• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE) DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENU MAKANAN SEHAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE) DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENU MAKANAN SEHAT"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENU

MAKANAN SEHAT

Skripsi

diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Oleh

Tri Puji Prakoso NIM.5302411193

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

berusaha akan mendapatkan apa yang diusahakan, siapa yang menanam akan menuai hasilnya, dan siapa yang bersungguh-sungguh akan memperoleh kejayaan.

PERSEMBAHAN

Rasa syukur atas karya sederhana ini, Penulis persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua yang senantiasa medoakan, merawat, membimbing dan mendukung baik dalam keadaan apapun.

2. Kakak dan Adik yang selalu memberi motivasinya selama mengerjakan karya ini.

3. Bapak Drs. Slamet Seno Adi,M.Pd, M.T terima kasih atas bimbingannya. 4. Dosen Jurusan Teknik Elektro UNNES terima kasih atas ilmu dan pengalaman yang diberikan, semoga Allah SWT menjadikan berkah dan manfaat ilmunya. 5. Teman-teman rombel 4 terima kasih atas dukungan dan motivasinya. 6. Teman-teman tim futsal Pitik yang telah bermain hampir 4 tahun ini.

(5)

Menu Makanan Sehat. Skripsi, Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing Drs. Slament Seno Adi, M.Pd.M.T.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnnya pemenuhan kebutuhan energi bagi setiap individu. Maka untuk menyelesaikan masalah tersebut diperlukan aplikasi yang dapat membantu individu dalam proses pemilihan menu makanan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun sistem pendukung keputusan yang dapat merekomendasikan paket menu makanan sesuai dengan kebutuhan energi.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka dirancang dan dibangun sistem pendukung keputusan menu makanan dengan menggunakan model

waterfall atau air terjun. Berdasarkan landasan pengembangan aplikasi model waterfall maka penelitian diawali dengan analisis perencanaan sistem. Setelah melakukan analisis sistem dilanjutkan dengan mendesain sistem, dilanjutkan dengan pengkodean dan diakhiri dengan proses pengujian.

Hasil penelitian menunjukkan sistem pendukung keputusan dapat merekomendasikan paket menu makanan sesuai dengan kebutuhan energi. Hal ini ditunjukan dari hasil pengujian blackbox, pengujian kelayakan aspek materi dengan skor presentase 75% atau dengan kriteria “Layak” dan pengujian kelayakan aspek perangkat lunak dengan skor presentase 77,5% atau dengan kriteria “sangat layak”.

(6)

dan karunia-Nya serta telah memberi kekuatan, kesabaran serta kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh bantuan baik yang berupa dorongan maupun bimbingan dari pihak lain, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Slamet Seno Adi,M.Pd,M.T, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Unversitas Negeri Semarang.

3. Drs. Suryono, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Unversitas Negeri Semarang.

4. Feddy Setio Pribadi, M.T, selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Negeri Semarang.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 6. Rekan – rekan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer angaktan 2011 yang telah membantu dari awal hingga penyelesaian skripsi ini. 7. Semua pihak yang membantu hingga selesainya skripsi ini.

(7)

Semarang,12 Agustus 2015 Penulis

(8)

LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 2

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

(9)

2.1.1 Menu Makanan Sehat ... 5

2.1.2 Kebutuhan Energi... 6

2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan ... 8

2.1.3.1Metode Electre (Elimination Et Choix Traduisant La Realite) ... 9

2.1.4 Sistem Basis Data ... 13

2.1.4.1 SQL ... 15

2.1.4.2 SQLite ... 16

2.1.5 Java Application ... 17

2.1.6 Pemodelan Perangkat Lunak ... 23

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ... 25

2.3 Kerangka Berfikir... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ... 28

3.2 Populasi dan Sampel ... 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29

(10)

3.5.1.1 Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Pengguna ... 32

3.5.1.2 Kebutuhan Perangkat dalam Pembuatan Aplikasi ... 33

3.5.1.3 Model Analisis ... 34

3.5.1.3.1 Scenario-Based Modelling ... 34

3.5.1.3.2 Flow-Oriented Modelling ... 42

3.5.1.3.3 Behavioral Modelling ... 44

3.5.1.3.4Class-Based Enviroment ... 46

3.5.2 Desain Perangkat Lunak ... 47

3.5.2.1 Desain Data ... 47

3.5.2.2 Desain Arsitektur ... 50

3.5.2.3 Desain Interface ... 51

3.5.3 Pengkodean ... 59

3.5.4 Pengujian ... 59

3.6 Prosedur Penelitian... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63

(11)

4.1.2.1 Hasil Desain Data ... 64

4.1.2.2 Hasil Desain Arsitektur ... 65

4.1.2.3 Hasil Desain Interface ... 66

4.1.3 Pengkodean ... 66

4.1.4.1 Pengujian Aplikasi Menggunakan Black Box ... 67

4.1.4.2 Pengujian Aspek Materi Gizi ... 71

4.1.4.3 Pengujian Aspek Perangkat Lunak ... 72

4.2 Pembahasan ... 74

4.2.1 Pembahasan Hasil Analisis Perencanaan Sistem ... 74

4.2.2 Pembahasan Hasil Pengujian ... 88

4.2.2.1 Pembahasan Hasil Pengujian Aspek Materi ... 88

4.2.2.2 Pembahasan Hasil Pengujian Aspek Perangkat Lunak ... 89

BAB V PENUTUPAN ... 90

5.1 Simpulan ... 90

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(12)

laki dan perempuan (almatsier:146). ... 8

Tabel 3. 1 Range Presentase Skor dan Kriteria Kualitatif ... 31

Tabel 3. 2 Perangkat Keras (Hardware) ... 33

Tabel 3. 3 Perangkat Lunak (Software) ... 34

Tabel 4. 1 Tabulasi Data Pengujian Ahli Materi Gizi ... 71

(13)

Gambar 3. 2 Use-Case Diagram ... 35

Gambar 3. 8 Sequence Diagram Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat ... 45

Gambar 3. 9 Analysis System ... 46

Gambar 3. 10 Data Tabel HasilPerbandingan ... 47

Gambar 3. 11 Data Tabel Login... 48

Gambar 3. 12 Data Tabel HasilPerbandingan ... 48

Gambar 3. 13 Data Tabel Snack ... 49

Gambar 3. 14 Data Tabel makanan ... 49

Gambar 3. 15 Desain Arsitektur Menu User ... 50

Gambar 3. 16 Desain Arsitektur Menu Admin ... 51

Gambar 3. 17 Desain Interface Halaman Awal ... 51

Gambar 3. 18Desain Interface Halaman Perhitungan Energi ... 52

Gambar 3. 19 Desain Interface Halaman Pemilihan Paket Menu Makanan ... 53

Gambar 3. 20Desain Interface Halaman Resep Masakan ... 54

Gambar 3. 21Desain Interface Halaman Rekomendasi Paket Menu Makanan ... 55

Gambar 3. 22Desain Interface Halaman Menu Admin ... 56

Gambar 3. 23 Desain Interface Halaman Admin Menu Resep ... 57

Gambar 3. 24 Desain Interface Halaman Admin Menu Makanan ... 58

Gambar 3. 25Desain Halaman Admin Menu Snack ... 59

(14)

Lampiran 1.Usulan Topik Skripsi ... 94

Lampiran 2. Surat Usulan Dosen Pembimbing ... 95

Lampiran 3.Surat Penetapan Dosen Pembimbing ... 96

Lampiran 4.Angket Penelitian untuk Ahli Materi Gizi ... 97

Lampiran 5. Angket Penelitian untuk Pengguna ... 100

Lampiran 6. Dokumentasi ... 104

Lampiran 7. Gambar Hasil Desain Interface ... 105

Lampiran 8. Pengkodean ... 111

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan sumber energi bagi manusia. Mengkonsumsi makanan yang sehat dan menjaga pola makan yang teratur dapat membantu manusia untuk menjaga kondisi kesehatan tubuh. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Salah satu zat gizi yang penting bagi kesehatan tubuh adalah energi. Energi merupakan sumber tenaga untuk mempertahankan proses kerja tubuh, pertumbuhan, pengaturan suhu tubuh dan menjalankan kegiatan sehari-hari. Kelebihan ataupun kekurangan energi memberi dampak bagi kesehatan tubuh. Misalkan seseorang yang kelebihan energi akan mengalami kegemukan (obesitas), sebaliknya bila kekurangan energi maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus. Dalam artikel penelitian yang ditulis oleh Winne dan zarfiel masalah kelebihan gizi atau kegemukan pada akhirnya akan memacu penyakit degeneratif (kencing manis atau diabetes mellitus tipe 2 penyakit jantung dan kanker). Sedangkan kurang energi mengakibatkan gizi buruk dengan gejala yang muncul hampir tidak terlihat (Depkes 2003).

(16)

energi sangatlah tidak mudah, hal ini terjadi karena masyarakat umum tidak mengetahui jumlah kebutuhan energi yang harus dipenuhi dan jumlah kandungan energi dalam menu makanan yang dipilih.

Dengan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis akan membuat sebuah software sistem pendukung keputusan untuk membantu proses pemilihan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi. Sistem ini akan menggunakan metode electre yang merupakan metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai (Janco dan Bernoider,2005:11).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di komunitas senam Indonesia sehat teridentifikasi kurangnya pengetahuan masyarakat tentang jumlah energi yang dibutuhkan perhari, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kandungan energi pada setiap makanan yang akan dijadikan menu makanan dan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menyusun menu makanan sehat yang sesuai kebutuhan energi perhari dengan pola makan yang teratur.

(17)

Dalam perencanaan pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat diperlukan batasan masalah untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap aplikasi yang dibangun, berikut beberapa masalah yang dibatasi :

1. Perhitungan kebutuhan energi dalam sistem pendukung keputusan menggunakan data antropometri dari setiap pengguna.

2. Hasil rekomendasi paket menu makanan hanya untuk masyarakat tanpa gangguan kesehatan apapun.

3. Sistem pendukung keputusan menggunakan metode electre untuk merekomendasikan paket menu makanan dari yang terbaik.

4. Sistem pendukung keputusan dapat menghitung minimal 2 pilihan paket menu makanan sampai 5 pilihan paket menu makanan yang telah dipilih oleh user. 5. Rekomendasi paket menu makanan didapat dari perbandingan kandungan

energi pada setiap paket menu makanan yang telah dipilih.

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Bagaimana membangun sistem pendukung keputusan yang dapat

merekomendasikan paket menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi?

(18)

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka didapat tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membangun sistem pendukung keputusan yang dapat memberikan rekomendasi paket menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi perhari.

2. Mengetahui kelayakan aplikasi sistem pendukung keputusan dengan pengujian yang dilakukan.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Mahasiswa

Mahasiswa dapat memahami tentang cara merancang dan membangun sistem pendukung keputusan yang dapat memberi rekomendasi paket menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi

2. Masyarakat

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

Kajian teori yang digunakan dalam penelitian diantaranya menu makanan sehat, kebutuhan energi, sistem pendukung keputusan, sistem basis data, java application dan pemodelan perangkat lunak.

2.1.1 Menu Makanan Sehat

Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur atau ikatan kimia yang dapat dibuah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukan kedalam tubuh (Almatsier,2002:1)

(20)

dan mineral), buah-buahan (sumber vitamin), dan air susu (sumber protein,vitamin dan mineral).

Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier,2002:1).

Selanjutnya menurut Almatsier (2002:8) kebutuhan gizi berkaitan dengan proses tubuh antara lain :

1. Memberi energi, zat-zat gizi yang memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi,ketiga zat ini disebut zat pembakar.

2. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh

Protein,mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu diperlukan untuk membentuk sel-sel baru,memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat ini disebut zat pembangun.

3. Mengatur Proses Tubuh

Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air didalam sel,sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan antibodi. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi termasuk proses menua. Air diperlukan untuk mengatur suhu tubuh,peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ekskresi dalam proses tubuh. Dalam fungsi ini protein,mineral,air dan vitamin dinamakan zat pangantar.

2.1.2 Kebutuhan Energi

(21)

menilai hidangan antara seorang ahli gizi dan orang awam akan terdapat perbedaan (Sediaoetama,1998:1).

Cara menilai hidangan seorang awam hanya sekedar memenuhi kepuasan jiwa. Maksudnya bila seorang awam makan hanya untuk menjadi kenyang dan untuk hidup (Sediaoetama,1998:1-2). Namun untuk seorang ahli dalam menyusun hidangan akan mempertimbangkan aspek ilmiah. Mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, menyusun program, melaksanakna program dan menilai hasil konsumsi (Sediaoetama,1998:19-23).

Ada alternatif menyusun hidangan secara ahli dengan menggunakan porsi standar bagi berbagai kelompok komponen makanan menu tersebut, ialah untuk makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah (Sediaoetama,1998:24).

Kebutuhan energi menurut WHO (1985) adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi. Kebutuhan energi untuk metabolisme basal atau angka metabolism basal merupakan kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital. Cara menghitung kebutuhan basal dengan memperhitungkan berat badan (BB), tinggi badan(TB) dan umur (U) , Harris dan Benedict pada tahun 1909 dengan rumus:

AMB laki-laki=66,5+13,7BB+ 5,0TB-6,8U AMB perempuan=665+9,6BB+1,8TB-4,7U

(22)

Tabel 2. 1 Angka kecukupan energi untuk tiga tingkat aktivitas fisik untuk laki-laki dan perempuan (almatsier:146).

Kelompok Aktivitas (x AMB) Jenis Kegiatan

Faktor Aktifitas

Ringan:

75% waktu digunakan untuk duduk

atau berdiri. 25 % waktu untuk

berdiri atau bergerak

25% waktu digunakan untuk duduk

atau berdiri. 75 % waktu untuk

aktifitas pekerjaan tertentu

40% waktu digunakan untuk duduk

atau berdiri. 60% waktu untuk

aktifitas pekerjaan tertentu

Dari hasil perhitungan angka minimal basal (AMB) digunakan untuk menentukan energi total dengan rumus sebagai berikut :

Kebutuhan Energi = AMB * Aktifitas Fisik

Keseimbangan energi dapat dicapai bila energi yang masuk kedalam tubuh sama dengan energi yang dikeluarkan.

2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan

(23)

digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tidak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.

Sistem pendukung keputusan dibangun untuk mendukung solusi atas sesuatu masalah atau mengevaluasi suatu peluang. Sistem pendukung keputusan tidak dimasukan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia (Kusrini,2007:16).

Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah suatu bentuk pemilihan berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih. Yang prosesnya melalui suatu mekanisme tertentu dengan harapan dapat menghasilkan keputusan terbaik sesuai kriteria yang digunakan. Salah satu metode pengambilan keputusan adalah metode electre.

2.1.3.1Metode Electre (Elimination Et Choix Traduisant La Realite)

(24)

1. Normalisasi matriks keputusan.

Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah menjadi nilai yang comparable. Setiap normalisasi dari nilai xij dapat dilakukan dengan rumus

untuk i=1,2,3,…,m dan j=1,2,3,…,n.

Sehingga didapat matrik R Hasil normalisasi

R adalah matriks yang telah dinormalisasi, dimana m menyatakan alternatif, n menyatakan kriteria dan r adalah normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya dengan kriteria ke-j.

2. Pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi

Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-bobot (w) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehingga, weighted normalized matrix adalah yang ditulis sebagai:

V = W.R

(25)

Dimana W adalah matriks pembobotan, R matriks yang telah dinormalisasi dan V matriks hasil perkalian antara matriks pembobotan dan matriks yang telah dinormalisasi.

3. Menentukan himpunan concordance dan discordance index.

Untuk setiap pasang dari alternatif k dan l (k, l= 1,2,3, …, m dan kl) kumpulan J kriteria dibagi menjadi dua himpunan bagian, yaitu concordance dan

discordance. Sebuah kriteria dalam suatu alternatif termasuk concordance jika:

Sebaliknya, komplementer dari himpunan bagian concordance adalah himpunan discordance, yaitu bila:

4. Menghitung matriks concordance dan discordance.

Menghitung matriks concordance, untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks concordance adalah dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk pada himpunan concordance, secara matematisnya adalah sebagai berikut:

(26)

pada matriks disordance adalah dengan membagi maksimum selisih kriteria yang termasuk ke dalam himpunan bagian disordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara matematisnya adalah sebagai berikut:

5. Menentukan matriks dominan concordance dan disordance

Menghitung matriks dominan concordance, matriks F sebagai matriks dominan concordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai

threshold.

Dengan nilai threshold ( c ) adalah :

Sehingga elemen matriks F ditentukan sebagai berikut :

(27)

Dan elemen matriks G ditentukan sebagai berikut:

6. Menentukan aggregate dominance matrix

Matriks E sebagai aggregate dominance matriks adalah matriks yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen matriks F dengan elemen matriks G yang bersesuaian, secara matematis dapat dinyatakan sebagai:

7. Eliminasi alternatif yang less favourable

Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif , yaitu bila

maka alternatif merupakan alternatif yang lebih baik daripada Al. Sehingga,

baris dalam matriks E yang memiliki jumlah paling sedikit dapat di

eliminasi. Dengan demikian, alternatif terbaik adalah alternatif yang mendominasi alternatif lainnya .

2.1.4 Sistem Basis Data

(28)

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem basis data mempunyai beberapa elemen penting, yaitu (Sutanta, 2004:21) :

1. Basis data sebagai inti dari sistem basis data.

2. Perangkat lunak (software) untuk perancangan dan pengelolaan basis data. 3. Perangkat keras (hardware) sebagai pendukung operasi pengolahan data. 4. Manusia (brainware) yang mempunyai peran penting dalam sistem tersebut,

yaitu sebagai pemakai atau para spesialis informasi yang mempunyai fungsi sebagai perancang atau pengelola.

Basis data adalah kumpulan data (elementer) yang secara logic berkaitan dalam merepresentasikan fenomena/fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu. Basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang merefleksikan fakta-fakta yang terdapat diorganisasi (Hariyanto,2004:4)

Menurut James Martin (1975) pengertian dan definisi tentang istilah basis data sebagai berikut:

“A database may e defined as a collection of interrelated data stored together without harmful or unnescessry redundancy to serve one oe more applications in an optimal fashion; the data are store so that they are independent of program with use the data; a common and controlled approach its used in adding new data and in modifying and retrieving existing data within the database”.

Yang diartikan oleh Sutanta (2004:18) pengertian dan definisi tentang istilah basis data sebagai berikut :

(29)

kembali;data dapat digunakan oleh satu atau lebih program-program aplikasi secara optimal;data disimpan tanpa mengalami ketergantungan dengan program yang akan menggunakannya;data disimpan sedemikian rupa dan modifikasi data dapat di proses penambahan,pengambilan,dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol”.

Dalam penelitian sistem basis data akan menggunakan bahasa SQL sebagai bahasa query dan SQLite sebagai perangkat lunak untuk sistem basis data.

2.1.4.1SQL

SQL merupakan bahasa non-prosedural dan pada dasarnya memiliki sintaks yang bebas. Meskipun SQL dirujuk sebagai "bahasa query," ia bisa melakukan lebih dari sekedar query basis data. SQL dapat menentukan struktur data, memodifikasi data dalam basis data, dan menentukan kendala keamanan. (Silberschatz, Korth dan Sudarshan, 2011)

Sebagai bahasa basis data, SQL memiliki tujuan ideal yang memungkinkan user untuk melakukan aktivitas berikut (Indrajani, 2009):

Membuat struktur relasi dan basis data, melakukan operasi penyisipan, perubahan, dan penghapusan data dari table, dan melakukan query sederhana dan kompleks.

(30)

2.1.4.2SQLite

SQLite merupakan perangkat lunak yang menyediakan sistem basis data relasional. Sistem basis data relasional digunakan untuk menyimpan catatan yang dibuat oleh user dalam suatu tabel. Selain penyimpanan dan pengelolaan data, mesin basis data dapat memproses perintah query yang kompleks yang menggabungkan data dari beberapa tabel untuk menghasilkan laporan dan ringkasan data. (Kreibich, 2010:1)

SQLite pertama kali diluncurkan pada tahun 2000, dirancang untuk menyediakan kenyamanan pengelolaan data untuk aplikasi tanpa overhead. SQLite mudah digunakan, kompak, efisien, dan dapat diandalkan. (Allen dan Owens, 2010:1).

Kreibich (2010) menyebutkan keistimewaan SQLite seperti berikut: a. Serverless; SQLite tidak memerlukan proses server yang terpisah atau sistem untuk beroperasi. Library SQLite mengakses file storage secara langsung.

b. Zero Configuration; Tidak ada server berarti tidak ada setup. Membuat database SQLite semudah membuka file.

c. Cross-Platform; Seluruh database contoh berada dalam file cross-platform tunggal, tidak memerlukan pengaturan.

d. Serba lengkap; Sebuah library tunggal berisi sistem basis data secara keseluruhan, yang mengintegrasikan langsung ke aplikasi.

(31)

f. Transaksional; Transaksi SQLite sepenuhnya ACID-compliant, yang memungkinkan akses yang aman dari beberapa proses atau benang.

g. Fitur Lengkap; SQLite mendukung sebagian besar fitur bahasa query yang ada di standar SQL92 (SQL2).

h. Sangat Handal; Tim pengembangan SQLite mengambil kode pengujian dan verifikasi dengan sangat serius.

Secara keseluruhan, SQLite menyediakan lingkungan basis data relasional sangat fungsional dan fleksibel yang mengkonsumsi sumber daya minimal dan menciptakan kerumitan minimal untuk pengembang dan pengguna (Kreibich, 2010).

2.1.5 Java Application

(32)

Berdasarkan white paper resmi dari SUN, Java memiliki karakteristik seperti berikut (JENI, 2007):

1. Sederhana

Bahasa pemrograman Java menggunakan sintaks mirip dengan C++ namun sintaks pada Java telah banyak diperbaiki terutama menghilangkan penggunaan pointer yang rumit dan multiple inheritance. Java juga menggunakan automatic memory allocation dan memory garbage collection.

2. Berorientasi objek (Object Oriented)

Java mengunakan pemrograman berorientasi objek yang membuat program dapat dibuat secara modular dan dapat dipergunakan kembali. Pemrograman berorientasi objek memodelkan dunia nyata kedalam objek dan melakukan interaksi antar objek-objek tersebut.

3. Dapat didistribusi dengan mudah

Java dibuat untuk membuat aplikasi terdistribusi secara mudah dengan adanya

libraries networking yang terintegrasi pada Java. 4. Interpreter

Program Java dijalankan menggunakan interpreter yaitu Java Virtual Machine

(JVM). Hal ini menyebabkan source code Java yang telah dikompilasi menjadi Java bytecodes dapat dijalankan pada platform yang berbeda-beda.

5. Robust

(33)

pemrograman lain. Java mempunyai runtime-Exception handling untuk membantu mengatasi error pada pemrograman.

6. Aman

Sebagai bahasa pemrograman untuk aplikasi internet dan terdistribusi, Java memiliki beberapa mekanisme keamanan untuk menjaga aplikasi tidak digunakan untuk merusak sistem komputer yang menjalankan aplikasi tersebut.

7. Architecture Neutral

Program Java merupakan platform independent. Program cukup mempunyai satu buah versi yang dapat dijalankan pada platform yang berbeda dengan Java Virtual Machine.

8. Portabel

Source code maupun program Java dapat dengan mudah dibawa ke platform

yang berbeda-beda tanpa harus dikompilasi ulang. 9. Performance

Performance pada Java sering dikatakan kurang tinggi. Namun performance

Java dapat ditingkatkan menggunakan kompilasi Java lain seperti buatan Inprise, Microsoft ataupun Symantec yang menggunakan Just In Time Compilers (JIT).

10.Multithreaded

(34)

11.Dinamis

Java didesain untuk dapat dijalankan pada lingkungan yang dinamis. Perubahan pada suatu class dengan menambahkan properties ataupun method dapat dilakukan tanpa menggangu program yang menggunakan class tersebut.

Pemrograman berorientasi objek merupakan model pemrograman, yang komponen-komponen penyusun program secara konseptual akan dipecah menjadi bagian-bagian tersendiri yang disebut dengan objek (raharjo dkk.2012:4). Objek akan memiliki data (sifat,berupa variable maupun konstanta) dan method(perilaku atau kemampuan melakukan sesuatu,berupa fungsi). Keuntungan dalam menggunakan pemrogram berorientasi objek antara lain:

a. Objek –objeknya dapat digunakan ulang (reusable) untuk program-program lain.

b. Programnya lebih terstruktur dan lebih mudah untuk dikembangkan

c. Bersifat natural atau alami, karena perilaku dan sifat-sifat objek didalam program akan disesuaikan dengan objek-obejk nyata yang ada dialam sekitar (raharjo dkk.2012:6).

Pemrograman berorientasi objek adalah inti dari pemrograman java. Beberapa ciri-ciri dari pemrograman berbasis objek adalah abstraksi (abstraction), pembungkusan (encapsulation), pewarisan (inheritance), dan polimorfisme (polymorphism) (raharjo dkk.2012:35).

(35)

diketahui programmer bagaimana menggunakan objek tombol yang sudah ada (baik data/property maupun method-nya).

b. Pembungkusan merupakan cara atau mekanisme untuk melakukan abstraksi. Dalam pembungkusan kode dan data di dalam java terdapat tiga tingkat akses yang perlu diketahui,yaitu private,protected dan public.

c. Pewarisan dimana sebuah kelas dapat diturunkan menjadi kelas-kelas baru lainnya yang akan mewarisi beberapa sifat atau perilaku dari kelas induknya. Sebagai contoh, apabila kita memiliki kelas A dalam program yang kita buat maka kita dapat membentuk kelas-kelas turunan dari kelas A misalnya kelas B yang mewarisi sifat-sifat yang terkandung dalam kelas A. Kemudian dalam kelas turunan kita dapat menambahkan sifat dan perilaku ke dalam kelas B yang sebelumnya tidak dimiliki oleh kelas A. Dalam pemrograman java kelas induk disebut dengan superclass dan kelas turunannya disebut subclass.

d. Polimerfosme adalah kemampuan untuk suatu objek untuk mengungkap banyak hal melalui satu cara yang sama (raharjo dkk.2012:35-38).

(36)

Mendefinsikan kelas dalam java dengan menggunakan kata kunci class, berikut bentuk umum yang digunakan untuk mendefinisikan kelas.

Class NamaKelas{

Pada saat kita telah mendefinisikan sebuah kelas, kita hanya membuat tipe data baru, bukan membuat objek baru. Untuk membuat objek baru dari tipe kelas yang telah didefinisikan kita akan melakukan dua tahap. Pertama kita perlu mendeklarasikan variable yang digunakan sebagai referensi ke objek dari kelas bersangkutan, kedua kita perlu menginstansiasi kelas dengan menggunakan operator new dan memasukkan instance-nya kedalam variable referensi yang baru saja dideklarasikan.

//Mendeklarasikan variable k bertipe Kotak Kotak k;

.//Melakukan instansiasi dan memasukan referensi ke variable K=new Kotak();(raharjo dkk.2012:131-132).

(37)

1. Nama metode

2. Tipe objek atau tipe primitive yang dikembalikan metode 3. Daftar parameter

4. Badan atau isi metode

Define method dalam program

Tipe namaMethod(daftar-parameter){ //kode yang akan dituliskan

}

2.1.6 Pemodelan Perangkat Lunak

Untuk merancang sebuah sistem maka diperlukan cara untuk mempresentasikan sistem yang akan dibuat, maka diperlukan UML (Unified Modeling Language).

UML (Unified Modeling Language) adalah „bahasa‟ pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma „berorientasi objek‟ (Nugroho,

2010 :6).

Rekayasa sistem merupakan sebuah proses pemodelan. UML (Unified Modelling Language) digunakan untuk pemodelan sistem. UML (Unified Modelling Language) menyediakan beragam diagram yang dapat digunakan untuk analisis dan desain pada sistem dan perangkat lunak (Pressman, 2005). UML memuat beberapa diagram sebagai berikut :

a. Use Case Diagram

(38)

b. Activity Diagram

Activity Diagram digunakan untuk memodelkan perilaku. Activity Diagram dapat dilihat sebagai sebuah sophisticated data flow diagram (DFD) yang digunakan dalam analisis struktural. Namun berbeda dengan DFD, activity diagram mempunyai notasi untuk memodelkan aktivitas yang berlangsung secara paralel, bersamaan, dan juga proses pengambilan keputusan yang kompleks (Dennis, et al. (2010) dalam Desanti, et al. (2010)).

c. Class Diagram

Class Diagram merupakan notasi yang paling mendasar pada UML. Class Diagram berupa notasi untuk merepresentasikan suatu class beserta atribut dan operasinya (Haviluddin, 2011:6).

d. Sequence Diagram

(39)

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pernah dilakukan Awang Hendrianto Pratomo (2008) dalam judul Pengembangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Makanan Sehat Berbasis Sms menghasilkan kesimpulan bahwa menggunakan sistem pendukung keputusan user atau pengguna dapat memilih menu makanan sesuai dengan kondisi tubuh, kemudian dengan dukungan komputer dan perangkat sistem seluler maka sistem pendukug keputusan dapat berfungsi sebagai ahli gizi digital sehingga tanpa harus berkonsultasi dengan ahli gizi pun user dapat mengirim sms untuk berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mengatur pola makan yang sehat dan dengan mengirim sms dapat memudahkan melakukan pemilihan komposisi makanan yang dapat dimakan serta dapat melakukan perhitungan terhadap kebutuhan energi dan kandungan zat lain yang ada dalam makanan ataupun dalam resep.

Syeril Akshareari, Rini Marwati dan Utari Wijayanti dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Produksi Sepatu dan Sandal Dengan Metode Electre (Elimination Et Choix Traduisant La Realite) menghasilkan kesimpulan metode electre dapat diterapkan dalam Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dalam pemilihan sepatu atau sandal yang akan diproduksi, Sepatu atau sandal dipilih dengan mempertimbangkan beberapa kriteria, yaitu harga penjualan, minat pelanggan dan hasil penjualan sebelumya.

(40)

makanan sesuai dengan kebutuhan dan menerapkan metode electre untuk membantu pemilihan paket menu makan yang dapat direkomendaiskan kepada masyarakat.

2.3 Kerangka Berfikir

Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2011:60) mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting.

Kerangka berfikir dalam pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat dimulai dari analisis kebutuhan perangkat lunak. Analisis kebutuhan perangkat lunak meliputi studi pendahuluan, konsep dan prinsip analisis, dan model analisis. Setelah proses analisis kebutuhan perangkat lunak dilanjutkan dengan proses desain perangkat lunak, yang meliputi desain data, desain arsitektur dan desain interface. Proses selanjutnya merupakan proses pengkodean. Kemudian diakhiri dengan proses pengujian perangkat lunak. Pengujian perangkat lunak meliputi pengujian blackbox, pengujian aspek materi dan pengujian aspek perangkat lunak.

(41)

Analisis Kebutuhan

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 4 Juni 2015 - 9 Juni 2015. Tempat pelaksanaan penelitian di Ruang Dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Negeri Semarang dan Rumah Anggota Komunitas Senam Indonesia Sehat Kabupaten Batang.

3.2Populasi dan Sampel

(43)

3.3Teknik Pengumpulan Data

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab (Sugiyono, 2011 :142). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan metode angket. Angket digunakan untuk mengetahui kelayakan aplikasi sistem pendukung keputusan dalam aspek materi dan aspek perangkat lunak.

3.4Teknik Analisis Data

Teknik deskriptif kualitatif digunakan untuk mengelola data dari hasil penelitian ahli materi gizi dan pengguna. Teknik ini dilakukan dengan cara mengelompokan informasi-informasi data dari angket yang telah diberikan kepada responden. Ada 4 langkah yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian. Adapu langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

a. Memeriksa kelengkapan jawaban dari angket yang telah diisi oleh responden.

b. Membuat tabulasi data.

(44)

c.1 Menentukan skor minimum yang mungkin akan diperoleh yaitu 1. Menunjukkan tingkatan yang paling rendah dalam kusioner yang digunakan.

c.2 Menentukan skor maksimum yang mungkin akan diperoleh yaitu 4. Menunjukkan tingkatan yang paling tinggi dalam kusioner yang digunakan.

c.3 Menentukan rentang dengan penilaian 4 kategori yaitu “Sangat Setuju”, “Setuju”,

“Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” sesuai dengan pengelompokan skor.

d. Menghitung skor maksimum. Perhitungan skor maksimum menggunakan rumus sebagai berikut :

e. Kemudian dilakukan perhitungan skor maksimal keseluruhan, maka dicari presentase dari skor maksimal keseluruhan dengan rumus sebagai berikut :

f. Pehitungan range penskoran dan kriteria kualitatis. Berdasarkan perhitungan skor maksimal tiap aspek dan presentase skor, maka range penskoran dan kriteria kualitatis untuk setiap aspeknya tergantung pada jumlah butir soal aspeknya. Dalam penelitian ini terdapat 2 angket yang digunakan yaitu angket pengguna (user) dan angket ahli materi gizi.

Skor maksimum tiap aspek =

Jumlah butir soal tiap aspek x Skor maksimal tiap butir soal x Jumlah responden

(45)

Tabel 3. 1 Range Presentase Skor dan Kriteria Kualitatif

Range Skor (%) Kriteria

75 ≤ Skor ≤ 100 Sangat Setuju

50 ≤ Skor < 75 Setuju

25 ≤ Skor < 50 Tidak Setuju

0 ≤ Skor < 25 Sangat Tidak Setuju

Penelitian dikatakan berhasil apabila dari angket diperoleh hasil kriteria “Sangat

Setuju ” atau “Setuju”, menunjukkan bahwa aplikasi “Sangat Layak” atau “Layak”

untuk digunakan.

3.5 Perencanaan Sistem

Perencanaan sistem dalam skripsi ini menggunakan “model air terjun” atau “model sekuensial linier”. Dalam “model air terjun” terdapat beberapa alur yang

harus dilakukan untuk proses perencanaan sistem yaitu sesuai pada gambar 3.1 sebagai berikut :

Analisis Desain Kode Tes

Gambar 3. 1Model “Air Terjun” atau “Sekuensial Linear

(46)

3.5.1Analisis Perencanaan Sistem

Analisis Perencanaan merupakan tahap pengumpulan kebutuhan yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi. Dalam analisis perencanaan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat terdapat 3 langkah yang dilakukan yaitu (3.6.1.1) Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Pengguna, (3.6.1.2) Spesifikasi Perangkat dalam Pembuatan Aplikasi dan (3.6.1.3) Model Analisis. Dari 3 langkah tersebut diuraikan sebagai berikut :

3.5.1.1Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Pengguna

Dalam pengembangan atau pembuatan sistem dibutuhkan analisis untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan – kebutuhan pengguna saat pembuatan aplikasi. Pada tahap analisis, peneliti mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh pengguna yaitu kurangnya pemahaman masyarakat tentang perhitungan kebutuhan jumlah energi per hari dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pemilihan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi perhari. Dari permasalahan tersebut menyebabkan masyarakat tidak bisa menyusun menu makanan sehat sesuai dengan kebutuhan energi dan pola makan yang teratur.

(47)

yang dapat membantu pengguna untuk memilih paket menu makanan harian yang sesuai dengan kebutuhan energi perhari

3.5.1.2Kebutuhan Perangkat dalam Pembuatan Aplikasi

Dalam pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat dibutuhkan dua perangkat yang digunakan yaitu (a.) Perangkat Keras dan (b.) Perangkat Lunak.

a. Perangkat Keras

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Perangkat Keras (Hardware)

No. Nama Perangkat Keras

(Hardware) Spesifikasi

1. Processor AMD E-350 Processor (2

CPUs), 1.6 GHz

2. Memori (RAM) 2048 MB

3. Harddisk 500 GB

4. Monitor 14”

b. Perangkat Lunak

(48)

Tabel 3. 3Perangkat Lunak (Software) No. Nama Perangkat Lunak

(Software)

Spesifikasi

1. Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 32-bit 2. Desain Aplikasi Netbeans IDE 7.4

3. Database SQLite Database

4. Desain Grafis Adobe Illustrator CS5.1

3.5.1.3Model Analisis

Model analisis harus dapat mencapai tiga tujuan utama yaitu untuk menggambarkan kebutuhan pelanggan, untuk membangun dasar bagi pembuatan desain perangkat lunak, dan untuk membatasi serangkaian persyaratan yang dapat divalidasi ketika perangkat lunak dibangun (Pressman, 1997:353). Sehingga model analisis terstruktur terdiri mulai dari (3.6.1.3.1) Scenario-Based Modelling, (3.6.1.3.2) Flow-Oriented Modelling, (3.6.1.3.3) Behavioral Modelling dan (3.6.1.3.4) Class-Based Enviroment yang akan diuraikan sebagai berikut :

3.5.1.3.1 Scenario-Based Modelling

(49)

a. Use-Case Diagram

Use-Case Diagram digunakan untuk mengambarkan interaksi antara user dengan sistem.

Admin Pengguna

Gambar 3. 2 Use-Case Diagram

(50)

b. ActivityDiagram

(51)

b.1 Activity Diagram Menu User

(52)

Activity Diagram pada gambar 3.3 menggambarkan alur untuk masuk ke dalam menu user. Dalam menu user tersebut pengguna dapat mengisi form data user dan menghitung kebutuhan energi. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan paket menu makanan harian. Menu makanan yang ditampilkan sesuai dengan kebutuhan energi pada setiap pola makannya. Pada sistem pendukung keputusan menu makanan sehat pola makan diatur dari makan pagi, snack pagi, makan siang, snack sore, makan malam dan snack malam.

(53)

b.2 ActivityDiagram Menu Admin

(54)

Activity Diagram pada gambar 3.4 menggambarkan alur untuk masuk ke dalam menu admin. Dalam menu admin tersebut admin dapat melakukan pengolahan data untuk sistem pendukung keputusan menu makanan sehat namun sebelumnya admin harus melakukan proses login dengan memasukan username dan password. Apabila proses login berhasil maka admin dapat melakukan pengolahan data resep masakan, data makanan dan data snack.

(55)

b.3 ActivityDiagram Menu Abuot

Gambar 3. 5Activity Diagram Menu About

(56)

3.5.1.3.2 Flow-Oriented Modelling

Pemodelan aliran data digunakan untuk mengetahui bagaimana data mengalir melalui serangkaian langkah pemrosesan. DFD (Data Flow Diagram) digunakan untuk melengkapi diagram UML. Untuk DFD dimulai dengan pembuatan diagram konteks dan dilanjutkan dengan diagram level 1. Kemudian diuraikan sebagai berikut: Gambar 3. 6 Diagram Konteks

Diagram kontesk pada gambar 3.6 memiliki 2 buah entitas yaitu (a.1) User dan (a.2) Admin. Keterangan :

a.1 User dapat menghitung kebutuhan energi dengan memasukan data diri. Dilanjutkan dengan memilih menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi. Dan user akan mendapatkan rekomendasi paket menu makanan harian.

(57)

b. Diagram Level 1

(58)

Proses dalam diagram Level 1 pada gambar 3.7 menggambarkan aliran data pada jalannya sistem pendukung keputusan menu makanan sehat. Untuk user pertama melakukan pengisian data diri untuk melakukan perhitungan kebutuhan energi perhari. Pemilihan menu makanan untuk memilih menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi dan pola makan teratur. Lihat rekomendasi paket menu makanan digunakan user untuk melihat hasil rekomendasi paket menu makanan dan lihat resep masakan digunakan user untuk melihat resep masakan yang ada dalam sistem pendukung keputusan menu makanan sehat. Login digunakan admin untuk mengelola data resep, makanan dan snack dalam sistem pendukung keputusan menu makanan sehat.

3.5.1.3.3 Behavioral Modelling

(59)

Menjalankan Program

Klik Lanjut Hasil RekomendasiTampil Halaman

Menampilkan Hasil

(60)

3.5.1.3.4 Class-Based Enviroment

Salah satu bentuk Class-Based Enviroment adalah Analysis Package. Bagian terpenting dalam pemodelan analisis adalah categorization. Berbagai elemen pada pemodelan analisis dikategorisasikan ke dalam packages sehingga diperlukan analisis terhadap package. Dalam setiap package terdapat analisis dari nama class

yang dapat menunjukkan hubungan antar package yaitu suatu package dapat diakses oleh packages yang lain atau tidak.

+Button

(61)

3.5.2Desain Perangkat Lunak

Proses desain untuk sistem pendukung keputusan menu makanan sehat meliputi (3.7.2.1) Desain Data (3.7.2.2) Desain Arsitektur dan (3.7.2.3) Desain Interface.

3.5.2.1 Desain Data

Desain data sistem pendukung keputusan menu makanan sehat sebagai berikut :

a. Data Tabel HasilPerbandingan

Fungsi : Meyimpan rekomendais paket menu makanan sehat

(62)

b. Data Tabel Login

Fungsi : Menyimpan username dan password dari admin

Gambar 3. 11 Data Tabel Login c. Data Tabel ResepMasakan

Fungsi : Menyimpan data resep masakan

(63)

d. Data Tabel Snack

Fungsi : Menyimpan data snack

Gambar 3. 13 Data Tabel Snack e. Data Tabel makanan

Fungsi : Menyimpan data makanan

(64)

3.5.2.2 Desain Arsitektur

Dalam pengembangan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat ada beberapa desain arsitektur yang direncanakan, antara lain sebagai berikut :

a. Desain Arsitektur Menu User

Desain arsitektur menu user digunakan untuk menunjukkan alur penggunaan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat dalam menghitung kebutuhan energi, pemilihan menu makanan sampai mendapatkan hasil rekomendasi.

Pengguna Menjalankan

Gambar 3. 15 Desain Arsitektur Menu User b. Desain Arsitektur Menu Admin

(65)

Admin Menjalankan

Gambar 3. 16 Desain Arsitektur Menu Admin 3.5.2.3 Desain Interface

Desain interface untuk sistem pendukung keputusan menu makanan sehat digambarkan sebagai berikut:

a. Desain Interface Halaman Utama

Header

Menu Utama Pengantar

(66)

b. Desain Interface Halaman Perhitungan Energi

Header

Form Data User Keterangan Cara Perhitungan Energi

Tombol Exit

Tombol Kembali

Tombol Lanjut

(67)

c. Desain Interface Halaman Pemilihan Paket Menu Makanan

(68)

d. Desain Interface Halaman Resep Masakan

Header

Tombol Kembali

Nama Masakan

Resep

(69)

e. Desain Interface Halaman Rekomendasi Paket Menu Makanan

Header

Tombol Kembali

Tabel Rekomendasi Paket Menu Makanan Harian

Tombol Simpan

(70)

f. Desain Interface Halaman Menu Admin

Header

Petunjuk Halaman Admin

Tombol Exit Tombol

Resep

Tombol Makanan

Tombol Snack

Tombol Logout

(71)

g. Desain Interface Halaman Admin Menu Resep

(72)

h. Desain Interface Halaman Admin Menu Makanan

(73)

i. Desain Halaman Admin Menu Snack

Gambar 3. 25Desain Halaman Admin Menu Snack

3.5.3 Pengkodean

Pembuatan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat menggunakan software IDE Netbeans 7.4 , untuk bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan sistem pendukung keputusan menu makanan sehat adalah java. Untuk mengelola database sistem pendukung keputusan menu makanan sehat menggunakan SQLite versi 3.0. SQLite. Dalam sistem ini terdapat report atau laporan hasil rekomendasi paket menu makanan menggunakan plugin JasperReport 3.5.2.

3.5.4 Pengujian

(74)

pengumpulan data dengan menggunakan angket (kuesioner). Dalam pengujian menggunakan 2 angket yaitu angket untuk uji meteri dan angket untuk uji perangkat lunak. Proses pengujian kelayakan materi respoden penelitian yaitu Dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. Dan proses pengujian perangkat lunak respoden penelitian yaitu anggota komunitas senam Indonesia sehat.

3.6Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam membangun aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat adalah sebagai berikut :

Studi Pustaka Identifikasi

1. Tahap Pendahuluan 2. Tahap Perencanaan

3.Tahap Pengembangan

4.Tahap Pengujian

(75)

Dalam prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap pendahuluan, tahap perencanaan, tahap pengembangan dan tahap penelitian.

1. Tahap Pendahuluan

Dalam tahap pendahuluan terdapat studi pustaka dan indentifikasi masalah. Studi pustaka merupakan suatu proses untuk mengumpulkan teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian. Kemudian dilakukan identifikasi masalah yang ada dan menentukan potensi untuk menyelesaikan masalah yang telah teridentifikasi.

2. Tahap Perencanaan

Pada tahapan perencanaan terdapat penyusunan kebutuhan perangkat lunak dan mendesain perangkat lunak. Penyusunan kebutuhan perangkat lunak dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan aplikasi untuk mengatasi masalah yang telah teridentifikasi. Dilanjutkan dengan tahapan mendesain perangkat lunak dengan desain data, desain arsitektur dan desain interface.

3. Tahap Pengembangan

Peneliti mengimplementasikan desain yang telah dibuat menjadi perangkat lunak melalui pengkodean. Pengkodean dalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman java. Perangkat lunak yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat.

(76)
(77)

BAB V PENUTUPAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa:

Untuk merancang dan membangun aplikasi sistem pendukung keputusan berawal dari tahapan analisis perencanaan sistem kemudian dilanjutkan dengan tahapan desain perangkat lunak yang meliputi desain data,desain arsitektur dan desain interface. Selanjutnya adalah pengkodean dan pengujian yang meliputi pengujian black box, pengujian ahli materi gizi serta pengujian aplikasi.

(78)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran bagi pengembangan aplikasi selanjutnya diantarannya adalah:

1. Aplikasi perlu dikembangkan tidak hanya menghitung kebutuhan energi umum namun juga ditambah dengan perhitungan kebutuhan energi khusus. Misalnya perhitungan kebutuhan energi untuk atlet, ibu hamil bahkan kebutuhan energi untuk masyarakat yang memiliki gangguan kesehatan tertentu.

2. Dalam mengimplementasikan aplikasi sistem pendukung keputusan menu makanan sehat dibutuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan energi bagi kesehatan tubuh.

(79)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Arikunto S.2003.Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Gunawan G.P.2010.Analisis Proses Bisnis Sistem Penggajian Dan Pinjaman Pegawai Studi Kasus Perusahaan Industri Kertas PT UNIPA Daya. Yogyakarta.

Haryanto S.2004. Sistem Manajemen Basis Data. Informatika. Bandung.

Indrajani.2009.Sistem Basis Data Dalam Paket Five In One.Kompas Gramedia.Jakarta.

Islamiyah, N. Jafar, dan V. Hadju. 2013. Gaya Hidup,Status Gizi dan Kualitas Hidup Manusia Lanjut Usia Yang Masih Bekerja Dirumah Sakit Stella Maris Makasar. Makasar.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta

Maulana Y,M.Hartati J.S, dan Setiyawati A.D.2008. Sistem Pendukung Keputsan Pembelian Barang Menggunakan Metode Electre.Surabaya.

Mustamin.2010.Asupan Natrium, Status Gizi dan Tekanan Darah Usia Lanjut Di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten Barru. Jurnal Media Gizi Pangan. IX(1):20-26.

Pressman R.S.1997. Software Engineering: A Practitioner’s Approach. The McGraw-Hill Companies, Inc. English. L.N Harnaningrum. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak.Andi. Cetakan 1. Andi. Yogyakarta.

Pressman R.S.2005. Software Engineering: A Practitioner’s Approach Sixth Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. America.

Raharjo B, I. Heryanto, dan A. Haryono. 2012. Mudah Belajar Java. Edisi Kedua. Informatika. Bandung.

Sediaoetama A. D. 1988. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid Dua. Dian Rakyat. Jakarta.

(80)

Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D..Alfabeta. Bandung.

Sutanta E. 2004. Sistem Basis Data. Edisi Pertama.Graha Ilmu. Yogyakarta.

(81)
(82)
(83)
(84)

Lampiran 4.Angket Penelitian untuk Ahli Materi Gizi

1. Isilah Nama, Nama Instansi, dan Jabatan Anda pada kolom yang telah disediakan.

2. Silahkan mengisi angket di bawah ini sesuai dengan pendapat Anda. 3. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan

pernyataan yang diberikan.

4. Jika terdapat saran/komentar tulislah pada kolom saran/komentar yang telah disediakan.

5. Terimakasih atas kesediaannya mengisi angket ini.

6. Keterangan “SS”= Sangat Setuju, “S”=Setuju, “TS”=Tidak Setuju, “STS”= Sangat Tidak Setuju.

(85)

A. Aspek Penilaian

No. Kriteria

Penilaian

SS S TS STS

1.

Sistem menaksir kebutuhan kalori dengan menghitung angka metabolisme basal (Harris dan Benedict)

dikalikan dengan aktivitas fisik (FAO/WHO.UNU) Saran/komentar :

2.

Data referensi makanan yang diperoleh dari buku Jurus Jitu Jajan Sehat di Luar Rumah Agar Tetap Langsing dan Fit, Tabloid Nakita.com dan DKBM

Saran/komentar :

3. Sistem dapat memberikan hasil rekomendasi paket menu makanan sesuai dengan kebutuhan kalori. Saran/komentar :

4..

Pengaturan pola makan dalam sistem menggunakan pola makan pagi,snack pagi,makan siang, snack sore,makan malam dan snack malam

Saran/komentar :

(86)

B. Komentar dan Saran

---

---

---

---

Semarang, Juni 2015 Praktisi Ahli Materi Gizi

(87)

Lampiran 5. Angket Penelitian untuk Pengguna

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Gedung E6 Lt.2.Kampus Sekaran,Gunungpati, Semarang 50229 Telepon 8508104

Nama :

Nama Instansi : Komunitas Senam Indonesia Sehat Kabupaten Batang

Petunjuk :

1. Isilah Nama dan Nama Instansi Anda pada kolom yang telah disediakan. 2. Silahkan mengisi angket di bawah ini sesuai dengan pendapat Anda.

3. Berilah tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pernyataan yang diberikan.

4. Jika terdapat saran/komentar tulislah pada kolom saran/komentar yang telah disediakan.

5. Terimakasih atas kesediaannya mengisi angket ini.

6. Keterangan “SS”= Sangat Setuju, “S”=Setuju, “TS”=Tidak Setuju, “STS”= memiliki tampilan yang menarik.

Saran/komentar :

(88)

2.

Semua feature sesuai dengan kebutuhan dalam perhitungan kebutuhan energi dan pemilihan menu makanan.

Saran/komentar :

3.

Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat sudah menggunakan tata bahasa yang baik dan mudah dipahami.

Saran/komentar :

4.

Petunjuk-petunjuk dalam navigasi dan perintah-perintah pada Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat jelas dan mudah dimengerti.

Saran/komentar :

5. Sistem dapat mempermudah dalam proses perhitungan kebutuhan energi dan pemilihan menu makanan.

Saran/komentar :

6. Sistem mampu memberi hasil perhitungan kebutuhan energi dengan jelas.

Saran/komentar :

7.

Sistem mampu memberi hasil rekomendasi menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi dengan jelas dan mudah dipahami.

(89)

8. Sistem dapat memberikan menyimpan, melihat dan mencetak hasil rekomendasi paket menu makanan Saran/komentar :

9.

Pengguna merasa terbantu dengan adanya sistem pendukung keputusan menu makanan sehat untuk memilih menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi.

Saran/komentar :

10.

Sistem pendukung keputusan menu makanan sehat dapat membantu pengguna dalam mengkontrol asupan makanan sesuai dengan kebutuhan energi perhari. Saran/komentar :

11.

Dengan Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat dapat mempercepat perhitungan kebutuhan energi.

Saran/komentar :

12. Dengan Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat dapat mempercepat pemilihan menu makanan Saran/komentar :

13. Pengguna merasa puas dengan sistem saat pemilihan menu makanan.

(90)

14. Sistem memberikan hasil rekomendasi menu makanan secara terperinci dan cepat

Saran/komentar :

B. Komentar dan Saran

---

---

---

---

Semarang, Juni 2015 Anggota Komunitas Senam Indonesia Sehat

(91)
(92)

Lampiran 7. Gambar Hasil Desain Interface

(93)

2. Halaman Perhitungan Kebutuhan Energi Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat

(94)

3. Halaman Pemilihan Menu Makanan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat

(95)

4. Halaman Hasil Rekomendasi Paket Menu Makanan

(96)
(97)

6. Halaman Menu Admin Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Menu Makanan Sehat

(98)

Lampiran 8. Pengkodean

1.Pengkodean untuk perhitungan kebutuhan energi

public void hitung() {

if (p.getjTextField_Umur().getText().trim().equals("")) {

JOptionPane.showMessageDialog(p, "Umur masih kosong. Isikan umur"); } else if (p.getjTextField_Bb().getText().trim().equals("")) {

JOptionPane.showMessageDialog(p, "Berat Badan masih kosong. Isikan Berat Bdan");

} else if (p.getjTextField_Tt().getText().trim().equals("")) {

(99)

} catch (NumberFormatException nf) {

JOptionPane.showMessageDialog(p, "Silahkan cek Umur,Berat badan, Tinggi Badan. Apakah Format Sudah Benar?");

} } }

public void hitung1() {

double AMB = Double.parseDouble(p.getjTextField_AMB().getText()); if (p.getjComboBox_Jk().getSelectedItem().equals("Pilih Jenis Kelamin")) { JOptionPane.showMessageDialog(p, "Jenis Kelamin belum dipilih. pilih jenis kelamin");

} else if (p.getjComboBox_Aktivitas().getSelectedItem().equals("Pilih Aktivitas Anda")) {

JOptionPane.showMessageDialog(p, "Aktivitas belum dipilih. pilih Aktivitas");

} else if (p.getjComboBox_Jk().getSelectedItem().equals("Laki-laki") && p.getjComboBox_Aktivitas().getSelectedItem().equals("Ringan")) {

double HitungKalori = AMB * 1.56;

p.getjTextField_JumKal().setText(df.format(HitungKalori) + ""); } else if (p.getjComboBox_Jk().getSelectedItem().equals("Laki-laki") && p.getjComboBox_Aktivitas().getSelectedItem().equals("Sedang")) {

double HitungKalori = AMB * 1.76;

p.getjTextField_JumKal().setText(df.format(HitungKalori) + ""); } else if (p.getjComboBox_Jk().getSelectedItem().equals("Laki-laki") && p.getjComboBox_Aktivitas().getSelectedItem().equals("Berat")) {

double HitungKalori = AMB * 2.1;

(100)

if (p.getjComboBox_Jk().getSelectedItem().equals("Perempuan") && p.getjComboBox_Aktivitas().getSelectedItem().equals("Ringan")) { double HitungKalori = AMB * 1.55;

p.getjTextField_JumKal().setText(df.format(HitungKalori) + "");

} else if (p.getjComboBox_Jk().getSelectedItem().equals("Perempuan") && p.getjComboBox_Aktivitas().getSelectedItem().equals("Sedang")) {

double HitungKalori = AMB * 1.70;

p.getjTextField_JumKal().setText(df.format(HitungKalori) + "");

} else if (p.getjComboBox_Jk().getSelectedItem().equals("Perempuan") && p.getjComboBox_Aktivitas().getSelectedItem().equals("Berat")) {

double HitungKalori = AMB * 2.0;

p.getjTextField_JumKal().setText(df.format(HitungKalori) + ""); }

}

public void jumkal() {

double Jum_Kal = Double.parseDouble(p.getjTextField_JumKal().getText()); }

2. Pengkodean untuk metode electre

public void hitungR() {

(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)

public void dominMatrix() { //ekl=F x G

int x = u.getTableR().getRowCount();

int y = (u.getTableR().getColumnCount() - 1); matrix_E = new int[x][x];

for (int i = 0; i < x; i++) { for (int j = 0; j < x; j++) {

matrix_E[i][j] = matrix_F[i][j] * matrix_G[i][j];

System.out.print("dominan matriE= " + matrix_E[i][j]); }

System.out.println(""); }

System.out.println("");

int[] nilai = new int[x];

for (int n = 0; n < x; n++) { for (int m = 0; m < x; m++) {

nilai[n] += matrix_E[n][m];

}

System.out.print("nilaiE= " + nilai[n]);

(113)
(114)

Gambar

Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir
Tabel 3. 1 Range Presentase Skor dan Kriteria Kualitatif
Tabel 3. 2 Perangkat Keras (Hardware)
Tabel 3. 3Perangkat Lunak (Software)
+7

Referensi

Dokumen terkait

untuk waktu yang kita habiskan selama ini, untuk telinga yang mau mendengarkan keluh kesah penulis, untuk perhatian, cinta dan kasih sayang yang kalian berikan, untuk

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan di desa Sukolilo Kabupaten Lamongan dapat disimpulkan bahwa desa tersebut memiliki banyak potensi-potensi yang dapat

Hal ini dimaksdukan agar aparat kepolisian dapat meminta bantuan kepada para pihak yang dilibatkan tersebut, dalam melakukan pengawasan apakah jalan keluar yang

Semua responden memperoleh skor yang hampir sama iaitu sisihan piawaiannya adalah 0.709 dan semua skor berhampiran dengan nilai min, maka pemilihan jawapan responden

Gambar 1.3 Skema Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Berdasarkan RTRW dan RPJMD Kabupaten/ Kota

dimaknai oleh mereka sebagai lembaga, masyarakat atau individu, yang masing- masing harus mempertahankan eksistensi- nya, di mana unsur-unsur itu selalu berkewajiban

Ma’roef, Sp.OG, selaku Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran UMM, sekaligus pembimbing 2, atas kesediaan waktu dan penyampaian ilmu yang sangat bermanfaat bagi masa

Setelah dilakukan proses penelitian maka diperoleh hasil penelitian bahwa proses komunikasi yang terjadi adalah ketika client menghubungi melalui media sosial, selanjutnya