• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan sistem informasi hasil pemeriksaan reguler (rutin) di Inspektorat Kab.Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan sistem informasi hasil pemeriksaan reguler (rutin) di Inspektorat Kab.Cirebon"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Nama : Dini Ratnadewi Handayani

Tempat / Tanggal Lahir : Cirebon, 16 Maret 1991

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Putat – Winduhaji Ds. Putat Rt.02

Rw.01 Kec. Sedong Kab. Cirebon

45198

No.Telp / HP : 085322470128

E-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Pendidikan

1998 - 2003 Sekolah Dasar Negeri 1 Putat

2003 - 2006 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lemahabang

2006 - 2009 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lemahabang

2009 - 2014 Program S1, Program Studi Teknik Informatika Universitas

(5)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

DINI RATNADEWI HANDAYANI

10109283

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(6)

iii

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan segala kerendahan hati dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya hingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir yang berjudul “PEMBANGUNAN

SISTEM INFORMASI HASIL PEMERIKSAAN REGULER (RUTIN) DI

INSPEKTORAT KAB.CIREBON”, penulis ajukan sebagai syarat kelulusan

program strata I Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer Universitas Komputer Indonesia yang dalam penyusunannya

berlandaskan pada teori – teori yang penulis dapatkan selama mengikuti

perkuliahan, melakukan studi literatur dari beberapa buku, dan observasi secara

langsung ke tempat penelitian.

Penulis menyadari penyelesaian Tugas Akhir ini tidak lepas dari berbagai

pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada kesempatan ini, dengan tulus penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kedua orangtua yang tercinta serta adik – adikku tersayang yang selalu

memberikan doa, semangat dan kasih sayang yang tak terkira kepada

penulis.

2. Bapak Eko Budi Setiawan, S.Kom, M.T selaku dosen pembimbing Tugas

Akhir yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi dan masukannya

dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

3. Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom., selaku dosen penguji 1 yang telah

memberikan bimbingan dan arahan untuk perbaikan.

4. Bapak Iskandar Iqbal, S.T., M.Kom., selaku penguji 2 yang telah

(7)

iv

Studi Teknik Informatika yang telah banyak membekali ilmu kepada

penulis.

7. Para sahabat, Amy, Ifa, Rinrin, Nia, Ardi, Heru, Dorota, Lutfhi, Yusup serta

rekan – rekan seperjuangan kelas IF-7 angkatan 2009 yang selalu

memberikan motivasi, bantuan doa dan kebersamaan selama masa – masa

perkuliahan.

8. Teman – teman satu bimbingan Dikka, Indri, Acep, terimakasih untuk

kebersamaannya selama ini dalam perjuangan kita menggapai impian

sebagai seorang sarjana.

9. Dan kepada pihak – pihak lain yang begitu banyak membantu namun tidak

dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

berkah dan rahmat-Nya bagi kita semua, terima kasih untuk bantuannya

selama ini, semoga juga dapat menjadi amal ibadah dihadapan-Nya. Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini masih

banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik ditinjau dari segi isi

maupun penulisan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

semua pihak. Besar harapan penulis semoga laporan Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi Mahasiswa Jurusan Teknik

Informatika Universitas Komputer Indonesia.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Januari 2014

(8)

v

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Maksud dan Tujuan ... 3

I.4 Batasan Masalah... 3

I.5 Metode Penelitian... 4

I.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

II.1 Profil Tempat Penelitian ... 9

II.1.1 Sejarah Instansi ... 9

II.1.2 Visi dan Misi ... 9

II.1.3 Struktur Organisasi ... 10

II.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi ... 11

II.1.5 Deskripsi Tugas ... 12

II.2 Landasan Teori ... 23

II.2.1 Kualitas Sistem ... 23

II.2.2 Pengertian Informasi ... 24

II.2.3 Sistem Informasi ... 27

II.2.4 Basis Data ... 27

II.2.5 Sistem Manajemen Basis Data ... 28

II.2.6 Pemodelan Data ... 29

II.2.7 Analisis Sistem ... 29

II.2.8 Kamus Data ... 31

(9)

vi

II.2.14 Teori Kuesioner ... 34

II.2.15 Skala Pengukuran Likert ... 36

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 39

III.1 Analisis Sistem ... 39

III.1.1 Analisis Masalah ... 39

III.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 39

III.1.3 Aturan Bisnis ... 47

III.1.4 Analisis Pengkodean ... 49

III.1.5 Analisis Kebutuhan Nonfungsional ... 50

III.1.6 Analisis Matrik Temuan ... 54

III.1.7 Analisis Basis Data ... 62

III.1.8 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 64

III.1.9 Spesifikasi Proses ... 83

III.1.10 Kamus Data... 116

III.2 Perancangan Sistem ... 121

III.2.1 Perancangan Data ... 121

III.2.2 Perancangan Struktur Menu ... 130

III.2.3 Perancangan Antarmuka Perangkat Lunak ... 133

III.2.4 Perancangan Pesan ... 184

III.2.5 Perancangan Jaringan Semantik ... 186

III.2.6 Perancangan Prosuderal ... 187

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 196

IV.1 Implementasi Sistem ... 196

IV.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 196

IV.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 196

IV.1.3 Implementasi Basisdata ... 197

IV.1.4 Implementasi Antarmuka ... 201

IV.2 Pengujian ... 203

IV.2.1 Pengujian Alpha ... 203

(10)
(11)

245

of IT Research : Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Penerbit

Andi, Yogyakarta.

[2] Sommerville, Ian. 2011. Software Engineering Ninth Editions. Penerbit

Pearson.

[3] Mandala, Rila. 2006. Evaluasi Kinerja Sistem Penyaringan Informasi

Model Ruang Vektor. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi

(SNATI).5 -10.

[4] DeLone,W., and McLean E.R. 2003. The DeLone and McLean Model of

Information System Success: A Ten Year Update. Journal of MIS (19: 4).

9-30.

[5] Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit Andi,

Yogyakarta.

[6] Kristanto, Andri. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya.

Penerbit Gava Media, Yogyakarta.

[7] Hariyanto, Bambang. 2004. Sistem Manajemen Basisdata. Penerbit

Informatika, Bandung.

[8] A.S, Rosa, M. Shalahuddin. 2011. Rekayasa Perangkat Lunak (

Terstruktur dan Berorientasi Objek ). Penerbit Modula, Bandung.

[9] Sidik, Betha. 2005. MySQL untuk Pengguna, Administrator dan

pengembang aplikasi web. Penerbit Informatika, Bandung.

[10] Sidik, Betha. 2009. Pemrograman Web dengan HTML. Penerbit

Informatika Bandung.

[11] Raharjo, Budi, Imam Heryanto, Enjang RK. 2012. Modul Pemrograman

WEB HTML, PHP & MYSQL. Penerbit Modula, Bandung.

[12] Jayan. 2010. CSS untuk Orang Awam. Penerbit Maxikom, Palembang.

[13] Suyanto, M. 2005. Pengantar Teknologi Informasi untuk Bisnis. Penerbit

Andi, Yogyakarta.

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Inspektorat adalah lembaga Teknis Daerah yang berbentuk badan,

merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah di Bidang Pengawasan yang

dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada dibawah dan bertanggungjawab

terhadap Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Inspektorat mempunyai tugas

pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di

daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan

melaksanakan urusan pemerintahan.

Sebagai badan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di

daerah, Inspektorat sering menemukan adanya penyimpangan atau

penyelewengan yang berkaitan dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

oleh manajemen puncak (Kepala Daerah). Baik kebijakan dan prosedur dalam

urusan keuangan, tata kerja ataupun hal – hal yang berhubungan dengan sumber

daya manusia yang berkaitan dengan dinas atau lembaga yang sedang diperiksa.

Ada pun yang menjadi indikator adanya penyelewengan adalah ketika kebijakan

atau prosedur yang berjalan di suatu lembaga atau dinas tidak sesuai dengan

perundang – undangan, Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri (Permen),

Peraturan Daerah ( Perda ) ataupun Peraturan Bupati (Perbup) yang berlaku.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretariat Inspektorat Kabupaten

Cirebon, aktifitas pegawai Inspektorat khususnya subbagian program mengalami

banyak masalah dalam mengelola data hasil pemeriksaan, terutama dalam

pembuatan laporan akhir berupa matrik temuan. Kendala – kendala tersebut

disebabkan banyaknya SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang harus

diperiksa sehingga penyusunan matrik temuan tidak selesai tepat waktu. SKPD

merupakan perangkat pemerintah daerah di Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Terdapat 246 SKPD yang menjadi objek pemeriksaan di Inspektorat Kabupaten

Cirebon, yakni 40 UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Pendidikan, 30 OPD

(13)

dan 26 SMA/SMK. Selain itu pemberian rekomendasi menjadi lambat kerena

Inspektur (pemimpin di Inspektorat) tidak dapat memberi rekomendasi tanpa

melihat laporan berupa matrik temuan dahulu. Matrik temuan merupakan

himpunan temuan kesalahan dari proses audit di SKPD yang menjadi objek

pemeriksaan, matrik temuan disusun berdasarkan nama SKPD. Jika dalam proses

audit dijumpai kesalahan atau temuan, maka matrik temuan harus disajikan

dengan atribut yang lengkap yaitu, temuan atau permasalahan, sebab terjadinya

penyimpangan, tindaklanjut dan rekomendasi.

Dalam proses penginputan data hasil pemeriksaan, pegawai merasa

kesulitan dikarenakan banyaknya data yang harus di inputkan ke dalam matrik

temuan sedangkan matrik temuan yang harus diisi adalah sebanyak SKPD yang

berada dikabupaten Cirebon. Selain itu data hasil pemeriksaan pun tidak tersusun

dengan baik, sehingga menyulitkan pegawai Inspektorat dalam pencarian

informasi mengenai hasil pemeriksaan. Selain tidak tersusun dengan baik, data

hasil pemeriksaan seringkali tidak terdata dengan baik, misalnya SKPD pada

kecamatan A sebanyak 6 buah namun baru terdata sebanyak 5 SKPD. Sehingga

hal ini menimbulkan kebingungan dalam perhitungan rekapitulasi di akhir tahun

anggaran.

Sebagai solusi atas masalah – masalah yang terjadi, maka dibutuhkan suatu

media yang dapat membantu pegawai Inspektorat khususnya subbagian program

dalan melakukan penyusunan dan pembuatan matrik temuan. Selain itu

diharapkan aplikasi ini dapat mempermudah kinerja pegawai dan dapat menjadi

alat yang menghasilkan informasi yang akurat dan tepat sehingga dapat di

pertanggungjawabkan oleh seorang petugas kepada atasannya sesuai dengan

fungsi dan tugas yang dibebankannya.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, yang

menjadi titik permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan sebagian matrik temuan tidak selesai tepat waktu.

(14)

3. Kesulitan dalam penginputan data dikarenakan banyaknya data yang harus

di inputkan kedalam matrik temuan.

4. Kesulitan dalam proses pencarian data karena data hasil pemeriksaan yang

ada sering tidak tersusun dengan baik.

5. Keakuratan data hasil proses perhitungan rekapitulasi di akhir tahun tidak

dapat dipertanggungjawabkan.

I.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah membangun sistem informasi hasil

pemeriksaan reguler (rutin) di lingkungan Inspektorat Kabupaten Cirebon.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Pembuatan matrik temuan menjadi selesai tepat waktu.

2. Pemberian rekomendasi tindak lanjut menjadi cepat sehingga para

pegawai dapat segera menindaklanjuti temuan sesuai dengan rekomendasi

Inspektur.

3. Memudahkan dalam penginputan data hasil pemeriksaan.

4. Memudahkan dalam proses pencarian data hasil pemeriksaan.

5. Keakuratan data hasil proses perhitungan rekapitulasi di akhir tahun dapat

dipertanggungjawabkan.

I.4 Batasan Masalah

Agar masalah yang ditulis tidak terlalu luas dan lebih terarah, maka

diperlukan suatu pembatasan masalah atau ruang lingkup kajian yang meliputi hal

– hal sebagai berikut :

1. Data yang diolah oleh sistem informasi ini adalah data SKPD, data

temuan, data penyebab, data rekomendasi, data tindak lanjut, data

kecamatan, data kategori dan data SKPD.

2. Matrik temuan disusun berdasarkan nama SKPD. Matrik temuan harus

disajikan dengan atribut yang lengkap yaitu, temuan atau permasalahan,

(15)

3. Proses yang terdapat pada sistem informasi yang dibangun adalah proses

pengolahan data temuan, proses pengolahan data penyebab, proses

pengolahan data tindaklanjut, proses pengolahan data rekomendasi, proses

pengolahan data SKPD, proses pengolahan data matrik, dan pembuatan

rekapitulasi.

4. Sistem informasi ini memberikan keluaran berupa informasi nama – nama

SKPD yang diperiksa, informasi temuan, informasi penyebab, informasi

rekomendasi, informasi tindak lanjut dan informasi kategori.

5. Pengguna dari sistem ini adalah Kasubag program, pegawai di subbagian

program dan Inspektur, namun hak akses inspektur hanya sebatas melihat

data yang telah diinputkan ke dalam sistem saja.

6. Dalam sistem informasi ini tidak membahas mengenai pengelolaan

pegawai ataupun auditor.

7. Pemeriksaan yang dilakukan bersifat rutin atau reguler. Pemeriksaan ini

dilakukan setiap tahun tanpa menunggu adanya pengaduan dugaan

penyelewengan dari masyarakat.

8. Tidak membahas tentang proses pemeriksaan.

9. Sistem ini menggunakan login untuk membedakan hak akses dan menjaga

keamanan data dari pengguna yang tidak berhak mengakses data.

10.Sistem informasi ini dibangun dengan menggunakan bahasa PHP dan

database MySQL.

11.Model analisis perangkat lunak yang digunakan adalah pemodelan analisis

terstruktur. Model fungsional dan diagram – diagram yang digunakan

yaitu Entity Relationship Diagram (ERD) dan Data Flow Diagram (DFD),

tools yang digunakan untuk menggambar diagram – diagram tersebut

adalah Microsoft Visio 2007.

I.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam pembangunan sistem informasi ini

adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk

(16)

fenomena yang diteliti dari perspektif individu, organisasi, industri dan perspektif

lainnya [2]. Sedangkan metode yang digunakan pada saat mengumpulkan data dan

mengembangkan perangkat lunak adalah sebagai berikut :

1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Beberapa metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara ini dilakukan dengan Sekretariat yang membawahi subbagian

program, dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat

mengenai proses pengolahan data hasil pemeriksaan yang terjadi di Inspektorat

Kabupaten Cirebon.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu studi data yang dilakukan melalui penelusuran literatur

atau buku – buku referensi pendukung. Studi pustaka ini bertujuan untuk

mendapatkan referensi mengenai laporan yang akan penulis buat dari buku lain

dan sebagai sumber landasan teori.

c. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan

langsung terhadap permasalahan yang diambil. Tujuan dari kegiatan ini adalah

untuk mengetahui proses – proses pemeriksaan sampai kegiatan rekapitulasi

hasil pemeriksaan dengan lengkap.

2. Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Teknik yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi ini adalah Waterfall.

Model ini menyediakan pendekatan secara sekuensial atau terurut. Berikut ini

(17)

Gambar I.1 Model Waterfall [3]

a. Requirenments Definitions

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk

menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak. Hal ini dilakukan agar dapat

mendefinisikan permasalahan sistem. Pengumpulan kebutuhan ini ditetapkan

melalui konsultasi dengan pengguna sistem.

b. System and Software Design

Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis

kebutuhan ke representasi desain agar dapat di implementasikan menjadi

program pada tahap selanjutnya. Tahap desain dilakukan dengan tujuan untuk

menggambarkan abstraksi dasar dari sistem yang akan dibuat.

c. Implementation and Unit Tasting

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari

tahap ini adalah program komputer sesuai desain yang telah dibuat pada tahap

desain. Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi

(18)

d. Integration and Sytem Testing

Pengujian pada tahap ini fokus pada perangkat lunak dari segi logik dan

fungsional serta memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini

dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dan memastikan keluaran yang

dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

e. Operation and Maintenance

Perangkat yang telah dibuat dan mengalami perubahan sesuai permintaan

pemakai. Tahap ini dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis

spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tetapi tidak untuk

membuat perangkat lunak baru.

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian skripsi ini disusun untuk

memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika

penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah dibuatnya sistem

informasi hasil pemeriksaan reguler, identifikasi masalah yang terjadi di

Inspektorat Kab.Cirebon khususnya di subbagian program, maksud dan

tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, metodologi penelitian yang

diterapkan dalam memperoleh dan mengumpulkan data serta sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang profil instansi, berbagai konsep dasar dan

teori – teori yang berkaitan dengan topik penelitian, diantaranya teori

tentang manajemen data, perancangan basis data dan perancangan

perangkat lunak dan tools – tools yang digunakan untuk membangun

(19)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini merupakan inti dari penelitian skripsi, dimana pada bab ini

menganalisis masalah – masalah dan kebutuhan – kebutuhan seperti

kebutuhan fungsional, kebutuhan nonfungsional, serta kebutuhan yang

diperlukan dari model penelitian yang kemudian dirancang menjadi

suatu perangkat lunak yang dapat berfungsi dengan baik.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini merupakan tahapan yang dilakukan untuk

mengimplementasikan perangkat lunak tersebut sekaligus pengujian.

Dalam tahap pengujian, perangkat lunak akan diketahui apakah

berfungsi dengan baik atau tidak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Menjelaskan mengenai kesimpulan yang di peroleh dari hasil

implementasi sistem yang telah dibuat, dimana kesimpulan tersebut

telah sesuai dengan maksud dan tujuan awal yang akan dicapai, serta

saran – saran untuk mengembangkan kedepannya sistem informasi hasil

(20)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Profil Tempat Penelitian

II.1.1 Sejarah Instansi

Kantor Inspektorat Pemerintah Kabupaten Cirebon terletak di Jalan Sunan

Giri No.2 Sumber Kabupaten Cirebon. Inspektorat merupakan unsur pengawas

penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh seorang Inspektur,

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati, secara

teknis adminisratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah.

Inspektorat Kabupaten Cirebon dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Cirebon Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Cirebon dan keputusan Bupati Cirebon

Nomor 62 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat.

Pada awal pembentukannya Inspektorat bernama Badan Pengawasan Daerah

(BAWASDA) hal ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun

2005. Namun pada tahun 2008 nama bawasda tidak digunakan lagi dan diganti

menjadi Inspektorat hingga sekarang.

II.1.2 Visi dan Misi

1. Visi

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, Inspektorat Kabupaten Cirebon

mempunyai visi : ”Terwujudnya Inspektorat yang kredibel didukung Aparatur

yang professional bagi terselenggaranya pemerintahan yang baik atau Good

Governance”.

Visi ini didapat dari hasil pemikiran yang didasarkan pada kondisi, serta

melihat latar belakang dan mencermati fenomena - fenomena yang ada. Tujuan

penetapan visi antara lain adalah mencerminkan apa yang akan dicapai oleh suatu

(21)

menyatukan berbagai gagasan strategis dan memiliki orientasi terhadap masa

depan.

Makna dari visi ini adalah : Inspektorat Kabupaten Cirebon sebagai instansi

yang ditugaskan oleh Pemerintah Daerah agar berkemampuan, solid, percaya diri,

kharismatik, berwibawa, paling terdepan sebagai contoh baik dan dapat

diandalkan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengawasan dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat dalam membentuk

pemerintahan yang baik atau good governance.

2. Misi

Untuk menciptakan visi tersebut telah merumuskan misi yang disesuaikan

dengan keberadaan Inspektorat sebagai suatu organisasi, maka Inspektorat

Kabupaten Cirebon telah merumuskan Misi :

1. Mendorong terwujudnya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Makna

dari misi ini adalah Inspektorat sebagai lembaga pengawasan mendorong

agar seluruh instansi pemerintah di Kabupaten Cirebon dapat

mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan aturan.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang professional. Makna

dari misi ini adalah untuk menunaikan tugas pokok dengan baik

diupayakan agar aparatur di Inspektorat ditingkatkan kemampuannya

dengan cara mengikuti pendidikan dan pelatihan – pelatihan yang ada.

II.1.3 Struktur Organisasi

Berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Cirebon, Inspektorat Kabupaten Cirebon

dipimpin oleh seorang Inspektur yang membawahi satu Sekretariat dan empat

Inspektur Pembantu. Berikut adalah struktur organisasi di Lembaga Pengawasan

tersebut :

Berdasarkan Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

(22)

dipimpin oleh seorang Inspektur yang membawahi satu Sekretariat dan empat

Inspektur Pembantu. Berikut adalah struktur organisasi di Lembaga Pengawasan

tersebut :

Gambar II.1 Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Cirebon

II.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi

II.1.4.1 Tugas Pokok

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 6 Tahun 2008

tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Cirebon,

tugas pokok inspektorat adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksaaan

urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan melaksanakan urusan pemerintahan desa.

II.1.4.2 Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok yang telah diuraikan, Inspektorat

Kabupaten Cirebon memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Merencanakan program pengawasan.

2. Merumuskan kebijakan dan fasilitas pengawasan.

3. Memeriksa, mengusut, menguji dan menilai tugas pengawasan.

(23)

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati, sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

II.1.5 Deskripsi Tugas

II.1.5.1 Inspektur

Inspektur adalah pimpinan pada Inspektorat Kabupaten Cirebon, Inspektur

memiliki tugas sebagai berikut :

1. Membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang pengawasan

pelaksanaan pemerintahan di daerah, pembinaan atas penyelenggaraan

pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

2. Memimpin, mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan

pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

3. Mengkaji dan merumuskan kebijakan di bidang pengawasan.

4. Merumuskan, menyusun perencanaan dan evaluasi kepegawaian, keuangan

dan umum serta program kerja.

5. Membagi tugas kepada Sekretaris dan Inspektur Pembantu, sesuai bidang

tugasnya.

6. Memberi petunjuk kepada Sekretaris dan para Inspektur Pembantu, untuk

kelancaran pelaksanaan tugas.

7. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas

pengawasan.

8. Menyelenggarakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan

di Daerah.

9. Menyelenggarakan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan

pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

10. Melaksanakan pengujian dan penilaian atas manfaat dan keberhasilan,

kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan perangkat

daerah, kelurahan dan desa.

11. Melaksanakan pengusutan kebenaran atas laporan atau penyalahgunaan di

(24)

kekayaan negara/daerah/desa dan pembinaan kesejahteraan rakyat dan

aparatur.

12. Melaksanakan teknis administratif fungsional.

13. Melaporkan serta memberikan rekomendasi/saran pertimbangan kepada

Bupati dalam hal urusan pengawasan sebagai bahan penetapan

keputusan/kebijakan Bupati.

14. Menyusun, melaporkan, dan mempertanggungjawabkan tugas Inspektorat

sesuai dengan bidang tugas baik secara operasional maupun administratif

kepada Bupati.

15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati, sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

II.1.5.2 Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas pokok yaitu, mengelola urusan

kesekretariatan yang meliputi administrasi umum, keuangan, dan program

Inspektorat. Dalam melaksanakan tugas seperti yang telah diuraikan, maka

Sekretariat memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesekretariatan.

2. Pengelolaan urusan administrasi umum meliputi surat – menyurat,

kearsipan, kepegawaian, pengadaan, perlengkapan kerumahtanggaan,

hubungan masyarakat dan keprotokolan Inspektorat.

3. Pengelolaan urusan administrasi keuangan Inspektorat.

4. Pengelolaan penyusunan program Inspektorat.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Inspektur sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana yang telah di jelaskan,

maka kepala Subbagian umum memiliki uraian tugas sebagai berikut:

1. Membantu Inspektur dalam melaksanakan tugas dibidang kesekretariatan.

(25)

3. Mengelola penyusunan rencana dan program kerja Sekretariat sebagai

pedoman pelaksanaan tugas.

4. Mendistribusikan dan memberi petunjukn pelaksanaan tugas kepada para

Kepala Subbagian sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas,

peningkatan produktivitas dan pengembangan karier bawahan.

6. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas

bawahan.

7. Mengelola penyusunan rencana dan program kerja Inspektorat sebagai

pedoman pelaksanaan tugas Inspektorat.

8. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan administrasi kearsipan,

naskah dinas baik yang masuk maupun keluar.

9. Mengoreksi surat – surat atau naskah dinas di lingkup Inspektorat.

10. Mengatur pelaksanaan layanan di bidang kesekretariatan kepada unit

organisasi di lingkup Inspektorat.

11. Menyusun dan menelaah peraturan perundang – undangan yang

berhubungan dengan Inspektorat.

12. Memantau kegiatan bawahan lingkup kesekretariatan.

13. Mengelola pengadaan dan perlengkapan serta rumah tangga yang menjadi

kebutuhan Inspektorat.

14. Mengelola hubungan masyarakat dan keprotokolan Inspektorat.

15. Mengelola administrasi dan piñata usahaan keuangan Inspektorat.

16. Melaksanakan koordinasi dalam pengusulan/penunjukan kuasa pengguna

anggaran, pejabat pembuat komitmen, pejabat penata usahaan keuangan,

pejabat pelaksana teknis kegiatan dan bendahara.

17. Melaksanakan pembinaan, pengarahan, dan pengawasan kepada Bendahara.

18. Mamantau, mengkoordinasi dan melaporkan setiap kegiatan Inspektorat

kepada Inspektur.

19. Mengelola perencanaan dan program Inspektorat.

20. Mengelola dan mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran dan

(26)

21. Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Inspektur yang

berkaitan dengan kegiatan bidang kesekretariatan dalam rangka

pengambilan keputusan/kebijakan.

22. Melaporkan kepada Inspektur setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan.

23. Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas/kegiatan kesekretariatan

seesuai ketentuan yang berlaku.

24. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Inspektur sesuai dengan tugas

dan fugsinya.

II.1.5.3 Subbagian Umum

Subbagian umum dipimpim oleh Kepala Subbagian adalah unsur staf yang

langsung berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Subbagian

umum mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan administrasi umum,

kepegawaian, hubungan masyarakat dan keprotokolan Inspektorat. Untuk

melaksanakan tugas pokok seperti yang telah disebutkan, Subbagian umum

memiliki fungsi :

1. Penyusunan perencanaan program Subbagian umum.

2. Pelaksanaan koordinasi kegiatan administrasi umum, kepegawaian,

hubungan masyarakat dan keprotokalan Inspektorat.

3. Pelaksanaan tugas administrasi umum Inspektorat.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana yang telah di jelaskan,

maka kepala Subbagian umum memiliki uraian tugas sebagai berikut:

1. Membantu Sekretaris dalam melaksanakan tugas dalam urusan administrasi

umum.

2. Menyusun rencana dan program kerja Subbagian Umum sebagai pedoman

pelaksanaan tugas.

3. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada

(27)

4. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas,

peningkatan produktivitas dan pengembangan karier bawahan.

5. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas

bawahan.

6. Mengonsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas yang akan

ditandatangani pimpinan.

7. Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang –

undangan urusan kesekretariatan.

8. Melaksanakan kegiatan hubungan masyarakat dan keprotokolan Inspektorat.

9. Melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan dan administrasi perjalanan dinas

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

10. Mengatur administrasi dan pelaksanaan surat masuk dan surat keluar sesuai

dengan ketentuan Tata Naskah Dinas (TND) yang berlaku.

11. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan di bidang kepegawaian lingkup

Inspektorat.

12. Mengumpulkan, mengoreksi dan mengolah data kepegawaian.

13. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan

pegawai dan pembinaan hukum serta ketatalaksanaan pegawai di lingkup

Inspektorat.

14. Melaksanakan koordinasi/konsultasi masalah/urusan kepegawaian dengan

unit kerja lain yang terkait.

15. Mengkoordinasikan pelaksanakan tugas pengetikan, penggadaan, dan

kearsipan.

16. Melaksanakan pemeliharaan bangunan, pekarangan, kebersihan, ketertiban

dan keamanan kantor.

17. Merencakan kebutuhan barang inventaris.

18. Menyediakan dan mendistribusikan kebutuhan perlengkapan lingkup

Inspektorat.

19. Melaksanakan pengelolaan barang inventaris lingkup Inspektorat.

20. Melaksanakan penyusunan/pengusulan kebutuhan perlengkapan lingkup

(28)

21. Melaksanakan pengadaan perlengkapan lingkup Inspektorat.

22. Melaksanakan/mengusulkan administrasi penghapusan asset lingkup

Inspektorat.

23. Melaksanakan pengamanan/penyimpanan perlengkapan lingkup Inspektorat

yang rusak.

24. Membuat berita acara barang rusak/hilang untuk keperluan proses

administrasi tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TPTGR).

25. Melaksanakan pengembangan budaya kerja aparatur di lingkup Inspektorat.

26. Mengoreksi konsep naskah dinas hasil kerja bawahan.

27. Menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan anggaran

subbagian umum.

28. Bersama – sama dengan Kepala Subbagian program melaksanakan

asistensi/pembahasan rencana anggaran subbagian umum dengan satuan

kerja terkait/tim/panitian anggaran.

29. Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Sekretaris yang

berkaitan dengan kegiatan administrasi umum, dalam rangka pengambilan

keputusan/kebijakan.

30. Melaporkan kepada Sekretaris setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan.

31. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan subbagian

umum sesuai ketentuan yang berlaku.

32. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

II.1.5.4 Subbagian Keuangan

Subbagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian adalah unsur

staf yang langsung berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Subbagian keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penatausahaan

keuangan Inspektorat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang telah

diuraikan, maka subbagian keuangan memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan perencanaan program subbagian keuangan.

(29)

3. Pelaksanaan tugas penatausahaan keuangan Inspektorat.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang telah

dijelaskan, maka Kepala Subbagian keuangan mempunyai uraian tugas sebagai

berikut :

1. Membantu sekretaris dalam melaksanakan tugas dalam urusan adminitrasi

keuangan.

2. Menyusun rencana dan program kerja subbagian keungan sebagai pedoman

pelaksanaan tugas.

3. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

4. Membina dan memotivasi bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas,

peningkatan produktivitas dan pengembangan karier bawahan.

5. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas

bawahan.

6. Mengonsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas yang akan

ditandatangani pimpinan.

7. Mengusulkan nama calon bendahara dilingkup Inspektorat.

8. Membina dan mengawasi bendahara dilingkup Inspektorat.

9. Menyiapkan bahan rencana anggaran belanja lingkup Inspektorat.

10. Mengkoordinasikan pelaksanaan penerimaan, pengeluaran dan

pertanggungjawaban keuangan Inspektorat sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

11. Meneliti kelengkapan Surat Perintah Pembayaran Uang Persedian (SPP

UP), Surat Perintah Pembayaran Ganti Uang (SPP GU), Surat Perintah

Pembayaran Tambahan Uang (SPP TU), Surat Perintah Pembayaran

Langsung (SPP LS) gaji dan Surat Perintah Pembayaran Lengsung (SPP

LS) pengadaan baranng dan jasa.

12. Melakukan verifikasi Surat Pertanggung Jawaban (SPJ).

(30)

14. Menyiapkan laporan keuangan Inspektorat.

15. Memantau pelaksanaan/penggunaan anggaran belanja Inspektorat.

16. Mengkoordinasikan pelaksanaan penyelesaian tuntutan perbendahraan dan

tuntutan ganti rugi (TPTGR).

17. Melaksanakan koordinasi/kosultasi masalah keuangan dengan satuan/unit

kerja yang terkait.

18. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan keuangan lingkup Inspektorat.

19. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran

subbagian keuangan.

20. Bersama – sama dengan Kepala subbagian program melaksanakan

asistensi/pembahasan rencana anggaran subbagian keuangan dengan satuan

kerja terkait/tim/panitia anggaran.

21. Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada sekretaris yang

berkaitan dengan kegiatan administrasi keuangan dalam pengambilan

keputusan/kebijakan.

22. Melaporkan kepada sekretaris setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan.

23. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan subbagian

keuangan sesuai ketentuan yang berlaku.

24. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretasis sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

II.1.5.5 Subbagian Program

Subbagian program dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian adalah unsur

staf yang langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Subbagian program mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan perencanaan,

evaluasi dan pelaporan kegitan Inspektorat. Untuk melaksanakan tugas pokok

yang telah dijelaskan, maka subbagian program memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan perencanaan program subbagian program dan Inspektorat.

2. Pelaksanaan koordinasi kegiatan perencanaan, pemantauan, evaluasi dan

pelaporan kegiatan Inspektorat.

(31)

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana telah dijelaskan, Kepala

Subbagian Program mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

1. Membantu Sekretaris dalam melaksanakan tugas perencanaan dan program.

2. Menyiapkan dan menyusun rencana dan program kerja subbagian program

sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

3. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas pada

bawahan.

4. Membina dan memotivasi bawahan dalam pelaksanaan tugas.

5. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas

bawahan.

6. Menyusun rencana dan program kerja Inspektorat sebagai pedoman

pelaksanaan tugas Inspektorat.

7. Mengonsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas yang akan ditanda

tangani pimpinan.

8. Menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang –

undangan di bidang pengawasan.

9. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan di bidang program kepada unit

organisasi di lingkup badan.

10. Menyusun konsep rencana strategis Inspektorat.

11. Menyusun perencanaan tahunan Inspektorat dan perencanaan lainnya.

12. Menyiapkan penyusunan penerapan standar pelayanan minimal bidang

pengawasan.

13. Menyajikan data pelaksanaan kegiatan Inspektorat.

14. Menyusun konsep laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

15. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan subbagian

program sesuai ketentuan yang berlaku.

16. Menyusun laporan tahunan kegiatan Inspektorat.

(32)

18. Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Sekretaris yang

berkaitan dengan kegiatan perencanaan dan program Inspektorat dalam

rangka pengambilan keputusan/kebijakan.

19. Melaporkan kepada Sekretaris setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan.

20. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan anggaran

subbagian program.

21. Melaksanakan koordinasi dengan para Kepala Subbagian dalam rangka

menyusun rencana anggaran Inspektorat.

22. Bersama – sama dengan para Kepala Subbagian melaksanakan

asistensi/pembahasan rencana anggaran Inspektorat dengan satuan kerja

terkait/tim/panitia anggaran.

23. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan

Inspektorat sesuai ketentuan yang berlaku.

24. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

II.1.5.6 Inspektur Pembantu

Inspektur pembantu dibagi atas wilayah I, II, III dan IV adalah unsur

pelaksana yang langsung berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Inspektur. Inspektur pembantu sebagaimana yang telah dijelaskan diatas,

mempunyai tugas melaksanakan koordinasi di bidang pengawasan sesuai wilayah

kerjanya. Untuk melaksanakan tugasnya, Inspektur pembantu memilliki fungsi

sebagai berikut :

1. Pelaksanaan perencanaan program pengawasan di wilayah kerjanya.

2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan di wilayah kerjanya.

3. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan pemeriksaan, pengusutan,

pengujian dan penilaian tugas pengawasan diwilayah kerjanya.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Inspektur sesuai dengan tugas

(33)

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana yang telah di jelaskan,

maka kepala Subbagian umum memiliki uraian tugas sebagai berikut:

1. Membantu Inspektur dalam pelaksanaan tugas di bidang pengawasan di

wilayah kerjanya.

2. Mengelola penyusunan rencana dan program kerja pengawasan Inspektur

pembantu di wilayah kerjanya sebagai pedoman pelaksanaan tugas

pengawasan.

3. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada para

Auditor sesuai bidang pengawasannya.

4. Membina dan memotivasi para auditor sesuai dengan bidang tugas

pengawasannya dalam rangka peningkatan kinerja pengawasan.

5. Memantau, mengendalikan, mengevaluasi dan menilai pelaksanaan tugas

auditor dan pelaksana.

6. Melaksanakan pengarahan pelaksanaan pengawasan.

7. Mengelola fasilitas pemeriksaan terhadap objek pemerikasaan.

8. Melaksanakan pengaturan pelaksanaan pengawasan yang ada di wilayah

kerjanya.

9. Menyusun PKPT untuk diusulkan ke Sekretariat.

10. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan dan evaluasi pemeriksaan sesuai

dengan wilayah kerjanya.

11. Menyiapkan bahan penyusunan PKPT.

12. Menyusun dan menunjuk tim audit untuk melaksanakan pemeriksaan.

13. Membuat konsep Surat Perintah Audit.

14. Memberikan arahan dan petunjuk berkaitan dengan KODE ETIK

pemeriksaan.

15. Membahas hasil temuan pemeriksaan.

16. Memenatau, memonitor pelaksanaan pemeriksaan.

17. Meneliti kembali hasil laporan hasil audit.

18. Mengarsipkan laporan hasil audit.

19. Menilai dan menandatangani DP3 Auditor dan pelaksana dalam lingkup

(34)

20. Memberikan persetujuan permohonan cuti.

21. Memberikan saran dan bahan pertimbangan kepala Inspektur yang berkaitan

dengan kegiatan pengawasan di wilayah kerjanya dalam rangka

pengambilan keputusan/kebijakan.

22. Melaporkan kepada Inspektur setiap selesai melaksanakan tugas/penugasan.

23. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan di

wilayah kerjanya sesuai ketentuan yang berlaku.

24. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Inspektur sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

II.2 Landasan Teori

II.2.1 Kualitas Sistem

Kualitas sistem merupakan sistem ciri karakteristik kualitas yang diinginkan

dari sistem informasi itu sendiri, dan kualitas sistem informasi yang diinginkan

informasi karakteristik produk [4]. Kualitas sistem memerlukan indikator untuk

dapat mengukur seberapa besar kualitas dari sistem tersebut. Indikator diperlukan

karena kualitas sistem merupakan variabel laten yang tidak dapat diukur secara

langsung. Indikator kualitas sistem diwujudkan dalam seperangkat pertanyaan

kualitas sistem yang dapat diukur melalui beberapa indikator sebagai berikut [4] :

1. Ease of Use (Kemudahan Penggunaan)

Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut

dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam

menggunakan sistem informasi tersebut. Kemudahan penggunaan dalam konteks

ini bukan saja kemudahan untuk mempelajari dan menggunakan suatu sistem

tetapi juga mengacu pada kemudahan dalam melakukan suatu pekerjaan atau

tugas dimana pemakaian suatu sistem akan semakin memudahkan seseorang

dalam bekerja dibanding mengerjakan secara manual.

2. Response Time (Kecepatan Akses)

Kecepatan akses merupakan salah satu indikator kualitas sistem informasi.

(35)

dikatakan bahwa sistem informasi yang diterapkan memiliki kualitas yang baik.

Kecepatan akses akan meningkatkan kepuasan pengguna dalam menggunakan

sistem informasi.

3. Reability (Keandalan Sistem)

Sistem informasi yang berkualitas adalah sistem informasi yang dapat

diandalkan. Jika sistem tersebut dapat diandalkan maka sistem informasi tersebut

layak digunakan. Keandalan sistem informasi dalam konteks ini adalah ketahanan

sistem informasi dari kerusakan dan kesalahan.

4. Flexibility (Fleksibilitas)

Fleksibilitas suatu sistem informasi menunjukkan bahwa sistem informasi

yang diterapkan tersebut memiliki kualitas yang baik. Fleksibilitas yang dimaksud

adalah kemampuan sistem informasi dalam melakukan perubahan-perubahan

kaitannya dengan memenuhi kebutuhan pengguna. Pengguna akan merasa lebih

puas menggunakan suatu sistem informasi jika sistem tersebut fleksibel dalam

memenuhi kebutuhan pengguna.

5. Security (Keamanan)

Suatu sistem informasi dapat dikatakan baik jika keamanan sistem tersebut

dapat diandalkan. Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui data pengguna yang

aman disimpan oleh suatu sistem informasi. Data pengguna ini harus terjaga

kerahasiaannya dengan cara data disimpan oleh sistem informasi sehingga pihak

lain tidak dapat mengakses data pengguna secara bebas.

II.2.2 Pengertian Informasi

Informasi didefinisikan sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa

sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut

[5]. Data sering kali disebut sebagai bahan mentah informasi. Melalui suatu proses

transformasi data dibuat menjadi bermakna.

(36)

Hal yang terpenting untuk membedakan informasi dengan data yaitu,

informasi mempunyai kandungan makna sedangkan data tidak memiliki

kandungan makna. Pengertian makna di sini merupakan hal yang sangat penting,

kerena berdasarkan makna inilah penerima dapat memahami informasi tersebut

dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk menarik suatu kesimpulan

atau bahkan mengambil keputusan.

II.2.2.1 Karakteristik Informasi

Informasi memiliki karakteristik sebagai berikut [5] :

1. Tipe data. Tipe data terformat cocok untuk menyimpan informasi seperti

tanggal transaksi, sedangkan tipe data teks cocok untuk menyatakan data

yang panjang.

2. Akurasi dan Presisi. Akurasi menyatakan derajat kebenaran terhadap

informasi dan menentukan kehandalan atau reabillitas informasi.

Informasi yang bebar – benar bebas kesalahan dikatakan sangat akurat.

Adapun presisi berkaitan dengan tingkat rincian suatu informasi.

3. Usia dan Rentang Waktu. Ada dua aspek yang mempengaruhi usia

informasi, yiatu interval dan keterlambatan atau delay. Informasi sering

kali dihasilkan secara periodik atau biasa disebut interval. Adapun

keterlambatan atau delay adalah lamanya waktu berlalu setelah akhir suatu

interval sampai informasi tersebut berada di tangan penerima.

4. Tingkat keringkasan dan kelengkapan. Informasi harus diringkas agar

sesuai dengan kebutuhan penerima informasi.

5. Kemudahan akses. Agar informasi bisa diterima oleh pemakai dengan

lancar, kemudahan akses terhadap informasi harus dijamin.

6. Sumber. Sumber informasi dapat besifat internal atau eksternal. Sumber

internal berasal dari perusahaan itu sendiri, sedangkan sumber data

eksternal berasal dari lingkungan.

7. Relevansi dan Nilai. Relevan berarti bahwa informasi benar – benar

(37)

kalau manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk

mendapatkannya.

8. Kualitas informasi. Kualitas informasi sering kali diukur berdasarkan

relevansi, ketepatan waktu dan keakuratan.

II.2.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas informasi tergantung dari tiga hal yang sangat dominan yaitu

keakuratan informasi, ketepatan waktu dari informasi dan relevan. Ketiga hal

tersebut dapat dijelaskan sebagai [6] :

1. Akurat

Informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan

tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut.

Ketidakakuratan dapat terjadi kerena sumber informasi (data) mengalami

gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data – data asli

tersebut. Adapun komponen akurat meliputi :

a. Completeness. Berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan

harus memiliki kelengkapan yang baik.

b. Correctness.

c. Security.

2. Tepat Waktu

Informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab jika informasi

yang diterima terlambat maka informasi tersebut sudah tidak berguna lagi.

Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga jika

digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal

atau kesalahan dalam keputusan dan tindakan.

3. Relevan

Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima, sebab informasi

ini akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dalam pemecahan

suatu permasalahan. Relevansi informasi untuk tiap – tiap orang satu dengan

(38)

II.2.3 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang

dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam

sebuah organisasi [5]. Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen –

komponen seperti :

1. Perangkat keras atau hardware : mencakup peranti – peranti fisik seperti

komputer dan printer.

2. Perangkat lunak atau software: sekumpulan instruksi yang memungkinkan

perangkat keras untuk dapat memproses data.

3. Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan

data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

4. Orang: semua pihak yang bertanggungjawab dalam pengembangan sistem

informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Basisdata atau database : sekumpulan tabel, hubungan dan lain – lain yang

berkaitan dengan pemyimpanan data.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang

memungkinkan sesumber atau resources dipakai secara bersama atau

diakses oleh sejumlah pemakai.

Pada kenyataannya tidak semua sistem informasi mencakup keseluruhan

komponen – komponen tersebut. Sebagai contoh, sistem informasi pribadi yang

melibatkan fasilitas jaringan dan komunikasi. Namun, sistem informasi grup kerja

atau workgroup information system yang melibatkan sejumlah oeang dan

sejumlah komputer memerlukan sarana jaringan dan komunikasi.

II.2.4 Basis Data

Basisdata adalah kumpulan data yang secara logik berkaiatan dalam

merepresentasikan fenomena/fakta secara terstuktur dalam domain tertentu untuk

mendukung aplikasi pada sistem tertentu[7].Basisdata merupakan kumpulan dari

kumpulan data yang saling berhubungan yang merefleksikan fakta – fakta yang

(39)

/perusahaan/sistem. Basisdata merupakan komponen utama sistem informasi

karena semua informasi untuk pengambilan keputusan berasal dari data di

basisdata. Pengelolaan basisdata yang buruk dapat mengakibatkan

ketidaktersediaan data penting yang digunakan untuk menghasilkan informasi

yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.

Basisdata memiliki bahasa yang dapat melakukan pendefinisian dan

manipulasi basisdata. Berdasarkan fungsinya bahasa basisdata mempunyai tiga

komponen utama yaitu :

1. Data Definition Language (DDL)

DDL berfungsi untuk menspesifikasikan skema atau struktur basisdata.

Hasil pernyataan DDL adalah himpunan definisi data yang disimpan di

kamus data secara khusus di data dictionary.

2. Data Manipulation Language (DML)

DML berisi sekumpulan operasi manipulasi data di basisdata. DML biasa

disebut bahasa query yaitu bahasa untuk meminta informasi dari basisdata

kerena komponen paling kompleks di DML adalah operasi query.

II.2.5 Sistem Manajemen Basis Data

Sistem manajemen basisdata atau Database Manajemen System (DBMS)

adalah perangkat lunak untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelola dan

mengendalikan pengaksesan basisdata [7]. Fungsi sistem manajemen basisdata

saat ini yang paling penting adalah menyediakan basis untuk sistem informasi

manajemen.

Tujuan utama sistem manajemen basisdata adalah menyediakan lingkungan

yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari

basisdata. Sistem manajemen basisdata adalah perangkat lunak yang dirancang

untuk membantu pengelolaan dan pemakaian koleksi data yang besar. Tujuan lain

sistem manajemen basisdata antara lain :

1. Menghindari redundasi dan inkonsistensi data.

2. Menghindari kesulitan pengaksesan data.

(40)

4. Menghindari terjadinya anomali pengaksesan konkuren.

5. Menghindari masalah – masalah keamanan.

6. Menghindari masalah integritas.

II.2.6 Pemodelan Data

Pemodelan sistem memainkan peranan yang penting dalam pengembangan

sistem. Pemodelan data kadang-kadang disebut pemodelan database karena model

data kadang-kadang diimplementasikan sebagai sebuah database. Pemodelan data

dapat di gambarkan dengan ERD (Entity Relationship Diagram).

Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk pemodelan basisdata

relasional [8]. Sehingga jika penyimpanan basisdata menggunakan OODBMS

maka perancangan basisdata tidak perlu menggunakan ERD.

Beberapa macam hubungan antar relasi (kardinalitas), antara lain :

1. Satu ke satu (one to one , 1 – 1).

2. Satu ke banyak (one to many, 1 – N).

3. Banyak ke banyak (many to many, N – N).

II.2.7 Analisis Sistem

Analisis sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan,

melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian

mendokumentasikan kebutuhan yang akan dipenuhi dalam sistem yang baru [8].

Hal tersebut terlihat sederhana, namun sebenarnya tidak. Banyak hambatan yang

akan ditemui dalam proses tersebut.

Pada banyak proyek sistem informasi, proses analisis dan desain sering kali

berjalan bersama – sama. Jadi selama kegiatan analisis, kegiatan design juga

dilakukan. Hal ini dilakukan karena pada banyak kasus, user sering kesulitan

untuk mendefinisikan kebutuhan mereka.

II.2.7.1 Flowmap

Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan

(41)

dan programer untuk memecahkan masalah kedalam segmen yang lebih kecil dan

menolong dalam menganalisis alternatif pengoperasian. Biasanya flowmap

mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu

dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

II.2.7.2 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup suatu sistem [8]. Diagram konteks merupakan

level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau

output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem

dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram

konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks.

Diagram konteks berisi gambaran umum sistem yang akan dibuat. Secara

kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi “siapa saja yang

memberi data (dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan

informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem”. Jadi dalam diagram ini yang

dibutuhkan adalah:

1. Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem.

2. Data apa saja yang diberikannya ke sistem.

3. Kepada siapa sistem harus memberikan informasi atau laporan.

Apa saja isi atau jenis laporan yang harus dihasilkan sistem.

II.2.7.3 Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan

transformasi yang diaplikasikan sebagai data yang menglair dari masukan atau

input dan keluaran atau output [8]. DFD dapat digunakan untuk

merepresentasikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada beberapa level

abstraksi. DFD dapat dibagi menjadi beberapa level yang lebih detail untuk

(42)

II.2.8 Kamus Data

Kamus data dipergunakan untuk memperjelas aliran data yang digambarkan

pada DFD. Kamus data adalah kumpulan daftar elemen data yang mengalir pada

sistem perangkat lunak sehingga masukan atau input dan keluaran atau output

dapat dipahami secara umum [8]. Secara umum kamus data diklasifikasikan

menjadi dua yaitu:

1. Kamus data elementer yaitu daftar tentang semua elemen data yang

berhubungan dengan sistem sehingga data yang mengalir dapat didefinisikan

dan dapat tersimpan secara lengkap.

2. Kamus Data Komposit, yaitu daftar tentang semua elemen data yang

berhubungan dengan sistem dimana elemen data komponen ini terdiri dari

dua elemen data elemen yang saling berkaitan.

II.2.9 MySQL

MySQL merupakan software sistem manajemen database (database

manajemen system – DBMS) yang sangat popular dikalangan pemrogram web,

terutama dilingkungan linux dengan menggunakan script PHP dan Perl. Software

database ini kini telah tersedia juga pada platform sistem operasi Windows

(98/ME atau pun NT/2000/XP). Kepopuleran MySQL dimungkinkan kerena

kemudahannya untuk digunakan, cepat secara kinerja query dan mencukupi untuk

kebutuhan database perusahaan – perusahaan skala menengah kecil.

MySQL memiliki fitur bawaan dan fitur tambahan. Contoh fitur tambahan

adalah MySQL/InnoDB dan MySQL/BDB. Merupakan fitur tambahan yang

memungkinkan MySQL mempunyai kemampuan menerapkan dan menangani

transaksi database manajemen yang besar dengan menggunakan Tabel dengan

format InnoDB atau BDB [9].

II.2.10 HTML

HTML merupakan kependekan dari Hyper Text Markup Language.

Dokumen HTML adalah file teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks

(43)

dokumen yang disajikan dalam browser web surfer [10]. Dokumen ini umumnya

berisi informasi atau interface aplikasi di dalam internet. Ada dua cara untuk

membuat sebuah web page, yaitu dengan HTML editor atau dengan editor teks

biasa (misalnya notepad).

Dokumen HTML disusun oleh elemen – elemen. Elemen merupakan istilah

bagi komponen – komponen dasar pembentuk dokumen HTML. Beberapa contoh

elemen adalah head, body, Tabel, paragraf dan list. Elemen dapat berupa teks

murni atau bukan teks atau keduanya.

Untuk menandai berbagai elemen dalam suatu dokumen HTML biasanya

digunakan tag. Tag HTML terdiri atas sebuah kurung sudut kiri (< , tanda lebih

besar). Tag umumnya berpasangan misalnya <H1> dengan </H1>, tag yang

menjadi pasangan selalu diawali dengan karakter garing (/, garis miring).

II.2.11 PHP

PHP adalah salah satu bahasa pemrograman skrip yang dirancanng untuk

membangun aplikasi web [11]. Ketika dipanggil dari web browser, program yang

ditulis dengan PHP akan diterjemahkan ke dalam dokumen HTML, yang

selanjutnya akan ditampilkan kembali ke web browser. Kerena pemrosesan

program PHP dilakukan di lingkungan web server, PHP dikatakan sebagai bahasa

sisi server atau server-side. Oleh sebab itu, seperti yang telah dikemukakan

sebelumnya kode PHP tidak akan terllihat pada saat user memilih perintah “View

Source” pada web browser yang mereka gunakan. Cara kerja aplikasi web yang

ditulis dengan PHP dapat diilustrasikan dengan gambar dibawah ini.

(44)

Berikut adalah keterangan dari gambar diatas :

1. User menulis www.abcd.com/catalog.php ke dalam address bar dari web

browser.

2. Web browser mengirimkan pesan di atas ke komputer server

(www.abcd.com) melalui internet dan meminta halaman catalog.php.

3. Web server (misalnya Apache), program yang berjalan di komputer server

akan menangkap pesan tersebut, lalu meminta interpreter PHP (program

lain yang juga berjalan di computer server) untuk mencari file catalog.php

dalam disk driver.

4. Interpreter PHP membaca file catalog.php dari disk drive.

5. Interpreter PHP akan menjalankan perintah – perintah atau kode PHP

yang ada dalam file catalog.php. Jika kode dalam file catalog.php

melibatkan akses terhadap database (misalnya MySQL) maka interpreter

PHP juga akan berhubungan dengan MySQL untuk melaksanakan perintah

– perintah yang berkaitan dengan database.

6. Interpreter PHP mengirimkan halaman dalam bentuk HTML ke Apache.

7. Melalui internet, Apache mengirimkan halaman yang diperoleh dari

interpreter PHP ke komputer user sebagai respon atas permintaan yang

diberikan.

8. Web browser dalam komputer user akan menampilkan halaman yang

dikirim oleh Apache.

PHP adalah bahasa yang dirancang untuk mudah diletakan di dalam kode

HTML. Banyak dijumpai kode PHP yang menyatu dengan kode HTML kode

PHO diawali dengan tag <?php dan diakhiri dengan tag ?>.

II.2.12 CSS

CSS merupakan singkatan dari Cascading Style Sheet. Kegunaannya adalah

untuk mengatur tampilan dokumen HTML [12], contohnya seperti pengaturan

jarak antar baris, teks, warna dan format border bahkan penampilan file gambar.

CSS dikembangkan oleh W3C, organisasi yang mengembangkan teknologi

(45)

CSS hanyalah berupa kumpulan script yang tujuannya bukan untuk

menggantikan HTML, melainkan perlengkapan agar dokumen HTML bisa tampil

lebih cantik dan dinamis. Kode CSS bersifat lintas platform, yang berarti script ini

dapat dibaca oleh berbagai macam sistem operasi atau browser. Hanya saja

browser seperti Internet Explorer seringkali salah mengartikan sript CSS yang

menyebabkan tidak sempurnanya tampilan dokumen HTML.

Berbeda dengan skrip HTML, cara penulisan sintaks kode CSS secara

umum terdiri atas komposisi berikut ini :

Selector { property : value }

Selector merupakan tag HTML atau elemen (class / ID) yang dipilih, Property

adalah atribut yang ingin diatur nilainya, sedangkan Value merupakan nilai dari

property, bisa berupa angka atau teks.

II.2.13 Dreamweaver

Dreamweaver adalah sebuah sofware web design yang menawarkan cara

mendesain website dengan dua langkah sekaligus dalam satu waktu, yaitu

mendesain dam memprogram [13]. Dreamweaver memiliki satu jendela mini yang

disebut HTML source, tempat kode – kode HTML tertulis. Setiap kali mendesain

web, seperti menulis kata – kata, meletakan gambar, membuat tabel dan proses

lainnya, tag – tag HTML akan tertulis secara langsung mengiringi proses

pengaturan website.

Dreamweaver juga mampu mengenali tag – tag lain diluar HTML, seperti Cold

Fussion dan ASP, serta mendukung script – script dinamik HTML dan CSS style.

Dreamweaver memberikan pilihan workspace baru yang terintegrasi,

menyediakan lingkungan pengembangan yang lebih familiar dengan dockable

panel yang lengkap.

II.2.14 Teori Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

(46)

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang

diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila

jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat

berupa pertanyaan tertutup atau pertanyaan terbuka. Beberapa prinsip dalam

penulisan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data yaitu : prinsip penulisan,

pengukuran dan penampilan fisik [14].

1. Prinsip Penulisan Kuesioner, prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu :

a. Isi dan tujuan Pertanyaan

Yang dimaksud disini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut merupakan

bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam

membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus skala pengukuran

dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

b. Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner harus disesuaikan dengan

kemampuan berbahasa responden. Bahasa yang digunakan dalam kuesioner

harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan sosial dan

frame of reference dari responden.

c. Tipe dan bentuk pertanyaan

Tipe pertanyaan dapat terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka adalah

pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya

berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah

pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan

responden memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang

telah tersedia.

d. Pertanyaan tidak mendua

Setiap pertanyaan dalam kuesioner tidak boleh mendua atau dalam istilah lain

double barreled, sehingga menyulitkan responden untuk memberikan

jawaban.

Gambar

Gambar I.1 Model Waterfall [3] ‎
Gambar II.1 Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Cirebon ‎
Gambar II.2 Transformasi Data Menjadi Informasi [5] ‎
Gambar II.3 Cara Kerja PHP [11] ‎
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan asumsi yang sama, yakni mean log return portofolio adalah nol, dan dengan tingkat signifikasi 5%, serta dengan investasi awal adalah satu satuan, Value at Risk

Berbeda dengan studi-studi sebelumnya yang hanya melihat peran kelembagaan terhadap aspek tertentu, seperti pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan, studi ini juga

Program pengabdian masyarakat dalam bentuk edukasi kesehatan pentingnya perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) di Panti Asuhan Al-Mukhtariyah Palembang

Untuk jumlah geliat ekstrak temu kunci dosis 30 mg/kg BB tidak berbeda bermakna dengan asetosal, sedangkan ekstrak temu kunci dosis 15 mg/kg BB dan dosis 60 mg/kg

Penulis juga pernah melaksanakan Praktik Lapangan (PL) di Laboratorium Bioproses, Pusat Penelitian Bioteknologi- LIPI Cibinong selama periode Juli sampai Agustus 2007, dan

Mereka menganggap perawi hadith palsu sama dengan pemalsunya dari sudut dosa berdasarkan sabda Nabi: “sesiapa yang menceritakan hadith daripadaku yang dia melihatnya sebagai palsu

Number of Traffic Accidents, Victims, and Material Lost by Resort Police, 2009……… 145 5.3.7 Jumlah Kriminalitas yang dilaporkan ke POLRES/POLRESTA menurut Jenis. Kriminalitas

Bila diamati, bintang selalu bergerak di langit malam, baik itu tiap jam maupun tiap hari akibat pergerakan Bumi relatif terhadap bintang (rotasi dan revolusi