• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Tingkat Kekerasan dan Daya Terima Biskuit dari Campuran Tepung Jagung dan Tepung Terigu dengan Volume Air yang Proporsional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Tingkat Kekerasan dan Daya Terima Biskuit dari Campuran Tepung Jagung dan Tepung Terigu dengan Volume Air yang Proporsional."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konsumsi tepung terigu di Indonesia semakin meningkat setiap tahun.Hal

ini disebabkan karena Indonesia belum mampu memproduksi gandum di dalam

Negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan data pada tahun

2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015 impor gandum di Indonesia selalu mengalami

peningkatan yaitu sebanyak 6,2 juta ton, 6,7 juta ton, 7,04 juta ton, 7,16 juta ton

dan 7,36 juta ton (APTINDO, 2016). Peningkatan konsumsi tepung terigu dapat

berpengaruh terhadap ketahanan pangan, selain itu adanya kandungan gluten

dan indeks glikemik yang tinggi pada tepung terigu juga dapat memberikan efek

negatif pada kesehatan (Suarni, 2009).

Kandungan indeks glikemik dalam tepung terigu tergolong tinggi yaitu

56-69 (Foster-Powell, Fiona S. Atkinson, Brand-Miller, 2008), sehingga tidak cocok

untuk pasien penderita diabetes dan lebih disarankan untuk mengkonsumsi

bahan pangan yang memiliki indeks glikemik yang rendah atau mengkonsumsi

karbohidrat kompleks (Praptini, 2011). Selain itu, pada tepung terigu

mengandung gluten. Pada sebagian orang yang sensitif terhadap gluten, seperti

penderita autisme, gluten dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatannya.

Peptide gluten dapat mempengaruhi emosi, perilaku, kemampuan kognitif,

kemampuan berbicara, kemampuan belajar serta menyebabkan gangguan

pendengaran dan bahasa (Hartatiningrum, 2012). Pada tubuh penderita autis,

gluten tidak dapat dicerna oleh enzim transglutaminase untuk mencerna protein

(2)

Opioid bersifat seperti opium yang bekerja layaknya toksin sehingga dapat

mengganggu fungsi otak dan sistem imunitas serta gangguan perilaku (Nirmala,

2008).

Ketergantungan tepung terigu dapat dikurangi dengan cara melakukan

sebuah solusi alternatif atau diversifikasi pangan. Salah satu bahan makanan

serealia yang cukup berpotensi selain tepung terigu adalah jagung. Penggunaan

teknologi pengolahan yang sederhana, jagung dapat diolah menjadi tepung

sebagai pengganti tepung terigu.Tepung merupakan produk alternatif setengah

jadi yang disarankan, karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu

penyimpanan lebih tahan lama, mudah dikemas, mudah dibuat campuran, dapat

diperkaya zat gizi (difortifikasi), lebih mudah diolah sesuai dengan keinginan dan

kebutuhan.

Menurut Suarni (2009) tepung jagung memberikan banyak manfaat,

antara lain adanya kandungan betakaroten (provitamin A)yang dapat memberi

perlindungan terhadap kebutaan yang disebabkan oleh katarak dengan menjadi

filter terhadap sinar UV. Jagung juga mempunyai indeks glikemik yang rendah

yaitu antara 28,66 – 41,37 (Richana, 2012), sehingga cocok untuk dikonsumsi

oleh penderita diabetes mellitus, selain itu ketiadaan gluten pada jagung

bermanfaat bagi penderita autis.

Potensi tepung jagung untuk kesehatan dapat di kembangkan dengan

mengolah tepung jagung menjadi produk yang disukai salah satunya adalah

biskuit. Tepung jagung memiliki kadar protein yang hampir sama dengan

kandungan protein dalam tepung terigu yaitu 9,2 gram dan 8,9 gram (Direktorat

Kesehatan RI, 1996), sehingga tepung jagung dapat dijadikan sebagai bahan

(3)

biskuit dari tepung jagung ini mempunyai kelemahan yaitu dari tingkat

pengembangan tidak sebaik tepung terigu, karena tepung jagung tidak memiliki

gluten seperti yang dimiliki oleh tepung terigu.

Lara dkk., (2010) melaporkan bahwa pembuatan biskuit jagung memiliki

kendala dari segi tekstur yang kurang baik, yaitu tekstur berpasir. Hasil yang

sama telah dilaporkan oleh Gracia dkk., (2009), dengan memberikan solusi

penambahan volume air dengan meningkatnya proporsi tepung jagung. Namun

belum ada acuan yang pasti berapa volume air yang diperlukan setiap

peningkatan porsi tepung jagung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rauf dan

Sarbini (2015), bahwa penggunan campuran tepung yang berbeda pada

berbagai perbandingan membutuhkan air yang berbeda-beda untuk

mendapatkan produk dengan mutu yang baik.

Air merupakan suatu medium yang membentuk adonan, melarutkan

bahan dan mendistribusikannya ke seluruh massa adonan. Tepung terigu dan

tepung jagung memiliki daya serap air yang berbeda. Ketidak tepatan air akan

berdampak pada rendahnya kualitas adonan, seperti adonan tidak dapat

tebentuk denganbaik, karena tepung tidak terhidrasi dengan baik. Selain itu

adonan juga tidak dapat terbentuk dengan baik, karena tepung tidak terhidrasi

dengan baik lebih lanjut proses gelatinisasi tidak dapat terjadi secara optimal.

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penambahan air yang tepat

pada setiap perlakuan yang berbeda. Hal ini di dasarkan pada kemampuan daya

serap air campuran tepung dalam substitusi sehinga dapat dijadikan acuan untuk

menetukan volume air dalam pembuatan biskuit.

Meskipun telah ada penelitian yang dilakukan, namun masih diperlukan

(4)

biskuit. Penambahan air dalam jumah yang tepat, dapat membentuk adonan

dengan kualitas yang baik dan gelatinisasi yang optimal pada adonan. Dari

permasalahan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang

tingkat kekerasan dan daya terima biskuit dari campuran tepung jagung dan

tepung terigu dengan volume air yan proporsional.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang akan dikaji adalah

”bagaimanakah tingkat kekerasan dan daya terima biskuit dari campuran tepung

jagung dan tepung terigu dengan volume air yang proporsional”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengukur tingkat kekerasan dan daya terima biskuit dari campuran

tepung jagung dan tepung terigu dengan volume air yang proporsional.

2. Tujuan khusus

a. Menganalisis daya serap air dari campuran tepung jagung dan tepung

terigu.

b. Mengukur tingkat kekerasan biskuit dari campuran tepung jagung dan

tepung terigu dengan volume air yang proporsional.

c. Mengukur daya terima biskuit dari campuran tepung jagung dan

tepung terigu dengan volume air yang proporsional.

d. Menganalisis pengaruh campuran tepung jagung dan tepung terigu

dengan volume air yang proporsional terhadap tingkat kekerasan

(5)

e. Menganalisis pengaruh campuran tepung jagungdan tepung terigu

dengan volume air yang proporsional terhadap daya terima biskuit.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi tentang manfaat

penggunaan tepung jagung untuk produksi pengolahan makanan.

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian tentang

tingkat kekerasan dan daya terima biskuit dari campuran tepung jagung

dantepung terigu dengan volume air yang proporional.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai tingkat

kekerasan dan daya terima biskuit dari campuran tepung jagung dan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh latihan blader training dapat mengembalikan fungsi dari kemampuan blader Post Operasi Fraktur Kompresi vertebra Thorakal 12 Lumbal 1 Dengan Frankle

Tindakan seperti diatas jelas sekali salah, harus diluruskan agar masyarakat tahu bahwa kondisi seperti itu perlu mendapatkan pelayanan medis yang tepat dan benar termasuk

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERAL:. GURU DAN

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa- siswi kelas X SMK Batik 1 Surakarta yang memiliki skor regulasi emosi sedang dan rendah dari skala DERS (Difficulties

Beside this non integration following other facts were not correct settled to arrange the uptake of ICT within agriculture and forestry: The public private antagonism, the

d.Refleksi dan Analisis pada Siklus II ... Hasil Penelitian ... Rakyat Kabupaten Boyolali dengan Metode Pembelajaran Apresiasi Cerita Bermain Peran ... Peningkatan

Mendengarkan Bahasa Mandarin Melalui Program “Wo Ai Metta” di Radio Metta FM Surakarta , “Tugas Akhir: Program Studi Diploma III Bahasa Mandarin Fakultas Ilmu

[r]