• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji kompetensi:

C. Mewujudkan Tujuan Hidup Manusia dan Tujuan Agama Hindu

1. Tujuan Hidup manusia

“Ùrddhvabàhurviraumyeûa na ca kacciûchrnoti me,

dharmàdarthaûca kàmaûca sa kimartham na sevyate”.

Nihan mata kami mangke, manawai, manguwuh, mapitutur, ling mami, ikang artha, kàma, malamaken Dharma juga ngulaha, haywa palangpang lawan Dharma mangkana ling mami, ndatan juga angrëngo ri haturnyan ewëh sang makolah Dharmasadhàna, apa kunang hetunya.

Terjemahan:

Itulah sebabnya hamba, melambai-lambai: berseru-seru memberi ingat: kata hamba: “dalam mencari artha dan kama itu hendaklah selalu dilandasi oleh Dharma: jangan sekali-kali bertindak bertentangan dengan Dharma” demikian kata hamba: namun demikian, tidak ada yang memperhatikannya: oleh karena katanya, adalah sukar berbuat atau bertindak bersandarkan Dharma, apa gerangan sebabnya? (Sarasamuçcaya,11).

Manusia yang dilahirkan dan hidup di dunia ini dilengkapi dengan tujuan, yang disebut dengan istilah tujuan hidup manusia. Manusia tidak sekedar dilahirkan dan setelah lahir dibiarkan begitu saja. Manusia dilahirkan, dipelihara, dibesarkan, dan dididik dalam lingkungan yang berbeda-beda. Pengalaman yang didapat dari pengaruh lingkungan sekitar manusia hidup dapat mengembangkan sikap mental dan cita-citanya. Sifat-sifat pribadi manusia, kemampuan dan kecendrungan, agama yang dianutnya, kebiasaan, ideologi dan politik bangsa, memberikan pengaruh besar terhadap tingkah laku manusia dalam mewujudkan tujuan hidupnya.

Tujuan hidup manusia di dalam agama Hindu disebut “Purusartha”. “Purusa” berarti manusia, utama, dan “artha” berarti tujuan. Purusartha berarti tujuan hidup manusia yang utama. Kitab suci Veda menjelaskan sebagai berikut:

“Yatnah kàmàrthamokûaóam krtopi hi vipadyate,

dharmmàya punararambhah sañkalpopi na niûphalah”.

Ikang kayatnan ri kagawayaning kama, artha, mwang Moksha, dadi ika tan paphala, kunang ikang kayatnan ring Dharmasàdhana, niyata maphala ika, yadyapin angena-ngenan juga, maphala atika.

Terjemahan:

Usaha tekun pada kerja mencari kama, artha dan Moksha, dapat terjadi ada kalanya tidak berhasil: akan tetapi usaha tekun pada pelaksanaan Dharma, tak tersangsikan lagi, pasti berhasil sekalipun baru hanya dalam angan-angan, (Sarasamuçcaya,15).

Berdasarkan uraian di atas tentang tujuan hidup manusia, dapat dinyatakan bahwa ada 4 (empat). Empat tujuan hidup manusia yang utama disebut “catur purusartha”. Catur purusartha terdiri dari: Dharma, artha, kama, dan Moksha. Bagaimana dengan tujuan agama “Hindu”? Manusia adalah mahkluk individu dan juga sebagai mahkluk sosial. Sebagai makhluk individu manusia bertanggung jawab pada dirinya sendiri, sedangkan sebagai mahkluk sosial manusia selalu berkeinginan untuk berinteraksi dengan sesamanya. Keinginan manusia berakar pada pikirannya. Dengan pikirannya manusia memiliki beraneka macam keinginan, seperti: ingin makan, minum, berteman, berkumpul, beragama dan yang lainnya. Mengapa kita berkeinginan untuk memeluk agama Hindu? Apa tujuan agama Hindu?

Tujuan agama Hindu dirumuskan dalam satu kalimat singkat yaitu “Mokshartham jagadhita yasca iti Dharma” artinya “Dharma itu untuk mewujudkan Moksha (kebahagiaan) dan jagadhita (kebaikan/kesejahtraan dunia) masyarakat. Untuk mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, umat seDharma dapat mencapainya dengan melaksanakan catur marga. Catur marga adalah empat cara atau jalan untuk mewujudkan kesejahtraan dan

kebahagiaan hidup ini. Catur marga, terdiri dari: Karma marga, Bhakti marga, Jnana marga, dan Raja marga.

Catur Purus rtha merupakan landasan dasar ajaran bagi umat Hindu untuk berupaya mewujudkan tujuannya beragama. Segala sesuatu yang menjadi tujuan umat beragama patut dipedomani dengan ajaran “Catur Purusa Artha”. Dengan demikian maka cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan hidup jasmani dan kebahagiaan hidup rohaninya dengan sendirinya dapat tercapai. Mencapai kesejahteraan jasmani dan kebahagiaan rohani (kebahagian yang kekal) hendaknya dijadikan komitmen dalam hidup ini. Ajaran Catur Purusa Artha adalah merupakan ajaran yang bersifat universal dan berlaku sepanjang zaman. Banyak inteprestasi yang terjadi di lapangan terkait dengan ajaran tersebut, namun demikian hakekat ajarannya tetap sama. Apakah yang dimaksud dengan catur Purus rtha?

Di dalam kitab Brahma Purana mengenai Catur Purusa Artha ada dijelaskan sebagai berikut:

“Dharmãrtha kama Moksharam sariram sadhanam” (Brahma Purana 228, 45).

Artinya:

Tubuh adalah alat (untuk mendapat) Dharma, Artha, Kama dan Moksha.

Selanjutnya dalam kitab Astha Dasa Parwa pada bagian UdYoga Parwa kita temukan ajaran yang berkaitan dengan hakekat Dharma, sebagai berikut:

“Ikang Dharma ngaranya, hetuning mara ring swarga ika, kadi gatining perahu, an hetuning banyaga nentasing tasik (UdYoga Parwa).

Artinya:

Yang disebut Dharma, adalah merupakan jalan untuk pergi ke sorga, sebagai halnya perahu, sesungguhnya adalah merupakan alat bagi pedagang dalam mengarungi lautan.

Sloka suci tersebut di atas menjelaskan kepada kita bahwa manusia harus menyadari apa yang menjadi tujuan hidupnya. Apa yang harus dicarinya dengan badan yang dimiliki-nya. Semuanya itu tak lain adalah sebagai pengamalan dari ajaran Dharma sebagai salah satu bagian dari ajaran Catur Purus rtha. Yang manakah bagian-bagian dari ajaran Catur Purus rtha itu?

Sesuai dengan beberapa penjelasan tersebut di atas yang termasuk bagian-bagian dari catur purus rtha antara lain:

a. Dharma

Dharma adalah tingkah laku mulia dan budhi luhur, suci, senantiasa berpegang teguh pada ajaran-ajaran kebijaksanaan yang mulia (Dharma) sebagai landasan utama untuk mencapai kebahagiaan abadi, sukha tan pewali duka yang disebut Moksha.

upabhoga, dan paribhoga (tri bhoga). Artha adalah tujuan yang ingin diwujudkan yakni tercapainya kesejahteraan (jagadhita) dan kebahagiaan (Moksha) hidup yang abadi.

c. Kama

Kama adalah keinginan, dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.

d. Moksha

Moksha adalah kebebasan abadi, sukha tan pawali dukha, yaitu bersatunya atman dengan Brahman. Penjelasan lebih lanjut tentang bagian-bagian ajaran catur purusartha, secara singkat dapat diikuti pada uraian hubungan catur asrama dengan catur purusartha sebagaimana terurai berikutnya setelah uraian singkat dari hubungan catur warna dengan catur asrama. Bagaimana hubungan antara catur warna dengan catur asrama itu?