• Tidak ada hasil yang ditemukan

Variasi Bentuk-bentuk Cinta Triangular theory of Love .… 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Variasi Bentuk-bentuk Cinta Triangular theory of Love .… 15

Ketiga komponen cinta dari Sternberg tidak selalu lengkap keberadaannya dalam sebuah hubungan. Kombinasi dari ketiga komponen cinta tersebut dapat membentuk berbagai jenis cinta (Sternberg, 1988). a. Non-love

Bentuk ini adalah jenis hubungan yang tidak mendapat sumbangan sama sekali dari ketiga komponen cinta. Non-Love merupakan karakteristik yang terdapat pada hubungan personal yang interaksinya sedehana dan tidak mengambil bagian dari cinta atau bahkan suka. b. Liking

Bentuk ini merupakan jenis hubungan yang didalamnya hanya terdapat komponen keintiman, tanpa adanya komponen gairah dan komitmen. Liking mendeskripsikan perasaan-perasaan dari pengalaman-pengalaman dalam hubungan persahabatan.

c. Infatuated love

Suatu bentuk hubungan yang hanya mengandung komponen gairah, tanpa kehadiran komponen keintiman dan komitmen. Bentuk ini biasa terdapat dalam cinta pada pandangan pertama yang muncul karena ketertarikan fisik sehingga cinta model ini biasanya mudah hilang. d. Empty love

Dalam bentuk hubungan ini hanya terdapat komponen komitmen, tanpa adanya keintiman dan gairah. Jenis cinta ini terkadang ditemukan dalam hubungan yang membosankan yang telah berjalan beberapa tahun dan telah kehilangan keterlibatan emosi dan motivasi. e. Romantic love

Suatu bentuk hubungan yang didalamnya terdapat komponen keintiman dan gairah namun tanpa kehadiran komponen komitmen. Pada tipe cinta ini, laki-laki dan perempuan tidak hanya menarik secara fisik satu dengan yang lain tetapi juga terikat secara emosional. Salah satu contohnya dapat dilihat dalam suatu hubungan romantis klasik yaitu Romeo dan Juliet.

f. Companionate love

Suatu bentuk hubungan yang mengandung komponen keintiman dan komitmen namun tidak ada komponen gairah. Pada dasarnya untuk hubungan jangka panjang dan diperlukan dalam melakukan hubungan persahabatan. Biasanya terjadi pada pernikahan-pernikahan dengan unsur seksual yang semakin berkurang.

g. Fatuous love

Bentuk cinta yang mengandung komponen gairah dan komitmen tanpa adanya komponen keintiman. Bentuk cinta ini biasanya ditemukan pada pasangan yang pada suatu hari bertemu, bertunangan pada dua minggu kemudian dan kemudian menikah. Bentuk hubungan ini dibangun dengan melakukan komitmen antara satu dengan yang lain atas dasar gairah seksual tanpa adanya keterlibatan emosional.

h. Consummate love

Bentuk ini merupakan suatu bentuk cinta yang mengandung ketiga komponen cinta, yaitu keintiman, gairah dan komitmen.

C. Cinta Pada Individu Yang Telah Menikah Menurut Triangular Theory Of Love

Setiap pasangan yang memutuskan untuk menikah, memiliki alasan atau pertimbangan tertentu yang mendasarinya. Saxton (dalam Risnawaty, 2003) mengemukakan bahwa alasan menikah dapat dibedakan menjadi dua sumber, yaitu faktor yang berasal dari diri individu (internal), yaitu kebutuhan internal individu yang bersangkutan, antara lain kebutuhan material (biologis), kebutuhan seksual dan kebutuhan psikologis dan faktor yang berasal dari luar diri (eksternal), yaitu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memilih menikah, antara lain alasan ekonomi, legitimasi terhadap kekerasaan anak dan memenuhi perintah agama.

Setiap orang memiliki alasan yang berbeda-beda untuk menikah, dimana alasan-alasan itulah yang menentukan keberlangsungan sebuah perkawinan. Cinta merupakan salah satu alasan penting suatu pernikahan. Pada tahun 1980-an, perempuan dan laki-laki setuju bahwa mereka tidak menikah kecuali mereka mencintai, dan lebih dari separo laki-laki dan perempuan masa kini mengatakan bahwa tidak mencintai adalah alasan yang cukup untuk memutuskan suatu pernikahan (Simpson, Campbell & Berscheid, 1986 dalam Santrock, 1995).

Terkait dengan cinta, Sternberg (1988) mengemukakan salah satu teorinya yang sangat terkenal yaitu Triangular Theory of Love. Triangular Theory of Love merupakan teori tentang cinta yang menyatakan bahwa cinta mengandung tiga komponen, yaitu keintiman, gairah dan komitmen.

Bentuk cinta yang mengandung ketiga komponen diatas, disebut dengan cinta sempurna (consummate love). Bentuk cinta yang sempurna dari Sternberg tersebut merupakan bentuk cinta yang sulit untuk dicapai, namun bukan tidak mungkin untuk mencapainya (Knapp & Vangelisti, 1996).

Dalam kehidupan pernikahan, terdapat beberapa tahapan yang dialami oleh individu. Lemme (1995) mengatakan bahwa pada tahun-tahun awal pernikahan merupakan masa untuk membangun kepuasan pernikahan. Schiamberg dan Smith (1982) juga menambahkan bahwa masa tersebut merupakan masa yang penuh keromantisan. Seiring berjalannya waktu, kepuasan terhadap pernikahan pun mulai menurun. Pineo (1961) mengatakan bahwa ketika usia pernikahan melewati lima tahun, maka kepuasan

pernikahan akan mulai menurun (dalam Rybash, Roodin & Santrock, 1991). Seiring berjalannya waktu, interaksi seksual pun juga mengalami penurunan, menjadi semakin jarang (Udry, 1980 dalam Baron & Byrne, 2005). Gupta & Singh (1982) menambahkan bahwa dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa perasaan cinta akan meulai menurun setelah pernikahan melewati usia 5 tahun (Myers,1994).

Tiap tahapan dalam pernikahan tidak terlepas dari berbagai faktor yang berpengaruh dalam pernikahan, yaitu kedudukan dalam pernikahan, keberadaan anak, suasana humoris dalam pernikahan, keadaan ekonomi dan penghargaan terhadap pasangan (Bengston, Rosenthal & Burton, 1990 dalam Perlmutter & Hall, 1992; Laswell & Laswell, 1987). Pada usia pernikahan yang telah melewati lima tahun, perhatian pasangan mulai berpusat pada anak sehingga perhatian kepada pasangan mulai berkurang (Hurlock, 1980).

Berdasarkan uraian tahapan pernikahan diatas maka dapat diketahui bahwa usia pernikahan setelah melewati 5 tahun merupakan usia yang banyak tantangan khususnya yang menguji romantika cinta dalam pernikahan. Berkaitan dengan cinta, maka dapat pula dilihat bagaimana gambaran komponen cinta yang terdapat pada individu yang telah menikah diatas 5 tahun khususnya 7-9 tahun menurut Triangular theory of love.

Skema 1. Komponen Cinta Pada Individu yang Telah Menikah Menurut Teori Triangle of Love

Alasan menikah Faktor Internal: - Kebutuhan Biologis - Kebutuhan Seksual - Kebutuhan Psikologis Faktor Eksternal: - Ekonomi - Legitimasi terhadap kekerasan anak - Perintah agama

Pernikahan Dinamika Pernikahan

Usia 7-9 tahun:

- Kepuasan pernikahan mulai menurun - Perasaan cinta mulai

menurun

- Interaksi seksual menurun

- Perhatian lebih besar ke anak

Gambaran komponen cinta Triangular of Love Faktor yang mempengaruhi:

- Kedudukan dalam pernikahan - Keberadaan anak - Suasana humoris - Keadaan ekonomi - Penghargaan tarhadap pasngan

Dokumen terkait