• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Penelitian Terdahulu

DAFTAR LAMPIRAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelititan sayur-sayuran pada pacet segar, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang dilakukan Sulistiyawati (2005). Analisis yang dilakukan adalah analisis pendapatan yang menggunakan analisis usahatani dan analisis imbangan penerimaan dan biaya sedangkan analisis risiko dilakukan melalui metode single index portofolio. Total penerimaan yang diterima perusahaan setiap bulan adalah Rp. 544.930.796. Dalam hal ini daun bawang memberikan kontribusi keuntungan yang lebih besar dibandingkan komoditas yang lain. Alokasi modal aktual seluruh komoditas ada yang mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan komoditas tersebut pada saat optimal memiliki tingkat risiko yang meningkat dibandingkan tingkat risiko pada saat aktualnya. Risiko portofolio yang dihadapi perusahaan menurun hingga Rp. 170.926.873,77 dari risiko aktualnya sebesar Rp 192.837.937,68 atau turun sebesar 11 persen. Perusahaan ini sebaiknya tetap melakukan diversifikasi komoditas karena risiko yang dihadapi lebih ringan daripada melakukan spesialisasi komoditas dalam usaha taninya.

Penelitian Rauf (2005) mengenai risiko, bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha ternak sapi perah di PT.X dan juga untuk mengetahui besarnya tingkat risiko yang diterima oleh perusahaan dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat risiko yang diterima oleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis evaluasi finasial, usaha ternak sapi perah dapat dikatakan layak karena dilihat dari kriteria NPV yang lebih besar dari nol, nilai BCR lebih

dari satu dan nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga. Hasil perhitungan NPV usaha peternakan sapi perah dikatakan layak karena nilai NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp 751.892.074. Dari analisis BCR dihasilkan nilai yang lebih besar dari satu yaitu sebesar 1,16, yang berarti bahwa benefit atau manfaat yang diterima oleh usaha harus dapat menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan. Sedangkan nilai IRR diperoleh sebesar 25,94 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran. Berdasarkan hasil analisis tingkat risiko menunjukkan bahwa risiko usaha ternak sapi cukup tinggi dan akan menghadapi peluang merugi setiap bulan dengan nilai koefisien variasi sebesar 1,60. Berdasarkan analisis regresi diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi risiko yang sangat besar pada perusahaan adalah fluktuasi penerimaan susu, fluktuasi biaya pakan, dan fluktuasi penerimaan non-susu.

Penelitian yang dilakukan Robi’ah (β006) menyebutkan bahwa risiko usaha dalam

beternak broiler adalah tinggi. Analisis yang digunakan adalah analisis risiko dan analisis keputusan berisiko. Tingginya tingkat risiko yang dihadapi peternak broiler adalah karena fluktuasi harga input (pakan dan DOC) dengan struktur pasar oligopoly, fluktuasi harga output dengan struktur pasar persaingan tidak sempurna dan fluktuasi hasil produksi yang bergantung pada kondisi alam yang menyebabkan kondisi ketidakpastian yang tinggi sehingga risiko yang dihadapi tinggi. Manajemen produksi pada perusahaan juga belum dilaksanakan dengan baik sehingga perlu manajemen yang baik agar risiko produksi dapat dikurangi. Analisis keputusan berisiko pada usaha ini menunjukkan bahwa periode Lebaran

expected value menambah populasi (Rp 128.969.580,-) lebih besar daripada expected value

tidak menambah populasi (Rp 107.474.650,-). Sedangkan pada periode tahun ajaran baru

expected value mengurangi populasi (Rp 14.368.120,-) lebih kecil dari pada expected value

menambah populasi broiler pada periode Lebaran selanjutnya dan tidak mengurangi populasi broiler pada periode tahun ajaran baru berikutnya.

Penelitian yang dilakukan Iskandar (2006) tentang analisis risiko investasi saham dengan menggunakan model ARCH-GARCH untuk mendapatkan model peramalan dan

value at risk (VAR) untuk mengukur tingkat risiko. Penelitian dilakukan pada PT. BEJ

dengan memilih perusahaan rokok yang dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu PT. Gudang Garam (GGRM), PT.HM Sampoerna (HMSP) dan PT. Bentoel International Investama (RMBA). Risiko yang akan dikaji adalah risiko saham dengan adanya fluktuasi harga saham dari waktu ke waktu. Sedangkan data observasi berjumlah 1032 dari Januari 2002 sampai akhir Maret 2006.

Hasil yang diperoleh berdasarkan model ARCH-GARCH adalah tingkat risiko yang dimiliki oleh saham RMBA merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan perusahaan rokok lainnya. Hal ini disebabkan oleh kurang diminatinya saham tersebut oleh investor karena saham RMBA lebih banyak menghasilkan tingkat return yang negatif. Saham HMSP

memiliki tingkat risiko yang terendah dibandingkan kedua saham rokok lainnya. Tingkat risiko saham GGRM menempati urutan tertinggi kedua setelah saham RMBA karena saham dianggap sudah terlalu mahal oleh para investor sehingga investor cenderung irrasional dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi pada GGRM. RMBA memiliki tingkat risiko yang terbesar dalam industri rokok namun memiliki tingkat return yang terbesar pula. Penelitian

yang dilakukan Fariyanti (2008) tentang bagaimana perilaku ekonomi petani sayuran di Pengalengan Kabupaten Bandung. Analisis resiko produksi dilakukan dengan menggunakan model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH). Hasil yang

diperoleh bahwa risiko produksi kentang maupun kubis dipengaruhi secara nyata oleh risiko produksi pada musim sebelumnya. Risiko produksi pada kentang lebih tinggi dibandingkan kubis, sedangkan risiko harga kentang lebih rendah daripada kubis. Untuk diversifikasi

usahatani kentang dan kubis memiliki risiko produksi (portofolio) lebih rendah dibandingkan spesialisasi kentang atau kubis. Penanggulangan pengurangan risiko produksi dapat dilakukan dengan menggunakan benih yang tahan dan bagus, penerapan teknologi irigasi dan melakukan diversifikasi. Sedangkan penggulangan pengurangan risiko harga yang dapat dilakukan yakni dengan mengembangkan sistem kemitraan dan pembentukan kelembagaan pemasaran.

Dari adanya penelitian terdahulu, maka dapat dilihat persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dengan menggunakan analisis yang sama untuk menghitung volatilitas harga sayuran dari model ARCH-GARCH yang diramalkan. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada komoditas yang diteliti yaitu sayur- sayuran yang dijual di pasar induk kramat jati. Selain itu penelitian ini juga lebih memprioritaskan pada masalah fluktuasi harga sayuran.

Dokumen terkait