BUDIDAYA DAN PENGELOLAAN USAHA TANAMAN HIAS
CALLA LILY
(
Zantedeschia
sp.), KRISAN (
Dendranthema
grandiflora
Tzvelev
.
) DAN KEMBANG SEPATU (
Hibiscus
rosa-sinensis
) DI PT MANDIRI JAYA FLORA INDONESIA
Oleh:
RAKHMA MELATI SUJARWO
A34303032
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKUTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BUDIDAYA DAN PENGELOLAAN USAHA TANAMAN HIAS
CALLA LILY
(
Zantedeschia
sp.), KRISAN (
Dendranthema
grandiflora
Tzvelev
.
) DAN KEMBANG SEPATU (
Hibiscus
rosa-sinensis
) DI PT MANDIRI JAYA FLORA INDONESIA
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Rakhma Melati Sujarwo
A34303032
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
RAKHMA MELATI SUJARWO. Budidaya dan Pengelolaan Usaha Tanaman Hias Calla lily (Zantedeschia sp.), Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) dan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) di PT Mandiri Jaya Flora. Dibimbing oleh SYARIFAH IIS AISYAH.
Tugas akhir ini dilakukan untuk mempelajari budidaya dan pengelolaan usaha tanaman hias calla lily (Zantedeschia sp.), krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) dan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) di PT Mandiri Jaya (MJ) Flora. Kegiatan ini berlokasi di Jl. Raya Munjul-Karakal, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Bogor, 16770 dimulai pada bulan September 2006 hingga Januari 2007.
Pelaporan kegiatan penelitian magang ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pengelolaan usaha, teknik budidaya, dan penelitian di PT MJ Flora. Pengelolaan usaha di PT MJ Flora meliputi kondisi umum perusahaan dan pemasaran. Informasi teknik budidaya yang dipelajari meliputi pengetahuan tentang spesies dan varietas, teknik pembibitan, teknik penanaman serta penanganan panen dan pasca panen. Penelitian dalam teknik budidaya di PT MJ Flora meliputi percobaan pada tanaman hias calla lily dan kembang sepatu.
Teknik budidaya dan pengelolaan usaha di PT MJ Flora dipelajari melalui praktik langsung yang kemudian dilakukan pengumpulan data, pengamatan lapang dan hasil wawancara terhadap karyawan PT MJ Flora, sedangkan penelitian dalam teknik budidaya di PT MJ Flora hanya dilakukan pada tanaman hias calla lily dan kembang sepatu. Pada tanaman calla lily, penelitian terbagi menjadi 2 percobaan terpisah, yaitu pengaruh kombinasi ukuran dan lama penyimpanan umbi calla lily terhadap kecepatan betunas dan pertumbuhan vegetatif tanaman di bedengan (percobaan 1) dan di pot (percobaan 2). Kedua percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap 1 faktor ,yaitu faktor kombinasi ukuran umbi yang terdiri atas ukuran 1-2 cm, 2-3 cm, 3-4 cm, dan lama penyimpanan yang terdiri atas lama penyimpanan 8 minggu, 10 minggu dan 12 minggu. Pada tanaman kembang sepatu dilakukan percobaan terhadap pengaruh waktu lama pencelupan hormon perakaran terhadap kecepatan perakaran. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap 1 faktor, yaitu faktor lama pencelupan hormon perakaran yang terdiri atas perlakuan tanpa pencelupan, pencelupan cepat, pencelupan 1 menit, dan pencelupan 3 menit.
PT MJ Flora memiliki pengelolaan usaha yang cukup baik, dilihat dari kondisi perusahaan, struktur organisasi hingga sistem pemasaran yang cukup terorganisisir. Pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil dan sulitnya perizinan untuk mengekspor tanaman hias merupakan pengeruh eksternal dalam kendala pemasaran PT MJ Flora, sedangkan kuantitas produk yang belum stabil merupakan pengaruh internal dalam kendala pemasaran PT MJ Flora.
Setiap jenis tanaman hias yang ada di PT MJ Flora teknik tersendiri untuk pembibitan, penanaman, serta penanganan panen dan pasca panen. Selain itu ketiga tanaman tersebut memiliki jenis varietas yang bernilai jual tinggi.
Judul : Budidaya dan Pengelolaan Usaha Tanaman Hias Calla lily
(Zantedeschia sp.), Krisan (Dendranthema grandiflora
Tzvelev.) dan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) di PT MJ Flora
Nama : Rakhma Melati Sujarwo NRP : A34303032
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr Ir Syarifah Iis Aisyah MSc.Agr
NIP: 131 956 695
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr Ir Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 131 124 019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bontang, Kalimantan Timur pada tanggal 4 Februari 1986. Penulis merupakan anak pertama dari satu bersaudara dari Bapak Satrijo Soedjarwo dan Ibu Rochma B. S. Soedjarwo.
Tahun 1991 penulis menyelesaikan pendidikan di TK Teruna Ria, Jakarta, kemudian pada tahun 1997 penulis lulus dari SD Cenderawasih II, Jakarta. Penulis melanjutkan studi di SLTPN 13, Jakarta dan SMUN 70, Jakarta dan lulus masing-masing pada tahun 2000 dan 2003. Tahun 2003 penulis diterima di Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).
Penulis aktif di beberapa kegiatan mahasiswa. Pada tahun 2003 hingga 2005 penulis aktif di keanggotaan PSM Agriaswara, kemudian pada tahun 2004 penulis aktif di keanggotaan Pers Kampus Gema Almamater. Selain itu, penulis pernah menjadi anggota dari Departemen Eksternal Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2004/2005 dan menjadi Ketua Dept. Eksternal Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2005/2006. Penulis aktif pula dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan.
Penulis memperoleh kesempatan untuk mendapatkan beasiswa selama dua tahun berturut-turut dari Mithsubshi Cooperation. Selain itu penulis mendapatkan kesempatan pula untuk mengikuti kegiatan magang kerja yang diselenggarakan oleh Pusat kajian dan Buah-buahan Tropika (PKBT), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Ohio State University, USA.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini dengan baik.
Skripsi dengan judul Budidaya dan Pengelolaan Usaha Tanaman Hias
Calla lily (Zantedeschia sp.), Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) dan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-Sinensis) di PT MJ Flora disusun berdasarkan kegiatan magang yang dilakukan di perusahaan tanaman hias PT MJ Flora. Penelitian ini dilaksanakan terdorong oleh keinginan penulis untuk mempelajari budidaya dan pengelolaan usaha beberapa jenis tanaman hias.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan setingi-tingginya kepada:
1. Dr Ir Syarifah Iis Aisyah MSc.Agr sebagai dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan dan dukungan selama pelaksanaan tugas akhir penulis. 2. Anas D. Susila, PhD dan Dewi Sukma SP, Msi sebagai dosen penguji atas
nasehat dan kritik membangun yang diberikan kepada penulis.
3. Krisantini, PhD sebagai dosen yang selalu hadir untuk membimbing penulis dalam setiap kesempatan.
4. Prof. Dr Ir Roedhy Poerwanto, MSc sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis selama penulis menjalankan kegiatan akademik.
5. Benny Tjia, PhD dan keluarga besar PT MJ Flora yang telah menyediakan fasilitas dan bantuan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan magang sebagai syarat tugas akhir.
6. Orang tua dan keluarga penulis, yang telah mencurahkan perhatian, kasih sayang dan doa yang tiada hentinya.
7. Cecep S. Darma atas bantuan dan dukungan moril kepada penulis serta Aslih, Anum, Okpi, Hady, Agung, Prima dan Armita atas bantuan dan saran yang diberikan.
9. Mithsubishi Coorperation atas bantuan beasiswa selama 2 tahun berturut-turut kepada penulis.
10.Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyukseskan pelaksanaan tugas akhir yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna. Namun penulis berharap bahwa hasil dari tugas akhir ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pihak lain.
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan ... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Calla lily (Zantedeschia sp.) ... 3
Krisan (Chrysanthemum sp) ... 6
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) ... 9
METODOLOGI ... 12
Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 12
Metode Pelaksanaan ... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14
Pengelolaan Usaha di PT MJ Flora ... 14
Teknik Budidaya di PT Mandiri Jaya (MJ) Flora ... 22
Penelitian dalam Teknik Budidaya di PT MJ Flora ... 47
KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
Kesimpulan ... 65
Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman Teks
1. Jumlah Tenaga Kerja di PT MJ Flora ... 17
2. Harga Calla lily, Krisan, dan Kembang Sepatu di PT MJ Flora ... 21
3. Hasil Pengamatan Identifikasi Varietas Calla lily di PT MJ Flora .. 23
4. Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Calla lily ... 29
5. Hasil Pengamatan Identifikasi Varietas Krisan di PT MJ Flora ... 32
6. Identifikasi Hama Tanaman Krisan ... 38
7. Identifikasi Hama Tanaman Kembang Sepatu ... 45
8. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah dan Persentase Umbi Bertunas Calla lily di Bedengan ... 54
9. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah Tunas perUmbi Calla lily di Bedengan ... 55
10. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah Daun Calla lily di Bedengan ... 56
11. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Tinggi Tanaman Calla lily di Bedengan ... 57
12. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah dan Persentase Umbi Bertunas Calla lily di Pot ... 58
13. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah Tunas perUmbi Calla lily di Pot ... 59
14. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah Daun Calla lily di Pot ... 59
15. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Tinggi Tanaman Calla lily di Pot ... 60
16. Pengaruh Perlakuan Hormon Perakaran terhadap Jumlah dan Persentase Stek Berakar ... 62
17. Pengaruh Perlakuan Hormon Perakaran terhadap Jumlah Akar ... 63
18. Pengaruh Perlakuan Hormon Perakaran terhadap Panjang Akar ... 63
BUDIDAYA DAN PENGELOLAAN USAHA TANAMAN HIAS
CALLA LILY
(
Zantedeschia
sp.), KRISAN (
Dendranthema
grandiflora
Tzvelev
.
) DAN KEMBANG SEPATU (
Hibiscus
rosa-sinensis
) DI PT MANDIRI JAYA FLORA INDONESIA
Oleh:
RAKHMA MELATI SUJARWO
A34303032
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKUTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BUDIDAYA DAN PENGELOLAAN USAHA TANAMAN HIAS
CALLA LILY
(
Zantedeschia
sp.), KRISAN (
Dendranthema
grandiflora
Tzvelev
.
) DAN KEMBANG SEPATU (
Hibiscus
rosa-sinensis
) DI PT MANDIRI JAYA FLORA INDONESIA
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Rakhma Melati Sujarwo
A34303032
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
RAKHMA MELATI SUJARWO. Budidaya dan Pengelolaan Usaha Tanaman Hias Calla lily (Zantedeschia sp.), Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) dan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) di PT Mandiri Jaya Flora. Dibimbing oleh SYARIFAH IIS AISYAH.
Tugas akhir ini dilakukan untuk mempelajari budidaya dan pengelolaan usaha tanaman hias calla lily (Zantedeschia sp.), krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) dan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) di PT Mandiri Jaya (MJ) Flora. Kegiatan ini berlokasi di Jl. Raya Munjul-Karakal, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Bogor, 16770 dimulai pada bulan September 2006 hingga Januari 2007.
Pelaporan kegiatan penelitian magang ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pengelolaan usaha, teknik budidaya, dan penelitian di PT MJ Flora. Pengelolaan usaha di PT MJ Flora meliputi kondisi umum perusahaan dan pemasaran. Informasi teknik budidaya yang dipelajari meliputi pengetahuan tentang spesies dan varietas, teknik pembibitan, teknik penanaman serta penanganan panen dan pasca panen. Penelitian dalam teknik budidaya di PT MJ Flora meliputi percobaan pada tanaman hias calla lily dan kembang sepatu.
Teknik budidaya dan pengelolaan usaha di PT MJ Flora dipelajari melalui praktik langsung yang kemudian dilakukan pengumpulan data, pengamatan lapang dan hasil wawancara terhadap karyawan PT MJ Flora, sedangkan penelitian dalam teknik budidaya di PT MJ Flora hanya dilakukan pada tanaman hias calla lily dan kembang sepatu. Pada tanaman calla lily, penelitian terbagi menjadi 2 percobaan terpisah, yaitu pengaruh kombinasi ukuran dan lama penyimpanan umbi calla lily terhadap kecepatan betunas dan pertumbuhan vegetatif tanaman di bedengan (percobaan 1) dan di pot (percobaan 2). Kedua percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap 1 faktor ,yaitu faktor kombinasi ukuran umbi yang terdiri atas ukuran 1-2 cm, 2-3 cm, 3-4 cm, dan lama penyimpanan yang terdiri atas lama penyimpanan 8 minggu, 10 minggu dan 12 minggu. Pada tanaman kembang sepatu dilakukan percobaan terhadap pengaruh waktu lama pencelupan hormon perakaran terhadap kecepatan perakaran. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap 1 faktor, yaitu faktor lama pencelupan hormon perakaran yang terdiri atas perlakuan tanpa pencelupan, pencelupan cepat, pencelupan 1 menit, dan pencelupan 3 menit.
PT MJ Flora memiliki pengelolaan usaha yang cukup baik, dilihat dari kondisi perusahaan, struktur organisasi hingga sistem pemasaran yang cukup terorganisisir. Pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil dan sulitnya perizinan untuk mengekspor tanaman hias merupakan pengeruh eksternal dalam kendala pemasaran PT MJ Flora, sedangkan kuantitas produk yang belum stabil merupakan pengaruh internal dalam kendala pemasaran PT MJ Flora.
Setiap jenis tanaman hias yang ada di PT MJ Flora teknik tersendiri untuk pembibitan, penanaman, serta penanganan panen dan pasca panen. Selain itu ketiga tanaman tersebut memiliki jenis varietas yang bernilai jual tinggi.
Judul : Budidaya dan Pengelolaan Usaha Tanaman Hias Calla lily
(Zantedeschia sp.), Krisan (Dendranthema grandiflora
Tzvelev.) dan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) di PT MJ Flora
Nama : Rakhma Melati Sujarwo NRP : A34303032
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr Ir Syarifah Iis Aisyah MSc.Agr
NIP: 131 956 695
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr Ir Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 131 124 019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bontang, Kalimantan Timur pada tanggal 4 Februari 1986. Penulis merupakan anak pertama dari satu bersaudara dari Bapak Satrijo Soedjarwo dan Ibu Rochma B. S. Soedjarwo.
Tahun 1991 penulis menyelesaikan pendidikan di TK Teruna Ria, Jakarta, kemudian pada tahun 1997 penulis lulus dari SD Cenderawasih II, Jakarta. Penulis melanjutkan studi di SLTPN 13, Jakarta dan SMUN 70, Jakarta dan lulus masing-masing pada tahun 2000 dan 2003. Tahun 2003 penulis diterima di Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).
Penulis aktif di beberapa kegiatan mahasiswa. Pada tahun 2003 hingga 2005 penulis aktif di keanggotaan PSM Agriaswara, kemudian pada tahun 2004 penulis aktif di keanggotaan Pers Kampus Gema Almamater. Selain itu, penulis pernah menjadi anggota dari Departemen Eksternal Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2004/2005 dan menjadi Ketua Dept. Eksternal Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) tahun 2005/2006. Penulis aktif pula dalam beberapa kegiatan kemahasiswaan.
Penulis memperoleh kesempatan untuk mendapatkan beasiswa selama dua tahun berturut-turut dari Mithsubshi Cooperation. Selain itu penulis mendapatkan kesempatan pula untuk mengikuti kegiatan magang kerja yang diselenggarakan oleh Pusat kajian dan Buah-buahan Tropika (PKBT), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Ohio State University, USA.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini dengan baik.
Skripsi dengan judul Budidaya dan Pengelolaan Usaha Tanaman Hias
Calla lily (Zantedeschia sp.), Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) dan Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-Sinensis) di PT MJ Flora disusun berdasarkan kegiatan magang yang dilakukan di perusahaan tanaman hias PT MJ Flora. Penelitian ini dilaksanakan terdorong oleh keinginan penulis untuk mempelajari budidaya dan pengelolaan usaha beberapa jenis tanaman hias.
Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan setingi-tingginya kepada:
1. Dr Ir Syarifah Iis Aisyah MSc.Agr sebagai dosen pembimbing skripsi atas segala bimbingan dan dukungan selama pelaksanaan tugas akhir penulis. 2. Anas D. Susila, PhD dan Dewi Sukma SP, Msi sebagai dosen penguji atas
nasehat dan kritik membangun yang diberikan kepada penulis.
3. Krisantini, PhD sebagai dosen yang selalu hadir untuk membimbing penulis dalam setiap kesempatan.
4. Prof. Dr Ir Roedhy Poerwanto, MSc sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis selama penulis menjalankan kegiatan akademik.
5. Benny Tjia, PhD dan keluarga besar PT MJ Flora yang telah menyediakan fasilitas dan bantuan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan magang sebagai syarat tugas akhir.
6. Orang tua dan keluarga penulis, yang telah mencurahkan perhatian, kasih sayang dan doa yang tiada hentinya.
7. Cecep S. Darma atas bantuan dan dukungan moril kepada penulis serta Aslih, Anum, Okpi, Hady, Agung, Prima dan Armita atas bantuan dan saran yang diberikan.
9. Mithsubishi Coorperation atas bantuan beasiswa selama 2 tahun berturut-turut kepada penulis.
10.Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyukseskan pelaksanaan tugas akhir yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna. Namun penulis berharap bahwa hasil dari tugas akhir ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pihak lain.
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan ... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Calla lily (Zantedeschia sp.) ... 3
Krisan (Chrysanthemum sp) ... 6
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) ... 9
METODOLOGI ... 12
Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 12
Metode Pelaksanaan ... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14
Pengelolaan Usaha di PT MJ Flora ... 14
Teknik Budidaya di PT Mandiri Jaya (MJ) Flora ... 22
Penelitian dalam Teknik Budidaya di PT MJ Flora ... 47
KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
Kesimpulan ... 65
Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 67
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman Teks
1. Jumlah Tenaga Kerja di PT MJ Flora ... 17
2. Harga Calla lily, Krisan, dan Kembang Sepatu di PT MJ Flora ... 21
3. Hasil Pengamatan Identifikasi Varietas Calla lily di PT MJ Flora .. 23
4. Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Calla lily ... 29
5. Hasil Pengamatan Identifikasi Varietas Krisan di PT MJ Flora ... 32
6. Identifikasi Hama Tanaman Krisan ... 38
7. Identifikasi Hama Tanaman Kembang Sepatu ... 45
8. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah dan Persentase Umbi Bertunas Calla lily di Bedengan ... 54
9. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah Tunas perUmbi Calla lily di Bedengan ... 55
10. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah Daun Calla lily di Bedengan ... 56
11. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Tinggi Tanaman Calla lily di Bedengan ... 57
12. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah dan Persentase Umbi Bertunas Calla lily di Pot ... 58
13. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah Tunas perUmbi Calla lily di Pot ... 59
14. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Jumlah Daun Calla lily di Pot ... 59
15. Pengaruh Lama Penyimpanan dan Ukuran Umbi terhadap Tinggi Tanaman Calla lily di Pot ... 60
16. Pengaruh Perlakuan Hormon Perakaran terhadap Jumlah dan Persentase Stek Berakar ... 62
17. Pengaruh Perlakuan Hormon Perakaran terhadap Jumlah Akar ... 63
18. Pengaruh Perlakuan Hormon Perakaran terhadap Panjang Akar ... 63
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman Teks
1. Spathe dan Spadix pada Zantedeschia aethiopica ... 3
2. Zantedeschia elliottiana ... 4
3. Zantedeschia rehmanii ... 4
4. Dendranthema grandiflora Tzelev ... 7
5. Hibiscus rosa-sinensis ... 10
6. Struktur Organisasi PT MJ Flora ... 18
7. Saluran Pemasaran PT MJ Flora ... 19
8. Beragam Varietas Calla lily yang Dibudidayakan di PT MJ Flora .... 23
9. Umbi yang Baru Dipanen dan Umbi yang Telah Dibersihkan ... 25
10. Bibit Kultur Jaringan Calla lily ... 26
11. Bedengan Calla lily di PT MJ Flora ... 26
12. Lahan yang Telah Mengalami Pengapuran dan Pemupukan ... 24
13. Mutasi Warna Serta Malformasi Daun dan Bunga Calla lily ... 25
14. Serangan Hama dan Penyakit pada Tanaman Calla lily ... 26
15. Skema Teknik Budidaya Calla lily di PT MJ Flora ... 29
16. Bunga Potong Calla lily ... 28
17. Greenhouse Tanaman Induk Krisan ... 30
18. Pengambilan Stek dari Tanaman Induk Krisan ... 30
19. Pencelupan Hasil Stek Krisan pada Larutan Fungisida ... 30
20. Ruang Propagasi ... 31
21. Penanaman Krisan pada Fase Longday ... 32
22. Krisan pada Fase Shortday ... 33
23. Penyungkupan pada Fase Shortday ... 33
24. Penyemprotan Alar pada Krisan ... 34
25. Krisan Siap Jual ... 34
26. Serangan Hama pada Tanaman Krisan ... 35
27. Skema Teknik Budidaya Calla lily di PT Mj Flora ... 39
29. Beragam Varietas Kembang Sepatu di PT MJ Flora ... 36 30. Tanaman Induk Hibiscus rosa-sinensis Introduksi dari Thailand ... 37 31. Pucuk Kembang Sepatu yang Siap Distek ... 37 32. Stek Kembang Sepatu di Ruang Propagasi ... 38 33. Pertumbuhan Kalus dan Akar pada Hasil Stek Kembang Sepatu ... 38 34. Penanaman Hasil Stek Kembang Sepatu ... 39 35. Penanaman Kembang Sepatu di Greenhouse ... 39 36. Serangan Hama pada Tanaman Kembang Sepatu ... 40 37. Tanaman Kembang sepatu Siap Panen ... 41 38. Skema Teknik Budidaya Kembang Sepatu di PT MJ Flora ... 46 39. Kondisi Lapang pada Percobaan di Lapang dan Percobaan di Pot ... 54 40. Stek Pucuk Kembang Sepatu di Ruang Propagasi ... 61
Lampiran
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki keanekaragaman flora yang tinggi. Salah satu keanekaragaman flora yang memiliki prospek yang cukup baik adalah tanaman hias. Namun potensi dari keragaman tanaman hias ini belum seluruhnya direalisasikan.
Tanaman hias adalah salah satu produk hortikultura yang merupakan jenis tanaman yang memiliki nilai keindahan dari penampakan fisik tanaman tersebut. Bentuk tanaman hias yang dapat diusahakan antara lain tanaman hias pot dan bunga potong. Kebutuhan akan tanaman hias baik tanaman hias pot maupun bunga potong semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan data statistik Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) yang menyatakan bahwa tahun 2006 produksi bunga potong adalah sebanyak 167 juta tangkai dan pada tahun 2007 produksi bunga potong adalah sebanyak 214 juta tangkai . Peningkatan kebutuhan tanaman hias ini harus direspon dengan pengembangan kualitas maupun kuantitasnya.
PT Mandiri Jaya (MJ) Flora merupakan salah satu perusahaan florikultura yang memproduksi tanaman hias dalam berbagai bentuk yang beragam. Produk tanaman hias pada PT MJ Flora, terdiri dari daun potong, bunga potong, tanaman hias pot dan tanaman lanskap. Tanaman hias yang merupakan komoditas unggulan di PT MJ Flora adalah calla lily, krisan, dan kembang sepatu.
Calla lily (Zantedeschia sp.) merupakan jenis tanaman hias yang memiliki
Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) merupakan salah satu jenis tanaman yang populer karena bentuk dan warna bunga yang beragam. Tanaman ini dapat dibudidayakan untuk menghasilkan bunga potong maupun tanaman hias pot. Sebagai bunga potong, krisan biasanya digunakan untuk dekorasi ruangan, rangkaian besar maupun jambangan bunga. Sebagai tanaman hias pot krisan banyak ditampilkan untuk menghiasi ruangan baik di tempat tinggal maupun sarana umum.
Hibiscus rosa-sinensis memiliki nama lokal kembang sepatu. Pada
umumnya kembang sepatu dibudidayakan sebagai tanaman semak di pekarangan rumah. Tidak banyak yang mengetahui bahwa kembang sepatu dapat pula ditanam di dalam pot dengan ukuran bunga yang lebih kecil.
Peranan dari PT MJ Flora diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bunga baik di dalam negeri maupun luar negeri. Oleh sebab itu kualitas akan tanaman hias memegang peranan yang penting bagi kelangsungan perusahaan. Selain itu kontinuitas produksi harus baik, artinya perusahaan selalu dapat memenuhi permintaan sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan
1. Mempelajari pengelolaan usaha tanaman hias khususnya calla lily, krisan dan kembang sepatu.
2. Mempelajari teknik budidaya tanaman hias khususnya calla lily, krisan dan kembang sepatu.
3. Melakukan tiga percobaan dalam teknik budidaya di PT MJ Flora, yaitu: a. Mengetahui kombinasi ukuran dan lama penyimpanan umbi yang terbaik
dalam budidaya calla lily di pot
b. Mengetahui kombinasi ukuran dan lama penyimpanan umbi yang terbaik dalam budidaya calla lily di bedengan.
TINJAUAN PUSTAKA
Calla lily (Zantedeschia sp.)
Botani
Calla lily termasuk salah satu tanaman hias pendatang, berasal dari Afrika Selatan. Bunga calla lily telah mulai diusahakan oleh para pembudidaya bunga di Asia Tenggara, dengan Selandia Baru sebagai pelopor. Hal ini dikarenakan banyaknya peminat akan keeksotisan bunga calla lily. Pengembangan potensi bunga calla lily menghasilkan beragam warna spathe atau seludang bunga calla lily (Tjia, 2003).
Secara taksonomi, calla lily diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotilenaceae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Zantedeschia
Spesies : Zantedeschia sp.
Bagian bunga calla lily terdiri dari satu buah spathe dan satu buah spadix (Gambar 4). Spathe inilah yang memiliki beragam warna dan berfungsi untuk membedakan antara varietas. Spathe merupakan modifikasi daun yang melindungi kelompok bunga, sedangkan spadix merupakan bagian bunga menyerupai paku berdaging penunjang kelompok bunga (Kachurak, 2008).
Gambar 1. Spathe dan Spadix pada Zantedeschia aethiopica Spathe
Calla lily memiliki beberapa spesies yang komersial, diantaranya Z.
elliottiana, Z. aethiopica, dan Z. rehmannii. Perbedaan antara beberapa jenis
spesies calla lily ini terlihat pada warna spathe dan warna daunnya. Z. aethiopica memiliki warna spathe putih dengan spadix yang berwarna kuning Gambar 1. Daunnya berwarna hijau polos. Tinggi dan lebar tajuk dari spesies ini umumnya berkisar antara 60-90 cm (Warren, 1998).
Gambar 2. Zantedeschia elliottiana
Spathe Z. elliottiana (Gambar 2) berwarna kuning. Spathe ini mengelilingi
spadix-nya yang berwarna kuning pula. Daunnya berwarna hijau bercak putih.
Tinggi dari spesies ini berkisar antara 60-90 cm dengan lebar tajuk 60 cm (Warren, 1998). Z. elliottiana mempunyai tipe pembungaan monopodial (hanya ada 1 tangkai bunga pada tanaman) (Tjia, 2003).
Gambar 3. Zantedeschia rehmanii
5
Tjia (2003) menyatakan bahwa tipe pembungaan dari spesies ini adalah simpodial atau menghasilkan beberapa bunga sekaligus pada satu tanaman, sehingga baik digunakan sebagai tanaman hias pot.
Syarat Tumbuh
Calla lily merupakan jenis tanaman yang membutuhkan sinar matahari
penuh untuk pertumbuhannya, namun apabila memasuki musim kering sebaiknya diberi naungan sebesar 50% (Tjia, 2003) Tanaman ini kurang baik untuk dibudidayakan di dataran rendah, namun baik tumbuh di dataran tinggi yaitu di atas 700 m dpl (Holttum dan Enoch, 1991).
Calla lily tumbuh baik pada tanah yang mengandung banyak bahan organik dengan pH tanah yang masam (5.5-6.0). Drainase yang baik diperlukan pula untuk mengontrol pemupukan dan menunjang pertumbuhannya (Tjia, 2003).
Chatto (1989) menyatakan bahwa Z. aethiopica dapat tumbuh dengan baik di daerah terkena cahaya langsung. Selain itu tanahnya harus memiliki kelembaban yang cukup, sehingga tidak mengalami kekeringan. Spesies lainnya yaitu Z. rehmannii tumbuh baik pada tanah yang mengandung kompos dan sedikit ternaungi (Warren, 1998).
Budidaya
Calla lily dapat dibudidayakan sebagai bunga potong, tanaman lanskap
atau tanaman hias pot. Calla lily ditanam dengan menggunakan umbi. Umumnya, calla lily berbunga setelah umbi berusia 2 tahun. Pembungaan Calla lily
membutuhkan waktu 60-70 hari setelah tanam. Bunga pada spesies Z. elliottiana, yang mempunyai tipe pertumbuhan monopodial, akan mulai berkembang setelah 2-3 daun sudah mulai tumbuh.
Drip irrigation dapat dijadikan alternatif untuk sistem irigasi calla lily pot.
Calla lily cukup toleran terhadap herbisida untuk mengatasi timbulnya gulma
pada penanaman. Pemupukan calla lily dapat menggunakan ½ kg NPK 15-15-15 per 10 m² pada saat penanaman dan setelah pembungaan (± 3 bulan setelah tanam).
Penyakit yang sering mengganggu kualitas calla lily antara lain, busuk Erwinia, bercak daun Alternaria dan Xanthomonas. Busuk Erwinia menyebabkan busuk pada umbi sehingga mengakibatkan tanaman menguning dan berbau tidak enak. Bercak daun Alternaria menyebabkan bercak berwarna kuning kecoklatan pada daun calla lily sehingga merusak penampilan tanaman calla lily secara keseluruhan. Xanthomonas menyebabkan busuk lunak pada daun, sehingga daun mudah robek dan rontok.
Zat pengatur tumbuh dapat ditambahkan agar calla lily memberikan respon yang diinginkan. Paclobutrazol dapat mengurangi tinggi tanaman sehingga ukuran tangkai daun dan panjang daun lebih pendek. Berbeda dengan paclobutrazol, Gibberellic Acid (GA) digunakan untuk meningkatkan produksi umbi dan meningkatkan jumlah tangkai bunga per umbi (Tjia, 2003).
Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.)
Botani
Dendranthema grandiflora Tzvelev. atau krisan (Gambar 4), yang biasa
7
Gambar 4. Dendranthema grandiflora Tzvelev.
Krisan memiliki sekitar 100-200 spesies. Saat ini telah tersedia ribuan kultivar krisan yang tersebar diseluruh dunia, terutama di daerah yang beriklim sedang. Secara taksonomi krisan diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotilenaceae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Dendranthema
Spesies : Dendranthema grandiflora Tzvelev.
Mahkota pada krisan biasa disebut florets yang terdiri dari benang sari dan putik. Krisan memiliki dua tipe florets yaitu, ray florets yang biasa disebut bunga pita dan disc florets atau bunga tabung berada di tengah bunga. Bunga pita ini memiliki warna bunga yang beragam (National Chrysanthemum Society, 2004). Bentuk bunga krisan terbagi berdasarkan perbedaan mahkotanya yang beragam. Variasi bentuk bunga tersebut antara lain, Single, Anemon, Spider, Pompons, dan Dekoratif.
dipelihara (Cahyono, 1999). Krisan memiliki daun bergerigi, berwarna hijau tua hingga hijau muda (Moggi dan Giugnolini, 1983).
Syarat Tumbuh
Pada umumnya krisan tumbuh baik di dataran tinggi. Ada pula krisan yang tumbuh di dataran rendah, namun tidak memiliki vigor yang cukup baik. Krisan membutuhkan drainase yang baik untuk menunjang pertumbuhannya (Holttum dan Enoch, 1991). Selain itu, krisan membutuhkan bahan organik yang cukup untuk media tanamnya. Media tanam krisan untuk tanaman hias pot sebaiknya memiliki kriteria ringan, gembur, aerasi yang baik serta memiliki pH antara 5.7-6,2 (Kessler J. R., 2007).
Dendranthema grandiflora Tzelev. merupakan tanaman yang peka
terhadap fotoperiodisme atau panjang hari. Di dalam hubungannya dengan fotoperiodisme, krisan termasuk tanaman hari pendek, yang berarti bahwa inisiasi bakal bunga dan perkembangan bunga akan terjadi bila panjang harinya pendek, umumnya kurang dari 12 jam. Fase gelap yang lebih dari 12-15 jam per hari, dapat merangsang pertumbuhan bakal bunga (Kessler J. R., 2007).
Temperatur merupakan faktor iklim yang cukup berpengaruh terhadap tanaman dan kualitas bunga. Temperatur malam yang paling baik adalah di antara 16-18°C. Temperatur malam yang terlalu rendah akan menimbulkan pertumbuhan vegetatif yang berkepanjangan. Sebaliknya temperatur yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terhambatnya proses inisiasi bakal bunga dan warna bunga menjadi pudar (Cahyono, 1999).
Budidaya
Perbanyakan krisan pada umumnya dilakukan dengan stek pucuk. Stek pucuk diambil dari tanaman indukan yang sudah berumur minimal 4 bulan (Mattjik, 2005). Bibit krisan sebaiknya diambil dari tanaman yang memiliki perakaran dan batang yang baik serta bebas dari hama dan penyakit tanaman. Krisan juga dapat memiliki sucker yang telah mempunyai akar sendiri dan dapat dipisahkan (Holttum dan Enoch, 1991).
9
umumnya untuk menekan pertumbuhan krisan dapat dilakukan pengaplikasian Alar dengan bahan aktif daminozide sebagai salah satu contoh zat pengatur tumbuh. Penyemprotan Alar mulai dilakukan ketika tunas lateral telah keluar sepanjang 4-5 cm.
Penyiraman tanaman hias pot krisan dapat dilakukan antara lain dengan cara drip irrigation. Hama dan penyakit yang sering mengganggu pertumbuhan dan kualitas tanaman hias pot antara lain leaf miner, thrips, aphids, ulat, dan white rust (Cahyono, 1999).
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Botani
Genus Hibiscus diperkirakan mencapai 200 spesies, diantaranya adalah Hibiscus calyphyllus, Hibiscus clayii, Hibiscus sabdariffa, Hibiscus tiliaceus,
Hibiscus moscheutos dan Hibiscus rosa-sinensis . Hibiscus dapat ditemukan di
daerah temperate ataupun tropis. Secara umum, hibiscus memiliki beragam ukuran dan bentuk daun. Hibiscus rosa-sinensis atau kembang sepatu dianggap sebagai tetua beragam tanaman hibiscus hibrida yang telah banyak dikembangkan (Warren, 1997).
Kembang sepatu termasuk jenis tanaman perdu yang memiliki tinggi sekitar 1-4 m (Suryowinoto, 1997). Secara taksonomi, kembang sepatu diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotilenaceae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis
diantaranya single petals, double petals dan semi double. Daun kembang sepatu merupakan daun tunggal yang bergerigi. Kelopak bunga berbentuk tabung. Tangkai benang sari bersatu membentuk tabung menyelubungi tangkai putik. Setiap bunga kembang sepatu hanya bertahan satu hari setelah mekar, yaitu mekar dipagi hari dan luruh di sore hari. Kembang sepatu selalu berbunga secara kontinyu (Suryowinoto, 1997).
Syarat Tumbuh
[image:32.595.251.373.357.476.2]Kembang sepatu (Gambar 3) memerlukan sinar matahari penuh atau naungan secukupnya (Moggi dan Giugnolini, 1983), namun dengan adanya naungan akan mengurangi jumlah bunga yang dihasilkan (Holttum dan Enoch, 1991). Seluruh kultivar Hibiscus rosa-sinensis tumbuh baik pada daerah yang bebas musim dingin (Warren, 1998).
Gambar 5. Hibiscus rosa-sinensis
Kembang sepatu dapat dijadikan house plant di daerah yang bersuhu rendah dan terkadang kembang sepatu diberi perlakuan kimia untuk membuatnya kerdil (Holttum dan Enoch, 1991). Media tanam yang digunakan merupakan media yang subur, gembur dan drainase yang baik (Suryowinoto, 1997).
Budidaya
11
Warren (1998) menyatakan pemangkasan setelah pembungaan merupakan cara untuk mempertahankan bentuk tanaman. Kembang sepatu dapat dikerdilkan dengan penggunaan zat pengatur tumbuh seperti Alar dengan bahan aktif diaminozide. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman dekorasi di
ruangan yang kecil.
Hama yang mengganggu tanaman kembang sepatu antara lain Aphid dan Mealybugs (Moggi dan Giugnolini, 1983). Sabun insektisida dapat digunakan untuk mencegah serangan serangga (Efanti, 2005).
Pengairan perlu dilakukan secara teratur untuk menjaga vigor tanaman. Kembang sepatu memerlukan air dalam jumlah yang banyak (Efanti, 2005).
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Magang dilaksanakan di salah satu kebun PT MJ Flora yang berlokasi di Jl. Raya Munjul-Karakal, Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Bogor, 16770. Kebun tersebut memiliki suhu rata 18-30 °C dengan kelembaban rata-rata 60-75%. Kegiatan magang dilaksanakan pada bulan September 2006 hingga Januari 2007.
Metode Pelaksanaan
Pelaporan kegiatan magang ini terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:
I. Pengelolaan Usaha di PT MJ Flora
Pengelolaan Usaha yang dipelajari meliputi kondisi umum perusahaan dan pemasaran di PT MJ Flora. Data-data tersebut diperoleh melalui, wawancara dengan pekerja serta pemilik PT MJ Flora dan dengan praktik kerja guna mempelajari teknik budidaya PT MJ Flora tersebut.
Informasi kondisi umum perusahaan meliputi informasi sejarah dan keadaan wilayah, sarana dan prasarana serta struktur organisasi dan pengelolaan tenaga kerja. Informasi pemasaran di PT MJ Flora meliputi informasi sistem pemasaran, teknik pemasaran dan harga jual serta kendala pemasaran.
II. Teknik Budidaya di PT MJ Flora 2.1. Identifikasi spesies dan varietas
Kegiatan identifikasi spesies dan varietas ini dilakukan dengan melakukan praktik kerja serta mengamati dan mencatat berbagai varietas yang dibudidayakan di PT MJ Flora yang kemudian dicocokan dengan literatur. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui ragam jenis dan karakteristik varietas yang ada serta sumber bibit yang diperoleh di PT MJ Flora.
2.2 Pembibitan
13
perbanyakan tanaman. Kelembaban dan suhu harian yang diperlukan merupakan contoh informasi kondisi lingkungan tanaman utama, sedangkan teknologi yang digunakan untuk perbanyakan dapat berupa ruang propagasi yang modern atau fasilitas lain untuk perbanyakan.
2.3. Penanaman
Teknik penanaman tanaman utama PT MJ Flora meliputi cara penanaman yang dilakukan (pot, bedengan, dan lain-lain), jarak tanam tanaman, media yang digunakan untuk penanaman, perlakuan budidaya khusus, serta zat pengatur tumbuh dan jenis pestisida yang ditambahkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Selain itu dilakukan identifikasi hama dan penyakit yang ada dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
2.4. Panen dan Pasca Panen
Penanganan panen dan pasca panen diketahui dengan pengamatan lapangan dan wawancara secara langsung. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui teknik yang digunakan dan efektivitas dalam penanganan panen dan pasca panen, serta teknik khusus perusahaan dalam meningkatkan umur simpan produk panen tertentu.
III. Penelitian di PT MJ Flora
Selain mempelajari informasi teknik budidaya, dilakukan penelitian sederhana dalam teknik budidaya di PT MJ Flora, yang meliputi percobaan pada calla lily dan kembang sepatu. Percobaan tersebut dijelaskan pada bab Penelitian
Pengelolaan Usaha di PT MJ Flora
A. Kondisi Perusahaan
Sejarah dan Keadaan Wilayah
PT Mandiri Jaya Flora (MJ Flora) Indonesia merupakan perusahaan nursery yang memproduksi beragam produk tanaman hias. Produk-produk tanaman hias tersebut antara lain bunga potong, daun potong, tanaman hias pot dan tanaman lanskap.
Bunga potong merupakan bagian tanaman berupa bunga temasuk tangkai bunga dengan ukuran tertentu yang digunakan sebagai rangkaian bunga atau dekorasi. Daun potong merupakan bagian tanaman berupa daun termasuk tangkai daun dengan ukuran tertentu yang berfungsi sebagai filler pada rangkaian bunga ataupun dekorasi. Tanaman hias pot merupakan tanaman hias dalam pot, biasanya bersifat annual. Tanaman lanskap merupakan tanaman hias untuk kebutuhan lanskap, biasanya bersifat perennial.
Pada awalnya PT MJ Flora bernama Flora Ria dan berlokasi di daerah Tajur, Bogor. Sekitar tahun 1999, Benny Tjia, selaku pemilik Flora Ria, menerapkan sistem pemasaran terpusat setelah mengadopsi dua kebun di daerah Megamendung dan Gunung Salak. Manajemen pemasaran tersebut bernama MJ Florist. Flora Ria kemudian ditiadakan.
Pada tahun 2003, MJ Florist mengubah nama menjadi PT Mandiri Jaya (MJ) Flora. Manajemen pemasaran tersebut kemudian berubah menjadi nursery berbadan hukum yang memiliki dua buah kebun di Megamendung dan Gunung Salak. Saat ini PT MJ Flora telah memiliki tiga buah kebun dimana ketiga kebun tersebut berlokasi di Babakan, Megamendung, dan Gunung Salak.
15
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan fasilitas penting penunjang kegiatan produksi di PT MJ Flora. Kebun PT MJ Flora di Megamendung memiliki luas lahan sekitar 7 ha, dimana sarana dan prasarana yang terdapat di kebun tersebut yaitu peralatan pertanian, bangunan tanam, lahan terbuka, pos penjaga, kantor, ruang pembuatan media, instalasi penyiraman dan pemupukan, gudang dan ruang panen serta truk panen. Keragaan dari sarana dan prasarana tersebut terangkum pada lampiran.
Beragam alat pertanian yang digunakan pekerja di PT MJ Flora antara lain, cangkul, kored, sekop, gunting stek, gunting pangkas besar, tugal, ember, gembor, selang, lori, dan knapsack sprayer. Seluruh alat pertanian ini berfungsi dengan baik dan selalu digunakan setiap harinya.
Bangunan tanam dan lahan terbuka digunakan sebagai tempat untuk budidaya tanaman. Keseluruhan bangunan tanam yang terdapat di Megamendung adalah 1 ruang propagasi, 4 buah greenhouse, dan 8 buah nethouse. Keseluruhan bangunan tersebut berfungsi dengan cukup baik. Satu buah ruang propagasi digunakan untuk memperbanyak tanaman yang ada. Empat buah greenhouse digunakan untuk jenis tanaman tertentu, yaitu greenhouse tanaman krisan, greenhouse tanaman induk krisan, greenhouse tanaman gardenia dan hibiscus, dan greenhouse khusus beragam tanaman lanskap. Delapan buah nethouse digunakan untuk penanaman beberapa jenis tanaman lain yaitu, aneka tanaman daun potong, tanaman hias mandevilla, dan perbesaran calla lily hasil kultur jaringan. Tanaman daun potong yang ditanam di nethouse antara lain, Dracaena sp. dan Philodendron sp.
Serupa dengan bangunan tanam, lahan terbuka digunakan untuk budidaya tanaman. Perbedaannya terletak pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Tanaman yang ditanam di lahan terbuka merupakan tanaman yang pertumbuhannya membutuhkan cahaya penuh, yaitu aneka ragam tanaman lanskap.
Ruang pembuatan media yang ada di PT MJ Flora terbagi menjadi dua bagian, yaitu ruang pembuatan media arang sekam dan ruang pembuatan media tanam khusus (cocopeat dengan formula pupuk perusahaan). Pembuatan media arang sekam menggunakan pembakaran dengan suhu yang sangat tinggi.
Instalasi penyiraman menggunakan pompa air yang kemudian dialirkan ke dalam tangki air yang berjumlah dua buah. Untuk teknik pemupukan, PT MJ Flora menggunakan alat pencampur pupuk yang secara otomatis dialirkan ke masing-masing pot tanaman dengan sistem fertigasi.
Gudang dan ruang panen merupakan tempat untuk pencatatan kebutuhan panen hari yang bersangkutan dan tempat untuk pengumpulan hasil panen dari setiap lokasi produksi. Setelah hasil panen terkumpul, maka hasil panen tersebut ditransportasikan oleh truk panen.
Struktur Organisasi dan Pengelolaan Tenaga Kerja
PT MJ Flora dipimpin oleh seorang General Manager yang dibantu oleh tiga orang Manager dalam menentukan kebijakan-kebijakan perusahaan. Ketiga Manager tersebut adalah Accounting Manager, Production Manager & R & D, dan Marketing Manager & Sales. Seorang General Manager memiliki tanggung jawab yang luas dan menyeluruh dalam sebuah organisasi. Sedangkan Manager memiliki tanggung jawab hanya pada salah satu wilayah fungsional organisasi (Reh, 2008). Struktur Organisasi PT MJ Flora dapat dilihat pada Gambar 6.
Accounting Manager berfungsi untuk menangani masalah keuangan, baik
dalam pelaporan transaksi jual beli, maupun pelaporan pemasukan dan pengeluaran. Bagian ini membawahi Accounting Asst., Order & Supply Coordinator dimana tugasnya adalah membantu tugas Accounting Manager dan
mengkoordinasikan kegiatan penjualan dan pembelian barang.
Production Manager & HRD bertanggung jawab dalam seluruh kegiatan produksi dan ketenagakerjaan di PT MJ Flora. Bagian ini membawahi tiga orang supervisor yang masing-masing bertanggung jawab terhadap kebun yang berbeda,
17
Marketing Manager & Sales bertanggung jawab terhadap kegiatan
pemasaran baik di dalam maupun luar kota. Dalam kota meliputi kota Jakarta dan Bogor. Marketing Manager & Sales mengkoordinasikan strategi pasar, pengiklanan, promosi, penentuan harga, dan pengembangan produk secara detail, selain itu seorang Sales dapat mengatur hubungan para dealers dan distributor (Anonim, 2006). Bagian ini membawahi bidang Retail Garden Controller yang bertugas di Flora Alam Sutera dan Sales Representatives. Sales Representatives memiliki tugas untuk menarik konsumen untuk membeli produk dan manjelaskan mengenai keunggulan produk (U.S. Department of Labor, 2007).
Lokasi kegiatan magang ini berada di kebun Megamendung dimana yang bertanggung jawab di kebun adalah seorang Production Manager & R & D, dengan dua orang Supervisor. Masing-masing Supervisor tersebut kemudian memiliki tenaga kerja yang membantu kinerja dan tugas bagian tersebut. Supervisor adalah kedudukan terendah pada posisi manajerial. Supervisor
bertanggung jawab dalam keseharian pada kelompok-kelompok kecil dalam sebuah organisasi. Namun Supervisor tidak memiliki wewenang untuk merekrut ataupun memecat seseorang dalam kelompoknya (Reh, 2008).
Tenaga kerja di Megamendung terbagi menjadi tenaga kerja tidak tetap dan tenaga kerja tetap. Sistem pembayaran upah dari dua tipe tenaga kerja tersebut berbeda, yaitu tenaga kerja tidak tetap mendapat sistem pembayaran upah harian, sedangkan tenaga kerja tetap mendapat sistem pembayaran upah bulanan. Jumlah tenaga kerja di PT MJ Flora dapat terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja di PT MJ Flora Jumlah Tenaga Kerja Jenis Kelamin
(orang) Laki-laki Perempuan
Tetap 7 11
Gambar 6. Struktur Organisasi PT MJ Flora
BOARDS OF DIRECTORS
GENERAL MANAGER
J. Tjia
PRODUCTION MANAGER & HRD
B. Tjia
MARKETING MANAGER & SALES
Ivonne R. Sanggelorang
ACCOUNTING MANAGER
Sangaji Maryono
ASST. SUPERVISOR I Prod. & Orders GH I
Dodi
ASST. SUPERVISOR II Prod. & Orders GH I
Sugianto
ASST. SUPERVISOR I Greenhouse Prod.
Jaeran
ASST. SUPERVISOR II Field Prod. &Orders
Wasirin
Accounting Asst., Order & Supply Coord.
Melvi
SUPERVISOR I (Munjul & Babakan)
Achmad SUPERVISOR II (Munjul) Vinha SUPERVISOR III (Gunung Salak) Andreas SALES REPRESENTATIVES
RETAIL GARDEN CTR.
(Flora Alam Sutera)
19
Jam kerja dari seluruh karyawan kebun Megamendung dimulai pada pukul 07.00-16.00 WIB, dengan waktu istirahat dua kali, yaitu pada pukul 10.00-10.15 WIB dan pukul 12.00-13.00 WIB. Khusus untuk tenaga kerja satpam, waktu kerja terbagi menjadi 3 kelompok waktu (shift), yaitu 07.00-15.00 WIB, 15.00-23.00 WIB, dan 23.00-07.00 WIB.
B. Pemasaran Sistem Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah konteks dimana pertukaran terjadi. Pemasaran terdiri dari seluruh aktivitas dimulai dari produsen hingga konsumen termasuk sistem prosessing dan distribusi (ILRI, 1995).
[image:41.595.112.532.503.616.2]Salah satu sistem pemasaran yang dilakukan oleh PT MJ Flora adalah dengan cara menjual produk tanaman secara langsung kepada konsumen. Selain itu produk PT MJ Flora dapat dijual kepada para distributor lain yang kemudian akan dijual kembali kepada konsumen. PT MJ Flora juga mengoperasikan satu buah retail di Flora Alam Sutera untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih luas. Saluran pemasaran yang dilakukan oleh PT MJ Flora dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Saluran Pemasaran PT MJ Flora
Ketiga saluran pemasaran tersebut merupakan saluran pemasaran yang cukup efektif di PT MJ Flora untuk menjual seluruh produk yang ada. Berdasarkan permintaan konsumen, tanaman yang dijual oleh PT MJ Flora lebih didominasi oleh konsumen dari kota-kota besar, antara lain Jakarta, Bogor, Semarang dan Bali. Jalur pemasaran langsung kepada konsumen memberikan kontribusi paling besar terhadap penjualan.
PT MJ Flora
Distributor/Pedagang
Konsumen
Cara lain yang dilakukan oleh PT MJ Flora untuk memasarkan produk tanaman adalah dengan mengikuti berbagai event pameran tanaman hias, antara lain Trubus Expo di TMII dan Flona Expo di Lapangan Banteng. Selain mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh pihak lain, PT MJ Flora rutin mengadakan kegiatan Open House setiap tahunnya.
Teknik Pemasaran dan Harga Jual
Teknik pemasaran yang dilakukan PT MJ Flora adalah dengan mempromosikan produk tanaman melalui penawaran langsung dan internet. Apabila konsumen tertarik dengan produk tanaman tersebut, maka konsumen dapat memesan melalui telepon atau faksimili. Bagi konsumen yang ingin memesan dengan melihat produk di lapangan, maka konsumen tersebut dapat langsung ke kebun dengan seizin bagian pemasaran perusahaan.
Harga jual beberapa produk tanaman hias di PT MJ Flora cukup bervariasi berdasarkan kualitas, kuantitas dan ukuran tanaman. Saluran pemasaran dapat menentukan variasi harga pada tanaman krisan. Untuk produk tanaman tertentu variasi harga dapat ditentukan pula oleh faktor lainnya, seperti kondisi permintaan bunga. Pada saat-saat tertentu dimana permintaan bunga sangat tinggi, seperti pada saat menjelang lebaran, natal dan tahun baru, harga akan mengalami penyesuaian. Harga jual beberapa produk tanaman hias di PT MJ Flora dapat dilihat pada Tabel 2.
Untuk pemesanan di atas 50 buah tanaman, perusahaan PT MJ Flora tidak memungut biaya transportasi, khusus untuk daerah Jakarta dan Bogor. Untuk pengiriman produk tanaman ke luar kota, dikenakan biaya pengemasan serta biaya transportasi sesuai dengan kesepakatan.
Kendala Pemasaran
21
Tabel 2. Harga Calla lily, Krisan, dan Kembang Sepatu di PT MJ Flora Calla lily
Jenis Produk Ukuran Harga (Rupiah)
Umbi 1-2 cm 3.000
2-3 cm 5.000
3-4 cm 7.500
4-5 cm 10.000
Bibit Kultur Jaringan 1 nampan tanam (98
lubang) 390.000
1 tanaman 2.500
Tanaman Hias Pot Pot 15 cm 25.000
Pot 20 cm 40.000
Pot 25 cm 70.000-80.000
Pot 40 cm 90.000-100.000
Bunga Potong XS 2.000
S 3.000
M 5.000
L 7.000
XL 9.000
Krisan
Harga Jual (Rupiah) Kuantitas Pembelian
Distributor Konsumen
1-20 pot 15.000 15.000
21-49 pot 12.500 15.000
≥ 50 pot 10.000 10.000
Kembang Sepatu
Jenis Tanaman Ukuran Pot (cm) Harga
Hibiscus rosa-sinensis Mini 15 20.000
20 35.000
Pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil dan krisis moneter yang terjadi di Indonesia secara tidak langsung mempengaruhi ekspor tanaman di PT MJ Flora. Sulitnya perizinan untuk mengekspor tanaman dan tingginya persyaratan kualitas di beberapa negara juga menjadi kendala dalam kegiatan ekspor. Namun demikian, PT MJ Flora tetap berusaha mencari peluang untuk menjual produknya ke luar negeri dan tetap meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk. Kendala lain yang dihadapi PT MJ Flora adalah kuantitas produk yang belum stabil sehingga beberapa order atau permintaan yang ada di dalam negeri masih belum terpenuhi.
Teknik Budidaya di PT Mandiri Jaya (MJ) Flora
A.Calla lily
1. Identifikasi varietas
Teknik perbanyakan calla lily yang dilakukan antara lain dengan perbanyakan umbi atau dengan kultur jaringan. Sebelum melakukan perbanyakan secara mandiri, PT MJ Flora mendatangkan bibit dari luar negeri. Bibit yang didatangkan dari luar negeri tersebut kemudian diperbanyak oleh tenaga ahli dari PT MJ Flora.
Seluruh varietas yang ada di PT MJ Flora (baik yang telah diproduksi dan dipasarkan maupun yang belum) terdapat pada Gambar 8. Pada gambar tersebut dapat dilihat kedelapan varietas calla lily yang dibudidayakan di PT MJ Flora. Lima jenis varietas calla lily, yaitu calla lily ’Pink Persuasion’, calla lily ’Crystal Blush’ atau ’Pink Blush’, calla lily ’Black Magic’, calla lily ’Black Eyed Beauty’,
23
Gambar 8. Beragam Varietas Calla lily yang Dibudidayakan di PT MJ Flora, sesuai jarum jam: (a) Z. Rehmanii ’Pink Persuasion’, (b) Calla lily Crystal Blush, (c) Z. Elliottiana ’Black Magic’, (d) Calla lily Black Eye Beauty Hibrid, (e) Z. Cameo, (f) Calla lily Majestic Red,
(g) Z. pentlandii x Hybrid ’Millenium Gold’, dan (h) Z. elliottiana x rehmannii ’Flame’
Hasil pengamatan identifikasi varietas calla lily di PT MJ Flora terdapat pada Tabel 3
Tabel 3. Hasil Pengamatan Identifikasi Varietas Calla lily di PT MJ Flora
Varietas Calla lily Warna Bunga Warna Daun Tipe Bunga Pink Persuasion
Crystal Blush
Black Magic
Black Eye Beauty
Cameo
Majestic Red
Millenium Gold
Flame
Pink keunguan Putih semburat pink Kuning menyala Putih Jingga Oranye - - -
Hijau bercak putih Hijau
Hijau bercak putih Hijau bercak putih Hijau bercak putih Hijau bercak putih Hijau bercak putih Hijau bercak putih
[image:45.595.112.520.494.688.2]Manurut Tjia (2004) Calla lily ‘Pink Persuasion’ memiliki warna spathe pink keunguan dengan spadix berwarna kuning. Selain itu dapat dilihat bahwa daunnya memiliki warna hijau dimana terdapat bercak-bercak berwarna putih dan berbentuk seperti pedang. Calla lily ‘Black Magic’ memiliki warna bunga yang kuning dengan spadix berwarna kuning pula. Mirip dengan calla lily ‘Pink Persuasion’, calla lily ‘Black Magic’ memiliki daun berbercak putih, namun
bentuknya meruncing seperti panah (Pacific Callas, 2003).
Calla lily ‘Pink Blush’ memiliki bunga yang unik. Pada awal
pertumbuhan, bunga ini berwarna putih, namun ketika bertambah dewasa, warna bunga memiliki semburat yang berwarna merah muda. Daun dari bunga ini berbentuk memanjang, berwarna hijau tanpa bercak (Nature Hills Nursery, 2006).
Calla lily ‘Black Eyed Beauty’ dan calla lily ‘Cameo’ memiliki warna
yang hampir serupa yaitu warna oranye, namun warna oranye yang dimiliki calla lily ‘Black Eyed Beauty’ lebih muda dibandingkan calla lily ‘Cameo’. Bentuk dan
warna daun tanaman memiliki kesamaan yaitu berwarna hijau dengan bercak putih, sedangkan bentuk daunnya menyerupai bentuk pedang.
Calla lily ‘Majestic Red’, Z. pentlandii x Hybrid ’Millenium Gold’, dan
Z. elliottiana x rehmannii ’Flame’ merupakan tanaman calla lily yang belum
diproduksi bunganya oleh PT MJ Flora. Pacific Callas (2003) menyatakan bahwa warna bunga tanaman calla lily dari ketiga kutivar tersebut berbeda. Calla lily ‘Majestic Red’ memiliki warna bunga merah tua, calla lily ‘Millenium Gold’ memiliki warna bunga kuning keemasan, sedangkan calla lily ‘Flame’ memiliki warna bunga kuning kemerahan. Warna daun dari ketiga tanaman tersebut adalah sama, yaitu hijau dengan bercak putih.
2. Pembibitan
25
teknik pembibitan lain, yaitu bibit yang berasal dari biji. Namun hal ini sulit dilakukan tanpa bantuan teknologi seperti kultur jaringan. Untuk memperbanyak bibit dalam bentuk umbi, PT MJ Flora melakukan secara mandiri, sedangkan untuk memperbanyak bibit dalam bentuk hasil kultur jaringan, PT MJ Flora mengadakan kerjasama dengan pihak Politani.
Panen umbi calla lily dilakukan ketika tanaman telah mulai layu dan menguning, sekitar empat bulan setelah tanam. Umbi yang dipanen dijaga agar tidak terjadi kerusakan yang dapat menyebabkan mudahnya umbi terserang oleh penyakit busuk Erwinia. Umbi calla lily yang telah dipanen, dikeringkan di bawah naungan 40-50% (Gambar 9.a). Umbi tersebut dibersihkan dari akar dan daun yang ada sekitar 7 hari setelah dikeringkan. Setelah kering dan bersih, umbi disimpan di nampan tanam dengan suhu ruang (24-25°C) selama ±10 minggu, hingga umbi siap ditanam kembali (Gambar 9.b). Untuk mencegah munculnya hama dan penyakit selama masa rest period ini, dapat dilakukan pencelupan umbi ke dalam pestisida.
Gambar 9. (a) Umbi yang Baru Dipanen, dan (b) Umbi yang Telah Dibersihkan
Gambar 10. Bibit Kultur Jaringan Calla lily.
3. Penanaman
Penanaman kedua jenis bibit calla lily yang dilakukan PT MJ Flora tersebut memiliki sistem yang berbeda. Untuk penanaman umbi, dapat dilakukan pada bedengan terbuka (Gambar 11) atau pada greenhouse tergantung tujuan penanaman, sedangkan penanaman bibit hasil kultur jaringan dilakukan pada bedengan terlindung nethouse dengan persentase naungan sebesar 50%.
Gambar 11. Bedengan Calla lily di PT MJ Flora
Penanaman umbi dapat bertujuan untuk pembesaran umbi, produksi bunga potong dan produksi tanaman hias pot, sedangkan penanaman bibit hasil kultur jaringan hanya bertujuan untuk pembesaran umbi. Untuk pembesaran umbi dan produksi bunga potong, umbi atau bibit kultur jaringan ditanam di bedengan berukuran lebar ±1,2 m serta tinggi ±20 cm, dengan panjang disesuaikan dengan lahan yang tersedia (5-8 m).
[image:48.595.237.387.401.508.2]27
[image:49.595.244.380.146.250.2]dan sesudah penanaman serta setiap harinya untuk pemeliharaan. Pengairan yang dilakukan setiap hari tergantung pada cuaca.
Gambar 12. Lahan yang Telah Mengalami Pengapuran dan Pemupukan
Penanaman bibit hasil kultur jaringan ditanam di bedengan dengan jarak 15 cm, memanjang dalam 2 baris, sedangkan bibit umbi berdiameter sekitar 5 cm ditanam dengan jarak tanam 30¯30 cm dengan kedalaman 10-12 cm. Untuk ukuran diameter umbi yang lebih kecil memiliki jarak dan kedalaman yang disesuaikan. Pengapuran, pemupukan dan pengairan dilakukan serupa dengan penanaman bibit umbi (Gambar 12).
Untuk produksi tanaman hias pot, umbi ditanam di dalam pot berukuran 4-10 inci, tergantung permintaan dan kebutuhan. Media yang digunakan adalah media mix cocopeat dan arang sekam dengan perbandingan 1:1. Pot tersebut kemudian diletakkan diatas rak di dalam greenhouse ataupun di luar greenhouse, sesuai ketersediaan tempat. Namun sebaiknya pot diletakkan di lahan terbuka, karena calla lily tumbuh subur dibawah sinar matahari penuh (Tjia, 2003).
Gambar 13. Mutasi Warna Serta Malformasi Daun dan Bunga Calla lily Gibberellic Acid (GA) dapat digunakan untuk mempercepat pembungaan
pada tanaman calla lily (Corr dan Widmer, 1987). Bibit umbi yang akan ditanam untuk tujuan produksi tanaman hias pot mendapat perlakuan pencelupan GA3
sebesar 50-100 ppm selama 30 menit. GA3 ini dapat menyebabkan adanya
malformasi warna serta bentuk daun dan bunga calla lily yang ditunjukkan pada Gambar 13.
Gambar 14. Serangan Hama dan Penyakit pada Tanaman Calla lily, yaitu: (a) Busuk Erwinia, (b) Bercak Alternaria, dan (c) Gigitan Belalang
Pada pengamatan identifikasi hama dan penyakit calla lily di lapang ditemukan dua jenis penyakit dan satu jenis hama. Gejala dan pengendalian hama dan penyakit tersebut terlihat pada Gambar 14 dan dijelaskan pada Tabel 4 .
Calla lily mudah dipengaruhi oleh busuk erwinia. Oleh karena itu setelah
29
Tabel 4. Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Calla lily
Nama Penyakit Gejala Patogen Pengendalian
Busuk Erwinia
Umbi membusuk, tanaman menguning, daun rontok dan menimbulkan bau tidak sedap
Erwinia carotovora
var, aroidae
Belum ada perlakuan yang efektif
Bercak daun Alternaria
Bercak nekrotik berwarna kuning kecoklatan pada daun dan bunga, menyebabkan jaringan tanaman mati
Alternaria sp. Fungisida (Benlate)
Gigitan Belalang
Daun berlubang dan menggangggu keragaan tanaman keseluruhan Belalang Insektisida, tetapi jarang dilakukan
4. Panen dan Pasca Panen
Panen calla lily yang dilakukan di PT MJ Flora terdapat tiga jenis, yaitu panen umbi, panen bunga, dan panen tanaman hias pot calla lily. Panen umbi dapat bertujuan untuk perbanyakan atau untuk dijual atau dipasarkan. Panen bunga calla lily bertujuan untuk menjadikan bunga sebagai bunga potong yang dapat dipasarkan. Selain itu, panen tanaman hias pot calla lily bertujuan untuk dipasarkan dalam bentuk tanaman hias pot yang telah memiliki bunga. Skema teknik budidaya callalily beserta waktu yang diperlukan di PT MJ Flora dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar15. Skema Teknik Budidaya Calla Lily di PT MJ Flora 3 bulan
2-4 bulan rest periode
10 minggu
Umbi Penanaman di Lahan Panen Bunga
Panen Umbi umbi dibersihkan dari tajuk
Panen umbi untuk tujuan pemasaran dilakukan bersamaan dengan panen umbi untuk tujuan pembibitan yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Pada masa rest period, umbi dapat dijual kepada kosumen. Harga dari umbi ini ditentukan oleh ukuran umbi. PT MJ Flora memproduksi 5 grade umbi, yaitu ukuran 1-2 cm, ukuran 2-3 cm, ukuran 3-4 cm, ukuran 4-5 cm, dan ukuran jumbo (>5 cm). Umbi yang dijual adalah umbi yang telah mengalami penyimpanan lebih dari 8 minggu. Apabila umbi tidak terjual dan telah melebihi waktu penyimpanan, maka umbi akan ditanam kembali oleh perusahaan dengan tujuan pembesaran umbi atau produksi bunga selanjutnya.
[image:52.595.267.358.496.617.2]Panen bunga potong calla lily memiliki perbedaan penanganan dengan panen umbi calla lily. Pada dasarnya terdapat dua sistem pemanenan bunga potong calla lily, yaitu sistem pencabutan bunga hingga dasar tanaman calla lily dan sistem pemotongan tangkai bunga calla lily. Panen bunga potong yang dilakukan oleh PT MJ Flora adalah dengan sistem pencabutan bunga calla lily hingga dasar tanaman. Bunga potong yang telah dicabut segera dimasukkan ke dalam air untuk menjaga kesegaran dan diikat untuk mencegah kerusakan (Gambar 16). Bunga potong calla lily pada PT MJ Flora terbagi menjadi lima grade, yaitu XS, S, M, L, dan XL, dengan panjang tangkai bunga dan bunga masing-masing adalah 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm dan 50 cm.
Gambar 16. Bunga Potong Calla lily
31
sehingga dapat meningkatkan nilai jual bunga potong. Kelemahan dari sistem ini adalah terjadinya kerusakan dan gangguan pada pertumbuhan primordia bunga yang kedua dan ketiga (Tjia, 1989). Sebaliknya untuk pencegahan pecahnya tangkai bunga disertai dengan penggulungan tangkai bunga pada sistem pemotongan bunga, dapat digunakan perendaman pada larutan gula 40 g/l dan 100 ppm 8-hidroxy quinoline citrate (Tjia, 2003). Namun biaya untuk pembuatan larutan ini cukup besar, sehingga PT MJ Flora memilih untuk melakukan sistem pencabutan bunga, agar harga jual bertambah seiring dengan bertambahnya panjang bunga dan hanya menggunakan perendaman air biasa, sebagai penanganan pasca panen.
Panen tanaman hias pot disesuaikan dengan permintaan konsumen, apakah konsumen ingin mendapatkan tanaman hias pot calla lily yang belum berbunga atau yang telah berbunga. Selain kondisi bunga tanaman hias pot calla lily, konsumen juga dapat memesan ukuran tanaman yang disesuaikan dengan ukuran diameter pot.
Hasil panen kemudian didistribusikan kepada konsumen atau retail PT MJ Flora dengan menggunakan truk yang telah diatur untuk mencegah kerusakan selama perjalanan.
B. Krisan
1. Identifikasi varietas
Tipe bunga krisan terbagi menjadi dua, yaitu tipe standard dan tipe spray. Tipe standard merupakan tipe yang membiarkan bunga terminal tumbuh tanpa diikuti pertumbuhan bunga lateral. Pertumbuhan bunga tipe spray adalah tipe yang mencegah bunga terminal tumbuh untuk memproduksi bunga-bunga lateral. Untuk menghasilkan tipe pertumbuhan bunga yang diharapkan, maka jenis bunga yang tidak diperlukan, bunga lateral atau bunga terminal, dihilangkan (Kessler, 2007).
cepat tanaman tersebut tumbuh. Untuk mencegah perbedaan kecepatan pertumbuhan ini, maka diperlukan teknik khusus, yaitu dengan penyemprotan alar yang lebih sering atau dengan penyungkupan yang lebih awal.
Berdasarkan hasil wawancara, terdapat lebih dari 40 varietas krisan yang telah dibudidayakan oleh PT MJ Flora. Namun baru 34 varietas yang telah diproduksi intensif untuk dipasarkan. Contoh sebagian hasil pengamatan untuk identifikasi varietas di lapang dapat dilihat pada Tabel 5. Beragam jenis varietas tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Identifikasi Varietas Krisan di PT MJ Flora
Gambar Nama
Varietas
Warna Bunga
Bentuk Bunga
Tipe Bunga
Perawakan Tanaman
Red Aubun Merah Single Standard Tinggi
Rage Merah Anemon Spray Tinggi
Pink Arola Pink
Tua Pompon Standard Sedang
Pink Davis Pink
Tua Single Spray Sedang
Deep Lub Pink
33
2. Pembibitan
PT MJ Flora memperbanyak tanaman krisan ini dengan stek pucuk. Stek pucuk pada tanaman krisan diambil dari tanaman indukan yang disebut mother plant. Mother plant tersebut ditanam di greenhouse tersendiri, berbeda dari
[image:55.595.253.371.296.385.2]greenhouse propagasi dan penanaman. Greenhouse mother plant krisan dapat dilihat pada Gambar 16. Greenhouse mother plant tersebut selalu mendapatkan sinar sepanjang hari, dimana ketika malam hari tanaman ini mendapatkan sinar dari lampu 100 watt yang bertujuan untuk tetap menjaga pertumbuhan tanaman tetap dalam masa vegetatif.
Gambar 17. Greenhouse Tanaman Induk Krisan
Stek pucuk yang digunakan merupakan bagian tanaman yang sukulen dan masih muda, sehingga mudah untuk berakar (Evans, 2006). Untuk mempercepat pengambilan stek pucuk pada tanaman induk krisan diperlukan pisau stek khusus. Ukuran pisau stek disesuaikan dengan panjang stek yang dibutuhkan, yaitu ±10 cm. Teknik pengambilan stek pucuk krisan dapat dilihat pada Gambar 18.
[image:55.595.267.358.575.698.2]Stek yang terkumpul dipisahkan dan dihitung berdasarkan varietasnya untuk keperluan data perusahaan. Hasil stek dicelupkan ke dalam larutan fungisida dengan konsentrasi 5 ppm selama beberapa detik hingga merata dan kemudian dikering anginkan sebelum ditanam di ruangan propagasi (Gambar 19). Fungisida yang digunakan memiliki merek dagang Dithane.
Gambar 19. Pencelupan Hasil Stek Krisan pada Larutan Fungisida
Hasil stek yang telah cukup mengering segera ditanam di ruangan propagasi dimana terdapat bak penanaman yang berisi media tanam arang sekam steril (Gambar 20). Stek krisan tersebut harus selalu terjaga kelembabannya. Smith (2007) menyatakan bahwa untuk memperoleh akar pada stek krisan diperlukan kondisi yang lembab. Oleh karena itu, ruangan propagasi ini menggunakan penyemprot kabut otomatis yang menyala setiap 5 menit sekali. Suhu dan kelembaban di ruang propagasi PT MJ Flora dapat mencapai 25°C dan 99%.
Gambar 20. Ruang Propagasi
35
plant. Hasil stek krisan yang telah berakar (2 minggu) dipindahkan ke dalam pot
berukuran 6 inci untuk segera dilakukan teknik budidaya lebih lanjut.
3. Penanaman
Bibit krisan hasil stek kemudian ditanam pada pot berukuran 6 inci. Media tanam yang digunakan adalah media cocopeat berformula pupuk perusahaan dan arang sekam dengan perbandingan 1:1. (Holttum dan Enoch, 1991) menyatakan bahwa krisan membutuhkan drainase yang baik pada media pertumbuhannya.
Sebelum penanaman bibit, kondisi media tanam harus basah, agar bibit tidak layu dan kering. Penanaman bibit dilakukan sedangkal mungkin, namun akar tetap tertutup permukaan tanah (Gambar 21). Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Tjia (2000) yang menyatakan bahwa hasil stek pada krisan sebaiknya ditanam dangkal pada media dan hanya tertutup sedikit tanah, karena pertanaman yang dalam akan meningkatkan kemungkinan tanaman terinfeksi penyakit busuk batang Rhizoctonia. Setiap pot terdapat 6 bibit krisan, dimana satu bibit ditanam tegak di tengah pot, sedangkan kelima bibit yang lain ditanam rebah dan melingkar di sekeliling pot tersebut. Keenam bibit tersebut dipilih yang memiliki ketinggian serupa, agar pertumbuhannya diharapkan sama.
Gambar 21. Penanaman Krisan pada Fase Longday
cahaya minimum 10 cahaya lilin, dan dapat menggunakan lampu pijar 100 watt yang diletakkan dengan jarak antar lampu 1,5 m dan berada 40 cm di atas tanaman.
Pada fase longday ini, perlu dilakukan pinching pada minggu pertama setelah penanaman di fase longday. Pinching adala