• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DPRD KOTA BATU PERIODE 2009–2014(Studi fenomenologi pada masa pemilihan umum legislatif 12 Juli 2008 – 5 April 2009)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK ANGGOTA LEGISLATIF PEREMPUAN DPRD KOTA BATU PERIODE 2009–2014(Studi fenomenologi pada masa pemilihan umum legislatif 12 Juli 2008 – 5 April 2009)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK ANGGOTA LEGISLATIF

PEREMPUAN DPRD KOTA BATU PERIODE 2009

2014(Studi

fenomenologi pada masa pemilihan umum legislatif 12 Juli 2008

5

April 2009)

Oleh: Yasinta Ayu Sekarini ( 05220111 )

Communication Science Dibuat: 2010-03-31 , dengan 3 file(s).

Keywords: Kata Kunci : Strategi, Komunikasi Politik, Badan Legislatif

ABSTRAK

Penelitian ini didasari atas adanya pemilu legislatif 2009 yang memberikan kesempatan kepada kaum perempuan untuk berjuang dan menjadi pelaku politik secara aktif. Setiap parpol memiliki calon anggota legislatif perempuan yang dikirim ke DPRD, DPD, dan DPR RI. Itupun diperkuat dengan adanya affirmative action (kuota kursi perempuan di DPR sebanyak 30%). Tidak hanya masalah figur yang berwibawa dan mampu menjadi kepercayaan masyarakat, tapi mereka Anggota Legislatif (Aleg) perempuan harus

mempunyai trik tersendiri untuk memberikan dan menampilkan yang terbaik agar masyarakat mempercayakan suaranya pada pemilu tahun 2009. Sebuah cara atau strategi didukung pula dengan sebuah pesan yang menarik, isinya berbobot sesuai dengan permasalahan yang memang menjadi pokok bahasannya, dan tetap pada jalur politik sehat yang dijalankan. Selain itu, pemakaian media pada masa kampanye juga mendukung kegiatan komunikasi politik yang dijalankan. Rumusan masalah pada penulisan ini adalah apa saja strategi yang dilakukan oleh anggota legislatif perempuan DPRD Kota Batu 2009-2014 sebagai wujud komunikasi politik yang dijalankan.

Strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan (planning) dan manajeman (management) untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya (Rosady Ruslan). Demikian pula strategi komunikasi, merupakan paduan dari perencanaan

komunikasi (communication planning) dan manajemen (management communication) untuk mencapai suatu tujuan. Komunikasi politik sendiri merupakan salah satu fungsi partai politik yakni menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya

sedemikian rupa, penggabungan kepentingan (interest aggregation) dan perumusan

kepentingan (interest articulation) untuk diperjuangkan menjadi kebijakan publik (Miriam Budiarjo). Pesan yang diangkat terutama dalam dunia politik haruslah sesuai dengan isu–isu yang sedang berkembang dalam masyarakat (Firmanzah). Selain itu didukung pula dengan penggunaan media sebagai penunjang atau pendukung suksesnya sebuah komunikasi. Proses komunikasi bermedia adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya (Onong Uchyana).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi fenomenologi. Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal dan suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang (Husserl dalam Metode Penelitian Kualitatif, 2006:14). Serta dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi, serta informan sebanyak delapan orang.

(2)

mengenal sosok mereka sebagai calon wakil rakyat yang benar-benar merakyat. Terutama kepada kaum perempuan, ibu-ibu dan remaja putri. Komunikasi yang dilakukan para informan itu bisa dikatakan merupakan kedekatan emosional antara sesama perempuan. Dengan kedekatan emosional itulah akan membantu mempermudah tentang apa yang ingin disampaikan para informan sebagai calon legislatif perempuan. Hal itu didukung dengan memanfaatkan kelompok-kelompok atau kegiatan yang rutin diadakan seperti PKK,

pengajian, arisan, dan jama’ah-jama’ah tahlil atau yassin.

Selanjutnya pesan komunikasi yang disampaikan adalah terkait dengan isu-isu perempuan, hal-hal yang berhubungan dengan bidang ekonomi, politik, dan pendidikan. Isu perempuan yang membahas mengenai peningkatan kualitas diri perempuan untuk terus berkarya tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan. Lalu bidang ekonomi pada peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan melalui ketrampilan dan kerajinan. Pada bidang politik lebih pada penjelasan sistem pemilu yang sedang berjalan dan menegaskan bahwa partai tidak

menentukan baik tidaknya seseorang sebagai wakil rakyat, tetapi lebih pada figur pribadinya. Bidang pendidikan sendiri berkaitan dengan penegasan bahwa pendidikan itu harus ditempuh sejak tingkat sekolah dasar sampai jenjang tertinggi atau setidaknya memanfaatkan sekolah menengah kejuruan (SMK) dan kejar paket C sebagai peningkatan kualitas pendidikan masyarakat.

Sedangkan media kampanye yang dipakai oleh para informan adalah media massa dan media nirmassa. Media massa dengan menggunakan media cetak yaitu surat kabar dan media elektronik yaitu televisi dan tabloid. Media nirmassa dengan menggunakan sticker, kartu nama, spanduk, poster, dan kalender. Dari hasil penelitian tersebut, masih diperlukan adanya peningkatan kualitas individu untuk menambah referensi yang berhubungan dengan strategi komunikasi politik dan juga melakukan konsultasi dengan ahli-ahli politik untuk menambah wawasan serta pengetahuan di bidang politik. Selain itu ditambah lagi dengan peningkatan penggunaan media, terutama media massa. Karena paling tidak, efek dari media massa adalah bisa menjangkau jumlah masyarakat yang sangat banyak dan seluruh lapisan masyarakat. Walaupun feedback tidak langsung diterima. Seperti televisi lokal, radio lokal, majalah, tabloid, dan koran lokal.

ABSTRACT

This research is based on the 2009 legislative elections which gave the opportunity for women to fight and become an active political actors. Each party has a female legislative candidates who were sent to Parliament, DPD, and the House of Representatives. Itupun strengthened by the existence of affirmative action (quotas of women seats in the House as much as 30%). Not just a matter of authoritative figures and be able to trust people, but they are Members of the Legislative (Aleg) women should have their own tricks and displays to provide the best for the people entrusted to his election in 2009. One way or the strategy is also supported with an interesting message, it weighs in accordance with the issues that become the subject is, and remains on track to run a healthy politics. In addition, the use of media during the campaign also supports the activities of political communication is executed. Formulation of the problem at this writing is what the strategy undertaken by women legislators in Batu 2009-2014 parliament as a form of political communication is executed.

The strategy is essentially a planning (planning) and management (management) to achieve specific objectives in operating practices (Rosady Ruslan). Similarly, communications strategy, a combination of communications planning (communication planning) and

(3)

of the people and set them in such a way, combining the interests (interest aggregation) and the formulation of interest (interest articulation) to fight for a public policy (Miriam

Budiarjo). The message is removed primarily in the political world should be in accordance with the issues emerging in the community (Firmanzah). Also supported also by the use of the media as supporting or supporting the success of a communication. Bermedia

communication process is the use of communication channels or means to carry a message to the remote communicant place, and / or lot number (Onong Uchyana).

The method used in this research is the study of phenomenology. Phenomenology is defined as the subjective experience or experience fenomenologikal and a study of consciousness from the perspective of one's subject (Husserl in Qualitative Research Methods, 2006:14). And by using a qualitative approach and descriptive type of research. Collecting data using interviews and documentation, and as many as eight people informant.

Data findings indicate, the political communications strategies that made the informants is to jump directly to the public in order for people to know their figures. Informants communicate with all walks of Batu Town. With direct communication, the informants expect people really know their figures as a potential representative of the people who really populist. Especially to women, mothers and young girls. Communication is done, the informants can be said to be the emotional intimacy among women. With the emotional closeness that will help facilitate what you want delivered the informants as women legislative candidates. This was supported by utilizing groups or routine activities were held such as the PKK, study, social gathering, and jama'ah-jama'ah tahlil or Yassin.

The next communication message conveyed is associated with women's issues, matters relating to economic, political, and education. Women who discussed the issue of female self-improvement to continue to work without leaving their nature as women. Then on improving the economic standard of living or well-being through skills and crafts. In the political field is more on explaining the electoral system is running and confirm that the party did not specify whether or not a person as a representative of the people, but more on his personal figure. Own education related to the assertion that education must be taken since the primary school level to the highest level, or at least take advantage of secondary vocational schools (SMK) and chased package C as an increase in the quality of public education.

Referensi

Dokumen terkait