ada di galangan. Komponen teknologi orgaware memiliki rentang nilai terkecil di antara komponen teknologi lainnya. Rentang nilai yang kecil tersebut menunjukkan bahwa organisasi atau kelembagaan Dok Pembinaan UPT BTPI hanya memiliki satu jenis kerangka kerja.

Hasil penghitungan state of the art (SOTA) menunjukkan bahwa tingkat kompleksitas tertinggi berada pada komponen teknologi humanware sebesar 0,733. Tingginya nilai tersebut menunjukkan bahwa sumberdaya manusia di Dok Pembinaan UPT BTPI sudah mampu berfikir kritis terhadap lingkungan kerjanya dan memiliki kesadaran tinggi terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Nilai terendah sebesar 0,563 pada komponen orgaware menunjukkan bahwa kelembagaan Dok Pembinaan UPT BTPI merupakan yang paling rendah tingkat kompleksitasnya dibandingkan dengan komponen teknologi lainnya. Rendahnya kompleksitas tersebut dapat dilihat dengan tidak adanya kerjasama dengan supplier dalam hal penyediaan kebutuhan reparasi dan kemampuan galangan beradaptasi dengan lingkungan bisnis.

Nilai kontribusi komponen technoware sebesar 0,412 terbilang cukup kecil bila dilihat dari pentingnya komponen technoware dalam proses transformasi pada galangan. Penyebab kecilnya nilai kontribusi tersebut karena masih digunakannya fasilitas manual dalam kegiatan reparasi walaupun ada beberapa fasilitas yang sudah menggunakan tenaga penggerak dan dioperasikan secara mekanik.

Nilai kontribusi tertinggi terdapat pada komponen humanware sebesar 0,600. Hal ini karena sumberdaya manusia di galangan tersebut memiliki loyalitas yang tinggi terhadap tempat kerja. Loyalitas tersebut ditunjukkan dengan kepekaan untuk bekerja dengan baik dan mampu untuk memelihara dan merawat fasilitas produksi. Selain itu, suasana kerja yang berbasis kekeluargaan dan gotong royong membuat para pekerja mampu bekerja secara kelompok dengan baik. Pekerja yang ada di Dok Pembinaan UPT BTPI selalu mendapat pelatihan mengenai tata cara reparasi serta management team work. Pelatihan-pelatihan tersebut memberikan dampak yang sangat baik terhadap peningkatan kemampuan sumberdaya manusia di galangan. Hal itu terbukti dengan tingginya nilai kontribusi komponen humanware.

Nilai kontribusi komponen infoware sebesar 0,435. Nilai yang cukup besar tersebut dikarenakan telah digunakannya fasilitas komputer dalam penyimpanan dan pengambilan data galangan. Selain itu, terdapat akses informasi internet yang disediakan oleh UPT BTPI. Pihak galangan juga selalu menginformasikan masalah dan perkembangan galangan kepada karyawannya. Namun jaringan informasi di dalam perusahaan masih offline dan informasi manajemen terbatas dalam lingkup UPT BTPI. Jaringan informasi ini perlu diperbaiki untuk tersebarnya informasi dengan cepat dan tepat.

Nilai kontribusi orgaware menjadi nilai kontribusi yang paling kecil sebesar 0,347. Hal ini disebabkan keterikatan dok pembinaan terhadap UPT BTPI dan PEMDA DKI sehingga pihak galangan tidak dapat secara penuh mengembangkan fasilitas galangannya. Selain itu, tugasnya sebagai dok Pembina bagi galangan lain membuat Dok Pembinaan UPT BTPI sebagai galangan yang tidak berorientasi bisnis sehingga tidak ada persaingan bisnis antara Dok Pembinaan UPT BTPI dengan galangan lainnya.

Komponen teknologi Dok Pembinaan UPT BTPI Muara Angke memiliki porsi kontribusi yang berbeda. Nilai kontribusi komponen teknologi yang terbesar terdapat pada komponen humanware yaitu sebesar 0,600. Nilai kontribusi terkecil berada pada komponen orgaware yaitu sebesar 0,347. Nilai kontribusi komponen technoware dan infoware masing-masing sebesar 0,412 dan 0,435. Kontribusi tersebut dapat diurutkan sebagai berikut: H > I > T > O. Berdasarkan nilai-nilai tersebut pihak galangan dapat mengetahui bahwa komponen orgaware dan technoware perlu dilakukan peningkatan dalam hal ini dapat dilakukan dengan pembenahan struktur organisasi, mengkaji ulang kesepakatan kerjasama, membeli fasilitas produksi yang memiliki tenaga penggerak dan hal-hal lainnya yang dapat meningkatkan nilai kontribusi komponen orgaware dan technoware. Selain itu, kontribusi komponen humanware dan infoware juga dapat ditingkatkan dengan terus melaksanakan pelatihan sumberdaya manusia yang dapat meningkatkan kemampuan pekerja di galangan dan pengunaan sistem informasi manajemen sehingga kontribusi komponen humanware dan infoware dapat meningkat.

Penentuan intensitas kontribusi setiap komponen teknologi dilakukan dengan menggunakan matrik perbandingan berpasangan yang diolah menggunakan Software Criterium Decision Plus dengan nilai consistency ratio: 0,073. Nilai intensitas komponen teknologi memiliki nilai yang berbeda setiap komponennya. Komponen technoware memiliki nilai intensitas terbesar yaitu 0,355 dan nilai intensitas terendah pada komponen infoware sebesar 0,087. Adapun intensitas komponen humanware dan orgaware masing-masing sebesar 0,316 dan 0,242. Bila diurutkan, maka nilai intensitas masing-masing komponen menurut manajer galangan tersebut sebagai berikut: βt > βh > βo > βi. Nilai consistency ratio sebesar 0,073 menunjukkan bahwa penilaian tingkat kepentingan yang dilakukan telah konsisten karena nilai tersebut ≤ 0,1.

Nilai TCC sebesar 0,447 menunjukkan bahwa tingkat teknologi di Dok Pembinaan UPT BTPI berada pada level wajar bila dibandingkan dengan Tabel 9. Sedangkan bila dibandingkan dengan Tabel 10 maka dapat dikatakan tingkat teknologi Dok Pembinaan UPT BTPI sudah berada pada level semi modern.

Dokumen terkait