• Tidak ada hasil yang ditemukan

Verifikasi Sifat Operasi Dari Sistem Windshield-Wiper Otomatis

© IYQB untuk batang SMPTE

11.1.2. Verifikasi Sifat Operasi Dari Sistem Windshield-Wiper Otomatis

Gambar 11-4. Pengambilan gambar ganda SPI dan CAN dengan menggunakan MSO

Sebelum integasi perancangan otomobil diluncurkan, MSO terlebih dahulu digunakan dalam laboratorim, diverifikasi sifat rangkaian dan operasi protocol dari sistem windshield- wiper otomatis.

Gambar 11-4.. menunjukkan beberapa hubungan waktu sinyal

analog dan digital dari sistim prototip pengindra dan diperagakan bentuk gelombang pada kanal 1 (puncak penjejakan) berbeda dengan sinyal bus CAN yang dikomunikasikan ke variasi sub sistem jarak jauh termasuk sistem windshield-wiper. Bentuk gelombang kanal 2 (penjejakan di tengah) menunjukkan tingkat sinyal keluaran analog dari sensor hujan jarak jauh yang secara optik mendeteksi hujan / salju yang mengenai windshield. Juga ditinjukkan adanya variasi waktu yang dihubungkan dengan sinyal kontrol SPI (penjejakan ditunjukkan dekat dasar peraga osiloskop) dalam ECU meliputi CLOCK, DATA, CS dan sinyal INTERUPT semua penginderaan dipantau dengan menggunakan MSO dengan pewaktuan logika 16 kanal.

Bus penjejajakan multiwarna ditunjukkan pada bagian bawah peraga osiloskop, informasi korelasi waktu CAN yang telah di decode dibaca kanal akuisisi CAN yang dipilih pemakai dalam hal ini kanal 1. Dalam perancangan khusus ini, amplitudo keluaran sesaat dari sensor analog jarak jauh diubah kedalam nilai digital dengan pengubah analog ke digital (ADC), kemudian secara berturut-turut dikirimkan ke ECU sebagai data byte tungal dalam satu bingkai khusus (07F HEX). Pengulangan transmisi penginderaan dari keluaran sensor dan menguji sifat operasi prototip MSO diperlukan untuk mengatur pemicu pada bingkai data 07FHEX sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3. Keluaran sensor berbentuk sinyal analog selalu ditranmisikan dalam bingkai ini. Dengan pengaturan kondisi osiloskop, ahli perancang otomotip telah mampu memudahkan pengukuran amplitudo analog dari keluaran sensor (3,14 V) sementara itu juga memantau dan memverifikasi nilai data, (BHEX) yang sebenarnya telah ditranmisiskan dalam paket CAN. Sementara pengetesan sistem prototipe wiper otomatis dalam laboratorium diamati tidak bermasalah, dan perbedaan sinyal CAN muncul hampir tanpa nois.

Sayangnya bila subsistem otomotip diintegrasikan ke dalam otomobil, sistem wiper otomatis menjadi tidak reliable dan ini ditentukan oleh nilai data yang diterima oleh ECU, yang tidak selalu sesuai kondisi pisik nyata dari sensor. Bila masalah rangkaian dapat diprediksi dan

dilakukan pengulangan, ini

menjadi lebih baik dan mudah

memisahkan tugas untuk

menemukan sebab utama dari masalah rangkaian. Namun perancangan khusus otomotip ini telah diintegrasikan ke dalam otomobil, peran transmisi data dari sensor acak membuatnya sulit untuk memisahkan sebab dari masalah.

Sinyal yang sama dengan aslinya diukur dalam laboratorium, namun pada saat itu sinyal diindera dengan sistem wiper otomatis dintegrasikan ke dalam otomobil ini ditunjukan pada gambar 11- 4. Sekarang bisa dilihat pengaruh nois dan interferensi pada sinyal perbedaan CAN, yang disebabkan oleh kebisingan yang keras pada kendaraan. Ahli perancang

otomotip memantau peraga

osiloskop, sementara itu pemicuan secara berulang-ulang pada data bingkai ID 07FHEX. Ahli sekali-kali mengamati cahaya merah dalam tanda decode CAN (bawah penjenjakan) dalam gambar 11-5.

Gambar 1-5. Kesalahan acak yang teramati dalam dekode CAN pada bingkai data ID : 07F HEX

MSO mendecode CAN, dalam

perkembangannya kondisi jelek dikodekan dengan warna CRC merah, dan kondisi salah dalam bingkai lain ditunjukan sebagai penjejakan bus warna merah. Osiloskop ini mempunyai

kecepatan update bentuk

gelombang yang cepat (di atas 100 000 bentuk gelombang perdetik dalam waktu sebenarnya) dan perangkat keras secara serial

dipercepat mendekode untuk

mengambil data transmisi dengan hasil yang jarang jelek. Hardware

dipercepat secara serial

mendekode peraga, mendekode string secepat 60 kali perdetik lebih cepat dari kemampuan mata manusia membaca, namun cukup rendah untuk melihat kode warna kondisi salah, ini jarang terjadi, jika ini terjadi. Kebanyakan osiloskop dengan memori dan memecahkan

kode serial mempunyai

kemampuan penyegaran sangat lambat. Ini terutama dikarenakan pemecahan kode menggunakan perangkat lunak paska pemrosesan. Penyegaran bentuk gelombang dan pemecahan kode sering mengambil waktu beberapa detik. Ini berarti bahwa jika terjadi kesalahan jarang, kebanyakan kondisi salah akan terjadi secara acak selama osloskop mati bukan

selama osiloskop melakukan

akuisisi. Ini membuat hamper tak

mungkin menangkap errant

transmisi secara acak dengan menggunakan osilokop tradisional, mustahil mampu melakukan penpemicuan CAN dan mendekode. Namun perangkat keras dipercepat dengan CAN decoding MSO secara statistik ditingkatkan probabilitasnya menangkap keacakan dan kondisi

kesalahan karena kedua bentuk bentuk gelombang dan decode CAN mempunyai kecepatan penyegaran data melampaui kecepatan pengulangan bingkai

data 07FHEX. Untuk

menyegarkan tampilan osiloskp dengan satu kejadian data transmisi jelek, atasi terlebih dahulu dengan mencoba tekan

lingkup panel depan. Kunci

STOP bila diamati tanda decode

merah.Sayangnya bentuk gelmbang osiloskop dan kecepatan penyegaran data decode sangat cepat, maka ketika STOP ditekan beberapa urutan akuisisi telah dilakukan dan peraga selalu berhenti pada data tranmisi yang baik.

11.1.3. Pemicuan MSO Pada Bingkai Kesalahan Mengungkapkan

Masalah Integritas Sinyal Langkah berikutnya pada saat mengatur pemicuan osiloskop hanya untuk menyerempakkan bingkai kesalahan sebagaimana ditinjukkan pada gambar 11-6. Dengan mengatur kondisi pemicu ( pemicu pada bingkai kesalahan), osiloskop hanya menangkap dan memperagakan transmisi CAN jelek dan mengabaikan transmisi yang baik. Sekarang teknisi dapat menekan salah satu kunci STOP pada waktu manganalisa kualitas sinyal jelek yang terakhir ditransmisikan bingkai CAN, atau menggunakan osiloskop pendek

tunggal dengan mode untuk

membekukan peragaan pada data transmisi jelek berikutnya. Dari

hasil peragaan ini teknisi

mengutamakan kecurigaan pada

masalah data transmisi acak

terutama urutan acak nois

diteruskan ke perbedaan sinyal CAN (puncak penjejakan). Maka dapat dilihat bahwa nosie

menumpang pada sinyal CAN

muncul dengan distribusi Gaussian. Sebagai bukti dengan diberikan tingkat intensitas peraga,

osiloskop mampu pembesar

beberapa kali dari pada sistem peraga serupa pada osiloskop analog tradisional. Namun setelah pengukuran tingkat keacakan nois dengan standar deviasi MSO, teknisi menentukan bahwa tingkat sinyal nois dalam toleransi khusus

dan tidak mempengaruhi

Gambar 11-6. Pemicuan pada CAN bingkai error mengisolasi perbedaan akuisisi CAN pada bingkai transmisi pengulangan bentuk gelombang giltch

Setelah jauh menginspeksi perbedaan sinyal CAN pada kanal 1, teknisi akan menemukan bahwa glitch sempit telah terjadi selama transmisi bingkai data terutama muncul pada ujung ke 5 dari sinyal perbedaan CAN. Bila dilihat

rekaman bingkai CAN dalam

kondisi normal yang dimampatkan

dari hasil memori bagian dalam akuisisi (di atas 8 M titk) menyebar pada layar peraga dengan time base pada 200—s/div (gambar 11- 7), glitch dengan mudah dapat dilihat dengan osiloskop resolusi kecepatan sampel yang tinggi (sampai di atas 4 GSa/s).

Setelah menemukan glitch dan

mengukur amplitudo dengan

kursor MSO, teknisi menekan tombol RUN pada panel depan osiloskop untuk memulai kembali pengulangan akuisisi sementara pemicuan hanya pada bingkai yang salah. Sementara

mengamati penyegaran pengulangan bentuk gelombang pada osiloskop , teknisi dapat melihat bahwa glitch tidak hanya jarang terjadi, namun juga dalam lokasi acak dalam bingkai data dan tidak ada hubungan pasa secara khusus pada perbedaan

Gambar 11-7. Perbesaran bentuk gelombang glitch pada CAN sinyal CAN. Ini dimunculkan

bahwa glitch disebabkan oleh sambungan sinyal dari sumber yang tidak berkaitan dengan pasa. Jika sumber dari glitch dapat

dilacak turun, kemudian sebab utama bisa ditemukan dengan lebih mudah ditentukan dan ditetapkan.

11.1.4. Pemicuan MSO Mengungkapkan Glitch Acak Sebagai

Dokumen terkait