• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK(Pengaruh FigurBhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Rato Terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Pada Pilkada tahun 2008 di Kabupaten Pamekasan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK(Pengaruh FigurBhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Rato Terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Pada Pilkada tahun 2008 di Kabupaten Pamekasan)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku masyarakat termasuk didalamnya perilaku politik dengan sendirinya

berkembang didalam dan dipengaruhi oleh kompleksitas nilai-nilai budaya yang ada

didalam masyarakat tersebut. Pengaruh ini dapat dilihat dari penerapan nilai-nilai

tradisi dalam sistem kebudayaan tersebut yang dilaksanakan oleh sebagian besar

masyarakat, terutama didalam struktur masyarakat yang semua anggotanya tercakup

didalam kekuatan sosial yang sama dimana komunitas atau masyarakat tersebut

memiiki persatuan dan kesatuan solidaritas mekanis seperti yang dikemukakan oleh

Durkheim 1. Dalam kondisi masyarakat yang demikian kesadaran individu dalam berperilaku lebih didasarkan kepada nilai-nilai kelompok dan kedekatan emosi

dibandingkan pada pertimbangan yang rasionalsehingga mengaburkan kadar

kritisisme di masing-masing individu atau masyarakat. Akibatnya kelompok sosial 2 tertentu secara efektif dapat mempengaruhi mereka untuk menyerahkan diri dalam

kekuasaannya 3.

Dalam konteks penguatan demokrasi lokal, perilaku rasional masyarakat yang

lebih mengedepankan pertimbangan berdasarkan pada pilihan yang sadar untuk

1Huntington,P. Samuel. 1983. Tertib Politik di Dalam Masyarakat yang Sedang Berkembang. CV

Rajawali:Jakarta, hal 15

2Yang dimaksud dengan kekuata sosial disini menurut Huntingtin adalah kelompok etnis, keagamaan,

teritorial, ekonomis atau status (Huntington,P. Samuel. 1983. Tertib Politik di Dalam Masyarakat yang Sedang Berkembang. CV Rajawali:Jakarta), hal 16

(2)

kemudian melakukan penilaian dan memilih alternative terbaik untuk melakukan

suatu tindakan secara efektif dan efisien 4, merupakan syarat mutlak penunjang keberhasilan penguatan politik lokal dalam kerangka otonomi daerah, terutama dalam

konsep pemilihan kepala daerah (pilkada) langsung yang ditegaskan dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 24 ayat (5). Sejatinya penyelenggaraan pemilu,

baik itu pemilu legislatif maupun eksekutif bertujuan untuk meningkatkan partisipasi

politik masyarakat secara luas, hal inijugatelah diatur didalam Undang-undang No 10

Tahun 2008 pasal 244 tentangPemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dengan adanya

partisipasi politik yang luas ini masyarakat mempunyai kedaulatan penuh untuk

mendefinisikan pilihan politiknya terhadap figur kontestan pemilu(kepala daerah)

yang diinginkan secara benar dan tepat.Namun kaburnya kadar kritisisme masyarakat

akibat perilaku yang lebih mengedepankan kedekatan emosi terhadap nilai-nilai

budaya lokal tentunya akan mereduksi semangat otonomi daerah dengan

penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara langsungnya sebagai masa depan

pengembangan kehidupan demokrasi. Akibatnya nilai-niai budaya lokal yang

sebenarnya konstruktif terhadap perkembangan demokrasi lokal, justru akan dianggap

sebagai parasit yang menghambat keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dengan

format pelaksanaan pemilu kada langsungnya.

Penyelenggaraan pilkada sebagai wujud pengembangan demokrasi lokal

memberikan gambaran bagaimana jarak emosi antara nilai-nilai budaya lokal dengan

(3)

massa pemilih yang sangat dekat memainkan peranan yang cukup signifikan dalam

mempengaruhi pilihan masyarakat. Rasa fanatisme berlebihan terhadap nilai-nilai

budaya lokal yang didukung dengan minimnya pengetahuan masyarakat terhadap

peranannnya dalam sistem budaya dan sistem politik, mengaburkan batasan peranan

mereka terhadap keseluruhan sistem tersebut. Bahkan terlebih-lebih jika kebudayaan

tersebut mendapatkan pembenaran agama, maka akan memberikan pengaruh yang

besar dalam proses penyerapan dan pembentukan pandangan masyarakat tentang

kekuasaan, atau simbol-simbol yang ada disekitarnya 5.

Kecenderungan munculnya tingkat fanatisme yang berlebihan terhadap

nilai-nilai budaya lokal, melahirkan pola hubungan kepatuhan subyektif terhadap dominasi

minoritas kelompok yang mendapatkan legitimasi untuk melanggengkan tata aturan

sosial dalam mayarakat tersebut dan dalam kondisi tertentu cenderung melahirkan

kultur paternalisme, dimana patron (tokoh panutan) diposisikan sebagai orang tua yang harus ditaati dan dihormati oleh klien (masyarakat) 6. Sikap dan tingakh laku mereka (klien) sedikit banyak akan ditentukan oleh pola hubungan emosional dengan patron berdasarkan tali ikatan suku, tradisi dan agama. Akibatnya mereka (klien) akan kehilangan rasionalitasnya dalam menentukan pilihan, pertimbangan rasional menjadi

nihil dan tereduksi oleh munculnya faktor-faktor emosional. Keadaan ini dengan

sendirinya cenderung menimbulkan adanya potensi-potensi mobilisasi pemilih yang

hanya dilegitimasi oleh sebagian elit politik atau kelompok tertentu saja. Upaya tokoh

5Asosiasi Ilmu Politik Indonesia.1991. Profil Budaya Politik Indonesia. PT Pustaka Utama Grafiti:

Jakarta, Hal 35

(4)

panutan (patron) untuk mengarahkan/memobilisasi massa (klien) untuk

mempengaruhi masyarakat terhadap pilihan-pilihan mereka kepada calon-calon

kepala daerah ini hampir mewarnai pelaksanaan pilkada diberbagai daerah 7.

Kenyataan bagaimana nilai-nilai budaya lokal memiliki pengaruh yang belum

konstruktif terhadap perilaku politik masyarakat dalam memberikan suara juga terjadi

di Kabupaten Pamekasan. Bagi masyarakat Pamekasan seperti halnya masyarakat

Madura pada umumnya, penerapan nilai-nilai budaya lokal dalam kehidupan

sehari-hari merupakan kiblat atau standar operasional yang harus ditaati sebagai cerminan

individu yang santun (adheb asor), standar operasional berperilaku ini secara implisit tercermin didalam falsafah Bhuppa’, Bhabbhu’,Ghuru dan Rato. Suatu nilai kearifan

lokal masyarakat Madura yang syarat dengan muatan moral dan norma sosial,

berisikan pesan untuk menghormati dan mentaati kedua orang tua (Bhuppa’, Bhabbhu’), guru/kyai (Ghuru) dan pemerintah/pimpinan (Rato).

Salah satu unsur maupun keseluruhan falsafah Bhuppa’, Bhabbhu’,Ghuru dan Ratoini oleh sebagian masyarakat Pamekasan dalam bahasa penulis diibaratkan Nabi

yang tak pernah salah dalam bertutur kata dan berperilaku, patut diteladani, dihormati

dan ditaati oleh setiap masyarakat. Pemahaman dan pengabdian keliru inipun

kemudian melahirkan masyarakat pemanut yang pada akhirnya akan bermuara pada

kultur paternalistik. Penafsiran yang keliru terhadap nilai budaya lokal ini telah

7Rifa’I, Achmadur. 2005. Government, Jurnal Ilmu Pemerintahan. Jurusan Ilmu Pemerintahan:

(5)

memberikan catatan kelam dalam sejarah masyarakat Madura, dimana pada masa

kolonial sebagai upaya politik pihak kolonial pepatah ini dipolitisir sedemikian rupa

dengan memanfaatkan penguasa Madura (Rato) untuk memobilisasi massa (Corps Barisan) dalam membantu pihak kolonial memadamkan pemberontakan di Nusantara,

pengabdian keliru ini diakui sebagai pengkhianatan terhadap bangsa 8.

Dalam konteks Pamekasan masa kiniFigurBhuppa’, Bhabbhu’,Ghuru dan Ratomengalami eksploitasi-evolusi (pemanfaatan dalam bentuk baru).Figur ini bukan

lagi sebagai alat untuk melegimitasikan kekuasaan melalui cara kekerasan seperti

yang terjadi pada masa kolonial, tetapi sebagai alat/strategi politik dalam memperoleh

kekuaasan secara legal formal melalui pemilu. Figur ini masih rentan untuk dipolitisir

dan dimanfaatkan oleh sekelompok elit tertentu untuk mempengaruhi pilihan

masyarakat dalam memberikan suara. Salah satunya adalah penerapan grand strategi

yang digunakan oleh tim sukses kontestan pilkada untuk memenangkan pilkada, yaitu

dengan membangun dukungan melalui tokoh masyarakat dan kyai, mereka dinilai

memiliki kedekatan emosional dengan pemilih dalam kultur masyarakat Pamekasan

yang masih tradisional dimana tingkat ketergantungan masyarakat terhadap seseorang

atau kelompok dalam hal penentuan perilaku politik masih tinggi9, disini perilaku

8Tim Penyusun.2006. Pamekasan Dalam Sejarah. Pemda Kab. Pamekasan, hal 99-100

9Furqan, Ahmad Ainul. Skripsi. 2009. KYAI DAN KEKUASAAN (Studi Tentang Faktor

(6)

masyarakat secara kolektif bisa dikendalikan melalui pimpinan-pimpinan mayarakat

baik itu dari kalangan agama, adat maupun tokoh masyarakat lainnya 10.

Kondisi yang demikian menandakan bahwa terdapat suatu sekat yang

menutup pemahaman masyarakat terhadap ketaatan kepada norma sosial dalam

berperilaku dengan ketaatan dalam berpolitik (memberikan suara). Misalnya saja

ketika orang tua (Bhuppa’ Bhabbhu’) secara persuasifmengarahkan anaknya untuk memilih calon tertentu dalam pemilu sesuai dengan pilihan orang tua tersebut, dalam

keadaan seperti ini sang anak dihadapkan pada sebuah posisi dilematis antara

ketaatan mematuhi orang tua, atau kebebasan dalam menentukan pilihan politik

dengan konsekuensi menerima label sebagai anak yang durhaka dan tidak santun (tak

taoh adhet) karena tidak mematuhi perintah orang tua tersebut.

Begitupun juga pengaruh Kyai (Ghuru) di Madura yang sangat penting, dimana orientasi masyarakat Madura adalah Kyiai, bukan pada kepemimpinan

formal, pandangan ini yang kemudian dimaknai "kegagalan" integrasi politik dan

ekonomi Madura dalam sistem nasional, sebagaimana ditunjukkan oleh tipisnya

pengaruh partai pemerintah dalam beberapa kali Pemilu11

.Di dalam masyarakat Madura pada umumnya, Kyai (Ghuru) ditempatkan sebagai sosok karismatik relijius melalui simbol-simbol keagamaan yang diyakini oleh masyarakat.Kyai memiliki

pengaruh yang begitu signifikan dalam mempengaruhi pilihan masyarakat kepada

10

Ibid hal 99 11

(7)

calon-calon kepala daerah maupun dalam membentuk opini publik.Masyarakat

menganggap fatwa kyai tersebut sebagai kewajiban yang harus ditaati dan bila berani

menolak/melanggar, diyakini dapat mendatangkan keburukan (tola/bhastoh).

Ketaatan berperilaku dalam kosnteks sosial dengan ketaatan dalam berpolitik

dalam kungkungan budaya Bhuppa’, Bhabbhu’,Ghuru dan Ratoini di ibaratkan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan didalam masyarakat Pamekasan.Ketaatan

(keharaman) dalam mematuhi pilihan politik terhadap masyarakat merupakan

permasalahan yang menarik untuk diteliti. Melihat sisi buruk FigurBhuppa’, Bhabbhu’,Ghuru dan Ratoyang digunakan untuk kepentingan jangka pendek, justru akan menciptakan iklim demokrasi yang semu. Hal ini tidak sesuai dengan harapan

dilaksanakannya otonomi daerah dengan pemilihan kepala daerah langsung yang

menghendaki partisipasi aktif dari masyarakat agar tercipta kondisi sosial politik yang

kondusif sesuai dengan karakter dan ke khasan masing-masing daerah.

Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun ingin meneliti Budaya dan

Perilaku Politik (Pengaruh FigurBhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan RatoDalam Mempengaruhi Perilaku Memilih Masyarakat Pada Pilkada tahun 2008 di Kabupaten

(8)

B. Rumusan Masalah

Dari gambaran diatas maka dengan ini dapat dirumuskan masalah yaitu,

Bagaimana Pengaruh FigurBhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan RatoTerhadap Perilaku Memilih Masyarakat Pada Pilkada tahun 2008 di Kabupaten Pamekasan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh

FigurBupak, Babuk, Guruh, dan RatohTerhadap Perilaku Memilih Masyarakat Pada

Pilkada tahun 2008 di Kabupaten Pamekasan.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian tentunya penulis mengharapkan beberapa manfaat dari hasil

penelitian yang telah dilakukan baik secara akademis maupun praktis yang

diantaranya sebagai berikut.

1. Manfaat Akademis

Secara akademis diharapakn penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan

ilmu pemerintahan khususnya dibidang budaya dan perilaku politik.

2. Manfaat praktis

Secara praktis diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya yang

ingin meneliti lebih lanjut tentang pengaruh budaya dalam mempengaruhi

(9)

E. Definisi Konseptual

Guna menghindari kesalahpahaman dan ketidakjelasan arti yang ada pada

judul penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi terhadap variable-variable

yang digunakan di dalam penelitian ini. Adapun definisi konsep di dalam penelitian

ini diantaranya adalah:

1. Budaya politik

Konsep budaya politik digunakan untuk mengetahui sejauh mana budaya

memainkan peranannya dalam membentuk perilaku kolektif sebuah komunitas

politik. Sidney Verba (dalam Deden Faturohman) mendefinisikan budaya politik

sebagai “suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai

yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan” 12.Alan R. Ball juga memberikan pengertian tentang budaya politik sebagai suatu susunan yang terdiri

dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan

sistem politik dan isu-isu politik13.

Jika dilihat berdasarkan orientasi politik yang dicirikan dalam orientasi waga

negara terhadap sistem politik, maka setiap sistem politik akan memiliki budaya politik

yang berbeda, yaitu14:

a. Budaya politik parokial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi

politiknya dalam proses input-output sangat rendah atau mendekati nol.

12Faturohman, Deden. 2004. Pengantar Ilmu Politik. UMM Press:Malang, hal 231

13http://mijeschool.multiply.com (diakses tanggal 10 Desember 2010)

(10)

b. Budaya politik subjek,yaitu budaya politik masyarakat yang tingkat partisipasi

masyarakat dalam proses output sudah relatif maju tetapi dalam proses input

masih bersifat pasif.

c. Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran

politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif

dalam kegiatan politik.

2. Perilaku Politik

Perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan

proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Interaksi antara pemerintah dan

masyarakat, diantara lembaga-lembaga pemerintah, dan di antara kelompok dan

individu dalam masyarakat dalam rangka proses pembuatan, pelaksanaan dan

penegakan keputusan politik pada dasarnya merupakan perilaku politik 15. Perilaku politik dapat dibagi menjadi dua, yakni:

a. Perilaku politik lembaga-lembaga dan pejabat pemerintah dan

b. Perilaku politik warga negara biasa.

Yang pertama bertanggung jawab membuat, melaksanakan, dan menegakkakn

keputusan politik.Sedangkan yang kedua berungsi mempengaruhi kebijakan

pemerintah terkait dengan kehidupan masyarakat yangi disebut dengan partisipasi

politik.Partisipasi masyarakat dalam pilkada (memilih) disebut sebagai perilaku

memilih sedangkan oarang yang melakukan kegiatan tersebut disebut dengan

pemilih.

(11)

3.Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Rato

Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Ratomerupakan suatu ungkapan yang mengandung pesan moral dan norma sosial dalam berperilaku. Berisikan pesan untuk

menghormati dan mentaati kedua orang tua (Bhuppa’, Bhabbhu’), guru/kiyai (Ghuru)

dan pemerintah/pimpinan (Rato). Menurut H. Kutwa (2006:99) FigurBupak, Babuk, Guruh, dan Ratoh . . . menghendaki setiap orang madura untuk menghormati dan patuh kepada orang tua, guru dan pemerintah, tanpa reserve 16.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Budaya Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Ratodi Pamekasan.

a. Proses pendidikan Budaya Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Ratodi

Pamekasan.

b. Proses implementasi Budaya Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Ratodi Pamekasan.

2. Hubungan Budaya Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Ratodan Ketokohan

Masyarakat Terhadap Perilaku Masyarakat Pamekasan.

3. Pola Hubungan Budaya Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Ratodan Ketokohan Masyarakat Terhadap PerilakuMemilih Masyarakat.

a. Pola hubungan tokoh dan partai politik

b. Pola hubungan partai politik dan ketokohan terhadap perilaku memilih

masyarakat.

(12)

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan guna mendapatkan sesuatu yang dilakukan

secara sistematis, terencana dan mengikuti konsep ilmiah yang ada. Penelitian

pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan dengan cara-cara tertentu untuk

memahami suatu obyek (fenomena) yang ada. Uraian yang jelas dan sistematis

atas data yang dikumpulkan diharapkan memberi hasil yang maksimal sehingga

dapat dikategorikan sebagai tulisan yang mempunyai nilai ilmiah.

Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif

deskriptif.Penelitian deskriptif (deskriptive research), yang biasa disebut juga

penelitian taksonomik (taxonomic research), dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan

mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit

yang diteliti17.

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mencapai suatu penelitian yang

digunakan sebagai alat guna mencari kebenaran yang rasional, maka diperlukan

adanya cara atau prosedur tertentu agar bisa tercapai tujuan penelitian. Penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif, di mana peneliti melakukan pencarian

data kepada narasumber, sehingga akhirnya peneliti dapat menggambarkan

keadaan dengan jelas.

(13)

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan hal yang sangat penting di dalam penelitian

deskriptif.Subyek penelitian disini adalah orang-orang yang dipandang dapat

memberikan informasi tentang Pengaruh FigurBupak, Babuk, Guruh, dan Ratoh

Dalam Mempengaruhi Perilaku Memilih Masyarakat Pada Pilkada tahun 2008 di

Kabupaten Pamekasan. Subyek penelitiandipilih melalui teknik purporsive

sampling dimana sampel yang diambil disesuaikan dengan maksud dan tujuan

penelitian. Adapun subyek penelitian disini adalah:

a. Seniman Sejarah Madura (1 Orang)

b. Tokoh Agama Islam/Kyai (2 Orang)

c. Masyarakat peserta pemilu kada tahun 2008 (2 Orang)

d. Tim sukses pemenang pilkada (2 Orang)

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk

mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk

menunjang penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan secara sengaja di

Kabupaten Pamekasan dikarenakan lokasi penelitian merupakan daerah tempat

peneliti bertempat tinggal, sehingga akan lebih mudah bagi peneliti mendapatkan

data baik dari masyarakat maupun dari instansi yang terkaitdengan penelitian

nantinya. Selain itu akan lebih mempermudah peneliti untuk berinteraksi dengan

masyarakat sehingga mempermudah peneliti untuk mendapatkan data dari para

(14)

4. Sumber Data a. Data Primer

Data primer merupakan data, fakta dan / atau informasi yang diperoleh

langsung oleh peneliti dari lapangan (lokasi penelitian) termasuk juga dari

narasumber. Data primer dalam penelitian ini adalah segala unsur, baik itu

berupa data dan fakta di lapangan maupun informasi dari narasumber yang

berkaitan dengan Pengaruh FigurBupak, Babuk, Guruh, dan Ratoh Dalam

Mempengaruhi Perilaku Memilih Masyarakat Pada Pilkada tahun 2008 di

Kabupaten Pamekasan, khususnya pada masyarakat peserta pemilu di

Kabupaten Pamekasan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penunjang dari sebuah penelitian ilmiah.

Data sekunder adalah data penunjang yang berkaitan dengan pokok

pembahasan dalam penelitian ini yang sifatnya melengkapi dan memperkuat

hasil penelitian, yaitu: berupa literatur ilmiah, laporan dan segala bentuk

dokumen yang berkaitan dengan pokok pembahasan.

5. Tehnik Pengambilan Data

Tehnik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan untuk memperoleh

(15)

kerangka metode penelitian. Sehingga dalam penelitian ini tehnik pengumpulan

data yang digunakan adalah 18: a. Observasi

Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk

melakukan pengukuran.Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini

diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera

penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyan.

b. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada

responden dan jawaban-jawaban responden di catat atau di rekam dengan alat

perekam.. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bersifat

terbuka (tidak terstruktur). Dengan cara ini, peneliti dapat menggali informasi

sedalam-dalamnya serta rinci dari para narasumber yang telah disebutkan

pada subyek penelitian

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subyek penelitian.Dokumen yang diteliti dapat

berupa berbagai macam, tidak hanya dokumentasi resmi. Dari data yang

18

(16)

diperoleh dapat dipelajari sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan penelitian

6. Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam memecahkan

sebuah fenomena atau permasalahan sehingga dengan analisis data yang tepat

diharapkan permasalahan yang ada dapat dipetakan dengan baik sehingga dapat

menyajikan sebuah gambaran yang jelas menganai persoalan yang disajikan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tehnik analisa data dengan metode

kualitatif.Dengan menggambarkan bagaimana Pengaruh FigurBhuppa’, Bhabbhu’,Ghuru dan RatoDalam Mempengaruhi Perilaku Memilih Masyarakat

Pada Pilkada tahun 2008 di Kabupaten Pamekasan. Adapun tahapan dalam

menganalisa data menurut Suhartono sebagai berikut 19: a. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentukanalisis yang mempertegas,

memperpendek,membuat fokus, membuang halyang tidak penting dan

mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat

dilakukan.Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama peneitian

berlangsung.

b. Display Data

(17)

Display data adalah rakitan organisasi informalyang memungkinkan

kesimpulan dapat dilakaukan yang meliputi gambar atau skema, jaringan kerja

berkaitan dengan kegiatan kedalam tabel. Dengan demikian maksud peneliti

melakukan display data beertujuan untuk menyajikan data yang berkaitan

kedalam tabel sesuia dengan data yang diperoleh..

c. Pengambilan Keputusan.

Akhir dari seluruh kegiatan analisis data kualitatif terletak pada

pemahaman atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti berkenaan

dengan suatu masalah yang diteliti.

7. Validitas Data

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu

mengukur apa yang ingin diukur. Mengingat data yang dikumpulkan data dalam

penelitian ini berupa data kualitatif, maka uji validitas data yang dilakukan lebih

banyak ditekankan pada uji coba validitas data kualitatif.Peneliti menggunakan

triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam

pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara

terhadap objek penelitian20.

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda 21yaitu wawancara, observasi dan dokumen.Triangulasi ini selain digunakan untuk

20 Moloeng, lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda, hal 330

(18)

mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut

Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas

tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.Denzin

(dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi diantaranya

dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.Pada

penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya

menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.Triangulasi

dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif (Patton,1987:331). Adapun untuk mencapai kepercayaan itu,

maka ditempuh langkah sebagai berikut :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

(19)

i

SKRIPSI

Disusun oleh:

ACH APRIYANTO ROMADHAN

07230061

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMPOLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(20)

ii

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh:

ACH APRIYANTO ROMADHAN

07230061

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMPOLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(21)
(22)

iv

Allah SWT. dengan limpahan rahmat, maghfirah dan karunianya yang tak terhitung hingga pada kesempatan kali ini saya mampu merampungkan karya ilmiah ini dengan judul BUDAYA DAN PERILAKU POLITIK (Pengaruh Figur

Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Rato terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Pada

Pilkada Tahun 2008 di Kabupaten Pamekasan). Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkankehadirat Nabi Muhamad SAW yang telah tercatat sebagai sang revolusioner dan juga sebagai suri tauladan bagi segenap alam dalam menapaki kehidupan yang mulia ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Karya ilmiah yang berbentuk skripsi ini merupakan tugas akhir dari sebuah proses pembelajaran yang dilakukan pada tingkatan perguruan tinggi dan sudah barang tentu dalam sebuah proses tersebut—dari awal hingga akhir—ini ada banyak pihak yang membantu baik materiil maupun moril, langsung maupun tidak langsung, maka kami ucapkan manyak terima kasih yang sedalam-dalamnya terutama kepada :

1. Dr. Muhadjir Efendy, M.AP. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. Wahyudi, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Tri Sulistiyaningsih, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Malang.

4. Drs. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa

memberikan pengarahan intelektual dan bimbingan akademik dalam

proses penyelesaian skripsi ini dari awal hingga akhir.

5. Dra. Su’adah, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang benar-benar sabar

(23)

v

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Bpk. A. Sulaiman Sadik, Bpk M. Suli Faris, Mas Faisalyang merelakan

waktunya untuk berdiskusi tentang judul yang kami angkat.

9. Teman-teman EA Community : Afika, Ivan, Aga, Chumad, Epenk, Kutil,

Sapta, Inuk, Ony, Ekjam, Bank Mamad, The Dzik, Qrun, Diar, Mz

Mamang terima kasih atas dukungan dan gangguannya selama pengerjaan

skripsi ini.

10.Anak IP (07) A-B, terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan kita

selama kuliah.

11.Anak KKN-T 22 (frame ceria) dan siput-siput ayo kapan kumpul-kumpul

lagi.

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah

ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan

terima kasih atas segala bantuannya.

Malang, 24 Agustus 2009

(24)

vi B.Perilaku Politik dan Perilaku Memilih 1. Peilaku Politik : 25

(25)

vii

3. Penduduk : 46

4. Jenis agama dan Jumlah Pemeluknya : 47

5. Stratifikasi Sosial Masyarakat : 49

6. Sistem Kekerabatan : 50

B.Kehidupan Politik Masyarakat Pamekasan : 51

C.Potret Pilkada Pamekasan Periode 2008-2013 : 56

BAB IV: PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

A.Budaya Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Rato di Pamekasan : 60

1. Proses Internalisasi budaya bhuppa’, bhabbhu’, ghuru dan rato di

Pamekasan : 60

2. Implementasi budaya bhuppa’, bhabbhu’, ghuru dan rato

di Pamekasan : 64

B.Hubungan Budaya Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Rato dan Ketokohan

Masyarakat terhadap Perilaku Masyarakat Pamekasan : 67

C.Pola Hubungan Budaya Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Rato dan

Ketokohan Masyarakat Terhadap Perilaku memilih Masyarakat : 71

1. Pola Hubungan Tokoh dan Partai Politik : 71

2. Pola Hubungan Partai dan Ketokohan Terhadap Perilku Memilih

Masyarakat : 77

a) Perilaku Memilih Masyarakat Pamekasan : 77

b) Gerakan Politik Partai dan Kiai : 81

c) Peta Jaringan Suara : 87

BAB V:PENUTUP

A.Kesimpulan : 92

(26)

viii

Gambar 3 : Masyarakat NU : 53

Gambar 4 : Kegiatan Proses Mengaji Di Masjid : 63

Gambar 5 : Kegiatan Rutinitas Santri di Pesantren : 63

Gambar 6 : Piramida Relasi Kuasa Ghuruh (Kiai) Dalam Bangunan

Budaya Bhuppa’, Bhabbhu’, Ghuru dan Rato : 69

Tabel :

Tabel 1 : Banyaknya Kelurahan/Desa, RW dan RT Tahun 2008 : 44

Tabel 2 : Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk Tahun 2007 : 46

Tabel 3 : Jumlah Luas Wilayah, Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk

Tahun 2008 : 47

Tabel 4 : Jenis Agama Dan Jumlah Pemeluknya : 48

Tabel 5 : Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Agama : 48

Tabel 6 : Rekapitulasi Perolehan Suara Partai Politi Pemilu Tahun 2004

DPRD Kabupaten Pamekasan : 54

Tabel 7 : Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Tingkat Kecamatan : 58

Tabel 8 : Kontestan Pilkada dan Tokoh Pendukung : 74

Tabel 9 : Perbandingan Jumlah Perolehan Suara Partai Pengusung Pada

(27)

ix

Alfian, M. Alfan. 2009. Menjadi Pemimpin Politik. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Asosiasi Ilmu Politik Indonesia. 1991. Profil Budaya Politik Indonesia. PT Pustaka Utama Grafiti: Jakarta, Hal 35

DS Nugrahani, Dra. Dkk. 2010. ENSIKLOPEDI PAMEKASAN Alam, Masyarakat

dan Budaya. PT. Intan Sejati Offset:Yogyakarta

Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Faturohman, Deden. 2004. Pengantar Ilmu Politik. UMM Press:Malang

Firmansyah. 2006. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta

Furqan, Ahmad Ainul. 2009. KYAI DAN KEKUASAAN (Studi Tentang Faktor

Kemenangan Kyai Kholilurrahman Dalam Pemilihan Kepala Daerah

Langsung Kabupaten Pamekasan Periode 2008-2013). Skripsi. Tidak

Diterbitkan. Bandung: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Huntington,P. Samuel. 1983. Tertib Politik di Dalam Masyarakat yang Sedang

Berkembang. CV Rajawali:Jakarta

Koenjtaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. PT Rineka Cipta: Jakarta

Moloeng, lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda

Nasution, Prof. Dr. S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito

Pamekasan Dalam Angka 2010 Badan Pusat Statistik Kabupaten Pamekasan

Rifa’I, Achmadur. 2005. Otonmi Daerah: “Pemilihan Langsung Kepala Daerah

sebagai suatu Keniscayaan” dalam Jurnal Government, Jurnal Ilmu

Pemerintahan. Volume 3, No 1, April 2005. Jurusan Ilmu

Pemerintahan: Malang

Sadik, A. Sulaiman. 2008. Dalam jurnal Buletin Pakem Maddhu, kapeng 14,

(28)

x

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung

Tim Peneliti FISIP UMM. 2006. Perilaku Partai Plitik. UMM Press: Malang

Tim Penyusun.2006. Pamekasan Dalam Sejarah. Pemda Kab. Pamekasan

Turmudi, Endang, 2004, Perselingkuhan Kyai dan Kekuasaan, LKIS, Yogyakarta

Zuhroh, M.si, Ni’matus. 2005. Antropologi Politik. Aditya Media: Yogyakarta

Internet

http://kabarmadura.blogspot.com, diakses tanggal 21 Januari 20011

http://mijeschool.multiply.com (diakses tanggal 10 Desember 2010)

http://www.budayapolitik.ac.id/index.php (di akses tanggal 5 januari 2011)

http://www.sunan-ampel.ac.id (di akses tanggal 28 November 2010)

http://www.sunan-http://kabarmadura.blogspot.com (diakses tanggal 14 Januari

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini membahas tentang pengembangan sistem pembayaran rekening air di desa Bandar Baru yang merupakan sebuah aplikasi berbasis web, dimana saat ini calon pelanggan

dapat dianggap residual mempunyai variance konstan, artinya tidak terjadi heterokedatisitas. dalam pengujian hipotesis ini peneliti menggunakan alat bantu olah

Pada daerah Pantai Pasir Putih nilai indeks kesamarataan sebesar 0,45 sedangkan Muara Sungai Cikamal 1,03; dari nilai indeks kesamarataan ini maka dapat disimpulkan bahwa

Metode yang digunakan dalam analisa kinerja pada penelitian ini adalah Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997), termasuk nilai satuan mobil penumpang yang

SDKI 1997 proporsi drop out peserta KB (discontinuation rate) adalah 24%. Alasan penghentian adalah 10% karena efek samping/alasan kesehatan, 6% karena ingin hamil lagi, 3%

Dalam penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelas Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Kriteria ketertarikan siswa yang terdiri dari dua kriteria, yaitu ketertarikan siswa terhadap LKS dengan pendekatan strategi penemuan konsep untuk mempelajari pokok

3HQHOLWLDQLQLPHQHPXNDQEDKZDYDULDEHO VZLWFKLQJ FRVW WLGDN PDPSX PHPRGHUDVL KXEXQJDQ DQWDUD QLODL SHODQJJDQ GDQ NHSXDVDQ SHODQJJDQ WHUKDGDS OR\DOLWDV SHODQJJDQ +DO LQL GDSDW