BAB I PENDAHULUAN
1.4 Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis terlebih dahulu melakukan
studi kepustakaan. Ini dilakukan dengan cara mencari literatur yang berhubungan
dengan penelitian ini. Adapun yang menjadi tujuan dari studi kepustakaan ini
adalah untuk mendapatkan dasar-dasar teori yang mampu menelaah pokok
masalah, berdasar literatur-literatur tersebut dalam lingkup penelitian pengkajian
dan penciptaan seni. Kemudian memetakan sejauh apa para peneliti terdahulu
mengkaji keberadaan praktik religi munajat dan sejenisnya ini. Tujuan lainnya
adalah untuk menghindari penelitian yang tumpang tindih.
Sepanjang pengetahuan penulis, dari hasil penelitian pustaka yang
dilakukan menunjukkan bahwa hingga saat ini belum ada kajian yang berkenaan
dengan munajat Naqsyabandiah ditinjau dari aspek kajian fungsi, makna teks, dan
struktur melodi munajat dalam Tarekat Naqsyabandiah di Dunia Melayu,
termasuk di Babussalam Langkat, Sumatera Utara.
Untuk mendukung pengetahuan dan pemahaman penulis dalam
membahas permasalahan yang ada, maka penulis mempergunakan penelitian-
penelitian atau penulisan terdahulu sebagai acuan. Adapun bahan-bahan acuan
tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Buku Sejarah Syekh Abdul Wahab Tuan Guru Babussalam oleh H. Ahmad
Fuad Said. Buku yang berhalam 190 ini, menceritakan tentang sejarah
Tarekat Naqsyabandiah serta perjuangan Tuan guru Babussalam dalam
silsilah yang dipergunakan dalam Tarekat ini yang nantinya menjadi acuan
dalam membahas mengenai syair yang digunakan dalam munajat.
2. Buku yang bertajuk Hakekat Tarekat Naqsyabandiah yang ditulis oleh H.
Ahmad Fuad Syaid, diterbitkan di Babussalam Langkat oleh Pustaka
Babussalam, 1989. Buku yang terdiri dari 211 (dua ratus sebelas) halaman
dan dibagi ke dalam 18 (delapan belas) bab ini, memberikan wawasan yang
mendalam, bagaimana orang-orang dalam Tarekat Naqsyabandiah
Babussalam Langkat menilai dan mengekspresikan ide-ide keagamaannya
dalam konteks pelaksanaan Tarekat. Buku ini sangat membantu melihat dari
sisi pandangan orang dalam (insider), agar peneliti tidak terjebak dalam
tafsiran yang menurut persepsi peneliti sendiri. Buku ini memberikan data
yang diperlukan dalam konteks studi dengan teori etnosains atau grounded
theory.
3. Seterusnya buku yang bertajuk Mengenang Kembali Syekh Fakih Tambah,
yang ditulis oleh Sulaiman JWR, tahun 2002, yang diterbitkan di
Babussalam. Buku ini memberikan gambaran tentang Syekh Fakih Tambah,
sebagai seorang tokoh ulama, pemimpin agama, dan ahli tasawuf. Beliau
adalah putra Syekh Abdul Wahab Rokan Al-Kholidi Naqsabandi, Tuan Guru
Mursyid dan Nazir Babussalam langkat, Sujmatera Utara, Indonesia. Buku ini
memberikan pengetahuan lebih jauh bagaimana kontinuitas yang dilakukan
keturunan Syekh Abdul Wahab Rokan ini dalam mengelola kelompok
4. Buku berbahasa Inggris, Sufi Expressions of the Mystic Quest oleh Laleh
Bakhtiar. Buku ini memandu penulis untuk lebih mengenal bentuk-bentuk
seni sufistik Islam. Bahwa Islam sebagai sebuah agama besar memiliki sisi-
sisi spritualitas dalam seninya, yang memiliki berbagai genre, khususnya
sebagai sen sufistik.
5. Buku Sastra Melayu Sumatra Utara oleh Muhammad Takari Bin jilin
Syahrial dan Fadlin Bin Muhammad Dja’far. Dalam buku ini, Takari dan
fadlin menguraikan secara mendalam bagaimana keberadaan sastra Melayu
yang terdapat di Sumatera Utara, seperti sinandong, syair, gubang, pantun,
gurindam, nazam, talibun, seloka, dan lain-lainnya dengan pendekatan
multidisiplin ilmu. Buku ini membantu penulis dalam mengenal sastra
Melayu dan menelaah permasalahan-permasalahan dalam memaknai maksud
dari syair munajat.
6. Psikologi Komunikasi oleh Jalaluddin Rakhmat. Buku ini berisikan hal-hal
yang dikomunikasikan oleh suatu kelompok kepada masyarakat serta
bagaimana bentuk komunikasi tersebut mempengaruhi perilaku manusia.
Buku ini membantu penulis untuk memahami bagaimana penerimaan pesan
komunikasi dan komunikasi yang terjadi pada saat disajikannya munajat
menjelang azan dan salat Maghrib, Subuh, dan Jum’at di dalam kelompok
Tarekat Naqsyabandiah Babussalam Langkat.
7. Selanjutnya buku Bersufi Melalui Musik oleh Abdul Muhaya. buku ini
menjelaskan tentang tingkatan spiritualitas dalam mendengarkan musik dan
Islam tentang musik. Bagi kalangan sufi, musik (al-sama’) merupakan alat
stimulus Ilahiah yang dapat meningkatkan kecintaan mereka kepada Allah.
Melalui kecintaan yang kuat, seorang sufi akan sampai kepada derajat wajd
(ekstasi). Ini adalah sebuah peristiwa suatu perasaan yang ditimbulkan oleh
rasa cinta yang sungguh-sungguh kepada Sang Khalik (Allah Subhana
Wata’ala) dan kerinduan untuk selalu bertemu dengan Allah. Buku ini
memberikan wawasan yang luas tentang bagaimana memandang dan
mengkaji seni musik dalam dunia tasawuf dalam Islam.
8. Buku Mutiara Al-Qur’an dalam Kapita Selecta oleh Kadirun Yahya. Buku
ini membantu penulis untuk lebih mengerti dan memahami tentang
terminologi yang lazim digunakan di kalangan sufi yaitu wasilah rabithah
dan adab dalam melakukan Suluk serta sudut pandang ilmiah metafisika
tasawuf.
9. Selanjutnya buku Sejarah Teori Antropologi Budaya oleh J.Van Baal. Buku
ini banyak membantu penulis dalam mencari teori yang berhubungan dengan
agama sebagai gejala budaya. Buku ini memberikan ilmu pengatahuan
kepada penulis tentang bagaimana pendekatan secara budaya terhadap
fenomena-fenomena agama sebagai sebuah realitas budaya dan sosial.
10. Dalam rangka kajian pustaka terhadap munajat ini dalam perspektif
etnomusikologi, penulis membaca buku William P. Malm, 1977. Music
Cultures of the Pacific, Near East, and Asia. New Jersey, Englewood Cliffs:
Prentice Hall; serta terjemahannya dalam bahasa Indonesia, William P.
bahasakan oleh Muhammad Takari, Medan: Universitas Sumatera Utara
Press. Buku ini di salah satu babnya mengkaji secara umum budaya musik
Islam di Timur Tengah, yang umum menggunakan istilah-istilah seperti
maqam, maqamat, datsgah, iqa’at, huda, qasidah, dan sejenisnya sebagai
identitas musik Islam.
11. Penulis juga membaca skripsi sarjana etnomusikologi yang ditulis oleh
Makhmud Hasbi, 1993. Studi Komparatif terhadap Aspek-aspek Muzikal
dalam Penyajian Azan oleh Empat Muazin di Kotamadya Medan. Skripsi
Sarjana Muda Seni, di Bidang Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas
Sumatera Utara, Medan. Skripsi ini memberikan pengetahuan kepada penulis
tentang bagaimana azan dipraktikkan oleh masyarakat Islam di Sumatera
Utara dengan ciri ornamentasinya. dari skripsi ini juga penulis akan melihat
gaya munajat yang disajikan di dalam komunitas Tarekat Naqsyabandiah
Babussalam Langkat.
12. Demikian pula untuk melihat aspek estetis melodi munajat, penulis membaca
skripsi sarjana seni Etnomusikologi, Fakultas Sastra USU Medan, yang
ditulis oleh Elydawati Pasaribu, 1993. Tradisi Musik Vokal Marhaban dalam
Upacara Menabalkan Anak di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Skripsi ini juga nmemberikan pengetahuan tentang bagaimana secara musikal
marhaban dan barzanji disajikan dalam kebudayaan masyarakat muslim di
13. Selanjutnya penulis menggunakan halaman w.
Situs ini membantu penulis dalam menganalisis maqam yang dipergunakan
dalam pembacaan senandung munajat serta pembagian pembagian frase
dalam kalimat lagu.
1.5 Konsep dan Landasan Teori