• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Indonesia-Inggris dalam meingkatkan kemampuan Bahasa Inggris Pasukan Perdamaian Indonesia untuk PBB melalui program peacekeeping englisn project (PEP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kerjasama Indonesia-Inggris dalam meingkatkan kemampuan Bahasa Inggris Pasukan Perdamaian Indonesia untuk PBB melalui program peacekeeping englisn project (PEP)"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Data Pribadi

Nama : Hario Rizki Setiadi

Tempat dan Tanggal Lahir : Bekasi, 2 September 1989 Nomor Induk Mahasiswa : 44306009

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Telepon : 0878 250 755 42

Alamat : Perumahan Bumi Anggrek Blok M, N No. 42 Bekasi Timur, Jawa Barat.

Berat Badan : 73 Kg

Tinggi Badan : 175 cm

Status Marital : Belum Menikah

Motto : DOn’t quIT ( DO IT ! )

Email : hariorizkisetiadi@gmail.com

Orang Tua :

Nama Ayah : Toto Harsono Pekerjaan : Wiraswasta Nama Ibu : Ria Tomongo Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Perumahan Bumi Anggrek Blok M, N No. 42 - Bekasi Timur

Bandung, 12 September 2013

(6)

1. 2006-2013 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Komputer Indonesia, Bandung

Berijazah

2. 2003-2006 SMA Negeri 3 Bekasi Berijazah 3. 2000-2003 SMP Negeri 3 Bekasi Berijazah 4. 1994-2000 SDN Teluk Angsan II Berijazah

PENDIDIKAN NONFORMAL

(7)

4. 2008 “Cooperative Study of International Relation Science Department of UNIKOM”, The Embassy of Palestine

6. 2009 “The Future of United States of America – Indonesia Relationship”, U.S. Embassy, 9. 2010 “Workshop Penyuluh Pencegahan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba [P4GN] di Lingkungan Mahasiswa”, ITB, Bandung

Bersertifikat

10. 2009 Acara Latihan Dasar Kepemimpinan “Membentuk Kader-Kader Pemimpin Bangsa yang Berkualitas, Kompeten, Bertanggungjawab, Penuh Dedikasi”, Auditorium Unikom, Bandung

Bersertifikat

KEAHLIAN/BAKAT

No. Uraian

1. Operasionalisasi Microsoft Office (Terutama Word) 2. Sepakbola, Basket, Badminton

(8)
(9)

MELALUI PROGRAM PEACEKEEPING ENGLISH

PROJECT (PEP)

The Partnership between Indonesia England in Improving English Language Skill of Indonesian Peacekeepers for United Nation Mission Through

Peacekeeping English Project (PEP)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Gelar Sarjana Strata-1 (S-1) pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Komputer Indonesia

Oleh

Hario Rizki Setiadi 44306009

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN

INTERNASIONAL

(10)

menyadari dalam penyusunan skripsi ini, banyak menenmukan kesulitan dan hambatan disebabkan keterbatasan dan kemampuan peneliti, disertai keinginan kuat dan usaha yang sungguh, maka akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan sebagaiamana yang diharapkan.

Untuk kedua Orang Tua tercinta, Toto Harsono dan Ibu Ria Tomongo dan Kedua adik tercinta Salsabila A. Prasetia dan Tri Handayani Putri, terima kasih untuk segala do’a, nasihat, dan kasihnya yang sungguh luar biasa, serta dukungan baik moral dan materiil. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu baik itu melakukan penelitian maupun dalam penyusunan skripsi, peneliti tidak mungkin menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah mengeluarkan surat pengantar untuk penelitian skripsi dan menandatangani lembar pengesahan.

2. Yth. Bapak Andrias Darmayadi, S.IP.,M.Si Ketua Program Studi Hubungan Internasional, yang memberikan pengarahan penyusunan skripsi serta arahan yang tidak henti-hentinya sebelum peneliti melaksanakan penelitian skripsi dan telah memberikan pengesahan pada skripsi untuk disidangkan.

(11)

5. Yth. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Ilmu Hubungan Internasional UNIKOM yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama menjalani perkuliahan. 6. Yth. Ibu Dwi Endah Susanti, S.E Sekretariat Jurusan Prodi Hubungan

Internasional yang telah membantu peneliti dalam administrasi selama berkuliah di UNIKOM dan selama proses penyusunan skripsi.

7. Yth. Bapak Haryadi dari Pusdiklat Bahasa Kemhan yang telah memberikan kesempatan untuk kunjungan pustaka guna melakukan penelitian 8. Yth. Mr. Colm Downes dari British Council yang telah memberikan

kesempatan untuk kunjungan pustaka guna melakukan penelitian.

9. Asih Rosnaningsih kekasih saya yang telah membantu peneliti ke lokasi penelitian serta memberikan dukungan dan motivasi belajar ekstra untuk menyelesaikan penelitian. Terima Kasih.

10.Untuk teman-teman HI-06 segera menyusul dan selalu semangat. Serta seluruh mahasiswa Hubungan Internasional Angk. 2007 s/d 2013 terima kasih untuk supportnya.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti berharap dan berterima kasih atas segala saran dan kritik dari pembaca. Serta menerima saran dan kritik tersebut dengan hati terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Agustus 2013

(12)

LEMBAR PERSEMBAHAN ……….. iii

2.2. Kerangka Pemikiran... 21

2.2.1. Hubungan Internasional ... 21

2.2.2. Kerjasama Internasional ... 25

2.2.3. Kerjasama Bilateral ... 28

2.2.4. Politik Luar Negeri ... 31

2.2.4.1. Politik Luar Negeri Indonesia ………. 34

(13)

3.1.1.2 Bidang Kerjasama Luar Negeri Indonesia – Inggris ... 44

3.1.2. Gambaran Umum Pasukan Perdamaian PBB dan Pasukan Perdamaian Indonesia Untuk PBB ... 47

3.1.2.1. Sejarah Pasukan Perdamaian PBB ... 47

3.1.2.2. Sejarah Indonesia Sebagai Anggota Pasukan Perdamaian PBB 57 3.1.2.2.1. Dasar Hukum Indonesia Dalam Menjaga PerdamianPBB ... 62

3.1.2.2.2. Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian ... 64

3.1.3. Peacekeeping English Project ... 65

3.1.4. Peacekeeping English Project di Indonesia ... 69

3.2. Metode Penelitian ... 71

3.2.1. Desain Penelitian ... 71

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ... 72

3.2.2.1. Studi Pustaka ... 72

3.2.2.2. Studi Lapangan ... 72

3.2.3. Teknik Penentuan Informan ... 72

3.2.4. Tenik Analisa Data ... 73

3.2.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 73

3.2.5.1. Lokasi Penelitian ... 73

3.2.5.2. Waktu Penelitian ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Latar Belakang Peacekeeping English Project (PEP) ... 75

4.2. Kegiatan Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Pasukan Perdamaian Indonesia Untuk PBB ... 80

4.2.1. Materi Pengajaran Peacekeeping English Project (PEP)………… 82

(14)

untuk PBB ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 103

5.2 Saran ... 103

5.2.1. Teoritikal ………... 103

5.2.2. Praktikal ……… 104

DAFTAR PUSTAKA ... 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 113

(15)

Gartner inSmall States and Alliance. Germany: Physica-VerlagHeidelberg. Diehl, Paul F. 1994. International Peacekeeping. Baltimore: The Johns Hopkins

University Press.

Fadillah, Muhammad. I. 2005. ProspekHubungan Bilateral Indonesia danAmerika:

MembangunSalingPengertian. PusatKajianAdministrasiInternasional.

LembagaAdministrasiNasional Jakarta.

May Rudi, Teuku. 1993. Teori, Etika, dankebijakanHubunganInternasional. Bandung: Angkasa.

_______________. 2002.

StudiStrategisDalamTransformasiSistemInternasionalPascaPerangDingin. Bandung: PT. RefikaAditama.

_______________. 2003. AdministrasidanOrganisasiInternasional. Bandung:RefikaAditama.

Mingst, Karen. 2008. Essentials of International Relationship. New York: W. W. Norton and Company.

Perwita, Anak A.B, danYani, Yanyan M. 2005.

PengantarIlmuHubunganInternasional. Bandung: PT. RemajaRosdakarya

Robert, Jackson dan Sorenson, George. 2005.

PengantarStudiHubunganInternasional. Yogyakarta :PustakaPelajar.

Sheehan, Michael. 2005. International Security: An Analytical Survey. London: Lynne Rienner Publications.

Snyder, Craig. A. 2011. Contemporary Security and Strategy: Third Edition Revisedand Updated. Palgrave Macmillan

(16)

Yulianto, DwiPurnomo. 2005. MiliterdanKekuasaan: Puncak PuncakKrisisHubunganSipil – Militer di Indonesia. Narasi: Yogjakarta.

B. DOKUMENTASI

_____. 1990. The Blue Helmets: a review of United Nations Peacekeeping. United Nations Dept of PublicInformation, United Nations, New York,

_____. 1996.Principles for the Conduct of Peace Support Operations (PSO), TheUnited Nations Institute for Training and Research, Programme of Instruction in Peace-keeping Operations, United NationsInstitute for Training and Research. New York

_____. 2003.Handbook on United Nations Multidimensional Peacekeeping

Operations.2003.Peacekeeping Best Practice Unit. Department of

PeacekeepingOperations. United Nation.

. TheDepartment of Defense Dictionary of Military and Associated Terms. Standardization of Military andAssociated Terminology. 2004.

PILDAT. 2008. International Conference Civil-Military Relations. Lahore: Pakistan. Pakistan Institute of Legislative Development and Transparency.

Sheeley, G.J. 2005. Achieving Interoperability ThroughDefence Diplomacy. PEP Newsletter Issue 20 October 2005. British Council publication.

Woods, Paul. 2005. Offering Test Takers A guiding Hand. PEP Newsletter Issue 20 October 2005. British Council publication.

C. JURNAL DAN KARYA ILMIAH

Anggoro, Kusnanto. MakalahPembanding Seminar Pembangunan HukumNasionalVllI. 14 Juli 2003.

Djelantik, Sukawarsini. 2008. KerjasamaInternasionalmemerangiKorupsi

(International Cooperation to Combat

(17)

Feldman, Major Robert. L. 2008. Problems Plaguing African Union PeacekeepingForce. Defense&Security Analysis Vol. 24, No. 3, pp. 267– 279. Kansa, USA. Routledge.

Goulding, Marrack. 1993. The Evolution of United Nations Peacekeeping.International Affairs Vol.69. No.3 1993. Blackwell Publishing.

Hay, Esther. 2009. Managing the Whole Wide World of PEP. Back Issues of

PEPNewsletter. Manchester, UK. The United Kingdom’s International

Organization for Cultural Relation and Educational Opportunities.

Perwita, AnakAgung Banyu. 2005. ReformasiSektorKeamanan Demi

DemokrasiPenangananTerorisme di Indonesia.

JurnalIlmuSosialdanIlmuPolitik Volume 9, Nomor 1, Juli 2005.

Tertrais, Bruno. 2004. The Changing Nature of Military Alliances. The Center forStrategic and International Studies and the Massachusetts Institute of Technology.

Weitsman, Patricia. A,. 2010. Wartime Alliances versus Coallition Warfare: HowInstitutional Structure Matters in the Multilateral Prosecution of Wars.

Williams, Paul, Bellamy, Alex, and Griffin, Stuart. 2010. Understanding Peacekeeping. United Kingdom: Polity.

D. WEBSITE

Amarullah, Amir. 2009. PentingnyaPeranPenterjemahDalamMisi PBB. Melaluihttp://nasional.news.viva.co.id/news/read/87114 [[01/04/13]

Cooper, Lucy. 2005. Peacekeeping English.

Melaluihttp://sofiaecho.com/2005/06/27/642372_peacekeeping-english [11-06-13]

Damanik, Erikson. 2013. KebijakanPolitikLuarNegeri Indonesia. Melaluihttp://xerma.blogspot.com/2013/04/kebijakan-politik-luar-negeri-indonesia.html [28/08/13]

(18)

Downes, Colm. 2013. Indonesia Keeps the Peace with English. Melaluihttp://mag.digitalpc.co.uk/Olive/ODE/ELGAZETTE/Default.aspx?hr ef=ELGAPD4%2F2013%2F05%2F01&pageno=15&view=document [28/8/13]

Gemilang, Mirza. 2012. PMPP TNI, SiapKirimkanMisiKe Syria. Melaluihttp://hankam.kompasiana.com/2012/05/04/pmpp-tni-siap-kirimkan-misi-ke-syria-459854.html [19/04/13]

Fathoni, Kriss. 2013. MerasakanNuansa Liverpool FC Ala Garuda Indonesia. Melaluihttp://sport.detik.com/sepakbola/read/2013/02/25/174752/2179315/7 6/merasakan-nuansa-liverpool-fc-ala-garuda-indonesia [03/04/13]

Fauzi. 2012. SekilasTentang Peacekeeper Indonesia. Melaluihttp://www.pkc- indonesia.com/index.php/component/content/article/37-dokumen/113-penjaga-perdamaian-asal-indonesia?format=pdf [17/04/13]

Faqih, Abdullah. 2012. Kiprah TNI dalamMisiPerdamaian. Melaluihttp://pemimpinmuda.wordpress.com/2012/08/29/kiprah-tni-dalam-misi-perdamaian-dunia/ [20-08-2013]

Juwono, Vishnu. 2012. ApaSajaKerjasamaPertahanan Indonesia – Inggris. Melaluihttp://www.tempo.co/read/news/2012/11/02/078439318[03/04/13] _____________. 2012.Hubungan Bilateral Indonesia danInggris;

ApaSajaProspekdanTantangannya.

Melaluihttp://vishnujuwono.wordpress.com/tag/hubungan-bilateral/[29/08/13]

Lotbinjere, Max De. 2009. Peacekeeping English under Threat: Language Training to Help Colombian Soldiers Integrate into Multinational Operations is One of The Projects Facing an Uncertain Future as Britain Cuts Back on

Specialist Support.

Melaluihttp://www.guardian.co.uk/education/2009/may/22/tefl-colombia. [11-06-13]

(19)

Rahmawati,Fierda M. 2010. Peacekeeping Operation PBB PadaKonflik Darfur

Tahun 2004-2008. FISIP UI 2010.

Melaluihttp://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132923-T%2027784-Peacekkeping%20operation-Analisis.pdf. [29/08/13]

Widayanto, Ardi. 2012. KebijakanDepartemenLuarNegeri Indonesia DalamPelaksanaanPolitikBebasAktif.Melaluihttp://hitamandbiru.blogspot.co m/2012/08/kebijakan-departemen-luar-negeri.html [28/08/13]

Yunita, Irma. 2013. Makalah Indonesia danPerdamaianDunia. Melaluihttp://irmayunittaa.blogspot.com/2013/01/makalah-indonesia-dan-perdamaian-dunia.html [17/04/13]

E. DOKUMEN DALAM WEBSITE

_____. 2012. English for Peacekeeping.

Diaksesdarihttp://www.britishcouncil.org/indonesia-english-for-peacekeeping.htm

[11-06-13]

_____. 2012. Fasilitas PMPP Indonesia. Melalui

http://www.pkcindonesia.com/index.php/profil/fasilitas-pmpp-tni, [26/08/2013] _____. 2012.IndonesiaTingkatkanJumlahPasukanPerdamaian.

Melaluihttp://www.voaindonesia.com/content/indonesia-tingkatkan-jumlah-pasukan-perdamaian/666740.html [28/08/13]

_____. 2013. HubunganLuarNegeri Indonesia. 2013. Melaluihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_luar_negeri_Indonesia[29/08/ 13]

_____. 2013. United Kongdom Embassy in Indonesia. 2013 Melaluihttps://www.gov.uk/government/world/indonesia.id[29/08/13]

_____. 2013. Peacekeeping English Project. 2013. Melaluihttp://www.britishcouncil.org/learning-elt-pep.htm [29/08/13]

_____. 2013. Peacekeeping English Project Indonesia. 2013.

(20)

_____. 2013. Daftar Peacekeeping Operation dariTahun 1948 2013. http://www.un.org/en/peacekeeping/documents/operationslist.pdf [06/05/13] _____. 2013. Indonesia InggrisPerkuatKemitraan Bilateral. 2013.

Melaluihttp://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/01/19/142192/ Indonesia-Inggris-Perkuat-Kemitraan-Bilateral [03/04/13]

_____. 2013. The International Association of Peacekeeping Training Centres. 2013. Melaluihttp://www.iaptc.org/ [06/05/13]

_____. 2013. KontribusiPasukanPerdamaian PBB per 31 Maret 2013. Melalui http://www.un.org/en/peacekeeping/documents/chart.pdf [06/05/13]

_____. 2013. Kontribusi Indonesia DalamMisiPerdamaian per 31 Maret 2013. Melaluihttp://www.un.org/en/peacekeeping/contributors/2013/mar13_3.pdf

[09/05/13]

_____. 2013. Partisipasi Indonesia DalamPasukan PBB. 2013. Melaluihttp://www.deplu.go.id/Pages/IIssueDisplay.aspx?IDP=10&l=id [05/18/13] _____. 2013. PengirimanPasukanPerdamaianAsal Indonesia DalamMisiPerdamaian

PBB.

(21)

1.1Latar Belakang Masalah

Setiap negara tidak dapat berdiri sendiri. Mereka harus bekerja sama dengan negara lain. Hal tersebut sesuai dengan adanya hukum internasional yang didasarkan atas pemikiran bahwa adanya masyarakat internasional yang terdiri dari negara yang merdeka, sederajat dan berdaulat. Kehidupan negara-negara itu mempunyai hubungan saling ketergantungan satu sama lain. Sehingga terjadilah suatu interaksi, melalui interaksi ini akan terjadi suatu pola hubungan yaitu hubungan internasional. Pola hubungan tersebut dapat berupa kerjasama, persaingan, dan pertentangan, tapi yang diharapkan tentunya adalah pola-pola kerjasama.

Kerjasama ini ada 3 kategori, yang pertama adalah kerjasama bilateral, kedua multilateral, dan ketiga adalah kerjasama regional. Begitu juga dengan negara Indonesia melaksanakan kerjasama internasional dalam berbagai bidang, baik dalam ruang lingkup bilateral, regional, maupun multilateral.

(22)

berkepanjangan di Palestina dan negara Suriah yang masih perlu penanganan dari masyarakat internasional.

Dalam perkembangan selanjutnya, masyarakat internasional yang kemudian bergabung dalam wadah organisasi internasional memegang peranan dalam menyelesaikan masalah antar bangsa tersebut. Organisasi internasional yang memegang peranan dalam menyelesaikan masalah antar bangsa antarbangsa tersebut, dalam kaitan ini adalah Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Harapannya adalah bahwa PBB akan menjadi kekuatan politik yang tidak terpengaruh yang siap mencegah dan meredam berbagai permasalahan yang telah ada.

Sebagai salah satu wujud nyata keterlibatan PBB dalam mencegah atau meredam permasalahan atau konflik yang terjadi antar negara dan sebagai bukti bahwa PBB adalah organisasi yang bersifat netral, maka dibentuklah Pasukan Perdamaian PBB pada tahun 1948 yang terdiri dari negara - negara kontributor dari seluruh dunia yang dikirim untuk membantu menyelesaikan konflik di negara-negara yang bersangkutan. Salah satu negara kontributor Pasukan Perdamaian PBB adalah Indonesia.

Selanjutnya dalam hubungan regional dan internasional, Indonesia berperan aktif sebagai negara kontributor pasukan penjaga perdamaian dunia (PBB). Indonesia mempunyai sejarah panjang dan secara berkala mengirimkan tentara dibawah bendera PBB sejak tahun 1957 sampai dengan sekarang.

(23)

tantangan dalam menutup gap antara supply dan demand dalam berbagai misi penjaga perdamaian (deplu.go.id, diunduh 17 Mei 2013).

Gambar 1.1. INDF Present Deployment

Gambar diatas menunjukan jumlah pasukan perdamaian Indonesia yang telah dan masih menjalankan misi perdamaian PBB diseluruh dunia dengan total jumlah pasukan sebesar 1837 personel. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia konsisten dan peran aktifnya menjalankan perdamaian dunia. Diharapkan ditahun-tahun yang akan mendatang jumlah tersebut akan terus meningkat dan diimbangi dengan kualitas pasukan perdamaian Indonesia yang dikirim seperti kemampuan hard skills (tactical and survival skills) dan soft skills (kemampuan beradaptasi

(24)

terlibat dalam proyek internasional seperti misi perdamaian di bawah bendera PBB.

Selain berperan aktif sebagai pasukan penjaga perdamaian dunia (PBB), Indonesia juga aktif dan menjadi anggota dari International Association of Peacekeeping Training Centre (IAPTC). Organisasi ini bertujuan untuk

menyatukan berbagai organisasi internasional, institusi, pusat pelatihan penjaga perdamaian, universitas-universitas, dan grup atau organisasi lainnya yang bergerak dalam bidang perdamaian. Sejak didirikan tahun 1995, telah bergabung 90 negara dan organisasi global yang tersebar diseluruh dunia (http://www.iaptc.org/about-iaptc/ diunduh tanggal 1 April, 2013).

Keterlibatan Indonesia dalam peran aktifnya menjaga perdamaian dunia telah dilegitimasi oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Alinea Keempat yang berbunyi:

"Kemudian daripada itu untuk membentuk pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamian abadi, keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” (Pembukaan UUD 1945 Alinea 4).

(25)

bangsa dan, (4) Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

Negara Indonesia juga berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia untuk kepentingan bersama serta tunduk pada Perserikatan Bangsa-Bangsa atau disingkat PBB.

Selain Pembukaan UUD 1945, peran aktif Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia juga dipertegas dengan Undang-undang Nomor 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Dalam Undang – Undang tersebut dikemukakan bahwa politik luar negeri diartikan sebagai kebijakan, sikap, langkah pemerintah republik Indonesia yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan subjek hukum internasional lainya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional.

Inti dari kedua asas hukum diatas adalah mempertegas asas politik negara yang dianut Indonesia, yaitu asas politik dalam negeri yang berkedaulatan rakyat, dan asas politik luar negeri yaitu bebas aktif. Bebas artinya tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Aktif artinya tidak pasif atas kejadian-kejadian internasional melainkan aktif menjalankan kebijakan luar negeri dengan cara berperan serta menjaga perdamaian dunia.

(26)

Force Peacekeeping Center (INDF-PKC) atau dikenal sebagai Pusat Misi

Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) pada tahun 2011 yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bukit Setntul, Bogor - Jawa Barat.

Tugas pokok PMPP Indonesia adalah merencanakan dan menyiapkan personel TNI dalam penugasan, pelatihan dan pendidikan di dalam dan di luar negeri dalam ruang lingkup operasi pemeliharaan perdamaian. Sedangkan Fungsi PMPP TNI itu sendiri adalah :

1. Merumuskan, merencanakan, menyiapkan, menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengiriman dan penerimaan misi pemeliharaan perdamaian.

2. Menyelenggarakan kegiatan latihan serta memelihara kemampuan personel maupun satuan TNI yang dipersiapkan untuk operasi pemeliharaan perdamaian.

3. Merencanakan kebutuhan operasi, administrasi, dan logistik dalam rangka pelaksanaan latihan bagi personel dan satuan TNI yang disiapkan untuk melaksanakan operasi pemeliharaan perdamaian.

Diharapkan keberadaan INDF-PKC dapat menciptakan menciptakan sebuah sarana yang mengumpulkan keahlian perdamaian dan menyebarluaskan pengetahuan kepada praktisi baik dalam kawasan regional maupun internasional. Selain itu, wujud nyata program INDF PKC yang telah dilakukan pada tahun 2012, adalah sebagai berikut:

(27)

2. Dengan GPOI USPACOM dalam melakukan Latihan Bersama, Kursus dan Konferensi Komandan PKC.

3. Instruktur Program Pertukaran dengan Kanada dan Australia.

4. Partisipasi siswa dalam berbagai kursus di Australia, Kanada, Nepal, Bangladesh, India, Mongolia, Malaysia, Italia.

5. Dengan Exchange Program Visit VIP UNDPKO, Irlandia, Finlandia. Norwegia, Australia, Korea Selatan, Jepang, Thailand, Amerika Serikat, Inggris, Nepal, Italia, Singapura, dan lain-lain.

6. Dengan Amerika Serikat dalam mengembangkan Akomodasi Troop di Base New PKC, Sentul-Bogor.

Keenam program diatas telah dilaksanakan pada tanggal 23 April sampai dengan Mei 2012. Event tersebut dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, dan ditutup oleh Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Indonesia Brigadir Jenderal TNI Imam Eddy Mulyono. Event tersebut diharapkan memberikan manfaat yang positif bagi peserta yang sebagian besar merupakan perwira-perwira yang dipersiapkan untuk mengikuti misi pemeliharaan PBB dimasa yang akan datang (http://hankam.kompasiana.com/2012/05/04/pmpp-tni-siap-kirimkan-misi-ke-syria-459854.html Diunduh 16 April, 2013).

(28)

Bahasa merupakan sebuah prasarana yang paling penting dalam berkomunikasi. Seperti yang kita ketahui bahasa Inggris merupakan bahasa pengantar yang digunakan untuk berkomunikasi secara internasional. Pada prakteknya, bahasa Inggris wajib dipelajari sebagai salah satu kurikulum wajib dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Bahasa Inggris telah menyatu dengan berbagai aspek dan berbagai lapisan tidak hanya dari sektor pendidikan, sosial ekonomi, kebudayaan, bahkan dari sektor militer pun memerlukan pengajaran bahasa Inggris.

Pelatihan Bahasa Inggris sangat penting untuk prajurit dan perwira sebelum penempatan, untuk meningkatkan sisi kooperatif dari pasukan internasional. Pelatihan Bahasa Inggris juga merupakan saluran utama untuk memberikan pelatihan dalam mengurangi permasalahan yang terjadi dilapangan. Sebagai contoh, adanya penterjemah bahasa (interpreter) pada misi perdamaian dunia PBB pada Satgas TNI Konga XXIII-C (Indobatt/Indonesian Battalion) yang sedang melaksanakan misi perdamaian UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) - Lebanon Selatan yang dikirim pada tahun 2006 dan masih berjalan

hingga 2013.

Penterjemah ini setiap hari bertugas membantu anggota Satgas yang sedang melaksanakan interaksi dengan masyarakat seperti dalam kegiatan patroli, medical assistance, smart car, computer class dan lain-lain. Interaksi yang

(29)

dan bahasa Inggris (http://nasional.news.viva.co.id/news/read/87114 diunduh tanggal 1 April, 2013).

Dapat dibayangkan bila pasukan perdamaian Indonesia tidak menguasai bahasa Inggris, maka mereka akan mengalami kesulitan berkomunikasi dalam berbagai aktivitas yang mereka lakukan, tidak hanya dengan warga lokal tetapi juga dengan rekan sejawat mereka dari negara lain. Maka dapat disimpulkan bahwa bahasa Inggris menjadi sangat vital keberadaannya dalam menujang kesuksesan suatu misi perdamaian karena seperti kita diketahui bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang dipergunakan dalam penuturan komunikasi global.

Kendala terkait bahasa seperti dipaparkan diatas kemudian melatarbelakangi Indonesian National Defense Force Peacekeeping Center (INDF-PKC) untuk menjalin kerjasama bilateral dengan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia dalam bentuk program Peacekeeping English Project (PEP). Peran utama dari program ini adalah untuk memfasilitasi interoperabilitas pasukan penjaga misi perdamaian Indonesia dengan pasukan internasional lainnya pada misi PBB, dan untuk meningkatkan efektivitas operasi pendukung perdamaian.

Proyek pengajaran Bahasa Inggris Peacekeeping English Project (PEP) untuk Tentara Nasional Indonesia didirikan pada November 2012 dan berbasis di Indonesian National Defense Force Peacekeeping Center (INDF-PKC) di Bogor,

Indonesia. Tujuan proyek ini adalah sebagai berikut:

(30)

2. Untuk meningkatkan tingkat bahasa personil angkatan pertahanan Indonesia sehingga mereka dapat secara efektif berpartisipasi dalam operasi Penjaga Perdamaian PBB dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa yang mereka gunakan untuk bekerja.

3. Untuk membangun sistem pelatihan bahasa Inggris jangka panjang dan berkelanjutan dalam hubungannya dengan program Perdamaian dan Indonesia bisa membangun sekolah militer berbasis kebahasaan di seluruh negeri.

4. Untuk mengembangkan sistem pelatihan bahasa Inggris berdasarkan silabus khusus, fasilitas belajar dengan akses personal, sistem pengujian yang dirancang sedemikian rupa dan kesempatan untuk mendapatkan tingkat pelatihan kependidikan yang handal. (http://www.britishcouncil.org/indonesia-english-for-peacekeeping.htm diunduh tanggal 1 April, 2013).

(31)

Kedua negara juga merupakan anggota dari organisasi G-20 yang bergerak dalam bidang ekonomi.

Setelah ketidakstabilan keamanan yang terjadi pada tahun 60’an,

hubungan kerjasama antara Indonesia dan Inggris semakin meningkat. Karena pentingnya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, pemerintah Indonesia telah mempromosikan pengajaran pendidikan bahasa Inggris disekolah-sekolah local sejak tahun 1970. British council sendiri telah ada di Indonesia sejak tahun 1948 yang bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan Inggris di Indonesia yang menekankan pada area: kebahasaan, kesenian, pendidikan, dan sosial.

Beberapa bentuk kerjasama dalam bidang pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Inggris yang telah dilakukan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Pada tahun 2006, mantan perdana menteri Negara Inggris Tony Blair menemui Presiden Susilo-Bambang Yudhoyono dimana mereka membuat pertama kali mencetuskan kesepakatan kemitraan (Partnership) dengan tema “Membangun kemitraan regular Indonesia-Inggris, Forum yang ditengahi oleh

Kementrian Luar Negeri untuk mempromosikan dialog strategi Bilateral, Multilateral dan Isu global. Forum Indonesia – Inggris pertama kali diadakan pada tahun 2007, diketuai oleh Menteri Luar Negeri Negara Inggris Margaret Beckett dan Menteri Luar Negeri Indonesia oleh Hassan Wirajuda.

(32)

memajukan demokrasi sosial, kebebasan bermasyarakat, dan perlindungan terhadap lingkungan. Dalam pertemuan dengan anggota parlemen Hayono Isman, The House of Lords mengutarakan niat untuk berkerjasama lebih lanjut lagi

diantara kedua negara.

Pada tahun 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Inggris David Cameron menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) di kantor sekaligus kediaman Cameron, di 10 Downing Street. Kerja sama yang disepakati itu adalah di bidang pertahanan, pendidikan, dan ekonomi kreatif.

Kerja sama bidang pertahanan ini ditandatangani oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Inggris Phillip Hammond, M.P. Kerja sama itu berupa bantuan peningkatan kapasitas bagi Tentara Nasional Indonesia di Pusat Studi Perdamaian dan Keamanan dalam bentuk peralatan audio visual untuk pelatihan bahasa, juga menyediakan kursus-kursus dan seminar bagi anggota pasukan perdamaian.

Bentuk kerja sama di bidang pertahanan lainnya berupa kontrak penjualan alat-alat pertahanan kepada angkatan udara, angkatan darat, dan angkatan laut Indonesia. Peralatan itu di antaranya peluru kendali starstreak, senapan sniper,kapal perang kecil multiguna (Multi Roles Light Frigate – MLRF), dan suku cadang untuk pesawat tempur Hawk 109/209.

(33)

Pangestu mengatakan bahwa kesepakatan yang telah dibuat ini sangatlah penting bagi pengembangan industri kreatif di Indonesia karena Inggris adalah salah satu rujukan dunia industry Indonesia.

Kemudian di bidang pendidikan telah ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhammadu Nuh dengan Menteri Negara Universitas dan Sains Inggris David Willes. Muhammad Nuh mengatakan bahwa Inggrus ingin mengembangkan studi mengenai Indonesia di universitas-universitas di Inggris, seperti di Exeter, SOAS, dan Oxford, agar para ahli-ahli Indonesia asal Inggris akan lebih banyak. Selain itu, ada beasiswa studi di Inggris untuk 150 mahasiswa -mahasiswi Indonesia pertahun yang melengkapi beasiswa DIKTI.

Ketiga kesepakatan baik pertahanan, ekonomi kreatif, dan pendidikan telah resmi ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 1 November 2012 di Jalan Downing 10, London, Inggris. Ketiga kesepakatan tersebut termasuk dalam agenda Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungannya ke Inggris tanggal 30 Oktober sampai dengan 3 November 2012. Peningkatkan kerjasama antar kedua negara akan berlangsung dengan mengadakan pertemuan rutin minimal 2 tahun

(34)

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Kerjasama Indonesia – Inggris Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Pasukan Perdamaian Indonesia Untuk PBB Melalui Program Peacekeeping English Project ”.

Ketertarikan penulis terhadap penelitian ini didukung oleh beberapa matakuliah pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia, antara lain :

1. Pengantar Hubungan Internasional, mata kuliah ini membantu mempelajari bagaimana adanya interaksi antara State Actor (Negara) maupun Non State Actor (organisasi internasional, MNC, ataupun individu).

2. Politik Internasional, mata kuliah ini membantu memberikan gambaran mengenai hubungan pemerintahan suatu negara dengan negara lain yang didalamnya dilibatkan peranan aktor non-negara, terkait dalam memperjuangkan kepentingan (interest) dan kekuasaan (power)

3. Politik Luar Negeri RI, mata kuliah ini membantu mengetahui kebijakkan luar negeri Indonesia dengan negara lain.

(35)

1.2Rumusan Masalah

Rumusan Masalah Major :

“Bagaimana Prospek Peacekeeping English Project (PEP) dalam

meningkatkan kemampuan bahasa inggris Pasukan Perdamaian Indonesia untuk PBB”

Rumusan Masalah Minor:

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merangkumnya dalam bentuk pertanyaan :

1. Faktor apa yang melatarbelakangi diadakannya program Peacekeeping English Project ?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam menjalankan program Peacekeeping English Project dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris Pasukan

Perdamaian Indonesia untuk PBB ?

3. Apa saja kendala dalam dalam menjalankan program Peacekeeping English Project dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris Pasukan Perdamaian

Indonesia untuk PBB ?

1.2.1 Pembatasan Masalah

Dikarenakan luasnya permasalahan, maka berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di paparkan diatas, peneliti akan memusatkan pada hanya tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi program Peacekeeping English Project dan kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pelaksanaan program

(36)

program ini November 2012 sampai 2013. Dikarenakan pada November 2012 perjanjian ini di tandatangani, tercapainya kerjasama dalam bentuk program Peacekeeping English Project, serta mulai berjalannya program ini.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana peranan Peacekeeping English Project (PEP) dalam meningkatkan kemampuan

bahasa inggris Pasukan Perdamaian Indonesia untuk PBB.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor apa yang melatarbelakangi diadakannya program Peacekeeping English Project.

2. Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan dalam menjalankan program Peacekeeping English Project dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris Pasukan Perdamaian Indonesia untuk PBB.

(37)

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini ialah diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan yang lebih dalam mengenai kerjasama pertahanan dan keamanan, terutama tentang kerjasama Indonesia - Inggris melalui program Peacekeeping English Project (PEP) dan menambah wawasan yang lebih luas dalam usahanya meningkatkan kemampuan bahasa inggris Pasukan Perdamaian Indonesia untuk PBB.

1.4.2 Kegunaan Praktis

(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam kumpulan Peacekeeping English Project (PEP) journal yang dikeluarkan oleh British Council yang salah satunya berjudul “Managing the Whole Wide World of PEP, Esther Hay (2008: 1-2) mengungkapkan bahwa setelah dia mengambil alih sebagai manager umum dari program English for Peacekeeping pada Januari 2008, dia telah melihat bahwa program Peacekeeping English Project (PEP) ini telah menjadi suatu proyek global dan telah tumbuh dan

berkembang di banyak wilayah. Salah satu dari aspek yang paling memuaskan adalah peningkatan dari guru-guru lokal dan guru yang sedang bekerja dalam program ini ataupun mantan guru dari bekas negara Peacekeeping English Project (PEP). Mereka adalah aset yang berharga dan berpengalaman dalam negeri untuk

membantu rekan-rekan guru yang lain, dan membantu teman guru yang lain untuk membuat kaderisasi di daerah-daerah PEP tersebut.

(39)

Teknologi baru dalam program Peacekeeping English Project (PEP) ini telah memungkinkan guru-guru untuk memenuhi kebutuhan personil yang tidak bisa menghadiri program reguler, sementara juga menyediakan sumber daya tambahan untuk siswa pada program reguler, yang akan digunakan melalui pusat akses belajar sendiri. Hal ini menyebabkan perkembangan 'Peacekeeper' belajar sendiri secara online atau dengan bahan CD-ROM.

Dalam jurnal tersebut, Esther menyimpulkan bahwa bagian yang paling berharga dari perkerjaan ini adalah melihat bagaimana hasil dan manfaat dari program Peacekeeping English Project (PEP) diproyek banyak negara. Dengan bertemu banyak murid, guru, dan personel militer dari berbagai negara, institusi pendidikan dan organisasi lain, Esther berharap bisa mendengar pengalaman mereka, melihat kegiatan pelatihan dan mengerti bagaimana fasilitas yang didanai oleh Peacekeeping English Project (PEP) (seperti pusat studi mandiri) dapat benar-benar membuat perbedaan dalan proses belajar mengajar bahasa Inggris. Investasi pada manusia dengan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dan membuat mereka mampu membangun hubungan sebagai guru dan murid adalah hal yang paling penting dari program ini.

(40)

Para komandan militer mungkin menemukan diri mereka tidak hanya mengalami kesulitan berkomunikasi dengan rekan-rekan mereka dari negara lain, tetapi juga bahkan dengan mereka sendiri tentara, karena banyak negara-negara Afrika individu memiliki banyak bahasa yang dituturkan dalam perbatasan mereka. Nigeria, seperti misalnya, memiliki 510 macam bahasa lokal.

Feldman (2008: 267-279) lebih lanjut menjelaskan bahwa akan ada kesulitan yang melekat dalam upaya untuk menciptakan kekuatan kohesif dari negara dengan populasi yang berbeda. Haruskah militer suatu negara memilih hanya tentara yang berbicara bahasa yang sama, banyak orang lain akan kehilangan haknya, yang dapat menyebabkan perpecahan internal. Di sisi lain, biaya akan terkuras ketika suatu negara harus melatih dan mengintegrasikan kekuatan militer dengan personel dari latar belakang bahasa yang berbeda. Lalu fungsi bahasa disini akan menjadi salah satu penghambat komunikasi antara bangsa-bangsa yang secara sukarela untuk misi penjaga perdamaian, serta prajurit dari berbagai etnis di masing-masing negara. Akan berbeda halnya dengan NATO, dimana bahasa Inggris dan bahasa Prancis adalah bahasa resmi dan banyak personel menguasai dwi-bahasa. Masalah bahasa diperparah oleh buta huruf yang terkenal tinggi di banyak negara-negara Afrika. Beberapa prajurit akan sulit atau tidak mungkin untuk memahami petunjuk manual dan perintah tertulis.

(41)

dalam waktu yang telah ditetapkan, dan pada gilirannya diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pasukan perdamaian PBB untuk dapat berkomunikasi dengan warga setempat dengan menggunakan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris. Bila tujuan program pelatihan ini berhasil, maka komunikasi yang efektif antara prajurit penjaga perdamaian dengan sesame anggota ataupun warga setempat diharapkan dapat tercipta dengan baik dan menunjang keberhasilan misi yang akan dijalankan.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Hubungan Internasional

Salah satu pembahasan dalam memaparkan berbagai hubungan yang terjadi di dunia ini adalah hubungan internasional, yaitu dengan mempelajari manusia dan kebudayaan yang berbagai masyarakat diseluruh dunia.

Hubungan internasional adalah kunci utama negara atau dasar–dasar negara sebagai dari salah satu bagian dari interaksi negara-negara dalam dunia internasional, dimana negara sebagai aktor utama.

Menurut Robert Jackson & George Sorenson dalam buku “Pengantar Studi

Hubungan Internasional”, mengemukakan bahwa:

(42)

Dari pemaparan tersebut bisa disimpulkan bahwa hubungan internasional merupakan suatu kebutuhan yang harus di pelajari dan dipahami, karena kebutuhannya sangatlah komplek pada dewasa ini dengan frekuensi yang tinggi.

Menurut Holsti yang dikutip oleh T. May Rudy dalam buku “Administrasi

dan Organisasi Internasional”, dinyatakan bahwa:

“Pola interaksi Hubungan Internasional tidak dapat dipisahkan dengan segala bentuk interaksi yang berlangsung dalam pergaulan masyarakat internasional, baik oleh pelaku negara-negara (state-actors) maupun oleh pelaku-pelaku bukan negara (non-state actors)” (2003:2).

Suatu interaksi dilakukan karena adanya saling membutuhkan diantara negara-negara tersebut. Melalui interaksi ini, akan terjalin suatu pola hubungan yaitu hubungan internasional. Pola hubungan atau interaksi tersebut dapat berupa kerjasama, persaingan dan pertentangan. Tentunya dalam berlangsungnya hubungan internasional yang diharapkan adalah berlangsungnya pola-pola kerjasama.

Terjadinya hubungan internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional sehingga interdepedensi tidak memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar.

(43)

Sedangkan hubungan internasional sekarang ini selain tidak lagi hanya memfokuskan perhatian dan kajiannya kepada hubungan politik yang berlangsung antar negara atau antar bangsa yang ruang lingkupnya melintasi batas-batas wilayah negara, juga telah mencakup peran dan kegiatan yang dilakukan oleh aktor-aktor bukan negara (non-state actors).

Hubungan Internasional dalam arti umum tidak hanya mencakup unsur politik saja, tetapi juga mencakup unsur-unsur ekonomi, sosial, budaya, hamkam, dan sebagainya. Hubungan Internasional saat ini telah memasuki ruang lingkup yang sangat luas, mencakup semua hal lintas batas nasional dari semua aspek kehidupan manusia, maka penulis terlebih dahulu menjelaskan mengenai definisi Hubungan Internasional menurut Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional” mendefinisikan Hubungan Internasional adalah:

“Hubungan Internasional didefinisikan sebagai studi tentang interaksi antar beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi negara-negara, organisasi internasional, organisasi pemerintah, kesatuan sub-nasional seperti birokrasi dan pemerintah domestik serta individu-individu” (2005:4)

(44)

juga melibatkan beberapa aktor didalamnya (Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Marty Natalegawa).

Karena sifatnya yang demikianlah kajian hubungan internasional dapat menerima dan membahas tentang berbagai aspek kehidupan masyarakat internasional, hal ini juga berdasarkan pada suatu kondisi tertentu yaitu melibatkan peran-peran negara atau sering disebut bersifat “inter-nation” dalam sebuah dinamika sistem internasional (Mingst, 2003 : 83).

Pada dasarnya, hubungan Internasional mengacu pada seluruh bentuk interaksi hubungan antar negara. Hubungan yang terjadi di antara negara-negara tersebut dapat merupakan suatu hubungan kerjasama atau merupakan hubungan yang ditandai dengan konflik atau persaingan. Setiap negara akan melakukan interaksi dengan negara lainnya dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya dan mencapai suatu kepentingan bersama. Interaksi yang terjadi antar negara tersebut didasari oleh adanya keterbatasan dari tiap negara dalam upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan nasional mereka.

Seperti yang diungkapkan oleh Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional:

"Tujuan studi Hubungan Internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku para aktor negara maupun non-negara didalam arena transaksi internasional. Perilaku ini berwujud kerjasama, pembentukan aliansi, perang, konflik, serta interaksi dalam organisasi internasional“ (Perwita dan Yani, 2005: 4-5).

(45)

Hal tersebut memunculkan kepentingan yang beraneka ragam sehingga mengakibatkan berbagai masalah sosial. Untuk mencari solusi atas berbagai masalah tersebut, maka beberapa negara membentuk suatu Kerjasama Internasional.

“Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negerinya sendiri (Perwita dan Yani, 2005: 33)”.

Melalui kerangka kerjasama antar negara diharapkan masing-masing pihak dapat saling melengkapi atau bahkan saling menutupi kekuranganya. Berdasarkan pengertian diatas maka suatu kerjasama membutuhkan kerjasama yang saling melengkapi antara dua negara maupun lebih.

2.2.2. Kerjasama Internasional

Dalam sebuah pemerintahan suatu negara, tidak ada sebuah negara yang mampu menjalankan negaranya tanpa membutuhkan negara lain. Oleh karena itu, terjadilah kerjasama-kerjasama antara 2 (dua) negara atau lebih dan dalam hubungan internasional dikenal dengan kerjasama internasional.

Di dalam suatu kerjasama internasional ini bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negaranya sendiri. Kepentingan nasional suatu negara secara khusus merupakan unsur-unsur yang paling penting, seperti pertahanan, keamanan, militer dan kesejahteraan ekonomi.

(46)

oleh para aktor dalam rangka merespon dan mengantisipasi pilihan-pilihan yang diambil oleh aktor lainnya.

Menurut James Menurut Anak Agung Banyu Perwita & Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional”

tentang kerjasama internasional yaitu:

“Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam Hubungan Internasional. Isu utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauhmana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama dapat mendukung konsepsi dari kepentingan yang unilateral dan kompentitif” (Perwita & Yani, 2005:3-4).

Saat ini, sebagian besar transaksi dan interaksi antar negara dalam sistem internasional sekarang bersifat rutin dan hampir bebas dari konflik. Berbagai jenis masalah nasional, regional, ataupun global yang bermunculan memerlukan perhatian dari berbagai pihak.

Dalam kebanyakan kasus yang terjadi, pemerintah saling berhubungan dengan mangajukan alternatif pemecahan, perundingan atau pembicaraan mengenai masalah yang dihadapi, mengemukakan berbagai bukti teknis untuk menopang pemecahan masalah tertentu, dan mengakhiri perundingan dengan membentuk suatu perjanjian atau saling pengertian yang memuaskan bagi semua pihak, proses seperti ini biasa disebut kerjasama.

Menurut Anak Agung Banyu Perwita & Yayan Mochamad Yani dalam bukunya “Pengantar Hubungan Internasional”, mengemukakan bahwa:

(47)

beraekaragam sehingga mengakibatkan berbagai masalah sosial. Untuk mencari solusi atas berbagai macam masalah tersebut maka beberapa negara membentuk suatu kerjasama internasional” (2005:34).

Kerjasama dapat berlangsung dalam berbagai konteks yang berbeda. Kebanyakan hubungan dan interaksi yang berbentuk kerjasama terjadi langsung diantara dua pemerintah yang memiliki kepentingan atau menghadapi masalah yang sama secara bersamaan.

Bentuk kerjasama lainnya dilakukan antara negara yang bernaung dalam organisasi dan kelembagaan internasional. Menurut T. May Rudy dalam buku “Administrasi dan Organisasi Internasional” ada 2 (dua) bentuk dan pola

kerjasama, yaitu:

1. Kerjasama Pertahanan-Keamanan (Collective Security) 2. Kerjasama Fungsional (Functional Co-operation) (2009:8). Sedangkan menurut Anak Agung Banyu Perwita & Yayan Mochamad Yani dalam bukunya “Pengantar Hubungan Internasional”, mengemukakan bahwa

kerjasama internasional adalah:

“Kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional meliputi bidang, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan keamanan (Perwita dan Yani, 2005: 34)”.

(48)

berbagai bidang, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan.

Peneliti menyimpulkan bahwa kerjasama internasional adalah salah satu usaha negara-negara untuk menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang sama dan juga merupakan suatu perwujudan kondisi masyarakat yang saling tergantung satu sama lain. Kerjasama internasional pada umumnya berlangsung pada situasi-situasi yang bersifat desentralisasi yang kekurangan institusi-institusi dan norma-norma yang efektif bagi unit-unit yang berbeda secara kultur dan terpisah secara geografis, sehingga kebutuhan untuk mengatasi masalah yang menyangkut kurang memadainya informasi tentang motivasi-motivasi dan tujuan-tujuan dari berbagai pihak sangatlah penting.

2.2.3. Kerjasama Bilateral

Menurut Muhammad Iqbal Fadillah dalam tulisannya “Prospek Hubungan Bilateral Indonesia dan Amerika: Membangun Saling Pengertian”. Fadillah mengemukakan bahwa :

Kerjasama bilateral adalah adalah suatu kerjasama antara dua negara dalam bidang-bidang tertentu, misalnya kerjasama bilateral Indonesia dengan Malaysia dalam bidang ketenagakerjaan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU). Kerjasama bilateral dua negara juga mempunyai prinsip yang saling menguntungkan, saling menghargai dan saling menghormati satu sama lain dalam langkah pengambilan kebijakan dinegaranya masing-masing (2005:1).

Bilateralisme mengacu pada hubungan politik dan budaya yang melibatkan dua negara, contohnya:

(49)

3. Kunjungan kenegaraan

Pada berbagai bentuk hubungan bilateral terdapat situasi ketika keberadaan dan fungsi kedutaan besar tidak dapat dipertahankan. Keputusan formal untuk menutup Kedutaan Besar terjadi ketika timbul masalah dengan satu atau lebih negara (Djelantik, 2008: 85-87).

Kerjasama bilateral adalah suatu kerjasama politik, budaya dan ekonomi di antara 2 negara. Kebanyakan kerjasama internasional dilakukan secara bilateral. Misalnya perjanjian politik-ekonomi, pertukaran kedutaan besar, dan kunjungan antar negara. Alternatif dari hubungan bilateral adalah kerjasama multilateral; yang melibatkan banyak negara, dan unilateral; ketika satu negara berlaku semaunya sendiri (freewill).

“Dalam diplomasi bilateral konsep utama yang digunakan adalah sebuah negara akan mengejar kepentingan nasionalnya demi mendapatkan keuntungan yang maksimal dan cara satu-satunya adalah dengan membuat hubungan baik dan berkepanjangan antar negara” (Rana, 2002:15-16).

Perjanjian bilateral bersifat khusus (treaty contract) karena hanya mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan kedua negara saja. Oleh karena itu, perjanjian bilateral bersifat tertutup. Artinya tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut.

Menurut T. May Rudy dalam buku “Study Strategis : Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin”, mengatakan bahwa :

(50)

Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya yang dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang di tuangkan dalam kepentingan nasional” (2002:27).

Menurut Perwita dan Yani, Hubungan bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadinya timbal balik antara dua pihak. Rangkaian pola hubungan aksi reaksi ini meliputi proses sebagai berikut :

1. Rangsangan atau kebijakan aktual dari negara yang memprakarsai. 2. Presepsi dari rangsangan tersebut oleh pembuat keputusan di

negara penerima.

3. Respon atau aksi timbal balik dari negara penerima. 4. Persepsi atau respon oleh pembuat keputusan dari negara

pemrakarsa. (2005:42)

Dapat dikatakan bahwa hubungan bilateral merupakan perjanjian yang meliputi didalamnya terlibat dua negara yang membicarakan kelanjutan masa depan dari hubungan perjanjian yang telah disepakati oleh keduanya. Hubungan bilateral terjadi diantara state-to-state, dimana yang didalamnya terdapat pula aktor-aktor negara sebagai pelanan pembuat keputusan.

(51)

kompleks. Yang kedua bagi negara besar, dengan adanya konsep kerjasama bilateral ini dapat menekan negara dari lawan kerjasamanya untuk mematuhi dan mengikuti aturan yang telah disepakati.

Kemudian yang ketiga adalah kalkulasi dan pencapaian pertimbangan tidak begitu rumit. Kerjasama bilateral dan multilateral disebabkan oleh banyak faktor, misalnya faktor geografis, faktor kesamaan kepentingan dan kesamaan permasalahan. Kedua negara menganggap bahwa melalui kerjasama dapat meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan (win-win solution), baik disisi ekonomi, ekonomi pembangunan dan lain sebagainya. Namun kerjasama bilateral memiliki kelemahan, yaitu ketika ada sekian banyak negara yang memimiliki kepentingan yang sama kerjasama bilateralisme tidak akan efektif karena tiap negara harus deal satu per satu.

2.2.4 Politik Luar Negeri

(52)

Politik luar negeri diungkapkan oleh Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya Pengantar Ilmu Hubungan Internasional sebagai berikut:

“politik luar negeri itu pada dasarnya merupakan “action theory”, atau kebijaksanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai suatu kepentingan tertentu. Secara umum, politik luar negeri (foreign policy) merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional” (2005: 47).

Didalam hubungan internasional politik luar negeri merupakan alat yang dilakukan oleh suatu negara terhadap lingkungan eksternalnya yang merupakan negara lain dalam mencapai, memperjuangkan dan mempertahankan kepentingan nasionalnya.

Politik luar negeri pada dasarnya digunakan untuk memahami tingkah laku atau tindakan suatau negara. Dalam merencanakan politik luar negerinya, suatu negara bukan saja melihat tujuan yang ada dilingkungannya yang dapat mempengaruhi pembentukan politik luar negeri (Rudy, 1993:75).

(53)

didasarkan pada persepsi para pembuat keputusan mengenai kondisi lingkungan di sekitar mereka (Perwita, 2005:68).

Politik luar negeri (foreign policy) adalah merupakan serangkaian atau seperangkat kebijaksanaan dari suatu negara dalam interaksinya atau pergaulannya dengan masyarakat dunia yang kesemuanya didasarkan serta untuk memenuhi kepentingan nasional.

Secara rasional, setiap pemerintah akan mengidentifikasikan tujuan mereka dan kemudian mengelola cara-cara mencapainya melalui aksi politik atau kebijakan luar negerinya. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk memenuhi paling tidak satu dari sejumlah nilai-nilai sosial, ekonomi, maupun simbolis serta sikap dan persepsi dalam negeri yang telah terbentuk oleh perkembangan sejarah, ideology dan asumsi mengenai hidup yang ideal atau “the good life” (Synder,

2008: 228). Secara garis besar nilai-nilai ini dapat disederhanakan menjadi empat macam, yaitu: otonomi, kesejahteraan, dan status / prestige. Meski keempat nilai ini universal sejumlah negara mengkin saja memiliki nilai-nilai yang ingin dicapai. Biasanya setiap negara memiliki prioritas berbeda-beda bagi pencapaian nilai tersebut (Synder, 2008: 113-114) .

(54)

karakter geografis; atribut nasional; struktur pemerintahan ; opini publik; birokrasi; serta pertimbangan etis , (iii) pengaruh persepsi dan perilaku para actor pembuat kebijakan meliputi citra, perilaku, nilai, doktrin, ideologi, analogi, dan bahkan kepribadian.

2.2.4.1 Politik Luar Negeri Indonesia

Pada dasarnya politik luar negeri Indonesia senantiasa amat dipengaruhi oleh realitas politik domestik Indonesia. Dilain sisi situasi politik domestik Indonesia juga tidak dapat terlepas dari kondisi politik global. Interaksi yang diciptakan Indonesia dengan negara-negara tetangga dan negara-negara sahabat harus bersifat kondusif agar tetap dapat memajukan sikap saling pengertian dan menghormati di antara masyarakat bangsa-bangsa. Dalam kaitan ini, masyarakat dunia harus dapat menerima realitas kemajemukan dan kompleksitas Indonesia sebagai daya tarik tersendiri.

(55)

Berangkat dari kondisi real Indonesia, baik ditinjau dari segi geo-politik, geo-ekonomi, dan geo-strategis tadi, Indonesia merumuskan polirik luar negerinya ke dalam rumusan-rumusan yang lebih dikenal dengan istilah lingkaran konsentris.

Gambar 2.1. Lingkaran konsentris Indonesia (Damanik, 2013)

(56)

Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada tujuan nasional negara itu sendiri. Tujuan nasional bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat yang menyatakan:

”…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial …”.

Mengenai tujuan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, Moh. Hatta dalam bukunya “Dasar Politik Luar Negeri Republik Indonesia”

merumuskan empat butir tujuan sebagai berikut: (a) mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara, (b) memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar kemakmuran rakyat, (c) meningkatkan perdamaian internasional, (d) meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.

Tujuan politik luar negeri tidak akan terlepas dari hubungan luar negeri. Hubungan luar negeri merupakan hubungan antarbangsa, baik regional maupun internasional, melalui kerja sama bilateral ataupun multirateral yang ditujukan untuk kepentingan nasional.

Widayanto (2012) menjelaskan beberapa perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dapat ditemui sebagai berikut:

(57)

2. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu gerakan Non-Blok pada 1961 yang berusaha membantu dunia Internasional untuk meredakan ketegangan perang dingin antara blok Barat dan blok Timur.

3. Indonesia juga aktif dalam merintis dan mengembangkan organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

4. Ikut serta membantu menyelesaikan konflik di Kamboja, perang saudara di Bosnia, pertikaian dan konflik antara pemerintah Filipina dan suku bangsa Moro, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Pada masa Kabinet Indonesia bersatu kemudian merumuskan landasan operasional politik luar negeri Indonesia pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004-2009. Dalam RPJM, ada tiga program utama nasional kebijakan luar negeri yaitu:

1. Pemantapan politik luar negeri dan optimalisasi diplomasi Indonesia dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri.

2. Peningkatan kerjasama internasional yang bertujuan memanfaatkan secara optimal berbagai peluang dalam diplomasi dan kerjasama internasional, terutama kerja sama ASEAN di samping negara-negara yang memiliki kepentingan yang sejalan dengan Indonesia.

(58)

Prioritas politik luar negeri Indonesia dalam 5 tahun ke depan dituangkan dalam 3 program utama yaitu program pemantapan politik luar negeri dan optimalisasi diplomasi Indonesia, program peningkatan kerjasama internasional yang bertujuan untuk memanfaatkan secara optimal berbagai potensi positif yang ada pada forum-forum kerjasama internasional dan program penegasan komitmen terhadap perdamaian dunia.

2.2.5. Kerjasama Pertahanan dalam Hubungan Internasional

Setiap negara di dunia saat awal kemerdekaannya perlu membangun pertahanan agar mampu menjaga wilayah atau kedaulatannya dari gangguan pihak atau negara lain. Dalam hal ini, setiap negara perlu untuk menjalin hubungan dengan negara lain untuk membangun pertahanannya. Atas dasar yang dijelaskan oleh Vandana dalam bukunya Theory of International Politics:

"Melihat kelahiran negara-bangsa baru dan mereka mencari tempat untuk dirinya sendiri di arena internasional, logistik sistem politik internasional menjadi cepat berubah. Banyak negara bangsa belum menetapkan kebijakan jangka panjang mereka, beberapa masalah traumatik selama proses kemerdekaan mereka dan yang lain belum dapat terselesaikan dalam proses emansipasi politik. Sebuah klimaks komunitas negara bangsa belum tercapai. Apa yang akan menjadi paradoks dari sistem politik internasional ketika komunitas klimaks bangsa akan muncul, masalah dan isu, berbagi dan kerjasama ekonomi, pendekatan ramah lingkungan, perdamaian dan keamanan bagi semua dan kepedulian terhadap penegakan hak asasi manusia adalah satu juta dolar pertanyaan. Beberapa waktu sekarang dan beberapa waktu dimasa yang akan dating dan saat ini akan muncul sistem politik internasional yang mendekati kesempurnaan tapi selalu bertanggung jawab terhadap perubahan dari waktu ke waktu "(1996: 49).

(59)

sangat dianjurkan dalam hubungan antar negara tersebut, dinamisasi sistem dunia menyebabkan setiap negara perlu membuat antisipasi dalam menghadapi permasalahan yang akan muncul. Dijelaskan oleh Vandana dalam bukunya Theory of International Politics sebagai berikut:

"... Tapi sekarang saling ketergantungan antar negara, isu-isu keamanan kolektif, perdamaian dan lingkungan telah menjadi sangat penting. Meningkatnya sumber daya alam dipandang memicu konflik dan perang kecil atau besar di masa depan. Secara substansial, eksploitasi sumber daya lingkungan dapat bekerja sebagai faktor yang menentukan masa depan sistem dunia "(1996: 38-39).

Kerjasama untuk menanggulangi kemungkinan yang terjadi menjadi sesuatu yang sangat penting, karena negara-negara di dunia tidak bisa berdiri sendiri dalam membangun pertahanan bagi negaranya. Negara yang memiliki kepentingan terhadap satu negara biasanya bekerjasama secara bilateral, karena apa yang menjadi kepentingan negaranya masing-masing dapat terpenuhi dengan bekerjasama secara bilateral.

(60)
(61)

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Gambaran Umum Kerjasama Luar Negeri Indonesia – Inggris 3.1.1.1 Sejarah Kerjasama Luar Negeri Indonesia – Inggris

Kedua negara tersebut memiliki sejarah kerjasama bilateral yang panjang. Kerjasama keduanya sudah dimulai sejak tahun 1949 dimana negara Inggris membuka kedutaan besar di Indonesia, dan Indonesia juga membuka kedutaan besar di negara Inggris tepatnya dikota London (http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_luar_negeri_Indonesia, Diunduh 29 Agustus 2013).

Setelah ketidakstabilan keamanan yang terjadi pada tahun 60’an,

hubungan kerjasama Indonesia dan Inggris semakin meningkat. Karena pentingnya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, pemerintah Indonesia telah mempromosikan pengajaran pendidikan bahasa Inggris disekolah-sekolah lokal sejak tahun 1970.

Dimasa kini, Inggris menganggap Indonesia sebagai partner global yang penting yang akan membawa hubungan bilateral yang sama-sama saling menguntungkan. Kedua negara juga merupakan anggota dari organisasi G-20

yang bergerak dalam bidang ekonomi

(62)

Kondisi perekonomian negara-negara Eropa tak kunjung membaik sejak diterpa gelombang krisis ekonomi dunia 2008. Salah satu yang menjadi tantangan utama dalam upaya pemerintah Indonesia untuk mewujudkan diplomasi ekonomi di Inggris adalah keadaan ekonomi Inggris yang sedang terpengaruh oleh krisis ekonomi regional eropa yang diawali oleh Yunani dan kemudian Italia. Akibatnya pemerintah Inggris dibawah Perdana Menteri David Cameron melakukan pemotongan pengeluaran pemerintah secara besar-besaran dan tentu saja salah satu alokasi yang diprioritaskan untuk dikurangi adalah bantuan internasional. Artinya, menjajaki kerjasama dengan pihak non-pemerintah seperti perusahaan, asosiasi bisnis menjadi lebih penting lagi bagi agenda diplomasi Indonesia di Inggris. London sebagai salah satu pusat industri keuangan terkemuka di dunia tentu saja mencari alternatif penanaman modal baru setelah Eropa dilanda krisis peluang untuk menanamkan portfolio investasinya di negara berkembang yang tetap mengalami pertumbuhan ekonomi diantaranya negara-negara di kawasan Asia. Dengan demikian Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan negara-negara berkembang yang sudah lebih dikenal seperti Cina dan India untuk mengundang investasi baik dalam bentuk portfolio (saham, obligasi, reksadana) maupun dalam bentuk penanaman modal langsung misalnya dalam bentuk pembangunan pabrik yang padat karya (Juwono, 2012).

(63)

dengan adanya 9 dari hasil penelitian terkait Indonesia serta 3 diantaranya dilakukan oleh mahasiswa doktoral asal Indonesia. Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tersedianya berbagi macam skema beasiswa bagi mahasiswa Indonesia untuk melanjutan studi di luar luar negeri menjadi penting. Skema beasiswa baru dilluar dari yang disediakan oleh baik pemerintah Inggris (chevening) atau Indonesia (Dikti, Kementrian lainnya) diharapkan dapat disediakan oleh Perusahaan swasta atau yayasan pendidikan berbasis di Inggris atau Indonesia (Juwono, 2012).

Untuk bidang seni dan budaya, komunitas Indonesia serta warga Inggris yang mempunyai minat budaya Indonesia dapat pula diberdayakan. Sebagai contoh School of Oriental & Africa Studies (SOAS) di London sering mengadakan pagelaran kesenian, begitu juga adanya kelompok warga Inggris dan Indonesia yang tergabung dalam Oxford Gamelan Society yang bisa diajak kerjasama untuk bekerjasama oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di London sebagai perwujudan kontak langsung dengan warga Inggris untuk bersama-sama mempromosikan Indonesia (Juwono, 2012).

Gambar

Gambar 1.1. INDF Present Deployment
Gambar 2.1. Lingkaran konsentris Indonesia (Damanik, 2013)
Grafik 3.1. Kontribusi pasukan perdamaian PBB per 31 Maret 2013
Tabel 3.1. Pengiriman Pasukan Perdamaian Asal Indonesia Dalam Misi Perdamaian PBB
+5

Referensi

Dokumen terkait