PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU
KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM
(Studi Di Desa Lambaro Skep Aceh)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh
RAUDHAH
704046103269
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU
KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF
(Studi Di Desa Lambaro Skep Aceh)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh
RAUDHAH
704046103269
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/ 2008 M
PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT TERHADAP PRILAKU
KONSUMSI SEPEDA MOTOR PASCA TSUNAMI DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh:
Raudhah
704046103269
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Djawahir Hejazziey,SH, MA
Zulpawati,MA
NIP. 130 789 745
NIP. 150 408 279
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
PENG ESA HA N PA NITIA UJIA N
Skripsi yang berjudul: ” Pe ng a ruh Pe nd a p a ta n Ma sya ra ka t Te rha d a p Prila ku Ko nsum si Se p e d a Mo to r Pa sc a Tsuna m i Da la m Pe rsp e ktif Eko no m i Isla m (Stud i Di De sa La m b a ro Ske p A c e h)”. telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 April 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Konsentrasi Perbankan Syariah.
Jakarta, 05 Juni 2008 Disahkan
Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN MUNAQASYAH
Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM ( )
NIP. 150 210 422
Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag (
)
Pembimbing I : Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA ( )
NIP. 130 789 745
Pembimbing II : Zulpawati, MA ( )
NIP. 150 408 279
Penguji I : Dr. Yayan Sofyan, M.Ag (
)
NIP. 150 228 413
KA TA PENG A NTA R
Bismilla h a l-Ra hma n a l-Ra him.
Segala puji bagi Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat
dan salam kepada junjungan Besar Nabi Muhammad Saw. serta sahabat
beliau, beserta pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma, SH.MA.MM.
2. Ibu Ketua Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Euis Amalia, M.Ag dan bapak Sekretaris Jurusan
Muamalat Ah.Azharuddin Lathief, M.Ag.
3. Bapak Jawahir dan Ibu Zulpawati, MA, sebagai pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, serta petunjuk-petunjuk sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Kepala Desa Lambaro Skep serta masyarakat yang telah
5. Bapak/Ibu Dosen Uin Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
ilmu dan pengarahan selama menjalani studi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Bapak pimpinan dan seluruh karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah
dan Hukum serta perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan pelayanan dengan ramah dan meminjamkan
buku-buku yang diperlukan penulis.
7. Ayahanda M. Yunus, Ibunda Zainiyah serta De Zein tercinta, terima kasih
atas semuanya. Moga kalian diterima disisi-Nya.
8. Buat abang-abang terkasih Bang Yok, Bang Cut, Ngoh Di, Cut Abang
Adlan serta adek2 tersayang Ridha, Akhyar dan Akhi Ma’rifat terima
kasih atas kasih sayang dan pengorbanannya selama ini. Semoga kita
sukses dunia akhirat.
9. Teruntuk kaka-kaka yang selalu menyemangati tapi kadang sok sibuk Ka
Yani, Ka Khairy dan Ka Yeni. Serta ade-ade tercantik Inong Chayank
dan Icha Chayank. Terima kasih atas doa, waktu n laptopnya.
10.Buat Denny Fauzan moga cepat selasai kuliah.
11.Buat sahabat-sahabat yang baik hati dan tidak sombong Opi dan
Firdausi (moga langgeng), Yuni, Aah, Dina, Nuni, Fitri, Nur, Atih, Asih, Fera,
Ajay serta Tea.
12.Buat anggota Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Aceh Jakarta (IMAPA)
Cabang Ciputat, terima kasih atas ilmunya.
13.Teruntuk Pak Kus, Mas Ari, Mas Salman, Mas Mahmun dan Asih terima
kasih atas ilmu dan doanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
... i
DAFTAR ISI
...
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian...
1
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah ...
6
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian...
7
D.
Penelitian Terdahulu...
8
E.
Metodologi Penelitian ...
9
F.
Hipotesis ...
13
G.
Sistematika Penulisan ...
16
BAB II
KERANGKA TEORI TENTANG PRILAKU KONSUMSI
A.
Tinjauan Umum Tentang Prilaku Konsumsi ...
18
B.
Prilaku Konsumsi dalam Islam ...
19
1.
Pengertian dan Tujuan Konsumsi...
19
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen .. 23
3.
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam ...
25
C.
Teori Utility dan Sifatnya ...
27
D.
Teori Kebutuhan ...
28
E.
Pendapatan... 36
B.
Kondisi Demografis...
39
C.
Kondisi Sosial Perekonomian...
41
D.
Deskripsi Data ...
44
BAB IV
ANALISA PRILAKU KONSUMSI MASYARAKAT DESA
LAMBARO SKEP
A.
Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap
Konsumsi Sepeda Motor ...
49
B.
Pengujian Hipotesis Penelitian ...
54
C.
Regresi Linear ...
56
D.
Statistik Deskripsi...
60
E.
Solusi Bagi Masyarakat Yang Tidak Sesuai Dengan Pola Konsumsi
Dalam Perspektif Ekonomi Islam...
70
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan... 73
B.
Saran ... 74
LEMBA R PERNYA TA A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 05 Juni 2008
BA B I
PENDA HULUA N
A . La ta r Be la ka ng
Setiap sistem ekonomi pasti didasarkan atas ideologi yang
memberikan landasan dan tujuannya di satu pihak, dan aksioma-aksioma
serta prinsip-prinsipnya di lain pihak. Proses yang diikuti dengan seperangkat
aksioma dan prinsip yang dimaksudkan untuk lebih mendekatkan tujuan
sistem tersebut merupakan landasan system yang bisa diuji. Setiap sistem
ekonomi membuat kerangka di mana suatu komunitas sosio-ekonomik
dapat memanfaatkan sumber-sumber alam dan manusiawi untuk
kepentingan produksi dan mendistribusikan hasil-hasil produksi ini untuk
kepentingan konsumsi.
Mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, sebagian konsumen
menyatakan kebutuhan dan keinginannya. Namun tidak memahami
motivasi mereka secara lebih mendalam, sehingga sering pula bereaksi
tidak sesuai dengan kebutuhan. Sebelum akhirnya melakukan keputusan
pembelian. Untuk itu ekonom muslim harus mengetahui sejauh mana
tingkat wawasan dan kesadaran mereka terhadap ekonomi dalam
perspektif Islam. Study perilaku konsumen terpusat pada cara individu
(waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan
dengan konsumsi. 1
Perbincangan masalah perilaku erat hubungannya dengan objek
yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Perilaku konsumen
adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses
kebutuhan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. 2
Selama beberapa dekade negara-negara Muslim telah mengikuti
suatu pola konsumsi yang dijiplak dari budaya konsumen Barat yang
mengukur nilai seseorang berdasarkan kemewahan hidup dan frekuensi
belanjanya. Dengan begitu, gaya hidup mahal yang bahkan beberapa
negara industri yang kaya pun hampir tidak menjangkaunya, telah menjadi
sebuah simbol prestise di negara-negara Muslim yang miskin. Ini semua
bersamaan dengan sejumlah kebiasaan, berlangsung sejak lahir sampai
mati, telah mengarah pada pola konsumsi yang tidak realistis dan tidak
berdasar dipandang dari sudut pandang nilai-nilai islami dan sumber
dayanya.3
Meskipun pada saat sekarang, belum ada sebuah negara muslim
yang menerapkan Ekonomi Islam berdasarkan ajaran Qur’an dan
Al-Hadits, tetapi dalam kehidupan sehari-hari sebagian konsumen muslim
1
Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanok, Consumer Behaviour, Prilaku Konsumen
(Kelompok Gramedia 2004), Seventh editin, h. 6 2
Nugroho J. Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 1 dan 3
3
tetap berpegang pada nilai-nilai agama mereka dalam konsumsi dan
penggunaan pendapatan.4
Konsumen ingin mendapatkan produk dan jasa serta pemuas
kebutuhan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian konsumen
di Indonesia yang menjadi masyarakat konsumsi tinggi dalam membeli
barang atau produk bahkan sampai ada yang membeli suatu produk
sampai keluar negeri. Sedangkan masyarakat yang pendapatannya
rendah membeli produk dalam negeri, sesuai dengan kebutuhan hidup,
walau harganya murah tetapi dapat mencukupi kebutuhan.
Semakin tinggi peradaban manusia, semakin dikalahkan oleh
kebutuhan fisiologik karena faktor-faktor psikologis. Dalam suatu masyarakat
primitif, kebutuhan konsumsi sangat sederhana. Tetapi peradaban modern
telah menghancurkan kesederhanaan akan kebutuhan. Etika ilmu Ekonomi
Islam berusaha untuk mengurangi kebutuhan material manusia zaman
sekarang. 5
Kebutuhan manusia tidak pernah terbatas. Ada tiga golongan
kebutuhan yaitu: pertama, kebutuhan primer merupakan kebutuhan mutlak
yang harus dipenuhi dan ini mempengaruhi kelangsungan hidup manusia.
Kedua, kebutuhan sekunder yaitu komoditi yang penggunaannya hanya
sebagai pelengkap dari kebutuhan pokok. Ketiga, kebutuhan tersier
didukung oleh seberapa besar penghasilan yang diperoleh, tetapi
4
Muflih Muhammad, Prilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam . hal 3. 5
penggunannya tidak menambah efisiensi seseorang bahkan
menguranginya.
Dalam rangka menganalisis perilaku konsumen, seseorang bisa saja
berpandangan bahwa konsumen dalam masyarakat muslim hanya
dituntun secara ketat dengan sederetan larangan-larangan yaitu: makan
daging babi, minum minuman keras, mengenakan pakaian sutra dan
cincin emas (untuk pria) dan seterusnya. Masyarakat harus berpandangan
lebih luas mengenai sikap tidak berlebih-lebihan dalam hal konsumsi yang
dituntun oleh prilaku para konsumen muslim yang mengutamakan
kepentingan orang lain. Oleh karena itu yang dibutuhkan adalah
menentukan apakah tingkatan konsumsi yang berlaku dalam suatu
masyarakat berada dibawah atau diatas tingkat sederhana.6
Kehidupan yang sederhana dan pemikiran yang tinggi harus
menjadi sebuah moto. Ini tidak berarti bahwa seseorang harus menjalani
hidup asketis atau mortifikasi (menganggap hina terhadap dunia) dan
menjalani kehidupan menyepi. Islam juga tidak mendukung untuk menekan
emosi yang dipraktekkan oleh Scotis (orang yang pandai menahan
nafsunya) akan tetapi hanya meletakkan batasan bagi keinginan
hedonistis sebagai suatu pencegah kejahatan yang ditimbulkan dari
eksesnya, perkembangan yang harmonis badan dan jiwa menjadi sesuatu
yang sangat diinginkan. Keadaan dalam keadaan seimbang merupakan
6
suatu obat bagi penyakit ekonomi yang disebabkan oleh konsumsi
kekayaan yang tidak rasional.7
Untuk meningkatkan kondisi kemanusiaan dan untuk memberi
kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi yang sehat, konsumsi dituntuk agar
logis. Sebagaimana diatur dalam Islam Al-qur’an surat Al-Isra’ ayat 26, 27
dan 29.
اﺮ ﺬْ
ْرﺬ
ﺎ و
ﺴ ا
ْاو
ﻜْﺴ ْاو
ﻪﻘ
ﻰ ْﺮﻘْا
اذ
تاءو
.
اﻮ ﺎآ
رﺬ ْا
نإ
ﻪ ﺮ
نﺎ ْ ا
نﺎآو
ﺎ ا
ناﻮْﺧإ
ارﻮ آ
.
ﺎ و
ﻚﻘ
ﻰ إ
ﺔ ﻮ ْﻐ
كﺪ
ْ ْﺠ
ﺎ و
ارﻮﺴْ
ﺎ ﻮ
ﺪ ْﻘ
ْﺴ ْا
آ
ﺎﻬْ ﺴْ
.
Artinya: Da n b e rika nla h ha knya ke p a d a ke ra b a t d e ka t, jug a ke p a d a o ra ng miskin d a n o ra ng ya ng d a la m p e rja la na n: d a n ja ng a nla h ka mu me ng ha mb ur-ha mb urka n ha rta mu se c a ra b o ro s (26). Se sung g uhnya o ra ng -o ra ng ya ng p e mb o ro s itu a da la h sa uda ra sya ita n d a n sya ita n itu sa ng a t ing ka r ke p a d a Tuha nnya (27).Da n ja ng a nla h e ng ka u ja d ika n ta ng a nmu te rb e le ng g u p a d a le he rmu d a n ja ng a n (p ula ) e ng ka u te rla lu me ng ulurka nnya (sa ng a t p e mura h) na nti ka mu me nja di te rc e la da n me nye sa l (29).
Namun yang menjadi permasalahan, banyak prilaku konsumsi
sekarang ini yang kurang sesuai dengan Islam, dimana cenderung lebih
memuaskan hawa nafsunya dalam mengkonsumsi barang-barang dan
tidak bisa membedakan antara kebutuhan dengan keinginan. Begitu juga
yang terjadi pada masyarakat Aceh khususnya masyarakat yang
bertempat tinggal di Desa Lambaro Skep dimana prilaku konsumsi lebih
7
meningkat pasca Tsunami, salah satunya mengkonsumsi kendaraan
bermotor. Masyarakat Aceh yang mayoritas beragama Islam sangat
memegang teguh akan ajaran Islam, tetapi dari segi mengkonsumsi
barang, kadang kala berlebih-lebihan.
Selama pasca Tsunami, penulis mengamati banyak sepeda motor
yang digunakan oleh masyarakat Aceh, dan hal itu mempengaruhi tingkat
pendapatan masyarakat. Tingkat masyarakat yang rendah akan
berpengaruh dalam mengkonsumsi sepeda motor. Dilihat dari segi
pendapatan, masyarakat Desa Lambaro Skep bisa dibilang mencukupi
untuk membeli sebuah sepeda motor. Namun tidak sedikit yang
berpenghasilan dibawah rata-rata juga melakukan hal yang sama. Setelah
penulis mengamati keadaan tersebut, maka penulis tertarik untuk
membahas dalam skripsi yang berjudul ” Pe ng a ruh Pe nd a p a ta n Ma sya ra ka t
Te rha d a p Prila ku Ko nsum si Se p e d a Mo to r Pa sc a Tsuna m i Da la m Pe rsp e ktif Eko no m i Isla m (Stud i Ka sus De sa La m b a ro Ske p A c e h)”.
B. Pe m b a ta sa n d a n Pe rum usa n Ma sa la h
1. Batasan Masalah
Supaya permasalahan dalam skripsi ini lebih terfokus, penulis
membuat batasan-batasan masalah berkisar pada tingkat pendapatan
masyarakat Desa Lambaro Skep terhadap prilaku konsumsi sepeda
motor, berhubungan dengan Syariat Islam yang diterapkan di Aceh.
Agar prinsip dalam ajaran Islam sebagai suatu yang diyakini sesuai
2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yaitu:
a. Apakah tingkat pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep
mempengaruhi konsumsi sepeda motor?
b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat untuk
memiliki sepeda motor?
c. Bagaimana prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro Skep dalam
perspektif ekonomi Islam?
d. Bagaimana solusi bagi masyarakat Desa Lambaro Skep yang tidak
sesuai dengan pola konsumsi dalam perspektif ekonomi Islam?
C . Tujua n d a n Ke g una a n Pe ne litia n
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh tingkat pendapatan masyarakat terhadap
konsumsi sepeda motor.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat
untuk memiliki sepeda motor.
c. Untuk mengetahui prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro Skep
dalam Perspektif ekonomi Islam.
d. Mencari solusi bagi masyarakat Desa Lambaro Skep yang tidak
sesuai dengan pola konsumsi dalam perspektif ekonomi Islam.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi mahasiswa pada umumnya, mampu mengembangkan pikiran
bagi mahasiswa pada khususnya, diharapkan dapat menambah
sumbangan pemikiran bagi wacana keilmuan ekonomi Islam,
terutama dalam prilakunya.
b. Bagi masyarakat, diharapkan mengetahui dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
D. Pe ne litia n Te rd a hulu
Persoalan mengenai prilaku konsumsi di lapangan (dalam
masyarakat) banyak yang menyimpang dari ajaran Islam.
Muhamad Fauzi Rahul A, alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2006), pernah melakukan penelitian mengenai karakteristik konsumen. Sifat
penelitiannya cenderung kearah perspektif Islam. Kemudian dituangkan
dalam sebuah skripsi yang berjudul Sikap Konsumen terhadap Promosi
Produk Fast Food dalam Perspektif Islam (studi kasus KFC M.T. Haryono,
Jakarta Selatan).
Penelitian yang berbentuk skripsi lainnya adalah Pengaruh
Pendapatan Terhadap Pola Konsumsi, Tabungan dan Zakat, oleh Henny
Khairani (2006). Penelitian membahas tentang hubungan dimana semakin
tinggi pendapatan penduduk Kelurahan Rangkapan Jaya Baru maka
semakin besar pula tingkat konsumsi masyarakat tersebut dan berpengaruh
juga pada pola tabungan yaitu berhemat serta berpengaruh pada zakat.
E. Me to d o lo g i Pe ne litia n
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian
deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang
diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
bagaimana adanya. Pelaksanaan metode penelitian deskriptif tidak
terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi
analisis dan interpretasi tentang data tersebut, selain itu semua yang
dikumpulkan memungkinkan menjadi kunci terhadap apa yang diteliti.
2. Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Lambaro
Skep pasca tsunami. Mengingat terbatas waktu, dana dan tenaga
maka tidak semua jumlah penduduk diteliti sebagai obyek penelitian.
Untuk mendapatkan sampel digunakan teknik random sampling
(sampel random). Sampel random adalah sampel yang diambil dari
suatu populasi dan setiap anggota populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel8. Sample yang diambil adalah
jumlah pengguna sepeda motor di Wilayah Kota Banda Aceh karena di
Desa Lambaro Skep tidak tersedia data tersebut. Selanjutnya
Singarimbun mengatakan bahwa untuk mempergunakan metode
random sampling perlu memenuhi beberapa syarat yaitu: (1). Harus
8 Masri Singarimbun dan Efendi S, Me to de Pe ne litia n Surve y, (Jakarta, LP3ES,
tersedia daftar kerangka sampling, (2). Sifat populasi harus homogen,
(3). Keadaan populasi tidak terlalu tersebar secara geografis.
3. Variabel Penelitian
Pengukuran variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah
variabel tingkat pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep terhadap
prilaku konsumsi sepeda motor.
X Y
Pendapatan
X= Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan rata-rata
perbulan.
Y= Prilaku Konsumsi
Prilaku konsumsi sepeda motor masyarakat Desa Lambaro Skep.
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat
pendapatan masyarakat Desa Lambaro Skep terhadap prilaku konsumsi
sepeda motor antara lain:
a. Jenis Pekerjaan
b. Adakalanya masyarakat menggunakan sepeda motor sebagai ojek.
Namun dari hasil observasi, rata-rata penduduk berprofesi sebagai
nelayan.
c. Penghasilan Bulanan
d. Pembelian Sepeda Motor secara Kredit atau Cash
e. Kesesuaian Pengetahuan Masyarakat tentang Prilaku Konsumsi
dalam Islam dengan Syariat Islam yang Diterapkan Di Aceh.
4. Metode Pengumpulan dan Pengambilan Data
Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi, metode dokumentasi kepustakaan dan metode kuesioner.
a. Observasi adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui kondisi
dan situasi masyarakat Desa Lambaro Skep.
b. Metode Dokumentasi
Dokumen-dokumen yang ada dipelajari untuk memperoleh data
dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen tersebut meliputi data
dari Desa Lambaro Skep, penelitian terdahulu, laporan dan berbagai
artikel dari majalah, koran atau jurnal yang berkaitan dengan topik
penelitian. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk
mendapatkan data sekunder.
c. Metode Kuesioner
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden adalah berbentuk angket atau kuesioner.
Jenis kuesioner ini adalah kuesioner tertutup dan terbuka dengan
skala Likert. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah
kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda cross (X)9.
Kuesioner terbuka dengan cara memberikan hak kepada responden
untuk menjawab apa yang sesuai dengan ide mereka. Adapun
sebagai alasan bahwa digunakan kuesioner tertutup karena (1).
Kedua jenis kuesioner tersebut memberikan kemudahan kepada
responden dalam memberikan jawaban, (2). Kedua jenis kuesioner
tersebut lebih praktis dan sistematis, (3). Keterbatasan biaya dan
waktu penelitian.
5. Metode Analisis Data
Instrumen yang baik untuk memenuhi dua persyaratan yaitu Valid
dan Reliable. Karena itu kuesioner sebagai instrumen pengumpul data
dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitas dengan cara
melakukan uji coba pada prilaku masyarakat Desa Lambaro Skep.
Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS
pada tabel dengan judul Ite m-To ta l Sta tistic s, menilai kevalidan
masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Co rre c te d Ite m-To ta l
Co rre la tio n masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pernyataan
dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Co rre c te d Ite m-
To ta l Co rre la tio n > dari r-tabel. Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Untuk mengetahui apakah alat ukur reliable atau tidak, diuji
9 Suharsimi Arikunto, Pro se dur Pe ne litia n: Sua tu p e nde ka ta n p ra kte k,
dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Sebuah instrumen
dianggap telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima adalah
apabila nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau
sama dengan 0,610.
Jika kuesioner telah valid dan reliabel, maka kuesioner dapat
disebarkan kepada responden. Berdasarkan hasil jawaban responden
selanjutnya dibuat tabulasi distribusi frekuensi dan kemudian dilakukan
interpretasi.11 Penyelesaian analisis tersebut akan memanfaatkan fasilitas
yang ada dalam So ftwa re SPSS fo r Windo ws ve r. 12.
F. Hip o te sis
Hubungan antara Variabel-variabel yang diteliti dapat
digambarkan sebagai berikut:
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan
dengan prilaku konsumsi masyarakat.
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan
dengan prilaku konsumsi masyarakat.
10 Uma Sekaran, Re se a rc h Me tho ds Fo r Busine ss : A Skill-Bulding Ap p ro a c h, John
Wiley & Sons, (New York: 1992), h. 287, Maholtra N.K, Ma rke ting Re se a rc h : Ana lysis Ap p lie d O rie nta tio n, Prentice Hall International Inc., (New Jersey, 1996), Second Edition, h. 304
11 Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
Untuk kasus ini ada hubungan positif antara tingkat pendapatan
dengan prilaku konsumsi sepeda motor.
1.
Uji Signifikansi Parameter Individual (z-test)
Uji statistik-z pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat
signifikan koefisien korelasi jika data sampel lebih dari 30.
12Jika suatu
koefisien korelasi signifikan menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen (
explanatory
) secara individual dalam menerangkan variabel
dependen. Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai z adalah sebagai
berikut :
z = r √n - 1
dimana : r = korelasi antar variabel independen dengan dependen
n = jumlah sampel
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan hitung dengan
z-tabel :
a.
Jika z hitung > z-tabel, atau z-hitung < - (z-tabel) maka H
0ditolak, dan H
Aditerima.
b.
Jika z hitung < z-tabel, maka H
0diterima dan H
Aditolak.
2.
Model Korelasi
Uji korelasi ini digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel.
Untuk itu digunakan Korelasi
Rank Spearman
karena memenuhi asumsi non
parametrik (data ordinal).
13Rumus Korelasi
rank Spearman
adalah:
14)
1
(
6
1
22
−
Σ
−
=
n
n
di
r
sdimana:
di = Beda (selisih) setiap peringkat rank
n = Jumlah anggota sampel
Uji signifikan korelasi dilakukan dengan cara membandingkan antara
korelasi hitung dengan tabel korelasi. Dengan daerah kritis atau daerah
penolakan yaitu, apabila korelasi hitung > tabel korelasi, atau korelasi hitung < -
(tabel korelasi). Bila syarat tersebut terpenuhi maka hipotesis H
0ditolak, dan
hipotesis alternatif H
Aditerima, yang berarti variabel independen signifikan
terhadap variabel dependen, dan berlaku sebaliknya. Selain itu juga dapat dilihat
dari probabilitas signifikan
.
Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas
signifikan adalah :
a.
Jika probabilitas signifikan
> 0.05, maka H
0diterima, berarti bahwa suatu
variabel independen tidak mempunyai hubungan secara signifikan terhadap
variabel dependen.
13
Singgih Santoso, Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12 (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004), h. 339.
14
b.
Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka H
0ditolak, berarti bahwa suatu
variabel independen mempunyai hubungan secara signifikan terhadap
variabel dependen.
3.
Regresi Linear
Untuk mencari pengaruh antara tingkat pendapatan dengan prilaku
konsumsi sepeda motor digunakan rumus sebagai berikut:
Persamaan regresi: y=a+bx
x = Variabel Independen
y = Variabel Dependen
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
Cara memperoleh data: buka file regresi_sederhana. Menu
Analyze
→
Regression
→
Linear, ikuti langkah selanjutnya dengan berpedoman
kepada buku SPSS.
Mengenai tehnik penulisan, penulis mengacu pada buku ”Pedoman
Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2005”, dengan beberapa pengecualian: ayat-ayat al-Qur’an tidak diberi catatan
kaki tetapi cukup dengan memberi nama surat dan nomor ayat. Serta terjemahan
ayat-ayat al-qur’an dan hadis ditulis satu spasi.
G . Siste m a tika Pe nulisa n
Bab I : Pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang penelitian,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, penelitian terdahulu, metodologi penelitian, hipotesis
Bab II : Membahas tentang materi konsep-konsep yang berkaitan
dengan judul penelitian. Bagian ini membahas tinjauan umum
tentang prilaku konsumsi, memuat prilaku konsumsi dalam Islam,
berisi pengertian dan tujuan konsumsi, faktor-faktor yang
mempengaruhi prilaku konsumen serta prinsip-prinsip ekonomi
Islam. Teori utility dan sifatnya. Teori Kebutuhan. Pendapatan.
Bab III : Gambaran umum Desa Lambaro Skep yang merupakan objek
penelitian, yang meliputi letak geografis, kondisi demografis,
kondisi sosial keagamaan serta deskripsi data.
Bab IV : Menjelaskan analisis prilaku konsumsi masyarakat Desa Lambaro
Skep, memuat Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap
Konsumsi Sepeda Motor. Pengujian hipotesis penelitian. Regresi
linear. Statistik deskripsi.
BA B II
KERA NG KA TEO RI TENTA NG PRILA KU KO NSUMSI
A . Tinja ua n Um um Te nta ng Prila ku Ko nsum si
Menurut bahasa, konsumsi adalah pemakaian barang sehari-hari15.
Dalam istilah ekonomi, konsumsi adalah digunakannya jasa-jasa atau
benda-benda materil untuk memenuhi keinginan manusia.16 Perilaku
adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak
nampak, dari yang diarasakan sampai yang paling tidak dirasakan. Jadi,
perilaku konsumsi adalah suatu sikap atau perilaku manusia dalam
menggunakan suatu produk barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Konsumen tidak hanya berbeda secara umum—yaitu umur dan jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaan, status perkawinan dan pengaturan
hidup—tetapi juga berbeda kegiatan dan minat mereka, kelebih-sukaan
dan pendapatan mereka, makanan yang mereka makan dan berbagai
produk yang mereka beli.
Pada bab 1 telah disebutkan bahwa studi prilaku konsumen terpusat
pada cara individu mengambil keputusan dalam pembelian
15
Kamisu dan Yose Rizal, Kamus Populer Lengkap Praktis (Jakarta: Saptha Artha Jaya, tt). H. 94.
16
barang. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa, kapan, dan
dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli dan seberapa
sering mereka menggunakannya.
Prilaku konsumen merupakan bagian dari prilaku manusia yang telah
melibatkan banyak sumbangan disiplin ilmu. Disiplin ilmu yang telah banyak
menyumbangkan pemahaman terhadap prilaku konsumen adalah:17
Psikologi : Pemahaman mengenai prilaku dan proses mental individu.
Sosiologi : Pemahaman mengenai prilaku bersama dari orang dalam
kelompok.
Psikologi sosial : Pemahaman mengenai bagaimana seseorang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh suatu kelompok.
Ekonomi : Pemahaman mengenai produksi, perdagangan dan
konsumsi dari barang dan jasa.
Antropologi : Pemahaman manusia dan kaitannya dengan budaya.
B. Prila ku Ko nsum si d a la m Isla m 1. Pe ng e rtia n d a n Tujua n Ko nsum si
Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh
nilai-nilai Islam. Mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak terdapat
perbedaan apapun antara ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi
17
modern. Andaipun ada perbedaan itu terletak pada sifat dan
volumenya. Oleh sebab itu perbedaan pokok antara kedua sistem ilmu
ekonomi dapat dikemukakan dengan memperhatikan penanganan
masalah pilihan.18
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
ekonomi manusia yang diatur berdasarkan aturan agama Islam dan
didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan
rukun Islam. 19
Etika sebagai ajaran baik-buruk, benar-salah, atau ajaran
tentang moral khususnya dalam prilaku dan tindakan-tindakan ekonomi,
bersumber dari ajaran agama. Itulah sebabnya banyak ajaran dan
paham dalam ekonomi Barat menunjuk pada kitab Injil (Bib le), dan etika
ekonomi Yahudi banyak menunjuk pada Ta ura t. Demikian pula etika
ekonomi Islam termuat dalam lebih dari seperlima ayat-ayat yang
dimuat dalam Al-Quran. Namun jika etika agama Kristen-Protestan telah
melahirkan semangat (spirit) kapitalisme, maka etika agama Islam tidak
mengarah pada Kapitalisme maupun Sosialisme. Jika Kapitalisme
menonjolkan sifat individualisme dari manusia, dan Sosialisme pada
kolektivisme, maka Islam menekankan empat sifat sekaligus yaitu :
a. Kesatuan (unity)
b. Keseimbangan (e q uilib rium)
18 Achyar Eldine, Prinsip -p rinsip Eko no mi Isla m, (Jurnal Ilmiah).
19 Dikutip dari Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah yang diterbitkan oleh
c. Kebebasan (fre e will)
d. Tanggungjawab (re sp o nsib ility).
Dalam membangun kesejahteraan masyarakat, ekonomi tidak
hanya bisa tergantung pada variabel-variabel politik, sosial, ekonomi,
dan demografi, tetapi juga sangat tergantung pada variabel syariah.
Syariah membantu masyarakat menanamkan kualitas kebaikan, seperti
ketaatan, kejujuran, integritas, kesederhanaan dan keadilan. Dalam
Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan
keimanan menjadi tolak ukur penting karena memberikan cara
pandang dunia yang cenderung memengaruhi kepribadian manusia,
yaitu dalam bentuk perilaku, gaya hidup, selera, sikap-sikap terhadap
sesama manusia, sumber daya, dan ekologi. Dalam konteks inilah
dibahas tentang pelarangan terhadap isra f atau berlebih-lebihan.20
Batasan konsumsi dalam Islam terdapat dalam Alqur’an surat
Al-Baqarah (2): 168-169:
تاﻮ ﺧ
اﻮ
ﺎ و
ﺎ
ﺎ ﺎ
ضْرﺄْا
ﺎ
اﻮ آ
سﺎ ا
ﺎﻬ أﺎ
ْنأو
ءﺎ ْ ْاو
ءﻮﺴ ﺎ
ْ آﺮ ْﺄ
ﺎ إ
ﱞوﺪ
ْ ﻜ
ﻪ إ
نﺎ ْ ا
نﻮ ْ
ﺎ
ﺎ
ﻪ ا
ﻰ
اﻮ ﻮﻘ
Ha i se ka lia n ma nusia , ma ka nla h ya ng ha la h la g i b a ik d a ri a p a ya ng te rd a p a t d i b umi, d a n ja ng a nla h ka mu me ng ikuti la ng ka h-la ng ka h se ta n; ka re na se ta n itu a da la h musuh ya ng nya ta b a g i ka mu. Se sung g uhnya se ta n ha nya me nyuruh ka mu b e rb ua t ja ha t d a n ke ji, d a n me ng a ta ka n te rha da p Alla h a p a ya ng tida k ka mu ke ta hui.
20 Muhammad Muflih, Prila ku Ko nsume n Da la m Pe rsp e ktif Ilmu Eko no mi
Prilaku isra f diharamkan sekalipun komoditi yang dibelanjakan
adalah halal. Namun demikian, Islam tetap membolehkan seorang
Muslim untuk menikmati karunia kehidupan, selama itu masih dalam
batas kewajaran. Dalam Alqur’an surat Al-A’raf ayat 31 dikatakan:
ﺎ و
اﻮ ﺮْ او
اﻮ آو
ﺪﺠْﺴ
آ
ﺪْ
ْ ﻜ ز
اوﺬﺧ
مداء
ﺎ
ﺮْﺴ ْا
ﺎ
ﻪ إ
اﻮ ﺮْﺴ
Ma ka n d a n minumla h, d a n ja ng a nla h b e rle b ih-le b iha n. Se sung g uhnya Alla h tida k me nyuka i o ra ng -o ra ng ya ng b e rle b ih-le b iha n.
Tokoh-tokoh yang menggunakan kerangka acuan Islami tidak
menerima formulasi kontemporer mengenai teori prilaku konsumsi
dengan alasan bahwa ia diselewengkan oleh nilai-nilai ideologis dan
sosial masyarakat non muslim dimana ia dikembangkan. Namun mereka
biasanya tidak memberikan penggantinya. Keberatan mereka terutama
ditujukan pada nilai-nilai konsumen bukan pada alat-alat analisis. Sudah
sangat umum di kalangan mereka semacam itu untuk memandang
teori konsumsi dalam pengertian keabsahan hukum barang-barang
konsumen dan jasa-jasa. Hanya sedikit pencetus teori yang berani
menanggulangi isu-isu pokok mengenai teori prilaku konsumen tersebut,
seperti rasionalisme konsumen dan konsep barang-barang konsumen21.
21
2. Fa kto r- fa kto r ya ng Me m p e ng a ruhi Prila ku Ko nsum e n22
Dalam mengkonsumsi barang atau jasa masyarakat
dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.
a. Faktor kebudayaan. Kebudayaan sangat menentukan keinginan
dan perilaku seseorang. Perilaku manusia umumnya dipelajari bukan
bertindak berdasarkan nurani.
b. Faktor sosial. Yang dimaksud faktor sosial disini pertama adalah
kelompok referensi yaitu yang mempunyai pengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap perilaku seseorang. Kedua
keluarga yaitu orang tua dan pasangan hidup anak-anak. Yang
ketiga peran dan status. Ini bisa dilihat dari segi posisi, partisipasi
seseorang dalam kelompok.
c. Faktor pribadi. Yang mempengaruhinya adalah umur, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup dan konsep diri.
d. Faktor psikologis. Terdiri dari motivasi, persepsi, proses belajar dan
kepercayaan.
Perilaku konsumsi dalam Islam akan didasarkan pada nilai-nilai
al-Qur’an dan hadits akan berdampak kepada seorang muslim dalam
beberapa hal:23
1. Konsumsi seorang muslim didasarkan atas pemahaman
bahwa kebutuhannya sebagai manusia terbatas. Seorang
22
Nugroho J. Setiadi, Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 11-15.
23
muslim akan mengkonsumsi pada tingkat wajar dan tidak
berlebihan.
2. Tingkat kepuasan tidak dirasakan atas banyaknya jumlah dari
dua atau saru pilihan barang yang dipilih, tetapi berdasarkan
atas pertimbangan bahwa pilihan ini berguna bagi
kemaslahatan.
3. Seorang muslim tidak akan mengkonsumsi barang-barang
haram atau barang yang diperoleh dengan cara haram,
seperti mengkonsumsi makanan atau minuman beralkohol,
mengkonsumsi barang atau jasa hasil proses memeras,
barang dari hasil menjarah, mencuri dan merampok.
4. Seorang muslim tidak akan memaksa untuk berbelanja
barang-barang yang di luar jangkauan penghasilannya.
Walaupun ia dapat menambah penghasilannya dari utang
ata kegiatan bersifat subhat, karena ini akan menimbulkan:
p e rta ma , terkondisi untuk mempermudah masalah, ke d ua ,
mempengaruhi orang lain untuk melakukan hal sama, karena
alasan gengsi (prestise), ke tig a , akan menimbulkan
kecemburuan sosial dan diskriminasi sosial.
5. Tingkat kepuasan bagi seorang muslim berhubungan dengan
tingkat syukur.
Ada empat prinsip utama dalam sistem ekonomi Islam yang
diisyaratkan dalam A-Qur’an:24
a. Hidup Hemat dan tidak bermewah-mewahan, tindakan-tindakan
ekonomi hanyalah sekedar untuk memenuhi kebutuhan bukan
memuaskan keinginan. ( Q.S. Al-A’raf: 31-32 dan Al-Israa: 29).
⌧
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya. Karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.(Q .S: Al-Isra a : 29)
b. Implementasi zakat; pada tingkat negara mekanisme zakat adalah
o b lig a to ry za ka t siste m bukan vo lunta ry za ka t siste m. (Q.S. At-Taubah:
60 dan 103).
☺
☺
☺
⌧
⌧
☺
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
24
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q .S: At-Ta ub a h: 60)
c. Pengahapusan/ pelarangan Riba, Gharar dan Maisir; menjadikan
sistem bagi hasil dengan instrumen mudharabah dan musyarakah.
(Q. S. Al-Baqarah: 274-281).
⌧
O ra ng -o ra ng ya ng me na fka hka n ha rta nya d i ma la m d a n d i sia ng ha ri se c a ra te rse mb unyi da n te ra ng -te ra ng a n, Ma ka me re ka me nda p a t p a ha la di sisi Tuha nnya . tida k a da ke kha wa tira n te rha da p me re ka da n tida k (p ula ) me re ka b e rse dih ha ti.(Q . S. Al-Ba q a ra h: 274)
d. Menjalankan usaha-usaha yang halal; dari produk atau komoditi,
manajemen, proses produksi hingga proses sirkulasi atau distribusi
haruslah ada dalam kerangka halal. (Q.S. Al-Baqarah: 72 dan 168,
An-Nisa’: 29).
⌧
☺
ya ng b e rla ku de ng a n suka sa ma -suka di a nta ra ka mu. da n ja ng a nla h ka mu me mb unuh dirimu. An-Nisa ’ : 29).
Dari empat prinsip utama diatas terlihat jelas corak dari perilaku
manusia Islam dalam menyikapi harta.
C . Te o ri Utility d a n Sifa tnya
Istilah manfaat ekonomi bermaksud suatu sifat khusus (khasiat) yang
apabila ia ada dan wujud dalam suatu barang, maka barang tersebut
mampu memenuhi suatu hajat dan keperluan. Istilah hajat dan keperluan
dari aspek ekonomi bermakna kemauan atau keinginan. Oleh karena itu,
suatu barang yang mempunyai utiliti dan berguna dari sudut ilmu ekonomi
ialah suatu barang yang diinginkan dan dikehendaki. Apabila tidak lagi
dinginkan dan dikehendaki, maka hilanglah utiliti dan kegunaannya.25
Be b e rap a sifat utiliti e ko no m i26
1. Utiliti ekonomi bukanlah suatu sifat yang selalu muncul dari asal suatu
barang, tetapi ia muncul apabila barang itu diperlukan dan
dikehendaki, oleh sebab itu suatu barang tidak boleh dianggap
mempunyai utiliti kecuali ia diinginkan dan dikendaki. Apabila ia tidak
dikehendaki, maka hilanglah utilitinya.
25
Muhammad Abdul Mun’in al-Jamal, Ensiklopedia Ekonomi Islam, (penterjemah: Salahuddin Abdullah, Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur), (2000), Jilid 2, h. 555.
26
2. Utiliti atau kegunaan suatu barang yang sama itu berbeda antara
seseorang dengan yang lainnya.
3. Nisbah antara utiliti dan kegunaan dalam beberapa hal memiliki
perbedaan perkara untuk seseorang, karena barang berubah dan
berbeda mengikuti tabiat dan keperluan yang dapat dipenuhinya serta
mengikuti darjah dan kadar keperluannya.
4. Bagi seorang manusia, utiliti suatu barang tidak semestinya sama karena biasanya tergantung kepada jumlah barang itu dan juga kepada
darjah suatu keperluan ataupun beberapa keperluan yang mampu ditunaikan oleh barang itu. Dengan demikian, suatu unit barang yang dapat memenuhi keperluan merupakan sesuatu yang paling besar utiliti
dan faedahnya.
5. Utiliti dan faedah itu tidak berwujud kecuali barang-barang dan harta
yang mampu digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Oleh karena itu, tenaga dan kekuatan yang terpendam dalam aliran
pasang surut ombak, dan juga berbagai jenis kekayaan alam yang
terpendam di dasar samudra yang masih belum dapat ditemui oleh
manusia tidak akan mempunyai utiliti dan faedah dari sudut ekonomi.
D. Te o ri Ke b utuha n
Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis
barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak
lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala
sesuatunya. Untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan
Yang perlu dilakukan oleh masyarakat muslim adalah membedakan
”yang penting” (ne c e ssa ry) dan ”yang tidak penting” (un-ne c e ssa ry)
dengan membagi semua barang dan jasa ke dalam tiga kategori:
kebutuhan, kemewahan, dan perantara (inte rme dia te s).27 Kebutuhan
mengacu kepada semua barang dan jasa untuk memenuhi hajat atau
mengurangi tingkat kesulitan. Kemewahan mengacu kepada semua
barang dan jasa yang diinginkan semata-mata untuk pamer dan tidak
menciptakan perbedaan riil dalam kesejahteraan seseorang. Sedangkan
perantara mengacu kepada semua barang dan jasa yang tidak mungkin
diklasifikasikan secara tegas ke dalam kebutuhan atau kemewahan. Ada
tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu:
1. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar
dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah
seperti sembilan bahan makanan pokok/ sembako, rumah tempat
tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.
Kebutuhan primer dalam Islam yaitu nafkah-nafkah pokok bagi
manusia yang diperkirakan dapat mewujudkan lima tujuan syariat
(memelihara jiwa, akal, agama, keturunan, dan kehormatan). Tanpa
kebutuhan primer, hidup manusia tidak akan berlangsung. Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, kesehatan,
rasa aman, pengetahuan, dan pernikahan.
27
Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi Islamisasi Ekonomi Kontemporer,
2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang
diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer telah terpenuhi
dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan
primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik,
pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum
masuk dalam kategori mewah.
Kebutuhan sekunder dalam Islam yaitu kebutuhan manuia untuk
memudahkan kehidupan, jauh dari kesulitan. Kebutuhan ini tidak perlu
dipenuhi sebelum kebutuan primer terpenuhi. Kebutuhan inipun masih
berhubungan dengan lima tujuan syariat.
3. Kebutuhan Tersier/ Mewah/ Lux
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya
mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah
terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Contohnya
adalah mobil, antena parabola, pda phone, komputer laptop
notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan ke Hawai, apartemen, dan lain
sebagainya.
Kebutuhan tersier dalam Islam yaitu kebutuhan yang dapat
menciptakan kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia.
Pemenuhan kebutuhan ini bergantung pada kebutuhan primer dan
Untuk dapat mewujudkan lima tujuan syariat, setiap muslim harus
memperhatikan ketiga jenis kebutuhan diatas dengan jalan
mengutamakan kebutuhan yang lebih penting (primer). Disisi lain,
mengeluarkan harta untuk hal-hal yang dapat menimbulkan
kebinasaan dan kehancuran, seperti membeli candu, sabu-sabu, rokok,
khamr, film yang merusak, dan lain-lainnya merupakan hal yang tidak
penting.
Dalam Islam terdapat pembahasan intrinsik dalam literatur fiq ih
mengenai kebutuhan pokok (dha ruriyya t), kecukupan (ha a jiya a t), dan
keindahan (ta hsiniyya t). Pembahasan ini dapat dikembangkan lebih
lanjut berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sehingga negara-negara
muslim bisa merealisasikan ma q a shid dan mengurangi
ketidakseimbangan yang sedang terjadi.28
Hasal Al-Banna memberikan komentar khusus tentang masalah ini, beliau berkata : “Pe me rinta h ha rus me mb e ri p e ng a ra ha n ke p a da ra kya t untuk tid a k b a nya k me nuruti ke b utuha n hidup ya ng b e rsika p p e le ng ka p . Me re ka dia njurka n a g a r me mp rio rita ska n p a da p e me nuha n ke b utuha n hid up ya ng b e rsifa t d ha ruri (p o ko k d a n me nd e sa k).
Para pemimpin dapat menjadi teladan bagi anggota
masyarakatnya. Dengan demikian, pemerintah harus segera melarang
semua pesta gila-gilaan dan fenomena pemborosan harta benda.
Tampilnya para pemimpin dengan sederhana, bersahaja, dan
berwibawa di gedung-gedung, istana, dan acara resmi adalah sesuatu
28
yang diajarkan oleh Islam yang hanif. Semua itu membutuhkan
persiapan.
Dibawah ini ada dua imam yang menguraikan tentang
maslahat.
a . Ma sla ha t Me nurut A l- G ha za li
Pemikiran sosio ekonomi Al-Ghazalai berakar dari sebuah
konsep yang dia sebut sebagai ”fungsi kesejahteraan sosial Islami”.
Tema yang menjadi pangkal tolak seluruh karyanya adalah konsep
maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas (kebaikan bersama),
yakni sebuah konsep yang mencakup semua aktifitas manusia dan
membuat kaitan yang erat antara individu dengan masyarakat.29
Dia mengidentifikasi masalah berupa ma sa lih (manfaat) maupun
ma fa sid (kerusakan) dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Ia
juga mendefinisikan fungsi sosial dalam kerangka hierarki kebutuhan
individu dan sosial.
Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (ma sla ha h) dari suatu
masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima
tujuan dasar, yakni agama (al-dien), hidup atau jiwa (nafs), keluarga
atau keturunan (nasl), harta atau kekayaan (mal), dan intelek atau
akal (aql).30 Tujuan utama kehidupan umat manusia adalah untuk
mencapai kebaikan di dunia dan akhirat.
29
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakrta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), Edisi Kedua, h. 282.
30
Al-Ghazali mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi
kesejahteraan sosialnya dalam kerangka sebuah hierarki utilitas
individu dan sosial yang trip a rtite , yakni:
1) Kebutuhan (d a ruria t), kunci pemeliharaan dari kelima tujuan
dasar ini terletak pada penyediaan tingkatan ini, yaitu kebutuhan
terhadap makanan, pakaian dan perumahan. Namun demikian,
Al-Ghazali menyadari bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar yang
demikian cenderung fleksibel, mengikuti waktu dan tempat,
bahkan dapat mencakup kebutuhan-kebutuhan sosio psikologis.
2) Kesenangan atau kenyamanan (ha ja t), kelompok kebutuhan ini
terdiri dari semua kegiatan dan hal-hal yang tidak vital bagi lima
fondasi tersebut, tetapi dibutuhkan untuk menghilangkan
rintangan dan kesukaran dalam hidup.
3) Kemewahan (ta hsina a t). Kelompok ketiga mencakup
kegiatan-kegiatan dan hal-hal yang lebih jauh dari sekedar kenyamanan
saja meliputi hal-hal yang melengkapi, menerangi atau
menghiasi hidup.
Hierarki tersebut merupakan sebuah klasifikasi peninggalan
tradisi Aristotelian yang disebut sebagai kebutuhan ordinal yang
terdiri dari kebutuhan dasar, kebutuhan terhadap barang-barang
psikis.31
Pencaharian kegiatan-kegiatan ekonomi harus dipenuhi
karena jalan untuk mencapai keselamatan. Dan menitikberatkan
31
jalan tengah dan kebenaran niat seseorang dalam setiap tindakan.
Bila niatnya sesuai dengan aturan ilahi, aktivitas tersebut dapat
bernilai ibadah.
Di samping itu, Al-Ghazali memandang perkembangan
ekonomi sebagai bagian dari tugas-tugas kewajiban sosial (fa rd a
l-kifa ya h) yang sudah di tetapkan Allah: jika hal-hal ini tidak dipenuhi,
kehidupan dunia akan kacau. Ia menegaskan bahwa aktivitas
ekonomi merupakan bagian dari ibadah. Selanjutnya, ia
mengidentifikasi tiga alasan mengapa seseorang harus melakukan
aktivitas-aktivitas ekonomi, yaitu: p e rta ma , untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia; ke dua , untuk mensejahteraan keluarga;
dan, ke tig a , untuk membantu orang lain yang membutuhkan.32
b . Ma sla ha t Me nurut A sy- Sya tib i
Dalam kerangka muamalah, Asy-Syatibi mengemukakan
konsep ma q a shid a l-sya ria h. Ma q a shid berarti kesengajaan atau
tujuan, sedangkan a l-sya ria h berarti jalan menuju sumber air, yang
berarti sumber pokok kehidupan.33 Menurut istilah, Al-Syatibi
menyatakan, ”Sesungguhnya syariah bertujuan untuk mewujudkan
kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat.”34
Menurut Al-Syatibi, kemaslahatan manusia dapat terealisasi
apabila lima unsur pokok kehidupan manusia dapat diwujudkan dan
32
Ibid, hal. 284-285. 33
Fazlurrahman, Islam, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1984), hlm. 140. 34
dipelihara, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Al-Syatibi
membagi ma q a shid menjadi tiga tingkatan, yaitu:35
1) Dharuriyat
Pengabaian terhadap agama, jiwa, akal, keturunan, dan
harta akan menimbulkan kerusakan di muka bumi serta kerugian
yang nyata di akhirat kelak. Pemeliharaan terhadap kelima unsur
pokok tersebut dapat dilakukan dengan cara memelihara
eksistensinya dalam kehidupan manusia dan melindunginya dari
berbagai hal yang dapat merusak.
2) Hajiyat
Hajiyat dimaksudkan untuk memudahkan kehidupan,
menghilangkan kesulitan atau menjadikan pemeliharaan yang
lebih baik terhadap lima unsur pokok kehidupan manusia.
Contohnya adalah berbagai aktivitas ekonomi yang bertujuan
untuk memberi kemudahan dalam hidup atau menghilangkan
kesulitan manusia di dunia seperti melakukan akad mudha ra b a h
dan lain sebagainya.
3) Tahsiniyat
Tujuannya adalah agar manusia dapat melakukan yang
terbaik untuk menyempurnakan pemeliharaan lima unsur pokok.
Tidak dimaksudkan untuk menghilangkan atau mengurangi
berbagai kesulitan, tetapi hanya bertindak sebagai pelengkap,
35
penerang dan penghias kehidupan manusia. Seperti kehalusan
dalam berbicara dan pengembangan kualitas produksi dan hasil
pekerjaan.
E. Pe nd a p a ta n
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil
kerja (usaha dan sebagainya).36 Sedangkan pendapatan dalam kamus
manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan
organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan
laba.37
Pendaptan atau upah dapat didefinisikan dengan sejumlah uang
yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan kepada pekerja atas
jasanya sesuai perjanjian.38 Islam menawarkan suatu penyelesaian yang
sangat baik atas masalah upah dan menyelamatkan kepentingan kedua
belah pihak, kelas pekerja dan para majikan tanpa melanggar hak-hak
yang sah dari majikan. Prinsip ini terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 279.
☺
☺
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),
36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 185.
37
BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 230. 38
Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Q.S: Al-Ba q a ra h: 279)
Sum b e r Pe ndap atan
Pemenuhan kebutuhan pokok harus dilakukan lewat upaya-upaya
individu itu sendiri. Penekanan kewajiban personal bagi setiap muslim
(fardhu ‘ain) untuk memperoleh penghidupannya sendiri dan keluarga.
Tanpa terpenuhi kebutuhan ini, seorang muslim tidak dapat
mempertahankan kondisi kesehatan badan dan mentalnya serta
efisiensinya yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban ubudiyahnya.39
Ibnu Sina berpendapat bahwa adanya harta milik pribadi pada
umumnya berasal dari dua jalan, yaitu:40
1. Harta warisan, yaitu harta yang diterima dari keluarga yang meninggal.
Orang yang beruntung mendapatkan harta warisan tidak perlu susah
payah untuk bekerja memperoleh kekayaan karena mereka telah
menerima peninggalan harta dari bapak yang telah meninggalkannya.
Bahkan ada juga harta warisan diperoleh dari neneknya. Mereka dapat
memuaskan diri dengan rezeki (harta warisan) tanpa memerlukan kerja
untuk memperoleh harta.
2. Harta usaha, yaitu yang diperoleh dari bekerja. Lain halnya dengan
harta warisan, untuk memperoleh harta seseorang harus bekerja keras
untuk memperoleh harta agar dapat hidup. Terdapat perbedaan besar
39
Chapra, Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, h. 213. 40
antara pekerja intelektual dengan pekerja kasar, pekerja terampil
dengan pekerja tidak terampil. Akibatnya, tingkat keseimbangan
pendapatan diantara mereka akan berbeda. Perbedaan pendapatan
juga bisa timbul karena perbedaan keuntungan yang bukan berupa
uang. Beberapa pekerjaan lebih menyenangkan dari pekerjaan
lainnya. Hal ini terdapat dalam kitab suci al-qur’an surat an-nisa ayat 32.
Islam tidak percaya pada persamaan yang tetap dalam distribusi
kekayaan, karena menghendaki kesempatan bagi perkembangan
bakat masing-masing.41
41
BAB III
GAMBARAN UMUM DESA LAMBARO SKEP
A.
Letak Geografis
Desa Lambaro Skep terletak di wilayah Kecamatan Kuta Alam pemerintahan
Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Berdasarkan data, Desa
Lambaro Skep memiliki luas wilayah 228,8 Ha. Batas-batas wilayah Lambaro Skep
adalah
42:
1.
Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Pekan Kebudayaan Aceh (PKA).
2.
Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Syiah Kuala.
3.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Pocut Baren Asrama TNI PHB.
4.
Sebelah Utara berbatasan dengan Jembatan Syiah Kuala.
Berdasarkan uraian diatas Desa Lambaro Skep berdekatan dengan Sungai.
Selain itu, dekat dengan tambak ikan. Walaupun terletak di Kota Banda Aceh, Desa
Lambaro Skep berjauhan dari jalan raya sehingga untuk mendapatkan kendaraan
umum harus berjalan kaki. Untuk memasuki Desa tersebut masyarakat biasanya
menggunakan jasa ojek, tukang becak atau berjalan kaki.
B.
Letak Demografis
Pemerintahan Desa Lambaro Skep dipimpin oleh kepala desa yang disebut
dengan Keuchik Gampong serta dibantu oleh lurah. Selain itu keuchik juga dibantu
oleh lima (5) kepala dusun dan tiga belas (13) kepala lorong.
Dusun Desa Lambaro Skep terdiri dari:
431.
Dusun Blang dikepalai oleh Drs. Asbawi, MM
42
Data Desa Lambaro Skep, Desember 2007. 43
2.
Dusun Suka Maju dikepalai oleh Muchtar
[image:50.595.101.509.193.507.2]3.
Dusun Inti Jaya dikepalai oleh Drs. Sufyan Nurdin
4.
Dusun Diwai Makam dikepalai oleh Razali Syamaun.
Tabel 3.1.
Lorong Desa Lambaro Skep beserta jumlah penduduk.
44Jenis Kelamin
No. Lorong
KK Jiwa
Laki-Laki Perempuan
1. Anggur
68
292
148
144
2. Cermai
92
406
201
205
3. Apel
49
229
126
103
4. Makmur
75
309
167
142
5. Diwai
Makam
120
326
195
131
6. Bak
Panah
129
584
314
270
7. Durian
129
524
266
258
8 Geulumpang
I
86
374
183
191
9 Geulumpang
II
71
304
137
167
10. Mangga
29
115
61
54
11. Kelapa
83
326
175
151
12 Beringin
73
309
164
145
13 Semangka
41
182
97
85
Total
1.040
4.280
2.234
2.046
Desa Lambaro Skep termasuk wilayah yang tertimpa tsunami, sehingga
jumlah penduduknya berkurang. Menurut data yang ada jumlah penduduk secara
keseluruhan 4.280 jiwa, yang terdiri 2.234 laki-laki dan 2.046 berjenis kelamin
perempuan dan 1.040 kepala keluarga.
C.
Kondisi Sosial Perekonomian
Pasca tsunami pembangunan terjadi dimana-mana tidak terkecuali Desa
Lambaro Skep. Dengan demikian, profesi masyarakat banyak beralih menjadi
tukang bangunan baik yang dikepalai oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
44
atau Non Goverment Organization (NGO). Mata pencaharian masyarakat antara lain
dosen, guru, tani tambak, tukang bangunan, tukang becak, kontraktor dan lain-lain.
[image:51.595.112.512.274.752.2]Jenis pekerjaan masyarakat yang diteliti bisa dilihat di tabel 3.2. Berdasarkan
tabel 3.2 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 4 orang (4%) bidang
pertanian, 1 orang (1%) bidang peternakan, 9 orang (9%) bidang perikanan, 1 orang
(1%) bidang pertambangan, 16 orang (16%) bidang perdagangan, 18 orang (18%)
bidang produksi/pabrik, 5 orang (5%) bidang pelayanan jasa konsultasi, 10 orang
(10%) bidang pelayanan administrasi, 4 orang (4%) bidang pelayanan jasa angkutan,
18 orang (18%) bidang pelayanan kesehatan, 12 orang (12%) bidang pendidikan, 1
orang (1%) siswa, 1 orang (1%) ibu rumah tangga.
Tabel 3.2.
Bidang Pekerjaan
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Pertanian
4
4.0
4.0
4.0
Peternakan
1
1.0
1.0
5.0
Perikanan
9
9.0
9.0
14.0
Pertambangan
1
1.0
1.0
15.0
Perdagangan
16
16.0
16.0
31.0
Produksi/ Pabrik
18
18.0
18.0
49.0
Pelayanan Jasa
Konsultasi
5
5.0
5.0
54.0
Pelayanan
Administrasi
10
10.0
10.0
64.0
Angkutan
Pelayanan
Kesehatan
18
18.0
18.0
86.0
Pendidikan
12
12.0
12.0
98.0
Siswa
1
1.0
1.0
99.0
Ibu Rumah
Tangga
1
1.0
1.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Data diolah, 2007
[image:52.595.118.503.83.211.2]Berdasarkan tabel 3.3 diperoleh informasi bahwa dari 100 masyarakat
yang diteliti 67 orang (67%) memiliki pekerjaan tetap, 33 orang (33%) tidak
memiliki pekerjaan tetap. Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap
rata-rata adalah mahasiswa semester atas serta masyarakat yang baru menyelesaikan
kuliah. Dan sebagian besar dari yang tidak memiliki pekerjaan tetap bekerja di
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non Goverment Organization
(NGO) yang ada pasca tsunami.
Tabel 3.3.
Pekerjaan Tetap
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Ya
67
67.0
67.0
67.0
Tidak
33
33.0
33.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Data diolah, 2007
masyarakat yang berpendapatan kurang tetapi mampu mencukupi kebutuhan hidup
serta membeli sepeda motor.
Tabel 3.4.
Rata-rata Penghasilan Bulanan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
< Rp. 500.000
10
10.0
10.0
10.0
> Rp. 500.000
68
68.0
68.0
78.0
Rp. 1.000.000 -
Rp. 2.500.000
18
18.0
18.0
96.0
> Rp. 5.000.000
4
4.0
4.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Data diolah, 2007
Penduduk miskin yang berada di Desa Lambaro Skep 2.745 jiwa. Itu berarti
setengah dari jumlah penduduknya adalah masyarakat miskin. Jumlah anak yatim
110 jiwa dan jumlah janda 104 jiwa.
D.
Deskripsi Data
1.
Karakteristik Berdasarkan Usia
Berdasarkan tabel 3.5 terlihat bahwa dari 100 masyarakat yang diteliti 1
orang (1%) berumur 18 tahun, 2 orang (2%) berumur 19 tahun, 4 orang (4%)
berumur 20 tahun, 3 orang (3%) berumur 21 tahun, 12 orang (12%) berumur 22
tahun, 10 orang (10%) berumur 23 tahun, 8 orang (8%) berumur 24 tahun, 11
orang (11%) berumur 25 tahun, 6 orang (6%) berumur 26 tahun, 9 orang (9%)
berumur 27 tahun, 9 orang (9%) berumur 28 tahun, 3 orang (3%) berumur 29
tahun, 5 orang (5%) berumur 30 tahun, 4 orang (4%) berumur 31 tahun, 3 orang
(3%) berumur 32 tahun, 4 orang (4%) berumur 33 tahun, 2 orang (2%) berumur
34 tahun, 3 orang (3%) berumur 35 tahun, 1 orang (1%) berumur 57 tahun.
bisa menjawab lebih mendalam tentang masyarakat tersebut, maka dipilih 1
orang yang berusia 57 tahun.
Tabel 3.5.
Usia Responden
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 18
1
1.0
1.0
1.0
19
2
2.0
2.0
3.0
20
4
4.0
4.0
7.0
21
3
3.0
3.0
10.0
22
12
12.0
12.0
22.0
23
10
10.0
10.0
32.0
24
8
8.0
8.0
40.0
25
11
11.0
11.0
51.0
26
6
6.0
6.0
57.0
27
9
9.0
9.0
66.0
28
9
9.0
9.0
75.0
29
3
3.0
3.0
78.0
30
5
5.0
5.0
83.0
31
4
4.0
4.0
87.0
32
3
3.0
3.0
90.0
33
4
4.0
4.0
94.0
34
2
2.0
2.0
96.0
35
3
3.0
3.0
99.0
57
1
1.0
1.0
100.0
Total
100
100.0
100.0
Sumber: Data diolah, 2007
2.
Jumlah Sepeda Motor di Kota Banda Aceh
2004 mengakibatkan berkurangnya jumlah sepeda motor di Ace