• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi humas dan protokoler sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi humas dan protokoler sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

173

Name : Risma Imanda yasha

Tempat/tanggal lahir : Bandung, 24 Januari 1989

Alamat : Jl.Mercury tengah 3 No 4, Metro Bandung Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Usia : 24 Tahun

Email : risma_imanda@yahoo.com

Telepon : 082121956000 :

Nama Ayah : Tata Rukmana Pekerjaan : Pegawai negri Nama Ibu : Rina Fitriani Pekerjaan : Ibu rumah Tangga

(4)

PENDIDIKAN FORMAL

No. Tahun Sekolah Keterangan

1 1994 – 2000 SD Margahayu Raya Blok i2 Bandung

Berijazah 2 2000 – 2003 SMP Negeri 42 Bandung Berijazah 3 2003 – 2006 SMA BPI 2 Bandung Berijazah 4 2009 – sekarang Program Studi Public Relations

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

2 2010 FP Regular Dunhill Bandung SPG

3 2010 FP Regular Sejati Gold Bandung SPG 4 2010 FP Regular Dunhil Mild Bandung

(BU)

12 2013 Usher WINNERS69 TAMIYA

@miko mall Bandung

SPG 13 2013 FP Reguler Beer Heineken Bandung SPG 14 2013 FP Reguler Beer Heineken Bandung SPG

15 2013 FP event greend sands escape SPG

16 2013 FP event Honda CRF BJB Bandung @gasibu

(5)

PRESTASI

1 15 Maret 2010 Table Manner Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations di Hotel Banana Inn n Spa Bandung

Berijazah

2 1 April 2010 Mentoring Agama Islam di Auditorium UNIKOM Bandung

Berijazah 3 3 Juni 2010 Pelatihan Public Speaking di

Auditorium UNIKOM

Berijazah 4 21 Maret 2010 Seminar Get Motivation and

Innovation with Billy Boen di Kampus STT TELKOM Bandung

Berijazah

5 21 Juni 2012 Seminar Tekhnologi Informasi Fun With Office 2010 di Auditorium UNIKOM

Berijazah

(6)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Menempuh Ujian Sidang Diploma 3 Program Studi Public Relations

Oleh :

Risma Imanda Yasha

NIP : 43309019

PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(7)

vi Bismilahirohmanirohim....

Alhamdulillah segala puji dan syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-NYA Peneliti dapat menyelesaikan Tugas

Akhir yang berjudul “Strategi Humas Dan Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi

Jawa Barata Dalam Menanggapi Aspirasi Peserta Demo Buruh “, tepat pada

waktunya.

Dengan Do’a kedua orang tua Bapak Tata Rukmana Dan Ibu Rina Fitriani,

akhirnya Peneliti mampu menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik, Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, maka Peneliti harapkan saran dan kritikan yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, Peneliti melibatkan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini Peneliti ingin menyampaiakn ucapan terima kasih untuk dukungannya selama ini kepada orang tua tercinta Bapak Tata Rukmana Dan Ibu Rina Fitriani, yang tidak pernah berhenti mendoakan dan memberikan banyak dukungan baik moril maupun materil, sehingga Peneliti dapat menyelesaikan peneltiian ini tepat pada waktunya.

(8)

vii

2. Yth Bapak Drs.Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Public Relations yang telah memberi ilmu bermanfaat dan membantu Peneliti

selama perkuliahan berlangsung.

3. Yth Ibu Melly Maulin P, M.Si selaku Sekertaris Progam Studi Public Relations dan Dosen Wali Peneliti yang telah memberikan banyak

motivasi dan pembelajaran dalam menyelesaikan studi di Universitas Komputer Indonesia.

4. Yth. Bapak Inggar Prayoga, S.I.KOM selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan kepada Peneliti.

5. Yth Seluruh staff Dosen Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Ibu Rismawaty, S.Sos. M.Si, Ibu Desayu Eka Surya S.Sos. M.Si, Bapak Tine Agustin Wulandari S.I.KOM, Bapak Sangra Juliano S.I.KOM, Bapak Adiyana Slamet,S.IP,.M.Si dan Bapak Arie Prasetio S.Sos, M.Si yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peneliti.

(9)

viii menjadi informan penelitian.

8. Yth Bapak Sudiana,S.Sos M.Si dan Ir,R.Ibu Nungkeu Rodjati,MP Sebagai Informan Penelitian, yang telah memberikan data dan informasi demi kelengkapan penelitian ini.

9. Yth Seluruh staf Humas dan Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat

10.Teman-Teman seangkatan Public Relations Universitas Komputer Indonesia, atas kebersamaan dan perjuangannya selama ini.

Akhir kata Peniliti mengucapkan hanya Allah SWT yang mampu membalas semua kebaikan kita semua, semoga kita selalu ada dalam lindungan-NYA. Amin

Bandung, Juli 2013 Peneliti,

(10)

ix

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 12

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 12

1.5 Kerangka Pemikiran... 13

(11)

x

1.8 Teknik Pengumpulan data dan Analisis Data ... 27

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data ... 27

1.8.2 Analisis data ... 28

1.9 Subjek Penelitian Dan Informan ... 29

1.9.1 Subjek Penelitian ... 29

1.9.2 Informan ... 31

1.10Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

1.10.1 Lokasi Penelitian ... 33

1.10.2 Waktu Penelitian ... 33

1.11Sistematika Penelitian ... 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Hubungan Masyarakat (Public Relations) ... 36

2.1.1 Definisi Humas ... 36

2.1.2 Fungsi Humas ... 37

2.1.3 Tujuan Humas ... 40

2.1.4 Ciri-ciri Humas ... 41

2.1.5 Sejarah Humas ... 41

2.1.5.1 Sejarah Humas di dunia ... 41

2.1.5.2 Sejarah Humas Di Indonesia ... 42

(12)

xi

2.1.7 Humas Sebagai Fungsi Manajemen ... 47

2.3 Tinjauan Tentang Strategi ... 49

2.3.1 Definisi Strategi ... 49

2.3.2 Strategi Humas ... 51

2.4 Tinjauan Tentang Aspirasi ... 55

2.5 Tinjuan Tentang Demonstrasi (Demo) ... 55

2.6 Tinjauan Tentang Buruh Berdasarkan Undang-Undang ... 56

BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Perusahaan ... 58

3.1.1 Sejarah Pemerintah Provinsi Jawa Barat ... 58

3.2 Lambang DPRD Provinsi Jawa Barat ... 65

3.2.1 Tanda dan Arti Lambang ... 65

3.2.2 Arti dari lambang ... 66

3.3 Visi dan Misi Jawa Barat ... 67

3.3.1 Visi Jawa Barat ... 67

3.3.2 Misi Jawa Barat ... 68

3.4 Struktur Biro Umum DPRD Provinsi Jawa Barat... 69

(13)

xii

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Data Informan Penelitian ... 85

4.1.1 Informan I Penelitian ... 85

4.1.2 Informan II Penelitian... 86

4.1.3 Data Informan III Penelitian ... 87

4.1.4 Data Key Informan Penelitian ... 88

4.2 Deskriptif Hasil Penelitian ... 89

4.2.1 Fact Finding Yang Dilakukan Oleh Humas Dan Protokoler Sekretariat DPRD Jawa Barat Dalam Menanggapi Aspirasi Peserta Demo Buruh ... 96

4.2.2 Planning Yang Dilakukan Humas Dan Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Dalam Menanggapi Aspirasi Peserta Demo Buruh ... 96

4.2.3 Communication Yang Dilakukan Oleh Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Dalam Menanggapi Aspirasi Peserta Demo Buruh ... 108

4.2.4 Evaluating Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Barat ... 114

(14)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ... 140

LAMPIRAN ... 142

(15)

140

Abdurachman, Oemi. 1993. Dasar-Dasar Public Relation. Bandung : PT Citra. Aditya Bakti.

__________________. 1995. Dasar-Dasar Public Relation. Bandung : PT Citra. Aditya Bakti.

__________________. 2001. Dasar-Dasar Public Relation. Bandung : PT Citra. Aditya Bakti.

Cutlip Scott M., Center Allen H., Broom Glen M. 2005. Effective Public Relations edisi kesembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

__________________.2000. Effective Public Relations edisi kesembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Effendy , Onong Uchjana. 1993. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

__________________. 1997. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fandy Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, Edisi 1. Yogyakarta : Penerbit Andi Fadholi Hernanto. 1994. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

F.Rachmadi, 1992. PR dalam Teori Dan Praktek Aplikasi Dalam Badan Usaha Swasta Dan Lembaga Pemerintahan, Jakarta : PT.Gramedia.

H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press. Hessel Nogi .S T. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT. Grasindo.

Jefkins, Frank . 1996 . Periklanan . Jakarta : Erlangga (Terjemahan dari Harcourt College Publisher): John . Ossiter And Larry Percy

Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public relations: Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Le Grain, Philippe. 2003. A Brief History of Globalisation. London : Open World: the Truth about Globalisation,

(16)

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka. Cipta.

Rakhmat. 2009. Teori Administrasi dan Manajemen Publik. Jakarta : Pustaka Arif.

Rahmat, Kriyantono. 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, PT Kencana

Robson, Wendy. (1997). Strategic Management & Information Systems second edition. Australia

Ronaldo, P, Munick. 2002. Globalization and Labour. Zed books

Ruslan, Rosady. 2012. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sidharta, Lani. 1996. Internet Informasi Bebas Hambatan. Jakarta : Elex Media Komputindo Anonymous

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3E

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang. Mempengaruhinya. Jakarta: Raja Grafindo.

Yulianita, Neni. 2003. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Pusat Penerbitan Universitas.

B. Undang-Undang :

Undang-undang No 9 Tahun 1998 Tentang ketenangakerjaan

Kep. No 32 Tahun 2004 Tentang tugas dan wewenang DRPD Provinsi Jawa Barat Kep. No 1 Tahun 2010 Tentang tugas dan wewenang Humas dan Protokoler

Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat

C. Lain-lain :

(17)

1 1.1Latar Belakang

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan lembaga legislatif yang salah satu fungsinya adalah sebagai penampung dan penyalur aspirasi atau kepentingan rakyat. Dalam kaitannya sebagai lembaga perwakilan rakyat, fungsi refresentatif yang mereka miliki diimplementasikan melalui No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu bahwa DPRD memiliki tugas wewenang untuk menampung dan menindaklanjuti aspirasi daerah dan masyarakat. Selain itu DPRD memiliki kewajiban bahwa DPRD memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, menerima keluhan dan pengaduan masyarakat serta memfasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya. 1

Tugas dan fungsi DPRD Provinsi Jawa Barat, berdasarkan Keputusan DPRD Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2010 tentang Peraturan Tata tertib DPRD Provinsi Jawa barat, yaitu DPRD memiliki tugas dan fungsi dalam menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

Selain itu, dalam menindaklanjuti pemenuhan aspirasi masyarakat, tidak lepas dari aktivitas peranan struktur, prosedur dalam kerangka sistem pemerintahan daerah, juga tidak lepas dari permasalahan yang dihadapi, bagaimana menampung dan mengartikulasi aspirasi masyarakat melalui komunikasi dan koordinasi antar unit kerja agar tercipta suatu sistem pemenuhan

(18)

aspirasi dalam prosedur sistem pemerintahan daerah, yang umpan baliknya dapar diketahui dan dirasakan oleh masyarakat dan yang tidak kalah penting adalah integritas dan kemampuan anggota DPRD dalam memahami dan menampung keinginan rakyat.

Namun di sisi lain, harus diakui bahwa sosialisasi politik yang dilakukan oleh lembaga wakil rakyat tersebut belum dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat, yang karenannya banyak anggota masyarakat tidak mengerti akan fungsi DPRD yang sebenarnya. Mereka sering beranggapan bahwa DPRD tidak boleh tidak harus menyelesaikan seluruh masalah yang mereka miliki, padahal kewajiban DPRD sebatas memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, menerima keluhan dan memfasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya.

Baik suatu perusahaan ataupun instansi pemerintah, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak dapat terlepas dari dukungan manajemen yang di dalamnya termasuk seorang praktisi Hubungan Masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, DPRD dibantu oleh Humas & Protokoler. Humas & Protoker memiliki Sub Bagian-Sub Bagian diantaranya Sub bagian Layanan Aspirasi yang mempunyai tugas pokok menyelengarakan layanan hubungan DPRD dengan masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan serta memfasilitasi layanan aspirasi.

(19)

a. Penyelenggaraan layanan hubungan DPRD dengan masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi penerintah maupun swasta; b. Penyelenggaraan layanan penerimaan aspirasi dan penyeluran aspirasi ke

DPRD

c. Monitoring tanggapan masyarakat terhadap kegiatan DPRD dan mengantisipasi dampak serta perubahannya.

Hubungan Masyarakat merupakan wakil dari suatu instansi atau perusahaan. Seperti definisi Humas yang disampaikan oleh Dr. Rex Harloe (1978) dari Fransisco, Amerika, yang menyatakan sebagai berikut :

“Humas merupakan komunikasi dua arahantara organisasi/ instansi dengan publiknya secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama”(Ruslan, 2012:130).

Sebagai pengaruh globalisasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya reformasi yang berawaldari krisis moneter dan ekonomi yang mendorong semangat partisipasi politik rakyat yang menampilkan konsep demokrasi dan transparansi setelah mengalami perubahan yang sangat mendasar yang ditandai dengan berakhirnya orde baru, membawa berbagai pengaruh perubahan, baik perubahan positif maupun perubahan negatif.

(20)

menyebabkan sikap arogansi masyarakat baik terhadap pemerintah maupun terhadap wakilnya di lembaga legislatif.

Kini seiring bergantinya sistem pemerintahan menjadi sistem demokrasi, maka masyarakat sudah bebas untuk beraspirasi dan mengespresikan tuntutan terhadap pemerintah. Hal ini didukung dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum. Dengan melihat fenomena tersebut, Humas khususnya Humas pemerintahan dituntut untuk menjalankan strateginya dengan baik.

Salah satu ciri partisipasi politik rakyat antara lain adanya input yang berbentuk aspirasi masyarakat yang secara tekhnis dapat dikatakan sebagai tuntutan dan dukungan. Aspirasi merupakan ungkapan ketidakpuasan atau keinginan kuat dari masyarakat yang disampaikan kepada pemerintah dalam bentuk pernyataan sikap, pendapat, kritikan, harapan, masukan dan saran.

Masyarakat pada umumnya berhak menyampaikan aspirasinya berkaitan dengan hal – hal mengenai pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan daerah. Namun, karena banyaknya aspirasi yang masuk sehingga pemerintah mendapatkan kesulitan dalam penyampaian untuk menanggapi aspirasi – aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat.

(21)

kebijakan atau dapat pula dilakukan sebagai upaya penekanan secara politik dari kepentingan suatu kelompok.

Bagi penguasa, demo atau unjuk rasa ini bukanlah kebiasaan baik, karena dapat mengurangi kewibawaan pemerintah di masyarakat. Terdapat dua bentuk aspirasi dilihat dari bentuk penyampaiannya, yaitu aspirasi langsung dan aspirasi tidak langsung. Aspirasi langsung merupakan bentuk aspirasi masyarakat yang disampaikan secara langsung tanpa perantara, seperti aksi unjuk rasa dimana aksi ini terkadang menjadi sangat tidak terkontrol karena tidak adanya tanggapan atau tindaklanjut yang dilakukan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, seperti aksi bakar – membakar, merusak gedung maupun aksi-aksi lain yang merugikan banyak pihak.

Sedangkan aspirasi tidak langsung merupakan bentuk aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui media, seperti surat yang dikirimkan kepada pemerintah, email yang dikirimkan melalui website dan lain sebagainya. Kedua aspirasi ini merupakan salah satu saluran dari proses komunikasi dalam cara menyampaikan pesan ketidakpuasan terhadap suatu kebijakan publik.

Berkaitan dengan paparan diatas, pada tanggal 01 Mei merupakan hari peringatan Buruh sedunia, atau lebih dikenal dengan “Mayday”. Mayday selalu

(22)

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) M Said Iqbal, pada acara diskusi publik bertema "Peringatan May Day, Momentum Peningkatan Kesejahteraan Buruh" mengemukakan, demonstrasi buruh pada peringatan Hari Buruh itu akan menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kutipan wawancara pada salah satu media cetak Suara karya.

Globalisasi kerapkali diidentikkan dengan ketidakadilan yang salah satunya dirasakan oleh kaum buruh terutama yang bekerja di negara miskin dan berkembang. Globalisasi bagaimanapun juga membawa isu kapitalisme menjadi global, sehingga permasalahan mengenai perburuhan menjadi global pula. Permasalahan mengenai perburuhan dan kapitalisme global ini sudah lama disuarakan oleh Karl Marx yang mana menginginkan kaum buruh untuk bersatu melawan kapitalisme demi memperjuangkan hak-hak mereka.

(23)

terima kasih pada globalisasi yang telah memberikan segala kemudahan bagi keberlangsungan kehidupan mereka.

Permasalahan mengenai buruh ini diatur dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) pada Bab 10 mengatur tentang Pengupahan. Menurut Pasal 88 ayat (1) UU Ketenagakerjaan, setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dan Pasal 89 UU Ketenagakerjaan mengatur bahwa upah minimum ditetapkan pemerintah berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Upah minimum dapat terdiri atas upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota dan upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.

Hampir di semua negara saat ini, problem ketenagakerjaan atau perburuhan selalu tumbuh dan berkembang, baik di negara maju maupun berkembang, baik yang menerapkan ideologi kapitalisme maupun sosialisme. Hal itu terlihat dari adanya departemen yang mengurusi ketenagakerjaan pada setiap kabinet yang dibentuk. Hanya saja realitas tiap negara memberikan beragam problem riil sehingga terkadang memunculkan berbagai alternatif solusi. Umumnya, negara maju berkutat pada problem ketenagakerjaan yang berkait dengan „mahalnya‟ gaji tenaga kerja, bertambahnya pengangguran karena

(24)

Sementara itu, di negara berkembang umumnya problem ketenagakerjaan berkait dengan sempitnya peluang kerja, tingginya angka pengangguran, rendahnya kemampuan SDM tenaga kerja, tingkat gaji yang rendah, serta jaminan sosial nyaris tidak ada. Belum lagi perlakuan pengusaha yang merugikan pekerja, seperti perlakuan buruk, tindak asusila, penghinaan, pelecehan seksual, larangan berjilbab, beribadah, dan lain-lain.

Adapun, berbagai problem yang menyangkut hak-hak kaum buruh tidak terselesaikan dengan baik. Lebih ironis lagi, pemerintah dengan aparat keamannya bertindak represif menekan gerakan buruh untuk meraih hak-haknya. Berikut ini adalah beberapa problem yang berhubungan dengan ketenagakerjaaan.

Polemik demo buruh ini tidak saja hanya terjadi di Ibukota DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan, tetapi terjadi juga dibeberpa daerah di Indonesia. Di Jawa Barat, kaum buruh menyuarakan aspirasinya di gedung sekretariatan DPRD Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung. Permasalahan ketenagakerjaan ini merupakan fokus pengkajian dan tanggung jawab Komisi E DPRD Provinsi Jawa Barat.

(25)

Barat dituntut untuk memiliki strategi dalam menanggapi aspirasi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langung. Jelas bahwa Humas tidak dapat dipisahkan dari publik opinion (opini publik) atau aspirasi masyarakat, terutama hubungan dengan berbagai publik dan mengatur kesejahteraan dan keamanan tiap warga negara.

Berkaitan dengan paparan diatas, pada tanggal 01 Mei merupakan hari peringatan Buruh sedunia, atau lebih dikenal dengan “Mayday”. Mayday selalu

diperingati dengan turunnya seluruh buruh di Indonesia untuk menyuarakan aspirasi demi kesejahteraan kaun buruh di Indonesia. Dalam rangka memperingati Hari Buruh Sedunia pada 1 Mei 2013, atau yang dikenal dengan sebutan Mayday, sejumlah elemen buruh dan serikat pekerja menyiapkan berbagai tuntutan. Aksi demo pun bakal dilakukan di berbagai daerah secara serentak pada hari tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebuty,maka rumusan masaklah iniu adalah sebagfai berikut : STRATEGI HUMAS DAN PROTOKOLER DPRD PROVINSI JAWA BARAT DALAM MENANGGAPI ASPIRASI PESERTA

DEMO BURUH

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, untuk memberi arah pada penelitian ini, maka disusun beberapa identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana fact finding Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh ?

(26)

3. Bagaimana CommunicationHumas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh ? 4. Bagaimana Evaluating Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi

Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh ?

5. Bagaimana Strategi Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan fact finding, Planning, Communincation, Evaluation, Humas & Protokoler Sekretariat

DPRD Provinsi Jawa Barat dalam Menanggapi Aspirasi Masyarakat Peserta Demo Buruh.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui fact finding Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh.

(27)

3. Untuk mengetahui CommunicationHumas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh.

4. Untuk mengetahui Evaluation Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh. 5. Untuk mengetahui Strategi Humas & Protokoler Sekretariat DPRD

Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dalam penelitian ini akan terbagi menjadi dua, yakni kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi di bidang kehumasan, terutama mengenai strategi Humas & Protokoler dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan literatur bagi mahasiswa lainnya pada penelitian selanjutnya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

(28)

Penelitian ini diharapkan dapat membuat Peneliti lebih memahami startegi Humas secara lebih mendalam, khususnya mengenai penanganan aspirasi peserta demo buruh. Dan dapat menambah pengalaman bagi Peneliti mengenai profesi Humas dalam suatu instansi Pemerintah.

2. Kegunaan bagu Universitas

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan dan literatur tentang strategi Humas dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh, bagi universitas, khususnya program studi Public Relations.

3. Kegunaan bagi Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini bagi instansi Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi tentang strategi Humas & Protokoler dalam menanggapi peserta demo buruh.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

(29)

Sebagai landasan untuk memecahkan masalah yang telah ditemukan, peneliti memerlukan kerangka pemikiran yang berupa teori atau pendapat para ahli yang tidak diragukan lagi kebenarannya, yaitu teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Rencana jangka panjang ini lah yang menjadi pegangan bagi seorang Humas untuk menyusun berbagai rencana teknis, dan langkah komunikasi yang akan diambil sehari-hari. Untuk dapat bertindak secara strategis, kegiatan Humas harus menyatu dengan visi dan misi organisasinya, yakni alasan organisasi atau instansi untuk tetap hidup. Dari sini lah seorang praktisi Humas dapat menetapkan objective-nya dan bekerja berdasarkan objective tersebut.

Seperti apa yang diungkapkan oleh Jim Lukaszewski dalam Cutlip, Center, & Broom (2005), bahwa Strategi adalah tenaga penggerak dalam setiap bisnis atau organisasi. Adalah kekuatan intelektual yang membantu mengoganisasi, memprioritaskan, dan memberdayakan apa yang mereka kerjakan. Tanpa strategi, tidak ada energi. Tanpa strategi, tidak ada arah. Tanpa strategi, tidak ada momentum. Dan tanpa strategi, tidak ada dampak (Cutlip, Center & Broom;2005:291)

(30)

instansi. Dan untuk mencapai efek yang tinggi dalam strategi Humas haruslah melalui empat tahapan, diantaranya adalah :

1. Fact Finding

Fact finding adalah pengumpulan data sesuai dengan kenyataan yang

ada. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana opini masyarakat terhadap suatu instansi. Kegiatan Fact-Finding diharapkan bahwa manajemen akan mengetahui gambaran yang objektif tentang lembaganya dimata masyarakat. Gambaran yang objektif ini hanya bisa didapatkan melalui research akan dimanfaatkan sebagai landasankegiatan manajemen untuk

kegiatan komunikasi yang akan di lakukan oleh humas. Hasilnya berupa dokumentasi, data-data terbuka (secara sosial dapat dilihat) Fact-Finding merupakan pedoman manajemen secara keseluruhan.

Fact finding merupakan mendefinisikan masalah. Langkah pertama ini

mencakup penyelidikan dan pemantauan pengetahuan, opini, sikap, dan perilaku mereka yang peduli dan terpengaruh oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Intinya ini merupakan fungsi kecerdasan organisasi. Langkah ini memberi landasan bagi semua langkah proses pemecahan masalah lainnya dengan menentukan “ apa yang sedang terjadi saat ini ”(Kasali, 2005:84).

2. Planning

(31)

atau permasalahan yang dihadapi kedalam bentuk rencana tindakan untuk pemecahannya.

Perencanaan humas merupakan suatu proses berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil sesuai dengan aturan yang di tetapkan. Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan program antara lain: sifat waktu dan lingkungan. Perencanaan juga harus memperhatikan situasi di dalam maupun di luar pemerintahan, serta pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan tersebut. Definisi lain dari perencanaan adalah campuran dari kebijakan dan tata cara (prosedur) sedangkan kegiatan secara sederhana yaitu acara atau susunan acara, sedangkan secara Public Relations yaitu perincian waktu atau timming secara teratur, dan menurut urutan tertentu tentang pelaksanaan langkah demi langkahsesuai dengan apa yang telah ditetapkan pada perencanaan. (Cultip, Center & Broom, 2005: 263-273).

Pada tahap ini seorang praktisi Humas sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah itu dirumuskan dalam bentuk rencana, prosedur dan program, termasuk anggarannya. (Kasali, 2005:85)

3. Communicating

Communicating merupakan tahap implementasi atau pelaksanaan sesuai fakta/data yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Misalnya dengan melakukan “operasinya” atau mengkomunikasikan sesuai dengan

(32)

1. Personal communication

2. Group communication

3. Mass communication

Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

1. The action of strategy : Humas harus dapat melakukan tindakan yang

sifatnya acting responsively dan responsibility, artinya Humas mau mendengar keinginan publik sehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukan.

2. The communication of strategy : mempertimbangkan seluruh komponen komunikasi yang dilaksanakan dimulai pada saat menggunakan media, menggunakan sumber komunikasi, membawa komunikan ke arah yang lebih diinginkan, memodifikasi pesan yang disampaikan sesuai kerangka pesan yang baik, dan dapat menggiring opini publik, sikap, dan perilaku publik yang diharapkan dengan memanfaatkan sumber daya komponen-komponen komunikasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan pemrograman (Abdurrachman, 2001 : 33).

Communicating merupakan pelaksanaan program atau aksi dan

(33)

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Tahap ini akan menjawab tentang isi pesan, bentuk pesan dan media yang digunakan praktisi Humas dan menjalani strategi (Kasali, 2005:85)

3. Evaluating

Mengadakan evaluasi tentang sesuatu kegiatan adalah perlu untuk menilai apakah tujuan itu sudah tercapai, atau perlu menggunakan cara-cara lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Setiap cara yang dilakukan oleh badan/instansi perlu dinilai untuk kemudian dijadikan dasar dalam menentukan suatu kegiatan atau tindakan. Evaluasi mengenai cara-cara yang dilaksanakan secara countinue dapat dilakukan secara periodik.

Proses Humas selalu dimulai dari mengumpulkan fakta dan diakhiri pula dengan pengumpulan fakta. Untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum, seorang Humas perlu melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil (Kasali, 2005:85)

Fungsi Humas dalam suatu organisasi terutama difungsikan untuk menunjang fungsi-fungsi manajemen perusahaan/instansi untuk mencapai tujuan bersama. Adanya berbagai kemajuan telah mengakibatkan terjadinya pembaruan dalam masyarakat. Cara hidup masyarakat yang semakin modern dalam bidang-bidang tertentu, semakin mempengaruhi fungsi tersebut. Kondisi diatas jelas memerlukan keahlian khusus di bidang Humas.

(34)

sentral Humas untuk menunjang manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi atau Instansi tersebut.

Dari penyataan tersebut manajemen Humas dipahami sebagai bentuk pengelolaan Humas dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen terhadap program yang dijalankan, yakni misalnya Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh sebagai bentuk kegiatan Humas&Protokoler terhadap publik eksternalnya.

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam kerangka konseptual ini, akan mengaplikasikan teori yang digunakan sebagai landasan penelitian dengan keadaan yang ada di lapangan. Landasan teori yang digunakan adalah Strategi Humas menurut Cultip & Center (1961) yang dikutip oleh Kasali (2005) peneliti mengaplikasikannya kedalam masalah penelitian, yaitu :

1. Fact finding

Fact finding atau pencarian fakta ini yang dilakukan oleh Humas &

Protokoler Sub Bagian layanan aspirasi dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh. Dalam hal ini Humas & Protokoler Sub bagian layana aspirasi sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, mencari data dan fakta yang ada dilapangan sesuai dengan kenyataan, kemudian diolah menjadi bentuk informasi yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan dari program yang akan dijalankan.

(35)

bagian layanan aspirasiadalah berusaha mencari keterangan yang merupakan data faktual. Data tersebut diolah terlebih dahulu, sehingga memperoleh kesimpulan atas kebenaran data yang diperoleh itu.

2. Planning

Dalam tahap ini bagian Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam memfasilitasi aspirasi publik adalah melakukan sebuah daftar penyusunan perencanaan dari hasil data atau fakta yang diperoleh. Dalam perencanaan tersebut ada kegiatan yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan pada saat pelaksanaan kegiatandalam memfasilitasi aspirasi publik. Dengan adanya daftar tersebut akan dapat dilakukan pemikiran dengan cepat untuk mengatasinya dan nantinya perencanaan itu perlu di pikirkan dengan matang, oleh karena itu kegiatan ini merupakan salah satu tahap yang turut menentukan suksesnya pekerjaan bagian Humas keseluruhan.

Perencanaan ini berisikan segala kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Humas & Protokoler Sub Bagian Layanan Aspirasi sekretatariat DPRD Provinsi Jawa Barat, yang masih membutuhkan penyesuaian dengan data dan fakta yang ada di lapangan, sehingga yang disusun menjadi matang dan tepat sasaran.

3. Communcating

(36)

implementasi dalam kegiatan tersebut sehingga komunikasipun berlangsung dengan sendirinya.

4. Evaluation

Evaluasi adalah tahap terakhir setelah tahap-tahap fact finding, Planning, Communication. Tidak jarang perubahan suatu program yang telah

direncanakan akan memberikan dampak yang positif atau negatif, untuk langkah selanjutnya dalam setiap tahap program harus fleksibel demi kelancaran kegiatan yang dilakukan.

Dalam tahap ini, Humas & Protokol sub bagian layanan aspirasi Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat melakukan peninjauan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung yang akan diterapkan pada saat pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat sebagai lembaga perwakilan rakyat di Daerah, merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila, dan DPRD sebagai Bahan Legislatif Daerah berkedudukan sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintah Daerah, kedudukan DPRD ini dikuatkan dalam UU No. 22 Tahun 2003.

Adapun tugas, wewenang, hak dan kewajiban DPRD terhadap penanganan aspirasi berdasar UU No. 32 Tahun 2004, susunan dan kedudukan MPR/DPR/DPRD (UU No. 22 Tahun 2003) adalah sebagai berikut :

(37)

2. DPRD dalam melaksanakan tugasnya berhak meminta pejabat negara, pejabat pemerintah atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan tentang suatu hal yang perlu ditangani demi kepentingan negara, bangsa, pemerintah, dan pembangunan;

3. Pejabat negara, pejabat pemerintah atau warga masyarakat yang menolak permintaan sebagaimana dimaksud, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun karena merendahkan martabat dan kehormatan DPRD;

4. DPRD mempunyai kewajiban “memperhatikan”dan menyalurkan aspirasi, menerima keluhan dan pengaduan msyarakat serta memfasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya.

Dalam menindaklanjuti pemenuhan aspirasi masyarakat, tidak lepas dari aktivitas peranan struktur, prosedur dalam kerangka sistem pemerintahan daerah, juga tidak lepas dari permasalahan yang dihadapi, bagaimana menampung dan mengartikulasikan aspirasi masyarakat melalui komunikasi dan koordinasi antar unit kerja agar tercipta suatu sistem pemenuhan aspirasi dalam prosedur sistem pemerintahan daerah, yang umpan baliknya dapat diketahui dan dirasakan oleh masyarakat, dan yang tidak kalah penting adalah integritas dan kemampuan anggota DPRD dalam memahami dan menampung keinginan dan aspirasi rakyat.

(38)

buruh di indonesia yang terkabung di Serikat Buruh Indonesia menyuarakan aspirasinya ke gedung sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat. Sebenarnya polemik kaun buruh ini tidak hanya terjadi di daerah Jawa Barat saja, tetapi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Meyuarakan aspirasi kini sudah disahkan oleh UU No. 9 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, tetapi tetap harus berdasarkan peraturan atau rambu-rambu yang telah disepakati bersama.

Di dalam menjalankan tugas, wewenang, hak dan kewajibannya DPRD Provinsi Jawa Barat di bantu oleh sekretariat Humas& Protokoler. Adapun Humas & Protokoler ini memiliki sub- sub bagian diantaranya Sub bagian layanan aspirasi yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan layanan hubungan DPRD dengan masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyrakatan serta memfasilitasi layanan aspirasi.

1.6 Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang bertujuan dapat memberikan sebuah arahan pada penelitian. Peneliti mengembangkan pertanyaan-pertanyaan secara terbuka kepada subjek penelitian.

Dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana Fact Finding Humas & Protokoler Sekretariat DPRD

(39)

a. Bagaimana Humas & Protokoler sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat melakukan pemantauan terhadap opini dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh ?

b. Bagaimana Humas dan Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat melakukan pemantauan terhadap pengetahuan dalam menanggapi aspirasi pererta demo buruh?

c. Bagaimana Humas dan Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat melakukan pemantauan terhadap sikap & perilaku dalam menanggapi aspirasi pererta demo buruh?

d. Bagaimana Humas dan Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat melakukan pemantauan terhadap pendidikan dalam menanggapi aspirasi pererta demo buruh?

2. Bagaimana Planning Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi

Jawa Barat ?

a. Bagaimana prosedur Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat pada proses planning dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh ?

b. Proses perencanaan seperti apakah yang dilakukan Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi perserta demo buruh?

(40)

d. Bagaimana penentuan kegiatan dalam perencanaan Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat pada proses planning dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh ?

e. Bagaimana penentuan anggaran dalam perencanaan Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat pada proses planning dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh ?

3. Bagaimana Communication Humas & Protokoler Sekretariat DPRD

Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh?

a. Bagaimana pesan yang diterima oleh Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh? b. Bentuk pesan seperti apa yang dihasilkan dari proses komunikasi

Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh?

c. Media apakah yang digunakan oleh Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh? 4. Bagaimana Evaluation Humas & Protokoler Sekretariat DPRD

Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh?

(41)

b. Bagaimana apabila terdapat faktor-faktor kegagalan yang dihasilkan dari proses evaluasi yang dilakukan oleh Humas & Protokoler Sekretariat Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh?

c. Setelah melakukan evaluasi langkah-langkah apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi faktor kegagalan untuk menentukan strategi Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat selanjutnya dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh?

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan Metode Deskriptif. Penelitian kualitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrumen kunci.

Adapun definisi penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip dalam Moleong (2004:4):

“Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati” (Moleong, 2004:4), sedangkan Metode Deskriptif adalah manfsirkan dan

menuturkan data yang ada kemudian dianalisis, sebagaimana dikemukakan oleh Jalaludin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Komunikasi deskriptif analisis sebagai berikut :

(42)

Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi “ (Rakhmat, 2009:24).

Melalui metode deskriptif, peneliti akan menggambarkan masalah yang akan dibahas berdasarkan data-data yang dimaksud sebagai suatu proses analisis untuk mencari relevansi dari daya yang diperoleh, yang mendeskriptifkan mengenai Strategi Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam menanggapi aspirasi peserta demo buruh.

1.8 Teknik Pengumpulan data dan Analisis Data

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah penelitian ini, maka Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data seperti :

1. Wawancara (Interview)

(43)

DPRD Provinsi Jawa Barat, yaitu (1 orang) dan Kepala Sub Bagian layanan aspirasi, (1 orang). Dan Key Informan atau narasumber yang berasal dari publik eksternal yang diwakili oleh Kepala Serikat Buruh (1 orang), sebagai perwakilan dari peserta demo buruh.

2. Studi Pustaka

Untuk melengkapi data yang sudah didapat, Peneliti menggunakan referensi yang ada hubungannya dengan masalah yang akan Peneliti bahas, yaitu dengan membaca buku-buku, literatur-literatur maupun majalah-majalah yang ada hubungannya dengan kegiatan Hubungan Masyarakat. Penelitian ini mempunyai maksud yakni untuk memperolah data sekunder. Selain studi kepustakaan dimaksud untuk memperoleh telaah teori-teori komunikasi, Hubungan Masyarakat dan teori-teori pendukung yang dapat memberikan penjelasan mengenai pokok-pokok permasalahan yang diteliti.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang berhubungan dengan penelitian.

4. Observasi

Observasi merupakan melakukan peninjaun atau pengamatan secara langsung untuk mengetahui permasalahan dan objek penelitian.

(44)

Analisa data merupakan kegiatan mengurai sesuatu sampai ke komponen-komponennya dan kemudian menelaah hubungan masing-masing komponen dengan keseluruhan konteks dari berbagai sudut pandang. Penelaahan dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan.

Definisi analisis data menurut Sugiyono dalam buku “Memahami

Penelitian Kualitatif” antara lain :

“Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara. Catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisir data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit melakukan sitesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain” (Sugiyono, 2005:89)

Analisis data dilakukan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan menerapkan konsep dari Miles and Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2005:89), yang terdiri dari :

a. Data colletion, merupakan kegiatan pengumpulan data-data yang ada terlebih dahulu.

b. Data reduction, merupakan kegiatan mereduksi data yang diperoleh setelah dilakukan pengumpulan dengan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membunag data yang tidak diperlukan dan mengorganisasi data.

c. Data Display, merupakan kegiatan memperlihatkan data yang diperoleh setelah direduksi terlebih dahulu.

(45)

1.9 Subjek Penelitian Dan Informan

1.9.1 Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian adalah tempat untuk memperoleh keterangan penelitian, yakni Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, dengan sumber keterangan atau informasi yang diperoleh dari divisi Humas & Protokoler Sub Bagian Layanan Aspirasi.

Sebagaimana yang dijelaskan pada metode penelitian bahwa penelitian ini adalah kualitatif, sehingga kuantitas subjek penelitian bukanlah hal yang utama. Effendy dalam bukunya Penelitian Survey, menyatakan bahwa “Subjek penelitian merupakan bagian terkecil dari suatu lembaga yang dijadikan subjek/sasaran dalam penelitian deskriptif” (Singarimbun dan

Effendy, 1989:108). Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 18 orang. Dan untuk lebih jelaskan akan dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Subjek Penelitian

No Nama Jabatan

1 DRA. Hj. Siti Nina Nurasida Kepala Bagian Humas & Protokoler 2 Drs. Ari Harmedi Memed Kepala Sub Bagian Protokoler 3 Nanang Saefudin,S.Sos Kepala Sub Bagian Publikasi

4 Drs. Sudiana Kasubag Humas bagian layanan Aspirasi 5 H,Tb. AmanRusli Pembawa Acara

(46)

8 Kanila, SAP Petugas Protokoler 9 Yeni Septiani,A,md PembawaAcara

10 Tjuju Aspianti Pengumpulan & Pengelola Kliping 11 Utti Kaniawati, S,Sos Puhlatabahan Publikasi

12 Anne Dwi Swining, S.Md Pengumpulan & Pengelolahan Kliping 13 Syaefudin Haris Kusumah BPP

14 Edih Suryatni Petugas Humas & Layanan Aspirasi 15 Ir, R. Nungkeu Rodtjati, MP Pemroses Masalah Aspirasi

16 Jeri Heryanto Petugas Humas & Layanan Aspirasi 17 Atang Komarudin Petugas Humas & LayananAspirasi

18 Taufik Harjana BPP

Sumber : Company Profile Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat 2013

1.9.2 Informan

Informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti. “Dalam penelitian kualitatif posisi nara sumber sangat

penting, sebagai individu yang sangat penting”. Informan merupakan

tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan penelitian. (HB Sutopo 2002:50)

Dari pendapat yang dikemukan tersebut, dan mengacu pada jumlah total subjek penelitian yang diperoleh, maka teknik penarikan informan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Dimana purposive sampling adalah “suatu teknik penarikan sampel dengan cara memilih orang-orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu mewakili statistik, tingkat signifikansi, dan prosedur pengujian hipotesis”

(47)

Informan dalam penelitian ini berjumlah empat orang, yakni satu orang Kepala Humas & Protokoler Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, satu orang Kepala Sub Bagian Layanan Aspirasi, dan satu bagian pemproses aspirasi, karena yang paling mengetahui dan dapat memberikan keterangan dan informasi untuk penelitian ini. Selain itu terdapat informan kunci (Key Informan) pada penelitian ini, yang berjumlah satu orang. Informan kunci

berasal dari Serikat Buruh Indonesia dimana mereka adalah perwakilan peserta demo hari buruh di gedung sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat. Adapun keterangan lebih jelas mengenai informan penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Informan Penelitian

No Nama Jabatan

1 Ibu Dra.Hj. Siti Nina N. Kepala Humas dan Protokoler 2 Sudiana, S. Sos M.Si Kepala Sub Bagian Layanan

Aspirasi

3 Ir, R. Nungkeu Rodtjati, MP Staff layanan aspirasi

Jumlah 3

Sumber : Data Penelitian 2013

Keterangan :

1. Ibu Dra.Hj. Siti Nina N..sebagai Kepala Humas dan Protokoler diperlukan peneliti karena sumber merupakan bagian penting karena mengetahui informasi secara detail

(48)

3. Ibu Ir. R. Nungkeu Rodtjati, MP. Sebagai informan yang mewakili Staff layanan aspirasi, sebagai sumber untuk memperoleh informasi mengenai demo buruh di Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat.

Tabel 1.3

1) Bapak Abdul Nafis merupakan kepala serikat buruh Indonesia, Beliau menjadi perwakilan buruh Jawa Barat sejak 2010.

1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.10.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Bagian Hubungan Masyarakat& Protokoler Pada Biro Umum Sekretariat Daerah Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro No. 22 Bandung 40115.

1.10.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini, dilaksanakan pada bulan Mei- Juli 2013. Berikut rincian waktu penelitian adalah sebagai berikut :

(49)

c. Persetujuan Dosen b. Pelaksanaan sidang tugas

akhir

Sumber : Data Penelitian 2013 1.11 Sistematika Penelitian

Penulisan penelitian memiliki sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, subjek penelitian dan informan, lokasi dan waktu penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

(50)

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang sejarah instansi tempat dilakukannya penelitian, Divisi Humas, serta menjelaskan tugas pokok dan fungsi, logo instansi dan struktur organisasi.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai hasil penelitian yang terdiri dari deskriptif informan, deskirptif hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

(51)

36 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Hubungan Masyarakat (Public Relations)

2.1.1 Definisi Humas

Humas banyak didefinisikan oleh para ahli secara berbeda. Perbedaan definisi ini dikarenakan kriteria yang digunakan para ahli sangat beragam :

Definisi Humas menurut Scott M. Cutlip dan Allen H.Center dalam buku Dasar-dasar Public Relations (2005: 4) :

“PR adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik menentukan kebijaksanaan dan prosedur-prosedur individu atau suatu organisasi dengan intern publik, dan melaksanakan progam aksi untuk memperoleh pengertian alam penerimaan publik” (Scott Cutlip, Center & Brown, 2005:4).

Berdasarkan kutipan diatas pengertian humas menitikberatkan bahwa aspek-aspek humas mensejajarkan diri dengan aspek-aspek ilmu sosial dari suatu organisasi, yakni menonjolkan tanggung jawab organisasi kepada kepentingan publik atau kepentingan masyarakat luas.

Definisi diatas humas itu suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh goodwill kepada publik atau suatu badan khususnya masyarakat luas. Selain itu humas terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan baik sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup baik lembaga maupun perusahaan. Definisi Humas menurut Rhenald Kasali, dalam bukunya Manajemen Public Relations (2005:9) :

(52)

berkembang sehubungan dengan perubahan nilai-nilai perusahaan ditengah-tengah masyarakat dan perubahan drastis dari tekhnologi yang mewarnai seluruh kehidupan manusia” (Kasali, 2005: 4).

Humas itu jelas berkaitan dengan niat baik dan nama baik perusahaan. Selain itu Humas harus mampu mempunyai teknik-teknik komunikasi yang efektif dalam merencanakan suatu program sehingga dapat menganalisis berbagai kecenderungan yang terjadi agar tidak terjadi kesalahan fatal.

Selain itu aktivitas humas bersifat terencana, berorientasi pada fungsi manajemen organisasi / lembaga tertentu dan mempunyai sasaran dalam mencapai komunikasi yang bersifat dua arah, saling mengerti dan bekerjasama dengan publik dalam mencapai suatu kepuasan dan keuntungan bersama, serta dapat memahami hakikat komunikasi, hakikat manajemen, visi dan misi organisasi / lembaga dalam menentukan publik dengan karakteristik berdasarkan pengetahuan, keahlian dan kreatifitas.

2.1.2 Fungsi Humas

Fungsi humas merupakan kegiatan operasional dari suatu benda atau lembaga. Mengenai istilah fungsi ini, Ralph Curier dan Allan C. Filley dalam bukunya “Principle of Management” dikutip oleh Onong Uchjana Effendy (1993:24) menyatakan bahwa “istilah fungsi menunjukkan suatu tahap yang

jelas yang dapat dibedakan bahkan dari tahap pekerjaan lain”.

(53)

“Fungsi utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan, motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/organisasi”. (Rachmadi,1992:21).

b. To councel executives on way of dealing with public opinion as it exist (untuk memberikan nasihat/penerangan pada manajemen dalam hubungannya dengan opini publik yang ada)

c. To use communication to influence public opinion (untuk menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik).

(Effendy, 1997:134)

Penekanan dari uraian diatas mengenai fungsi humas, Cutlip and Center lebih menekankan kepada penciptaan dampak yang menyenangkan dari pihak publik terhadap kebijakan dan operasionalisasinya oleh pimpinan organisasi.

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Humas” mengemukakan 4

fungsi public relations, yaitu:

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik ekstern maupun intern.

c. Menciptakan komunikasi dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.

(54)

Dari definisi fungsi humas diatas pada dasarnya dapat ditarik suatu kesimpulan tentang fungsi humas secara universal sehingga mudah untuk dipahami dan dilaksanakan oleh seorang Public Relations Officer (PRO) yaitu hanya menyangkut 2 fungsi humas yang prinsipnya:

1. Menyampaikan kebijaksanaan manajemen pada publik 2. Menyampaikan opini publik pada manajemen.

Untuk itu sebagai fungsi manajemen, humas berarti mempunyai kontribusi yang sangat penting untuk membantu lancarnya kegiatan manajenmen khususnya dalam membantu hal-hal yang berkaitan dengan upaya untuk menilai sikap publik terhadap organisasinya.

Fungsi humas apabila dilaksanakan dengan seksama akan menjadi dukungan yang nyata terhadap pencapaian tujuan organisasi beserta manajemennya, karena fungsi yang tidak memihak. Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, sehingga dengan adanya komunikasi yang timbal balik ini kesenjangan komunikasi dalam organisasi bisa diantisipasi dan tercipta hubungan yang harmonis.

(55)

2.1.3 Tujuan Humas

Humas dibentuk atau digiatkan di dalam sebuah organisasi untuk menunjang manajemen yang berupaya untuk mencapai tujuan organisasi sehingga tujuan sentral humas yang akan dicapai adalah tujuan organisasi. Tujuan organisasi yang diperjuangkan oleh manajemen dan ditunjang oleh humas itu tergantung pada sifat organisasinya. Tujuan humas secara umum adalah untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari publik yang bersangkutan, dan memperbaikinya jika citra itu menurun/rusak.

Pada umumnya humas merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh goodwill, kepercayaan saling pengertian (Mutual understansing), menciptakan keuntungan bersama, dan menciptakan citra

yang baik bagi publik atau masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan humas harus diarahkan kepada upaya membina hubungan baik dengan publik-publik yang berkepentingan. (Cutlip, 2005:4).

Yulianita dalam bukunya “Dasar-dasar Public Relations”,

mengatakan ada empat hal yang prinsip dari tujuan humas yakni: 1. Menciptakan citra yang baik

2. Memelihara citra yang baik 3. Meningkatkan citra yang baik

4. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun/rusak. (Yulianita, 2003: 43).

(56)

perusahaan, karena dengan memiliki citra yang baik, sebuah perusahaan akan dinilai bonafid. Hal ini memberikan pengaruh pada tingkat kepercayaan publik-publikya.

2.1.4 Ciri-ciri Humas

Berjalannya Humas dalam suatu organisasi / lembaga dapat dikenal dan diketahui dari ada maupun tidak adanya suatu kegiatan yang menunjukan cirinya. Ciri disini adalah suatu alat untuk mengetahui dan alat untuk mengenal suatu perubahan dan pelaksanaan kegiatan yang ada hubungannya dengan humas dalam suatu lembaga / organisasi. Maka ciri-ciri humas adalah sebagai berikut:

a. Humas merupakan kegiatan suatu organisasi yang berlangsung secara dua arah dan menimbulkan efek yang timbal balik dan membutuhkan opini publik atau adanya suatu respon.

b. Humas merupakan alat penunjang dalam tercapainya tujuan dan sasaran suatu manajemen organisasi / lembaga dalam menetapkan sesuatu hal yang ada kaitannya dengan ciri organisasi.

c. Adanya publik yang menjadi sasaran kegiatan humas yaitu publik internal dan publik eksternal. (Effendy, 1986: 31)

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa seorang humas berkaitan erat dengan publik untuk mendapatkan tujuan dan sasaran yang baik perusahaan.

2.1.5 Sejarah Humas

2.1.5.1 Sejarah Humas di dunia

(57)

ada sejak lama. Untuk mengetahui Humas secara utuh, maka harus mengetahui sejarahnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indionesia (KBBI) sejarah adalah asal-usul, silsilah, kejadian, dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Istilah Public Relations lahir di Amerika Serikat yang dikemukakan oleh Thomas Jefferson pada kongres tahun 1807. Pada saat itu maksudnya dikaitkan dengan istilah foreign relations dari Amerika Serikat. Edward L. Bernays mengklaim bahwa ia berhak mendapat gelar “The Father of Public Relations”. Karena telah mempopulerkan istilah

Public Relations dalam bukunya yang berjudul “Crystalizing Opinion

pada tahun 1966.

Sejarah mencatat bahwa tokoh yang berhak mendapat gelar The Father of Public Relations adalah Ivy Ledbetter Lee, hal ini dikarenakan beliau telah menerbitkan sebuah buletin yang berjudul Public Relations di New York pada tahun 1921. Kemudian dalam sejarahnya istilah ini menguat dengan adanya aktivitas “The Declaration of Principles” pada

tahun 1906 yang mana telah berhasil dalam menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukses, karena inilah ia disebut sebagai The Father of Public Relations.

2.1.5.2 Sejarah Humas Di Indonesia

(58)

oleh PERTAMINA pertama kali. Public Relations di Indonesia berkembang seiring dengan Perkembangan Public Relations di dunia. Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen Public Relations disebutkan bahwa Public Relations digunakan untuk kepentingan usaha dalam bentuk seperi Olimpiade Korea Selaton, Glassnot Perestroika, Kasus Lemak Babi tahun 1988 dan lain-lain. Beberapa kasus-kasus tadi menggunakan jasa Konsultasn Public Relations.

2.1.6 Sasaran Humas 2.1.6.1 Definisi Publik

Publik merupakan suatu kelompok dalam masyarakat dimana di dalam masyarakat heterogen terdapat sekelompok yang sifatnya homogen, dan homogen tersebutlah dikategorikan sebagai publik. “ Publik adalah

sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama (Abdurarachman, 1995:28).

(59)

Publik adalah kelompok atau orang – orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal, maupun eksternal. (Jefkins, 1996; 71). Dan ada empat macam penggolongan publik, yaitu diantaranya:

a. Publik secara kuantitatif, ditandai dengan adanya jumlah dari orang-orang yang terdapat dalam suatu kelompok tertentu. Publik terbentuk jika didalamnya memenuhi syarat jumlah yakni dari dua atau lebih dimana kesemuanya mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal.

b. Publik secara geografis, ditandai dengan adanya sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama disuatu tempat/wilayah dimana mereka mempunyai minat dan perhatian terhadap sesuatu hal. c. Publik secara psikologis, secara psikologis yang dimaksud publik

adalah jika di dalamnya ditandai dengan adanya sejumlah orang yang sama-sama mempunyai minta dan perhatian yang sama terhadap sesuatu hal, tanpa ada hubungannya dengan tempat dimana mereka berada.

d. Publik secara sosiologis, secara sosiologis yang dimaksud dengan publik adalah ditandai dengan adanya sejumlah orang yang mempunyai keinginan yang sama, dasar yang sama, dan berkehendak untuk memecahkan masalah sosial bersama-sama (Yulianita, 2003:17-19).

(60)

goodwill dan memperoleh opini public yang favorable atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik, kegiatan Humas harus dikerahkan ke dalam (internal) dan keluar (eksternal). Dan pernyataan tersebut sesuai dengan pengertian Public Relations itu sendiri yaitu :

“Sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara sesuatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan – tujuan yang spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. (Jefkins, 1996; 9)

Oleh karena itu di antara organisasi dan publik ini sebaiknya terjadi hubungan yang saling mempengaruhi, sehingga terjadinya perubahan pada salah satu pihak akan mendorong terjadinya perubahan pada pihak yang lain. (Kasali, 2005 : 63).

Pada umumnya kegiatan PR ditujukan pada kegiatan internal publik dan eksternal publik, kedua macam publik ini dapat juga dikenal dengan

istilah stakeholder. Publik internal berada dalam organisasi sedangkan publik

eksternal merupakan publik yang berada diluar organisasi.

2.1.6.1.1 Publik Internal

Publik internal humas adalah salah satu bentuk dari ruang lingkup Humas yang menitik beratkan ke dalam perusahaan itu. Istilah ke “dalam”

maksudnya, publik tersebut berlaku kepada hubungan publik yang ada didalam instansi atau perusahaan.

(61)

Griswold, “mencapai karyawan yang mempunyai kegairahan kerja adalah tujuan internal publik” (Abdurrachman, 1995;34). Seperti :

1. Hubungan dengan karyawan (Employe Relations).

2. Hubungan manusiawi (Human Relations).

3. Hubungan dengan buruh (Labour Relations).

4. Hubungan dengan pemegang saham (Stockholder).

2.1.6.2 Publik Eksternal

Sama halnya dengan internal Humas, publik eksternal Humas juga tergantung pada jenis, sifat, atau karakter dari organisasinya. Berikut ini merupakan publik eksternal secara umum didalam perusahaan atau organisasi :

1. Publik Pers (press public)

2. Publik Pemerintahan (government public)

3. Publik masyarakat sekitar (community public)

4. Publik rekanan atau pemasok (supplier public)

5. Publik pelanggan (customer public)

6. Publik konsumen (consumer public)

7. Publik bidang pendidikan (educational public)

8. Publik umum (general public)

Bagi suatu perusahaan, hubungan dengan publik eksternal merupakan suatu keharusan dalam usahanya untuk :

(62)

b. Memperkenalkan produk.

c. Mencari modal dan hubungan baik.

d. Memperbaiki hubungan dengan serikat – serikat buruh, mencegah pemogokan dan mempertahankan karyawan yang cakap, efektif, dan produktif dalam kerjanya.

e. Mencegah persoalan – persoalan yang sedang dihadapi.

Berdasarkan hal – hal yang telah disebutkan di atas, tugas penting humas eksternal adalah mengadakan komunikasi yang efektif, yang bersifat informatif dan persuasif yang ditujukan kepada publik di luar preusahaan atau publik eksternal (Abdurachman, 1995; 38).

Perhatian yang besar terhadap kepentingan publik dan bertindak sesuai dengan kepentingan mereka akan membangkitkan simpati dan salah satu tugas Humas adalah memikirkan serta memperhatikan kepentingan publiknya.

Dengan sudah terbentuknya opini publik yang baik dan publik luar yang menaruh simpati pada suatu organisasi maupun perusahaan, kerjasama pun akan berjalan karena kerjasama itu sudah didasari oleh kepercayaan dan saling mendukung satu sama lainnya.

2.1.7 Humas Sebagai Fungsi Manajemen

Pelaksanaan komunikasi timbal balik antara lembaga/instansi dan publiknya dilakukan oleh pihak Humas dengan membentuk “Manajemen

Humas”, baik secara teknis operasional maupun manajerialnya. Oleh karena

(63)

menyusun program acara (special events program & agenda setting), mulai dari pengumpulan data, mendefinisi masalah, melakukan perencanaan, komunikasi hingga melakukan pengawasan/penilaian hasil yang dicapai secara kualitas maupun kuantitas.

Faktor yang cukup penting dalam berhasil atau tidaknya pelaksanaan program acara atau aktivitas kerja Humas yang disusun tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan kerja dan komunikasi dari Humas untuk mencapai tujuan utama.

2. Bagaimana peranan untuk pelaksanaannya, dan menilai program kerja Humas.

3. Bagaimana menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik, yaitu dalam :

a. Penyampaian pesan (Message)

b. Mengolah dan menyalurkan arus informasi (communication channel) kepada publiknya (komunikasi) dengan tujuan untuk

Gambar

Table Manner Program Studi Ilmu
Subjek PenelitianTabel 1.1
Tabel 1.2 Informan Penelitian
Tabel 1.4 Waktu Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

demikian dapat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa status sosial ekonomi adalah tingkatan atau kedudukan sebuah keluarga di tengah kelompoknya dan posisi yang

Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan

Abstrak: Pelaksanaan supervisi di lingkungan pendidikan merupakan salah satu faktor yang ikut meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Tujuan penelitian ini untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kevalidan LKS menulis proposal karya ilmiah berbasis kontekstual dilakukan terhadap tiga ahli yaitu ahli kebahasaan oleh dengan persentase 75%

Telkom Akses Surabaya dengan menggunakan metode Re-Order Point (ROP) yang dimaksudkan agar sistem mampu menentukan titik pemesanan kembali sehingga sistem dapat

[r]

Pewarnaan graf (graph coloring) merupakan permasalahan pewarnaan graf M- warna yang fokus pada pencarian seluruh jalan untuk mewarnai graf tidak berarah menggunakan paling banyak

Pertama, sebagai kriteria golongan ahl al-kitāb menurut Rashid Riḍa dalam tafsirnya Tafsīr al-Manār yaitu mempunyai kitab suci dan telah diutusnya kepada mereka rasul,