• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Definisi Pelayanan

Menurut Gronross (dalam Ratminto dan Atik, 2005:2), “Pelayanan adalah

suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak

dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen

dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan sebagai

pemberi pelayanan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan”.

Menurut Ivancevich (dalam Ratminto dan Atik,2005:2). “Pelayanan adalah

produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan

usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan”. Dari dua definisi diatas dapat

diketahui bahwa ciri pokok pelayanan yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba)

dan melibatkan upaya manusia (karyawan) atau peralatan lain yang disediakan

oleh perusahaan yang menggunakan pelayanan.

Menurut Simamora (2001:172) menyatakan bahwa pelayanan adalah setiap

kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada

2.1.2. Definisi Kualitas Pelayanan

Menurut Goetsh dan Davis (dalam Tjiptono, 2004:51) kualitas adalah, “

Suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,

dan lingkungan yang memenuhi atau memiliki harapan”. Menurut American

Society for Quality Control (dalam Lupiyoadi, 2001:144) kualitas adalah,

”Keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk/jasa dalam

hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan

bersifat laten”.

Konsep kualitas pelayanan pada dasarnya bersifat relative, yaitu tergantung

dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari spesifikasi. Pada

dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas pelayanan yang seharusnya konsisten satu

sama lainnya, yaitu: persepsi pelanggan, produk atau pelayanan, dan proses.

Untuk berwujud barang, ketiga orientasi ini dapat dibedakan dengan jelas bahkan

produknya adalah proses itu sendiri (Lupiyoadi, 2001:144).

Menurut Parasuraman, et.all (dalam lupiyoadi, 2001:148) ada 5 (lima

dimensi dalam menentukan kualitas pelayanan yaitu:

1. Reliability, atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu.

Pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap

simpatik, dan dengan akurasi tinggi

2. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan

dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu

tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif

dalam kualitas pelayanan.

3. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan,

dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya

para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara

lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan

(security), kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).

4. Emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau

pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami

keinginan pelanggan. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki

pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan

pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman

bagi pelanggan.

5. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan

sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi

jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lai-lain sebagainya),

perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan

2.1.3. Sifat dan Klasifikasi Pelayanan

Penawaran suatu perusahaan pada pasar biasanya mencakup beberapa

jenis pelayanan. Komponen pelayanan ini dapat merupakan bagian kecil atau

bagian utama dari keseluruhan penawaran tersebut. Menurut Simamora

(2001:172) penawaran bisa saja murni berupa barang pada satu sisi dan pelayanan

murni pada sisi lainnya. Oleh karena itu, maka penawaran suatu perusahaan dapat

diklasifikasikan menjadi lima kategori yaitu:

a. Produk berwujud murni

Penawaran semata-mata hanya terdiri dari produk fisik misalnya sabun mandi,

pasta gigi atau sabun cuci tanpa pelayanan lainnya yang menyertai produk

tersebut.

b. Produk berwujud disertai dengan pelayanan pendukung

Pada kategori ini penawaran terdiri dari suatu produk fisik yang disertai

dengan satu atau beberapa pelayanan untuk meningkatkan daya tarik kepada

konsumennya. Disini pelayanan didefinisikan sebagai kejadian yang dilakukan

perusahaan untuk pelanggan yang membeli produknya.

c. Hybrid.

Penawaran yang terdiri dari barang dan pelayanan dengan proporsi yang sama.

d. Pelayanan utama.

Penawaran yang disertai barang dan pelayanan tambahan (pelengkap) dan

barang-barang pendukung lainnya.

e. Pelayanan murni.

2.1.4. Karakteristik Pelayanan

Ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh pelayanan menurut zemke

(dalam Ratminto dan Winarsih, 2005:3) yaitu:

a. Konsumen memiliki kenangan atau memories atas menerima pelayanan, yang

tidak bisa dijual atau diberikan kepada orang lain.

b. Tujuan penyelenggaraan pelayanan adalah keunikan, setiap konsumen dan

setiap kontak adalah sesuatu yang dianggap “ special”.

c. Suatu pelayanan terjadi disuatu saat tertentu, ini tidak dapat disimpan

digudang atau dikirimkan barang contohnya.

d. Konsumen melakukan kontrol kualitas dengan cara membandingkan harapan

dan pengalaman yang diperolehnya.

e. Jika terjadi kesalahan, satunya cara dapat dilakukan oleh karyawan

satu-satunya adalah dengan meminta maaf.

f. Moral karyawan sangat menentukan untuk kelancaran pemberikan pelayanan.

Dalam memberikan pelayanankepada konsumen, karyawan perlu

memahami faktor rasional dan emosional konsumen agar dapat memberikan

kepuasan. Dalam hal ini, beberapa aspek yang perlu dicermati dari konsumen oleh

karyawan menurut Tjiptono (2005:117) adalah sebagai berikut:

a) Suasana lingkungan yang bisa membuat konsumen nyaman dan senang.

b) Pelatihan dan pengembangan dan pemberdayaan karyawan agar dapat

memahami dan menangani respon emosional pelanggan.

c) Sistem penanganan keluhan yang responsif, empatik, fair dan efektif.

e) Menawarkan nilai sosial dan emosional tertentu.

f) Mendirikan kelompok konsumen eksklusif yang mengelola aktivitas khusus.

g) Menerapkan pengalaman untuk menciptakan kegembiraan kepada konsumen.

2.1.5. Kepuasan Konsumen

A. Pengertian Kepuasan Konsumen

Kata ‘kepuasan atau satisfaction’ berasal dari bahasa latin “Satis” (artinya

cukup baik atau memadai) dan “factio” (melakukan atau membuat). Secara

sederhana kepuasan dapat diartikan sebagai ‘upaya pemenuhan sesuatu’ atau

‘membuat sesuatu memadai’. Berikut ini definisi kepuasan konsumen dari

beberapa pakar ekonomi, yaitu:

a) Kotler (2005:36) mengungkapkan bahwa kepuasan adalah sebagai perasaan

suka/tidak seseorang terhadap suatu produk/jasa setelah ia membandingkan

prestasi produk/jasa tersebut dengan harapannya. Sehingga dalam

memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan usahanya penting bagi

perusahaan untuk menjaga kepuasan pelanggannya. Pelanggan yang merasa

puas terhadap pelayanan yang diberikan tentu akan mempengaruhi calon

pelanggan lainnya.

b) Menurut Howard & Shets (dalam Tjiptono, 2005:349) mengungkapkan

bahwa kepuasan pelanggan adalah situasi kognigtif pembeli berkenaan

dengan kesepadanan atau ketidaksepadanan antara hasil yang didapatkan

c) Menurut Westbrook & Reilly (dalam Tjiptono, 2005:349) berpendapat bahwa

kepuasan pelanggan merupakan respon emosional terhadap

pengalaman-pengalaman berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai,

ritel, atau bahkan pola perilaku (perilaku berbelanja dan perilaku pembeli),

serta pasar secara keseluruhan.

d) Menurut Mowen (dalam Tjiptono, 2005:349) merumuskan “kepuasan

pelanggan adalah sikap keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah

perolehan (acquisition) dan pemakaiannya”.

e) Menurut Simamora (2003:18) berpendapat bahwa kepuasan pelanggan adalah

hasil pengalaman terhadap produk. Ini adalah sebuah perasaan pelanggan

setelah membandingkan antara harapan (prepurchase expectation) dengan

kinerja aktual (actual performance).

Dalam rangka mengembangkan suatu mekanisme pemberian pelayanan

yang memuaskan pelanggan, maka perusahaan perlu mengetahui hal-hal sebagai

berikut:

a) Mengetahui apa yang pelanggan pikirkan tentang perusahaan, pelayanan yang

diberikan perusahaan dan pesaing.

b) Mengukur dan mengerjakan kinerja perusahaan.

c) Mempergunakan kelebihan perusahaan dalam pemilihan pasar.

d) Memanfaatkan kelemahan perusahaan dalam penluang pengembangan,

sebelum pesaing memulainya.

e) Membangun wahana komunikasi internal sehingga setiap personil

mengetahui apa yang mereka kerjakan.

2.1.6. Manfaat Kepuasan Konsumen

Adapun manfaat pokok dari kepuasan konsumen (Tjiptono, 2005:352),

antara lain:

a) Reaksi terhadap produsen memiliki biaya yang rendah

Fokus pada kepuasan pelanggan merupakan upaya mempertahankan

pelanggan dalam rangka menghadapi para produsen berbiaya rendah. Banyak

perusahaan yang mendapati cukup banyak pelanggan yang bersedia

membayar harga lebih mahal untuk pelayanan dan kualitas yang lebih baik.

b) Manfaat ekonomi retensi pelanggan versus perpectual prospecting

Berbagai studi menunjukkan bahwa mempertahankan dan memuaskan

pelanggan saat ini lebih murah dibandingkan terus-menerus berupaya

menarik pelanggan baru.

c) Nilai kumulatif dari relasi yang berkelanjutan

Upaya mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap produk dan jasa

perusahaan selama periode waktu yang lebih lama bisa menghasilkan antusias

yang jauh lebih besar daripada pembelian individual.

d) Daya persuasif gethok tular(word of mouth)

Banyak industry (khususnya sektor jasa), berpendapat/opini dari teman dan

keluarga jauh lebih persuasif dan kredibel daripada iklan. Oleh sebab itu,

banyak perusahaan yang tidak hanya meneliti kepuasan total namun juga

menelaah sejauh mana pelanggan bersedia merekomendasikan produk

menceritakan pengalaman buruknya kepada orang lain daripada pelanggan

yang puas menyampaikan pengalaman positifnya.

e) Reduksi sensitivitas harga

Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan cenderung lebih

jarang menawar harga untuk setiap pembelian individualnya. Hal ini

disebabkan faktor kepercayaan telah terbentuk. Dalam banyak kasus,

kepuasan pelanggan mengalihkan fokus pada harga pelayanan dan kualitas.

f) Kepuasan pelanggan sebagai indikator kesuksesan bisnis dimasa depan. Pada

hakikatnya kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang, karena

dibutuhkan waktu yang cukup lama sebelum bisa membangun dan reputasi

atas pelayananprima. Oleh karena itu, kepuasan pelanggan merupakan

indikator kesuksesan bisnis dimasa depan yang mengukur kecenderungan

reaksi pelanggan perusahaan terhadap perusahaan dimasa yang akan datang.

Kepuasan pelanggan menjadi sajian akademik yang ramai diperhatikan. Hal

ini disebabkan kepuasan pelanggan dapat memenuhi 3 hal :

1. Dalam tingkat kepuasan maksimal, maka diharapakan pelanggan menjadi

loyal.

2. Pelanggan yang telah merasakan tingkat kepuasan terhadap produk yang

digunakan/dikonsumsi akan menceritakannya atau memberitahukannya

kepada pihak lain.

3. Semakin tinggi tingkat kesadaran pengelolaan kepuasan pelanggan maka

keputusan pelanggan untuk menentukan produk yang akan digunakan atau

2.1.7. Elemen Program Kepuasan Pelanggan

Pada umumnya program kepuasan pelanggan meliputi kombinasi dari tujuh

elemen utama (Tjiptono, 2005:354) yakni:

1) Barang dan jasa berkualitas.

Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan harus

memiliki produk berkualitas baik dan pelayanan prima. Paling tidak,

standarnya harus menyamai para pesaing utama dalam industri. Perusahaan

yang tingkat kepuasan pelanggannya tinggi menyediakan tingkat pelayanan

yang tinggi pula.

2) Relationship Marketing

Relationship marketing adalah upaya menjalin relasi jangka panjang dengan

para pelanggan dengan mengutamakan peluang untuk menjalin hubungan

saling menguntungkan atas dasar kesepakatan yang memuaskan kedua belah

pihak. Asumsinya adalah relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara

penyedia jasa dan pelanggan dapat membangun bisnis ulangan dan

menciptakan loyalitas pelanggan.

3) Program promosi loyalitas

Program ini memberikan semacam “penghargaan” (reward) khusus (seperti

bonus, diskon, voucher, dan hadiah yang berkaitan dengan Frekuensi

pembelian atau pemakaian produk/jasa perusahaan) kepada pelanggan rutin

agar tetap loyal pada produk dari perusahaan yang bersangkutan. Melalui

kerja sama seperti ini diharapkan untuk menciptakan dan mempertahankan

4) Fokus pada pelanggan terbaik (best customer)

Fokus pada pelanggan terbaik maksudnya berfokus pada 20% dari pelanggan

yang rutin mengkomsumsi dan 80% dari penjualan. Pelanggan terbaik disini

bukan hanya pelanggan yang rutin saja melaikan menyangkut pembayaran

yang lancar dan tepat waktu, tidak terlalu banyak membutuhkan pelayanan

tambahan dan relatif tidak sensitif terhadap harga lebih menyukai stabilitas

daripada terus-menerus berganti memasok untuk mendapatkan harga

termurah).

5) System penanganan komplain secara efektif

Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk. Fakta

menunjukkan bahwa kebanyakan pelanggan mengalami berbagai macam

masalah, setidaknya berkaitan dengan komsumsi beberapa jenis produk,

waktu penyampaian, atau pelayananpelanggan. Oleh sebab itu, setiap

perusahaan harus memiliki syitem penanganan komplain yang efektif.

Sistem penanganan komplain yang efektif membutuhkan beberapa aspek

dalam rangka menyampaikan komentar, kritik, saran, dan pertanyaan atau

komplain, diantaranya:

a. Permohonan maaf kepada pelanggan atas ketidaknyamanan yang mereka

alami.

b. Empati terhadap pelanggan yang marah.

c. Kecepatan dalam penanganan keluhan.

d. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan masalah.

6) Unconditional guarantees

Unconditional guarantees ini dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan

program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan janji eksplisit yang

disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat kinerja yang dapat

diharapkan akan mereka terima.

Program pay-for-performance

Program kepuasan pelanggan tidak bisa terlaksana tanpa adanya dukungan

sumber daya manusia organisasi. Sebagai ujung tombak perusahaan berinteraksi

langsung dengan para pelanggan dan berkewajiban memuaskan mereka, karyawan

juga harus dipuaskan kebutuhannya.

2.1.8. Faktor Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler (2002:158) dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen,

terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu :

1. Kualitas Produk

Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa

produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas Pelayanan

Terutama untuk industri jasa, konsumen akan merasa puas bila mereka

mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain

akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu

yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang

relatif murah akan memberikan nilai yamg lebih tinggi kepada konsumennya.

5. Biaya

Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas

terhadap produk atau jasa itu.

Ada 4 metode yang banyak digunakan dalam mengukur kepuasan

pelanggan. Kotler dalam Tjiptono (2005:336) yaitu:

1. Sistem Keluhan dan saran

Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggan untuk

menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan mereka. Media yang

digunaka bisa berupa kotak saran, kartu komentar, saluran telepon khusus

bebas pulsa dan lain-lain:

2. Ghost Shopping

Salah satu metode untuk mengetahui gambaran mengenai kepuasan pelanggan

adalah dengan mempekerjakan beberapa ghost shoppers untuk berperan

3. Lost customer analysis

Perusahaan semestinya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

membeli atau beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal ini terjadi

dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan dan penyempurnaan

selanjutnya.

4. Survei kepuasan pelanggan

Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan

menggunakan metode survei baik via pos, telepon, e-mail maupun wawancara

langsung.

Berbicara mengenai strategi artinya juga berada dalam kondisi persaingan

dengan kompetitor. Masing-masing berusaha menarik lebih banyak pelanggan

demi kelangsungan usahanya. Dalam era persaingan bebas tidak ada satupun yang

aman tanpa persaingan.

Tjiptono (2004:154) dalam pemasaran Jasa menyatakan bahwa: Ada dua strategi yang menjadi dasar dalam menghadapi perilaku konsumen/pelanggan

yaitu:

1). Strategi menyerang

Bersikap agresif dalam menjerat pelanggan, agresif dalam arti memiliki

persiapan menyerang yang matang dan cukup kuat untuk menyerang. Caranya

menerapkan strategi ini:

a) Melakukan promosi atau advertisement yang menerangkan bahwa perusahaan anda memiliki fasilitas pelayanan lebih baik dibanding sebelumnya. Banyak

jalan untuk mempromosikan usaha, misalnya dengan iklan dimedia massa

maupun spanduk, leaflet atau billboard yang dipasang dilokasi strategis.

b) Memberikan hadiah (dapat berupa service gratis atau souvenir kecil) kepada pelanggan lama yang dapat membawa beberapa pelanggan baru (jumlah

pelanggan baru ditetapkan berdasarkan atas biaya untuk hadiah yang

diberikan).

2). Strategi defensif atau bertahan

Strategi mempertahankan yang sudah ada, dilakukan untuk meningkatkan

fasilitas pelayanan yang dimiliki. Seperti:

a) Menyediakan beberapa fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan

pelanggan.

b) Memberikan souvenir kecil pada pelanggan setelah beberapa kali

menggunakan pelayanan anda.

c) Mengirimkan kartu ucapan selamat pada hari-hari besar keagamanan bagi

pelanggan setia, yang telah menjadi pelanggan cukup lama. Membina

hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Hal ini dilakukan untuk

menjadikan transaksi antara anda dan pelanggan berkelanjutan. Misalnya

dengan memberikan potongan harga pada hari-hari tertentu. Memberikan

jaminan atas pelayanan atau produk yang anda jual.

Menciptakan hubungan personal karyawan/pemilik perusahaan dengan

pelanggan (customer relationship). Keuntungan yang didapat dari hubungan

personal ini, diantaranya adalah bila pelanggan mempunyai keluhan atas

Mereka juga bisa memberikan informasi apa yang mereka ketahui tentang

pesaing. Tekankan kepada setiap karyawan untuk mengingat nama pelanggan

yang datang dan mengetahui riyawatnya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang kepuasan konsumen sebelumnya telah dilakukan Kumala

Sari (2007), dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas PelayananTerhadap

Kepuasan Konsumen Rumah makan Es Teller 77 Cabang Plaza Medan Fair”.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan yang manakah

yang paling berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan es

teller 77 cabang plaza Medan fair. Dari hasil penelitian tersebut terdapat lima

variabel kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu

kehandalan (reliability) (X1), daya tanggap (responsiveness) (X2), jaminan

(assurance) (X3), empati (emphaty) (X4), bukti fisik (tangibles) (X5). Hasil

penelitian menyimpulkan variabel kualitas pelayanan yaitu variabel kehandalan,

daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan es teller 77 cabang plaza medan

fair. Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kepuasan konsumen rumah

makan es teller 77 cabang plaza Medan fair adalah variabel kehandalan

kehandalan (reliability) karena variabel kehandalan reliability mempunyai nilai F

hitung yang lebih tinggi dari empat variabel lainnya. Perbedaan dengan penelitian

yang akan diteliti adalah penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui kualitas

sedangkan penelitian yang akan diteliti bertujuan untuk menganalisis pengaruh

masing-masing variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen serta

objek penelitian yang diteliti.

Penelitian tentang kepuasan konsumen juga telah dilakukan oleh Erni Lolita

(2005), dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor Kepuasan Konsumen (Studi Kasus

Usaha Makanan Mie Khas Aceh Titi Bobrok)”. Dari hasil penelitian tersebut

tedapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen Mie

Khas Aceh Titi Bobrok, yakni produk, harga, dan pelayanan. Hasil penelitian

menyimpulkan variabel produk, harga, dan pelayanan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan konsumen dan variabel produk merupakan variabel

yang paling dominant dalam mempengaruhi kepuasan konsumen.

2.3. Kerangka Konseptual

Kepuasan pelanggan adalah sebagai perasaan suka/tidak suka seseorang

terhadap suatu produk setelah ia membandingkan prestasi produk tersebut dengan

harapannya. (Kotler, 2005:36). Menurut Parasuraman dalam Tjiptono (2005:273),

terdapat lima dimensi utama kualitas pelayanan yaitu: kehandalan (reliability),

daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), bukti fisik

(tangibles).

(Umar, 2000:38) mengemukakan lima dimensi kualitas pelayanan

kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik (baik barang maupun

pemilihan judul, perumusan masalah dan teori yang dikemukakan, maka kerangka

konseptual dalam penelitian yaitu variabel-variabel kualitas pelayanan secara

langsung mempengaruhi kepuasan konsumen, yang dapat dilihat pada gambar

berikut:

Sumber : Kotler (2005:36), Tjiptono (2005:273), Umar (2000:38)

Gambar 2.1 kerangka Konseptual

Kehandalan (Reliability)

X

Daya tanggap (Responsiveness)

X

Jaminan (Assurance)

X

Empati (Emphaty)

X

Bukti Fisik (Tangibles)

X

Kepuasan Konsumen Y

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan kerangka

konseptual maka hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor kualitas pelayanan

yaitu meliputi variabel kehandalan(reliability), daya tanggap (responsiveness),

jaminan (assurance), empati (emphaty), dan bukti fisik (tangibles) berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen pada Mie Tek-Tek

Dokumen terkait