• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Kantor Perpustakaan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Kantor Perpustakaan Kota Medan"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Alwi, dkk. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. 2003. Surat Keputusan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum. Jakarta. Normann. 1991. Service Management. Chicester, England: Wiley & Son.

Republik Indonesia. 2007. Rancangan Undang-Undang Pelayanan Publik. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Sutopo dan Suryanto, Adi. 2003. Pelayanan Prima.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Amir, Jasuf. (1999). Auditing Pendekatan Terpadu.. Yogyakarta: PEMBARUAN.

Anwar, M. Khoirul dan Oetojo S, Asianti. (2004). Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Bagi Pemerintahan di Era Otonomi Daerah SIMDA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bodar, George. (2000). Sistem Informasi. Jakarta: Salemba

Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Bengkulu: PT RINEKA CIPTA.

Donnelly, Gibson. (1996) Organisasi, Prilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga

Effendy, Onong Uchjana. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung:Informatika

Evans, Lindsay. (2007). Pengantar Six Sigma an Introduction to Six Sigma And Process Improvement. Jakarta: Salemba Empat.

Gedeian, Arthur G. (1991). Organization Theory and Design. University of Colorado at Denver.

Handayaningrat, Soewarno. (1985). Sistem Birokrasi Pemerintah. Jakarta: CV Mas Agung.

Handoko. (2001). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga

Hartono, Jogiyanto. (2004). Pengenalan Komputer Dasar Ilmu Komputer, Pemograman, Sistem Informasi dan Intelegensi Buatan. Yogyakarta: AND

Hasibuan, Malayu S.P. (1996). Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: Gunung Agung.

(2)

Haryono, Noor , “Ringkasan Materi Kuliah Pengantar Informatika”, Penerbit Ilmu Komputer.com-Jakarta, 2003

Inge Martina, Ir, “Internet”, Penerbit PT.Elex Media Komputindo, 2001

Rudi Hidayat, dkk, “Teknologi Informasi dan Komunikasi”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2006

Edy Sutanta, (2003). Sistem Informasi Manajemen, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

George H. Bodnar, William S. Hopwood. (2000). Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Gordon B. Davis. (1991). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1, PT Pustaka Binamas Pressindo, Jakarta.

Jogiyanto, Hartono. (2005). Analisis & Desain Sistem Informasi, Penerbit Andi. Yogyakarta.

Munir dan Wawan. (2006), Pengantar Sistem Informasi, Graha Ilmu ,Yogyakarta.

Syafi’I, M. (2007). Membangun Aplikasi Berbasis PHP dan MySQL, Penerbit Andi, Yogyakarta.

(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan oleh peneliti disebuah kecamatan yang berada

di wilayah administratif pemerintahan kota Medan provinsi Sumatera Utara

yakni kecamatan Medan petisah .Perpustakaan kota medan terbentuk berdasarkan

dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya

Medan No. 839/1972 tanggal 27 Desember 1972 tentang mendirikan Pusat Perpustakaan Umum Komadya Medan.

Tujuan Memberikan pelayanan kepada masyarakat umum, masyarakat pelajar,

mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan akan sumber-sumber ilmiah dan untuk

mengetahui kesulitan sumber pelajaran sesuai dengan kurikulum Sekolah Dasar

samapi Perguruan Tinggi, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan

(4)

Tabel 1.1: Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Petisah.

Sumber:Badan Pusat Statistik kota Medan

Tabel 1.2: Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan di Medan

Pendidikan Tertinggi Angkatan kerja

yang ditamatkan Bekerja Pengangguran terbuka Jumlah

1 2 3 4

Tidak/Belum pernah sekolah 553 0 553

Tidak/Belum pernah tamat SD 25493 1101 26594

Sekolah Dasar 93826 4513 98339

Sekolah Menengah Pertama 110887 2696 113583 Sekolah Menengah Atas 293628 43858 337486 Sekolah Menengah Atas

Kejuruan 160580 27091 187671

Diploma I/II/III/Akademi 42179 10853 53032 Diploma IV/Universitas 148648 18131 166779

Jumlah/total 875794 108243 984037

(5)

Bukan Angkatan Kerja/ Not Economically Active yang Ditamatkan Attending Schooling House Keeping Total

Educational Attainment

Sumber : BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional, Agustus 2015

3.2 Perpustakaan kota Medan

Dalam penelitian ini karakteristik data (primer dan sekunder) serta

identifikasi/penelusuran informan kunci diinput dari perpustakaan kota Medan

yang beralamat di jalan iskandar muda

3.2.1 Sejarah lokasi penelitian kantor perpustakaan kota Medan

Perpustakaan Kota Medan, berdiri tahun 1972 sesuai dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 839/1972 tanggal 27 Desember 1972 tentang mendirikan Pusat Perpustakaan Umum Komadya Medan.

(6)

Perpustakaan umum kota Medan terletak di jalan iskandar muda no

270 kelurahan petisah tengah kecamatan Medan petisah wilayah administrasi

provinsi sumatera utara dengan batas wilayahnya sebagai berikut:

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kec Medan sunggal

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kec Medan Kota

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kec Medan Barat

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kec Medan Helvetia

Perpustakaan umum kota Medan memiliki luas wilayah kerja mencakup

seluruh luas wilayah kota Medan. Perpustakaan umum kota Medan melakukan

pelayanan pendidikan dalam hal ini menyediakan sarana informasi dan buku-buku

terhadap 21 kecamatan yang ada di wilayah kerja kecamatan kotamadya Medan, yaitu

antara lain:

a.Kecamatan Medan tuntungan

b.Kecamatan Medan Johor

c.Kecamatan Medan Amplas

d.Kecaamatan Medan Denai

e.Kecamatan Medan Area

f.Kecamatan Medan Kota

g.Kecamatan Medan Maimun

h.Kecamatan Medan Polonia

i.Kecamatan Medan Baru

j.Kecamatan Medan Selayang

(7)

l. Kecamatan Medan Helvetia

m. Kecamatan Medan Barat

n. Kecamatan Medan Timur

o. Kecamatan Medan Perjuangan

p. Kecamatan Medan Tembung

q.Kecamatan Medan Deli

r. Kecamatan Medan Labuhan

s. Kecamatan Medan Marelan

t. Kecamatan Medan Belawan

Karena wilayah pelayanan Perpustakaan umum kota Medan mencakup

wilayah yang sangat luas maka dari itu banyak didirikan cabang-cabang yang

membantu dan terintegrasi dengan Perpustakaan umum kota Medan dalam

memberikan saran informasi dan pendidikan antara lain:

a.Perpustakaan tanjung rejo

b.Perpustakaan tanjung mulia

c.Perpustakaan amplas

d.Perpustakaan Mangga

e.Perpustakaan labuhan

f.Perpustakaan gaharu

g.Perpustakaan Sunggal

(8)

i. Perpustakaan Tembung

3.2.3 Tujuan dan fungsi Peptakaan kota Medan sebagai berikut :

a. Mendirikan Pusat Perpustakaan Umum Daerah Katamadya Medan

b. Tujuan dan fungsi Pusat Perpustakaan Umum tersebut adalah

- Menghimpun bahan-bahan dokumentasi daerah, terutama bahan-bahan yang

dianggap perlu diketahui masyarakat luas, berupa karya-karya tertulis sehingga

dapat dimanfaatkan bagi pembangunan daerah kotamadya medan dalam segala

bidang, seperti hasil-hasil seminar, simposium, musda,keputusan-keputusan/

peraturan pemerintah daerah, pidato-pidato dalam upacara resmi, dan lain

sebagainya.

- Memberikan pelayanan berupa penyediaan bahan-bahan pendidikan dan bahan

lainnya sehingga bermanfaat bagi pembinaan mental spritual dan pembinaan

kewarganegaraan atas landasan dasar negara Pancasila.

- Memberikan pelayanan kepada masyarakat umum, masyarakat pelajar,

mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan akan sumber-sumber ilmiah dan untuk

mengetahui kesulitan sumber pelajaran sesuai dengan kurikulum Sekolah Dasar

samapi Perguruan Tinggi, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan

pengajaran di daerah Kotamadya Medan.

- Menyediakan tempat, dimana semua lapisan masyarakat dapat mengikuti

perkembangan negara dan dunia dalam segala bidang, dari koran-koran,

majalah-majalah dan brosur-brosur, dan menyediakan bacaan hiburan yang bernilai

paedagogis, sehingga bermanfaat bagi perkembangan jiwa anak-anak dan

generasi yang akan datang.

- Membimbing, mengawasi serta mengkoordinir perpustakaan-perpustakaan

(9)
(10)

3.2.6 Tugas pokok dan fungsi kantor perpustakaan kota Medan

Rincian tugas pokok dan fungsi kantor perpustakaan kota Medan diatur dalam

peraturan walikota Medan nomor 49 tahun 2010. Organisasi di dalam kantor

perpustakaan kota Medan terdiri dari:

a. Kantor

Kantor merupakan unsur pendukung tugas Walikota, yang dipimpin ole kepala

kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota

melalui Sekretaris Daerah. Kantor mempunyai tugas pokok melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan peerintahan daerah di bidang

perpustakaan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

dalam pasal 4,Kantor menyelenggarakan fungsi :

- Perumusan kebijakan teknis dibidang perpustakaan;

- Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

dibidang perpustakaan;

- Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perpustakaan; dan

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

b. Sub Bagian Tata Usaha

Sub bagian tata usaha dipimpin oleh Sub bagian, yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Kantor. Sub bagian tata usaha mempunyai

tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kantor lingkup tata usaha yang

meliputi pengelolaan admininistrasi umum, keuangan, kepegawaian,

perlengkapan, kerumahtanggaan, dan urursan umum lainnya. Dalam

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub bagian

tata usaha menyelenggarakan fungsinya antara lain :

- Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan;

(11)

- Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kantor yang

meliputi administrasi umum, keuangan, kepegawaian, perlengkapan,

kerumahtanggaan, dan urusan umum lainnya;

- Pengelolaan dan peberdayaan sumber daya manusia, pengembangan

organisasi, dan ketatalaksanaan;

- Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas kantor;

- Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksaan tugas;

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala kantor sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

c. Seksi Pelayanan Kepustakaan

Seksi pelayanan kepustakaan dipimpin oleh kepala seksi, yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada kepala kantor. Seksi pelayanan

kepustakaan mempunyai tugas pokok kantor lingkup pelayanan kepustakaan.

Dala melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi

Pelayanan Kepustakaan menyelenggarakan fungsi :

- Penyusunan rencana, program, dan kegiata seksi pelayanan

kepustakaan;

- Penyusunan petunjuk teknis lingkup pelayanan kepustakaan;

- Pelayanan anggota baru dan lama serta melaksanakan kegiatan

administrasi peminjaman buku;

- Pelaksanaan layanan perpustakaan keliling;

- Pelaksanaan stock opname dan perawatan koleksi bahan pustaka;

- Pembuatan daftar statistik peminjaman, pengunjung, dan buku yang

dipinjam;

- Pelayanan refrence, riset, deposit, terbitan berkala berkala, dan story

talking

- Penataan ruangan perpustakaan penataan / penyusunan bahan pustaka

di rak / lemari;

- Penyelenggaraan jasa layanan otomasi perpustakaan dan teknologi

informasi (internet);

- Pelaksanaan kerjasama layanan antar perpustakaan;

- Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

(12)

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala kantor sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

d. Seksi Pengembangan Koleksi

Seksi pengembangan koleksi dipimpin oleh kepala seksi, yang berada dibawh

dan bertanggung jawab kepada kepala kantor. Seksi pengembangan koleksi

mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok kantor lingkuo

pengembangan koleksi. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud melaksanakan sebagian tugas pokok pengembangan koleksi

menyelenggarakan fungsi :

- Penyusunan rencana, program, dan kegiatan seksi pengembangan

koleksi;

- Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengembangan koleksi

- Pelaksanaan penyelesaian dan membuat daftar bahan pustaka baik

tercetak maupun terekam;

- Pelaksanaan kelengkapan bahan pustaka

- Pengumpulan bahan pustaka, mencatat bahan pustaka dalam buku

induk, menyiapkan dan membuat katalogisasi, dengan peraturan

catalogisasi dan klasifikasi berdasarkan DDC (Deway Decimal

Clasification);

- Pembuatan tabel dan menyusun kartu katalog sesuai dengan koleksi

perpustakaan;

- Pelaksanaan penyusunan, pemilihan, serta menyiangi bahan pustaka

(weeding)

- Pengumpulan semua karya cetak dan karya rekam untuk bahan

deposit;

- Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala kantor sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

e. Seksi Pembinaan Teknis Perpustakaan

Seksi Pembinaan Teknis perpustakaan dimpimpin oleh kepala seksi,

(13)

Seksi pembinaan teknis perpustakaan mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas pokok kantor lingkup pembinaan teknis

perpustakaan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dalam

pelaksanaan sebagian tugas dengan lingkup pembinaan teknis

perpustakaan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan seksi pembinaan

teknis perpustakaan;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembinaan teknis

perpustakaan;

c. Pembinaan perpustakaan sekolah, perpustakaan keliling,

perpustakaan masyarakat, dan perpustakaan pada unit-unit kerja

lainnya;

d. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama, pemasyarakatan,

penyuluhan perpustakaan sekolah, perpustakaan masyarakat, dan

perpustakaan pada unit-unit kerja lainnya, sesuai dengan ketentuan

dan standar yang ditentukan;

e. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama pembinaan, pemasyarakatan

dan penyuluhan jabatan fungsional pustakwana, organisasi profesi

pustakawan sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditentukan

f. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama, pembinaan, pengembangan,

penyuluhan, publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca

pelajar / siswa, dan masyarakat dengan ketentuan dan standar yang

ditentukan

g. Pelaksanaan kegiatan lomba perpustakaan, pustakawan, dan minat

baca sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditentukan.

h. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala kantor sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

f. Kelompok jabatan fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas pokok kantor sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

(14)

sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan

peraturan perundang-undangan. Setiap kelompok jabatan fungsional

dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang dtunjuk. Jumlah tenaga

kerja fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan dan

perundang-undangan.

3.2.6.1 Tata kerja setiap unit seksi dan kelompok jabatan

Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan unit organisasi dan

kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi

dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan

organisasi di lingkungan pemerintah daerah serta dengan instansi lain di luar

pemerintah daerah sesuai dengan tugas pokok masing-masing.

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya

masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil

langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Setiap

pimpinan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan

bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi

pelaksanaan tugas bwahannya.

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi

petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing masing dan

menyiapkan laporan berkala tepat pada waktunya. Setiap laporan yang

diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan

dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk

memberikan petunjuk kepada bawahannya

Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan

laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara

fungsional mempunyai hubungan kerja. Dalam melaksanakan tugas setiap

pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian

(15)
(16)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui

penelitian di lapangan dengan teknik wawancara dan observasi untuk dideskripsikan

sebagai jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Data yang diperoleh tersebut

terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer yaitu data yang diperoleh dari

hasil wawancara dengan informan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan data

sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data

primer. Adapun permasalahan utama yang akan disajikan dalam bab ini yaitu

efektivitas penerapan sistem informasi manajemen di kantor perpustakaan kota

Medan.

4.1 Pelaksanaan Wawancara

Pelaksanaan wawancara dilakukan di Kantor perpustakaan kota Medan. Wawancara

ini dilakukan dengan kepala seksi pelayanan dan pembinaan perpustakaan kota

medan, pegawai bagian respository kota (pengguna sistem informasi manajemen),

Kepala perpustakaan kota Medan, Kepala tata usaha perpustakaan kota Medan dan

sebagian masyarakat yang dianggap memahami secara mendalam terkait dengan

permasalahan dalam penelitian ini.

Dalam melakukan wawancara ini ada beberapa tahap yang dilakukan oleh peniliti

yaitu pertama membuat perjanjian dengan informan untuk melakukan wawancara.

Pada tahapan wawancara ini membutuhkan waktu sekitar dua hari dari perjanjian

yang telah dijanjikan, Hal ini disebabkan oleh kesibukan dari camat dan pegawai

(17)

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan tipe wawancara terstruktur.

Dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar

pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun disesuaikan

dengan variabel dalam penelitian ini. Namun dalam pelaksanaannya tidak menutup

kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali

informasi lebih dalam dari para informan penelitian.

4.2 Identitas Informan

4.2.1 Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Identitas informan penelitian yang dilakukan di Kantor perpustaan umum kota Medan

mengenai efektivitas pelaksanaan ataupun penerapan sistem informasi manajemen

yang digunakan oleh pegawai-pegawai terkait di perpustakaan kota Medan dalam

melayani masyarakat dapat dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas laki-laki dan kelas

perempuan. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1: Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Hasil penelitian lapangan 2016 No Jenis

Kelamin

Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 4 40%

2 Perempuan 6 60%

(18)

Berdasarkan tabel diatas, maka informan dalam penelitian ini lebih didominasi oleh

perempuan sebanyak 60 %. Dalam penelitian ini, penentuan informan tidak

menentukan jenis kelamin, dan informan yang dimaksud adalah orang-orang yang

dianggap memahami terkait judul yang diangkat dalam penelitian ini. Pemahaman

informan terkait dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini juga dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan dari informan dalam memberikan keterangan kepada penulis.

4.2.2. Identitas Informan Berdasarkan Usia

Melihat adanya variasi usia dari informan penelitian ini, maka peneliti

mengelompokkannya dalam 3 (tiga) kelas. Adapun ketiga kelas tersebut dapat terlihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.2 : Identitas Informan Berdasarkan Usia

NO Usia (Tahun) Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 20-29 4 40%

2 30-39 3 30%

3 40-49 3 30 %

Jumlah 10 100%

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2016

Berdasarkan tabel di atas dari keseluruhan informan yang berjumlah 10

orang, frekuensi informan terbesar ada pada informan dengan usia antara

20-29 tahun karena mayoritas pegawai yang menggunakan sistem informasi

manajemen ada pada rentang usia tersebut dan usia ini dianggap sebagai

usia paling produktif untuk memberikan jawaban terhadap pelaksanaan

(19)

Medan.

4.2.3 Identitas Informan Berdasarkan Jenjang Pendidikan

Dalam penelitian ini penulis mengklasifikasikan identitas informan menjadi

tiga (3) bagian yaitu jenjang pendidikanSekolah Menengah Atas (SMA) sederajat,

Sarjana (S1), dan Sarjana (S2). Secara lebih rinci terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 4.3 : Identitas Informan Berdasarkan Jenjang Pendidikan

NO Tingkat Pendidikan Jenjang Persentase (%)

1 SMA 2 20 %

2 Sarjana (S1) 6 60 %

3 Sarjana (S2) 2 20%

Jumlah 13 100%

Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2016

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa informan dengan

jenjang pendidikan dengan presentase tertinggi adalah informan dengan

jenjang pendidikan Sarjana (S1) dengan presentase sebesar 60%. Dengan

demikian,informan-informan ini sudah memiliki pengetahuan yang baik

terhadap pelaksanaan sistem informasi manajemen di Kantor perpustakaan

Kota Medan dan mampu menjawab apakah sistem informasi manajemen

yang telah digunakan sudah efektif dalam pengaplikasian atau

penggunaannya.

4.2.4 Identitas Informan BerdasarkanPekerjaan

Dalam penelitian ini peneliti mengklasifikasikan identitas informan

(20)

pada tabel berikut :

Tabel 4.4 : Identitas Informan Berdasarkan Pekerjaan

No Nama Pekerjaan

1 Drs. Januari Pane Kepala Kantor Perpustakaan

2 Rohani Lubis, S.sos. Kepala Seksi Koleksi

3 Novita Riana, S.Kom Pengelola respository kota

4 Taufik Lubis, S.E, M.H. Kepala Tata Usaha

5 Hedianna Hutagaol S.Kom. Pengelola data Pengatalogan

6 Nurhayati, S.sos Kepala Seksi Pelayanan

7 Habibah Lubis, S.E. Pengelola di bagian sirkulasi

8 Tiur Misaki Pelajar

9 Shigeo Napitupulu, S.S Mahasiswa

10 Jack Marbun Pelajar

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini berasal

dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait

dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan klasifikasi

informan dalam penelitian ini, maka informan dengan presentase terbanyak

berasal dari kalangan pegawai perpustakaan sebanyak 70%, hal ini

dikarenakan pegawai sebagai objek yang menggunakan secara langsung

sistem informasi manajemen tersebut dalam membantu mengerjakan

tugas-tugas yang sudah menjadi jobdesk dan diatur dalam peraturan walikota

medan nomor 49 tahun 2010.

(21)

langsung pegawai ataupun masyarakat yang terlibat dalam program tersebut

dan masyarakat ataupun pegawai yang menjadi informan dalam penelitian

ini

4.3 Hasil Wawancara

Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah metode wawancara

berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis

menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, di dalam prosesnya

tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru

yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

4.3.1 Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Kantor Perpustakaan Kota Medan

Efektivitas dalam suatu organisasi menunjukkan pada tingkat pencapaian

tujuan atau sasaran organisasional sesuai yang ditetapkan. Dalam hal ini Perpustakaan

Kota Medan merupakan salah satu organisasi pemerintahan yang memiliki tujuan

memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal penyediaan informasi dan

sarana pengetahuan melalui internet.buku-buku,koran,majalah,dll.

Efektivitas suatu organisasi dapat diukur dari berbagai hal, yaitu kejelasan

tujuan, kejelasan strategi, pencapaian tujuan, proses analisa dan perumusan kebijakan

yang mantap, tersedianya sarana dan prasarana yang efektif dan efisien, sistem

pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik dan disesuaikan dengan tujuan

(22)

Dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas perpustakaan umum

kota Medan harus mampu bekerja lebih efisien dan memiliki koleksi yang lengkap

dalam hal literatur-literatur ilmiah dan bacaan-bacaan yang mendidik dan

memperkaya pengetahuan masyarakat yang datang berkunjung agar dapat

memperoleh informasi dan pengetahuan yang luas untuk itu diperlukan sistem

informasi manajemen yang dapat membantu kinerja pegawai dalam mencapai hasil

dengan lebih efekti dan efisien. Penggunaan sistem informasi manajemen dapat

membantu masyarakat ataupun pegawai dalam mencari arsip ataupun buku-buku yang

ada di dalam database perpustakaan, untuk lebih mengetahui realita yang ada di

kantor perpustakaan kota Medan sehubungan dengan penggunaan sistem informasi

manajemen peneliti mengajukan pertanyaan

Apakah sistem informasi manajemen sudah diterapkan dapat membantu

kinerja organisasi perpustakaan kota Medan secara efektif ?” Bapak Drs.Januari

Pane selaku Kepala perpustakaan Medan menjelaskan ” Sistem informasi manajemen

sangat membantu kinerja organisasi perpustakaan kota Medan secara efektif karena

semua tidak lagi dikerjakan secara manual seperti data-data koleksi buku,masyarakat

yang meminjam ataupun mengembalikkan dapat langsung diintegrasikan ke dalam

sistem oleh pegawai. Pegawai disini juga sudah mendapat pembinaan baik itu

melalui bimbingan teknis dan juga pendampingan oleh tenaga ahli dari penyedia

layanan sistem informasi itu sendiri dalam menjalankan sistem informasi

manajemen.

Sejalan dengan jawaban kepala kantor perpustakaan kota Medan, Nurhayati

yang menjadi Kepala seksi dibagian pelayanan juga mengemukakan pendapatnya:

Kinerja organisasi perpustakaan kota Medan ini menjadi sangat terbantu

(23)

disini jadi lebih mudah dalam mengerjakan tugas seperti pendataan buku,

pengaksesan database dan mempermudah registrasi kepada calon peminjam buku.

Dari pendapat dan hasil pengamatan yang dihimpun oleh peneliti, semua

narasumber menjawab penerapan sistem informasi manajemen di Kantor

perpustakaan kota Medan sudah berjalan dan terlaksana secara efektif.

Untuk mengetahui lebih lanjut efektifitas penerapan sistem informasi manajemen di

perpustakaan kota Medan, peneliti menggunakan konsep yang dikemukakan oleh

Martanidan Lubis (1987 : 55) tentang pengukuran efektivitas dengan menggunakan

pendekatan proses dan pendekatan sasaran. Dalam pendekatan proses, efektivitas

dilihat dari efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal dalam

menjalankan program kerja.

Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan, tapi memusatkan perhatian

terhadap kegiatan yang dilakukan terhadapsumber-sumber yang dimiliki oleh

lembaga. Sedangkan pendekatan sasaran dimana pusat perhatian pada output,

mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan

rencana. Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil

merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.

Efektifitas penerapan sistem informasi manajemen di Kantor perpustakaan

kota Medan dinilai berdasarkan kriteria kriteria tertentu dalam mencapai tujuan yang

ada di dalam visi dan misi organisasi Kantor perpustakaan kota Medan. Menurut

Dalam pendekatan proses menurut Martanidan Lubis (1987 : 55) , efektivitas dilihat

dari efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal dalam menjalankan

program kerja, untuk mengetahui lebih lanjut keadaan didalam organisasi manajemen

(24)

“ Apa saja program yang dilakukan oleh organisasi di badan perpustakaan kota medan

?” Bapak Drs Januari Pane mengemukakan jawaban seperti berikut

program yang sudah dilakukan di perpustakaan meliputi:

a. Pemutaran film-film dalam negeri untuk meningkatkan minat anak-anak

untuk cinta tanah air

b. Mengundang anak-anak PAUD , SD ,SMP untuk meningkatkan minat baca

sedari dini

c. Menjalankan perpustakaan keliling yang mendatangi sekolah sekolah di

lingkungan kota Medan

Untuk lebih mengetahui lebih dalam program kerja yang dilakukan organisasi

perpustakaan kota Medan maka peneliti mengajukan pertanyaan “Apakah

program program yang yang dilakukan oleh organisasi di badan perpustakaan kota

medan sudah berjalan dengan maksimal ?” Bapak Drs Januari Pane mengutarakan

jawaban seperti ini:

program-program disini semua sudah berjalan dengan baik program-program

seperti mengundang anak-anak sekolah sudah rutin dilakukan ,pemutaran

film-film dalam negeri juga sudah berjalan lancar kalo yang perpustakaan keliling itu

juga sudah berjalan rutin setiap hari ada rute dan terjadwal tapi ya sarana mobil

keliling itu cuma ada satu saja jadi tidak bisa mencakup seluruh wilayah

Medan,jadi klo dibilang sudah maksimal sebagian besar program-program yang

ada disini sudah berjalan dengan maksimal”.

Menurut S.P. Siagian (1978:77) salah satu indikator efektivitas organisasi adalah

(25)

dan mungkin disediakan oleh organisasi. Sehubungan dengan teori yang ada maka

peneliti mengajukan pertanyaan “Apakah sarana dan prasarana yang ada di badan

perpustakaan kota medan sudah cukup mumpuni dalam mencapai tujuan tujuan

organisasi?” Bapak Drs. Januari Pane mengemukakan jawaban seperti berikut:

“sarana dan prasarana yang ada di kantor perpustakaan sudah cukup membantu

pengoperasian perpustakaan kota Medan ini seperti halnya penggunaan komputer

yang bisa menjalankan sistem informasi manajemen yang sangat mempermudah

pegawai dalam pengolahan data ,sarana seperti komputer masih berfungsi dengan

baik ,layanan seperti wi-fi juga masih terkoneksi dengan lancar ,sarana-sarana

penunjang program lain juga masih cukup dalam memberikan pelayanan kepada

publik sarana lain itu seperti mobil perpustakaan keliling masih cukup mumpuni

dalam menyediakan informasi bagi masyarakat ataupun sekolah-sekolah,pokoknya

masih bisa jalan lah jadi yang ga bisa datang langsung juga dapat menikmati

informasi atau beberapa buku yang ada di mobil perpustakaan keliling itu”.

Jawaban lainnya atas pertanyaan tersebut disampaikan oleh Nurhayati, S.sos yang

juga salah satu pegawai dengan jabatan Kepala seksi bagian pelayanan kantor

Perpustakaan di kota Medan mengutarakan jawabannya sebagai berikut:

“Kalo sarana dan prasarana disini itu sudah cukup mumpuni untuk mencapai

tujuan perpustakaan yang tercantum di visi dan misi kantor perpustakaan ini

,contohnya itu dulu masi manual klo ada yang mau minjam jadi lama tapi sekarang

sudah ada komputer jadi mudah dan sudah masuk sistem informasi manajemen jadi

kalo mau cari di database itu gampang sarana lain seperti mobil perpustakaan itu

(26)

menyediakan informasi kepada masyarakat yang ga bisa datang langsung ke

perpustakaan ini itu jadi minim”.

Dari dua jawaban diatas maka dapat disimpulkan bahwa kantor perpustakaan kota

Medan sudah memiliki sarana dan prasarana yang cukup mumpuni dalam mencapai

tujuan organisasi tapi masih ada sedikit kekurangan dibidang sarana seperti mobil

perpustakaan keliling yang hanya ada satu dan terbatas sehingga tidak bisa

menjangkau ke seluruh wilayah Medan yang cukup luas.

Menurut Duncan yang dikutip Richard M. Steers (1985:53) dalam bukunya

“Efektivitas Organisasi” mengatakan mengenai Integrasi yaitu pengukuran terhadap

tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan

konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi

menyangkut proses sosialisasi.

Sehubungan dengan teori yang ada maka peneliti mengajukan pertanyaan

“Bagaimana cara perpustakaan umum kota Medan dalam mengembangkan konsensus

/ mengadakan sosialisasi dengan organisasi lain yang berhubungan untuk mencapai

tujuan manajemen?” Habibah lubis S.E pegawai di bidang pengelolaan

sirkulasi,bidang merupakan salah satu yang berada di bawah pengelolaan dan

bertanggung jawab langsung kepada kepala seksi pelayanan menjelaskan

Perpustakaan kota Medan memiliki misi meningkatkan partisipasi masyarakat

terhadap keberadaan Perpustakaan dan mewujudkan masyarakat yang gemar

membaca karena itu kami sering bekerja sama dengan instansi instansi terkait

seperti sekolah-sekolah untuk mengundang sekolah-sekolah tersebut agar datang

ke perpustakaan kota Medan selain itu kami juga memiliki cabang-cabang yang

(27)

amplas, labuhan, perpustakaan mangga, perpustakaan medan labuhan,

perpustakaan sunggal, marelan, tembung dan semua itu terintegrasi dengan

perpustakaan kota Medan ini”.

Sejalan dengan jawaban yang disampaikan oleh pegawai di bidang pengelolaan

sirkulasi tersebut Novita pegawai di bidang respository kota yang mempunyai struktur

di bawah kepala seksi koleksi mengemukakan pendapatnya sebagai berikut

“Dengan adanya sistem informasi manajemen maka masyarakat menjadi mudah

mengembalikan buku yang dipinjam karena semua sudah terintegrasi dengan

perpustakaan kota Medan. Peminjam yang meminjam buku di cabang seperti

perpustakaan labuhan bisa mengembalikkan buku ke perpustakaan kota. Untuk

sosialisasinya perpustakaan ini juga mengajak pelajar untuk datang dan

menonton film-film dalam negeri itu juga menjadi salah satu program manajemen

di perpustakaan kota Medan ini”.

Dari kedua jawaban diatas terdapat kesamaan jawaban yang mengatakan

perpustakaan kota Medan sudah memenuhi salah satu kritea organisasi yang

efektif karena mempunyai kemampuan mengenai Integrasi yaitu pengukuran

terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi,

pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi

lainnya.

Penerapan sistem informasi manajemen yang ada di perpustakaan kota Medan

sudah digunakan dalam mempermudah peminjam buku yang ingin menjadi

anggota perpustakaan ataupun yang sudah menjadi anggota dan ingin

(28)

dipermudah dengan adanya sistem informasi manajemen. Menurut George

M.Scott, dalam buku prinsip-prinsip SIM, Sistem Informasi Manajemen adalah

serangkaian Sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara

rasional terpadu yang mampu yang mampu mentransformasi data sehingga

menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang

sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah

ditetapkan.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem informasi manajemen yang

dapat meningkatkan produktivitas maka peneliti mengajukan pertanyaan, “apakah

sistem informasi manajemen dapat membantu meningkatkan efektifitas dalam

menyelesaikan pekerjaan pekerjaan yang ada di perpustakaan kota Medan ?” Drs

Januari Pane mengemukakan jawaban seperti berikut:

“Penggunaan sistem informasi manajemen sudah membantu dan meningkatkan

efektifitas dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada di perpustakaan kota Medan

karena pengerjaan yang ada sudah dikomputerisasi dan masuk ke dalam sistem

informasi manajemen itu sendiri jadi menurut saya produktivitas para pegawai dapat

lebih meningkat karena para pegawai dapat mengerjakan beberapa tugas dan tidak

terfokus dalam menyelesaikan satu tugas saja”.

Untuk lebih jelasnya lagi peneliti juga mengajukan pertanyaan yang sama ke

narasumber lain yaitu pegawai yang secara langsung memakai atau menggunakan

sistem informasi manajemen di bagian koleksi Hedianna Hutagaol S.Kom yang

memiliki spesifikasi dibidang pengelolaan data dan pengatalogan

“Sistem informasi manajemen sudah sangat membantu dalam mengerjakan

(29)

rapi karena semua sudah masuk ke sistem jadi koleksi surat-surat dan bidang

administrasi lainnya dari bagian tatausaha semua bisa tersimpan dengan baik jadi

kalo sewaktu-waktu diperlukan dapat ditunjukkan secara langsung dan proses

pengadministrasian juga bisa berjalan dengan cepat dengan adanya sistem informasi

manajemen yang ada jadi pegawai-pegawai disini bisa saya katakana lebih produktiv

lagi dalam mengerjakan tugas-tugas yang ada.”

Hal ini juga sama dengan yang disampaikan oleh narasumber lain yang menjadi

salah satu aparatur di bagian Koleksi yaitu Rohani Lubis, S.sos. yang menjabat

sebagai Kepala seksi koleksi mengutarakan jawaban

“Kalo dibilang efektif ya pasti semenjak ada sistem informasi manajemen ini

sudah pasti efektif karena pengerjaan yang ada sudah dikomputerisasi dan masuk ke

dalam sistem jadi koleksi surat-surat dan bidang administrasi lainnya dari bagian

tatausaha semua bisa tersimpan di database menurut saya produktivitas para

pegawai dapat lebih meningkat dan para pegawai lebih mudah dalam penyelesaian

tugas tugasnya”.

Menurut jawaban dari para pegawai yang terangkum oleh peneliti maka bisa

dikatakan bahwa sistem informasi manajemen yang digunakan sudah memenuhi

kriteria sistem informasi manajemen yang dapat meningkatkan produktivitas kinerja

pegawai karena sebagian besar para pegawai yang secara langsung menggunakan

sitem informasi manajemen ini merasa terbantu dengan adanya sistem ini

pekerjaannya menjadi cukup mudah.

Pemberi layanan perlu diperhatikan dalam tingkat pencapaian kinerja sebagai

wujud peningkatan dan reformasi pelayanan publik. Dan juga masyarakat seharusnya

(30)

penyelenggaraan layanan publik. Keterlibatan masyarakat dalam mengawasi dan

menyampaikan aspirasi atau keluhan terhadap praktik menjadi faktor penting sebagai

umpan balik bagi evaluasi kualitas pelayanan publik dan apakah sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan. Untuk itu peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada

salah satu masyarakat yang sering berkunjung ke perpustakaan kota Medan bernama

Shigeo Napitupulu S.S berikut pertanyaan yang peneliti sampaikan “Bagaimana

proses peminjaman dan penyediaan layanan informasi pengetahuan disini menurut

anda?”

Shigeo Napitupulu S.S menjawab, “Saya rasa penyediaan layanan di

perpustakaan umum kota Medan sudah sangat baik ,proses peminjamannya juga

cukup mudah apalagi untuk yang sudah menjadi anggota tidak sampai 15 menit

peminjaman buku sudah bisa diproses.Pelayanannya pun cukup cepat dan koleksi

perpustakaannya juga lumayan banyak jadi saya bisa mendapat banyak referensi di

pepustakaan ini.”

Peneliti juga sempat bertanya kepada narasumber lain yang ada perpustakaan

kota Medan mengenai pertanyaan yang sama tentang “Bagaimana proses peminjaman

dan penyediaan layanan informasi pengetahuan yang ada menurut anda?” Salah satu

narasumber bernama Tiur Misaki seorang pelajar menjawab, “kalo menurut saya sih

bang penyediaan layanan informasi disini udah cukup lengkap klo mau minjam buku

juga bisa cepat kebetulan saya baru jadi anggota kemarin itu buat jadi anggota

perpustakaan syaratnya juga ga terlalu sulit karena cuma butuh kartu pelajar aja

atau pake ktp domisili Medan juga bisa katanya ,pelayanannya juga ramah dan saya

(31)

kurangnya cuma di fasilitas wi-fi aja sih kadang-kadang suka mati wi-finya cuma itu

aja”.

Dari pernyataan dua narasumber diatas dan pengamatan yang dilakukan

peneliti dapat dikatakan pelayanan yang ada di perpustakaan kota Medan sudah cukup

baik dan penyediaan layanan informasi juga sudah cukup lengkap hal itu juga

ditunjang dengan sistem informasi manajemen yang mampu mengakses koleksi buku

untuk mencarikan buku,majalah ataupun literature-literatur yang ada di perpustakaan

kota Medan dengan cepat.

Menurut Gordon B. Davis. (1991) Tujuan dari sistem informasi manajemen

yang ada meliputi mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan

mengevaluasi kinerja (informasi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap

manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).

Berkaitan dengan pengevaluasian kinerja dapat dijelaskan bapak Taufik Lubis selaku

Kepala Tata Usaha perpustakaan kota Medan yang menyatakan:

“Pengevaluasian kinerja para pegawai di kantor perpustakaan kota Medan dilakukan

pada saat RKU (Rapat Kerja Umum) semua hal yang telah dikerjakan ataupun

program-program yang sudah dijalankan nantinya dibahas di dalam rapat tersebut

jadi biasanya tidak mnggunakan sistem informasi manajemen karena informasi yang

disediakan oleh sistem informasi manajemen yang ada teradang belum cukup

mumpuni dalam menginterpretasikan kinerja-kinerja yang telah dilakukan di seluruh

aspek atau unit-unit kerja yang ada sehingga informasi yang ada dalam sistem

(32)

Sedangkan pernyataan dari Drs Januari Pane selaku Kepala Perpustakaan

menjelaskan:

“Sistem informasi manajemen yang ada disini terkadang memang digunakan dalam

pengevaluasian kinerja para pegawai yang ada jadi sudah digunakan tapi belum

terlalu dimanfaatkan karena informasi yang ada di sistem itu juga tidak bisa menjadi

patokan dalam mengevaluasi kinerja para pegawai disini dan terkadang ya memang

informasi yang dibutuhkan seperti penilaian kinerja itu belum disediakan oleh sistem

informasi manajemen yang ada setau saya hanya yang berkaitan dengan hal-hal

teknis”.

Untuk menilai penerapan sistem informasi manajemen yang ada sudah sesuai

atau sudah berjalan secara efektif khususnya dalam menyelesaian kendala yang ada di

manajemen ataupun kendala dalam penerapan sistem informasi manajemen. Peneliti

juga mengajukan pertanyaan kepada beberapa narasumber mengenai hal ini berikut

pernyataan dari Novita Riana, S.Kom salah satu bagian kerja di seksi koleksi dengan

rincian tugas sebagai pengelola respository kota menjelaskan:

“Kendala yang ada dalam penerapan sistem informasi ini sih hanya masalah teknis

seperti jika terjadi mati lampu dan kondisi jetset tidak bisa digunakan terpaksa kami

mengerjakan data-data peminjam atau pengembalian buku itu secara manual karena

sistem informasi manajemen yang ada dijalankan oleh komputer itu mati jadi yang

harus dikerjakan manual terus biasanya ada terjadi kesalahan dalam pengelolaan

data peminjam jadi bisa data peminjam buku atau yang mau jadi anggota

perpustakaan itu ganda jadi sebelum peminjaman dimasukan kedalam sistem perlu

(33)

masalah atau kendala dalam manajemen belum ada yang saya tahu atau memang

belum ada sampai saat ini.”

Peneliti juga mengajukan pertanyaan yang sama ke narasumber lain yaitu

Habibah Lubis, S.E. selaku bagian sirkulasi yang ada dibawah struktur organisasi

bagian pelayanan menyatakan:

“Kalo setahu saya kendala dalam penerapan sistem informasi manajemen

yang ada kadang-kadang ada data calon peminjam yang sudah terdaftar yang

ternyata sudah terdaftar hal ini menyebabkan data dari peminjam itu doble jadi

kami para pegawai perlu mengecek ulang sebelum memasukkannya ke dalam

sistem informasi manajemen karena jika tidak maka akan didapatkan data

peminjam yang ganda selain itu kendala yang dihadapi seperti penggunaan

sistem informasi manajemen ini kan dilakukan didalam komputer jadi jika

komputernya kehilangan daya listrik atau mati lampu maka kita harus mendaftar

peminjaman atau hal-hal lain yang bisa dikerjakan didalam sistem informasi

manajemen harus dibuat secara manual, untuk kendala dalam manajemen sampai

saat ini belum ada.”

Sedangkan salah satu masyarakat yang menjadi pengguna sistem informasi

manajemen yang ada di perpustakaan Kota Medan bernama Jack Marbun

menyatakan:

“Kendala yang saya alami sih kalo saya mengakses buku yang ingin saya cari

dalam sistem informasi manajemen yang disediakan perpustakaan kota Medan

(34)

yang saya akses tadi jadi saya perlu mencari ulang lagi untuk menemukan

literatur yang ingin saya baca cuma itu saja sih bang”.

4.4 Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Perpustakaan Kota Medan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penerapan sistem informasi

manajemen menurut Gordon. B. Davis meliputi:

1. Perencanaan suatu kebijakan yang terkordinir

Dalam hal ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada kepala perpustakaan kota

Medan Drs. Januari Pane. “Bagaimana cara bapak melakukan kordinasi dalam

melakukan suatu kebijakan?” Bapak januari pane selaku kepala perpustakaan

kota Medan menjelaskan

“Dalam melakukan kebijakan seperti menjalankan program-program yang ada

sebelumnya saya beserta para pegawai melakukan rapat untuk menentukan

bagaimana nantinya kebijakan ini bisa berjalan sesuai rencana maka dari itu

biasanya saya menunjuk misalnya kepala seksi pelayanan untuk menjadi

koordinator dalam pelaksanaan nonton film Indonesia dengan mengundang

masyarakat disini ,seperti itu contohnya jadi semua program itu perlu ada

coordinator jadi program itu sudah bisa berjalan dan para pegawai tahu

kepada siapa mereka bertanggung jawab ,penunjukan ketua coordinator juga

dilakukan dengan penyesuaian tupoksi dari bagian unit kerja itu sendiri

suapaya kebijakan yang akan dijalankan dapat terkordinir dengan baik sesuai

dengan bidang keahlian dari si pegawai itu sendiri.”

Sejalan dengan penjelasan dari kepala perpustakaan tadi peneliti juga bertanya

pertanyaan yang sama kepada salah satu pegawai perpustakaan kota Medan yaitu

(35)

“Masalah koordinasi itu biasanya memang langsung ditujuk siapa yang menjadi

coordinator dalam menjalankan program itu tapi yang ditunjuk sebagai penanggung

jawab juga memang itu tugas pokok dan fungsinya jadi ya pasti kebijakan yang

dibuat itu bisa dikordinir dengan baik karena semua pegawai juga ikut membantu

memperlancar jalannya suatu program atau kebijakan yang akan dijalankan”.

2. Penyediaan Informasi yang fleksibel

Mengenai faktor pendukung berikut ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada

Novita Riana, S.Kom salah satu bagian kerja di seksi koleksi dengan rincian tugas

sebagai pengelola respository kota, “Apakah sistem informasi manajemen yang

digunakan didalam penyediaan informasi sudah lengkap dan fleksibel?” Novita Riana

S.Kom mengemukakan jawaban sebagai berikut:

“Sistem Informasi Manajemen disini sudah cukup membantu menyediakan informasi

secara lengkap karena setiap program atau kebijakan yang ada,jumlah

buku/koleksi,data masyarakat yang meminjam akan selalu dimasukan ke sistem

database dari sistem informasi manajemen itu sendiri jadi bisa dikatakan lengkap dan

fleksibel atau bisa digunakan untuk manajemen perpustakaan kota Medan.”

Peneliti juga sempat menanyakan pertanyaan yang sama kepada Rohani Lubis, S.sos

yang bekerja sebagai Kepala seksi koleksi menyampaikan

“Penyediaan informasi disini sudah lengkap dan fleksibel dalam hal bisa digunakan

untuk bagian manajemen di setiap unit kerja yang ada disini jadi informasi yang ada

bukan hanya memuat salah satu bagian unit kerja saja tapi semua seksi ada di sistem

informasi manajemen perpustakaan kota Medan. Penyediaan informasi disini sudah

bisa dikatakan lengkap karena semua sudah dikomputerisasi atau data-data yang

penting selain disimpan dalam berkas juga sudah masuk ke database bagian koleksi.”

(36)

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor ini peneliti mengajukan pertanyaan

kepada Kepala kantor perpustakaan Drs Januari Pane. “Menurut bapak bagaimana

peningkatan produktivitas pegawai setelah adanya sistem informasi manajemen?”

“Menurut saya produktivitas pegawai sudah lebih meningkat daripada sebelum

menggunakan sistem informasi manajemen yang ada sekarang ini karena para

pegawai merasa terbantu dengan adanya sistem informasi yang sudah

terkomputerisasi jadi data-data peminjam buku,koleksi literature yang ada bahkan

berkas berkas penting dari perpustakaan ini juga sudah masuk semua ke sistem jadi

untuk pelananannya kepada masyarakat juga menngkat selain itu para pegawai juga

semakin produktif karena sudah semakin mudah mengerjakan tugas tidak hanya

bertumpu mengerjakan satu tugas saja tapi juga tugas lain yang sudah diatur dalam

tugas pokok dan fungsinya masing-masing”.

Peneliti juga bertanya hal yang sama kepada salah satu pegawai di perpustakaan Kota

yaitu Hedianna Hutagaol S.Kom menjawab

“Dengan adanya sistem informasi manajemen ini kami bisa bekerja lebih cepat

karena tinggal menginput data saja ke komputer yang sudah memiliki sistem

informasi manajemen selain itu kami juga bisa bekerja dengan optimal tidak hanya

terpaku dalam mengerjakan satu tugas saja tapi juga tugas-tugas lainnya yang sudah

diatur di tupoksi per bagian masing-masing maka dari itu menurut saya dengan

adanya sistem informasi manajemen maka produktifitas para pegawai lebih

meningkat.”

4. Penyediaan informasi yang rasional dan terpadu

Dalam hal ini peneliti mengejukan pertanyaan,”Apakah penyediaan informasi yang

disediakan sistem informasi manajemen sudah rasional dan terpadu?” ,Habibah Lubis,

(37)

“Sistem informasi manajemen disini sudah menyediakan informasi yang dibutuhkan

secara rasional dan jika dibutuhkan sewaktu-waktu dapat langsung diintrepretasikan

secara langsung kepada pihak terkait yang membutuhkan dan semua informasi yang

ada sudah bersifat rasional dan tidak mengada-ada karena semua sudah dinalisis

oleh setiap bagian unit kerja disini agar informasi yang tersedia diminimalisir dari

kesalah-kesalahan data selain itu penyediaan informasi juga sudah mencakup

informasi yang diterima dari setiap bagian-bagian dalam hal ini unit-unit kerja yang

terpadu atau sudah terkordinir di dalam sistem jadi walaupun data-data dari setiap

seksi seperti seksi tata usaha,pelayanan,koleksi dan pembinaan itu semua tidak

tercampur aduk tapi sudah dikordianasi dan semua nya terpadu didalam sistem”.

Untuk lebih jelasnya lagi peneliti mencoba mengajukan pertanyaan yang sama

kepada salah satu pegawai terkait penyediaan informasi yang rasional dan terpadu

berikut jawaban dari Kepala perpustakaan kota Medan menjelaskan

“Penyediaan informasi yang ada biasanya itu sudah rasional dan terpadu karena

semuanya sudah diperiksa dahulu sebelum dimasukkan kedalam sistem supaya

nantinya data-data yang diolah tidak salah dan dapat dipertanggung jawabkan maka

dari itu sistem informasi manajemen tersebut sering diperiksa supaya data-data

ataupun informasi yang penting masih bersifat rasional dan data-data mengenai

beberapa seksi seksi yang ada itu bisa terpadu.”

4.5 Data Sekunder

Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu data yang menunjang

(38)

sekunder ini, peneliti secara bertahap mengumpulkannya. Diawali dengan

pengumpulan berkas akan gambaran umum perpustakaan kota Medan, tugas

(39)

BAB V ANALISA DATA

Dalam bab ini peneliti akan melakukan analisis terhadap semua data yang

diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya. Adapun

analisa yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif dengan metode deskriptif

dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai rumusan

masalah dalam penelitian ini.

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi

pustaka, wawancara dengan informan yang diharapkan mewakili seperti dari Kepala

Kantor Perpustakaan Kota Medan, Kepala Seksi Koleksi, Kepala Tata Usaha, Kepala

seksi pelayanan, pegawai-pegawai terkait yang secara langsung menggunakan sistem

informasi manajemen dan Masyarakat yang menggunakan sistem informasi

manajemen ataupun penggunan layanan informasi di Perpustakaan umum kota

Medan.

Data yang telah diperoleh oleh penulis telah disusun secara sistematis pada

bab sebelumnya, baik melalui wawancara, observasi di lokasi penelitian, dan juga

data sekunder berupa berkas maupun catatan-catatan yang diperoleh penulis

dilapangan sebagai data pendukung dari penelitian ini.

Selanjutnya data tersebut akan diberikan analisis tentang efektivitas penerapan

sistem informasi manajemen di Perpustakaan umum kota Medan. Dalam melakukan

analisis, data yang telah disajikan pada bab selanjutnya akan disesuaikan dengan

menggunakan teori-teori yang berhubungan dengan tujuan kegiatan penelitian ini

(40)

5.1 Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen

Efektivitas dalam suatu organisasi menunjukkan pada tingkat pencapaian

tujuan atau sasaran organisasional sesuai yang ditetapkan, dengan mengoptimalkan

alat-alat serta sumber daya yang ada. Dalam hal ini perpustakaan umum kota Medan

merupakan salah satu organisasi pemerintahan yang memiliki tujuan memberikan

pelayanan kepada masyarakat dalam hal memberikan akses informasi dan

pengetahuan melalui buku-buku,Koran,majalah dan fasilitas internet yang dalam hal

ini menggunakan sistem informasi manajemen untuk memudahkan pekerjaan ataupun

membantu kinerja disetiap bagian supaya pelayanan yang akan diberikan kepada

masyarakat dapat lebih cepat dan efektif.

Sistem informasi manajemen dalam penerapannya diharapkan mampu

menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,

pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan didalam organisasi manajemen dan

bukan hanya itu saja karena dalam penerapannya sistem informasi manajemen juga

dapat menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan hal ini didasarkan oleh

data-data yang dikumpulkan oleh sistem informasi manajemen bisa menjadi data yang

penting dalam proses pengambilan keputusan bagi pimpinan.

Dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas suatu lembaga yang

dibiayai oleh pemerintah dalam hal ini perpustakaan kota Medan maka diperlukan

fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran penyediaan

informasi,literature-literatur yang lengkap sehingga masyarakat mendapatkan

(41)

Penerapan Sistem informasi manajemen di perpustakaan umum kota Medan

sangat penting karena dengan adanya sistem informasi yang baik maka pelaksanaan

pengurusan peminjaman buku, penyediaan buku-buku yang lengkap ataupun sistem

database yang baik dapat memperlancar kinerja para pegawai yang nantinya

menghasilkan output yang bermanfaat bagi masyarakat yang datang berkunjung.

5.1.1 Pemahaman Informan mengenai Sistem Informasi Manajemen

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dan

observasi, pada indikator pemahaman informan yang telah menggunakan sistem

informasi manajemen. Hal ini dapat dibuktikan dari penggunaan sistem informasi

yang sudah lama digunakan dan para pegawai telah mendapatkan bimbingan teknis

dari pusat dalam menjalankan sistem informasi manajemen.

Dalam pengaplikasiannya para pegawai kantor perpustakaan juga sudah

mendapatan pendampingan dalam penggunaan sistem informasi manajemen oleh

tenaga ahli yang didatangkan dari penyedia layanan informasi manajemen tersebut

agar nantinya para pegawai dapat secara mandiri mengoperasikan sistem yang sudah

ada.

Untuk mengukur tingkat efektivitas penerapan sistem informasi manajemen,

maka penulis telah merumuskan indikator-indikator yang bertujuan untuk melihat

tingkat efektivitas penerapan sistem informasi manajemen yang dilakukan oleh

Kantor perpustakaan kota Medan dalam memberikan penyediaan informasi dan

koleksi buku-buku ,maupun fasilitas internet untuk menyediakan pengetahuan umum

kepada masyarakat.

Adapun indikator yang dimaksud adalah mengenai pencapaian tujuan efektif

(42)

tujuan yang hendak dicapai, Kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisis dan

perumusan kebijakan yang mantap, perencanaan yang matang, penyusunan program

yang tepat, penyusunan program yang tepat, tersedianya sarana dan prasarana kerja,

pelaksanaan yang efektif dan efisien, sistem pengawasan dan pengendalian.

5.1.2 Kejelasan tujuan yang hendak dicapai

Hal ini dimaksudkan dari kejelasan tujuan yang hendak dicapat maksudnya

adalah supaya karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah

dan tujuan organisasi dapat tercapai. Berdasarkan teori tersebut dari hasil

pengamatan dan kesimpulan dari beberapa narasumber yang telah diwawancara

oleh peneliti mengenai kejelasan tujuan yang hendak dicapai, perpustakaan kota

Medan sudah mempunyai tujuan organisasi yang jelas.

Tujuan yang hendak dicapai oleh perpustakaan kota Medan juga terangkum

dalam visi yang telah ditetapkan sejak organisasi manajemen perpustakaan kota

Medan dibentuk. Tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan tearah, tujuan yang

ingin dicapai juga harus memilikii sasaran yang tepat agar karyawan ataupun

pegawai dalam hal ini para kepala seksi dan beberapa pegawai harus memiliki

tujuan yang jelas dan terarah karena sasaran yang dituju harus sama dengan visi

yang ditetapkan oleh manajemen.

Kejelasan tujuan perpustakaan yang ada dalam visi berupa mewujudkan

perpustakaan yang handal dalam rangka membentuk masyarakat Kota Medan

yang memiliki budaya baca dan cinta Buku. Tujuan dari dibentuknya

perpustakaan kota Medan meliputi menjadi perpustakaan yang handal dalam hal

(43)

cepat dalam menyediakan informasi atau dapat bersifat dinamis tidak tertinggal

oleh teknologi terbaru bahkan dapat menyesuaikan dengan kemajuan teknologi

yang semakin maju dalam menyediakan akses informasi dan penyediaan

pengetahuan yang luas.

Di dalam visi yang ada di perpustakaan kota Medan juga mengandung tujuan

membentuk masyarakat Kota Medan agar memiliki budaya membaca dan

mencintai buku karena membaca merupakan salah satu hal penting untuk

mendidik masyarakat dari semua lapisan dan hanya dengan membaca maka

pengetahuan seseorang dapat menjadi luas untuk mengembangkan kerangka

berfikir yang nantinya membentuk masyarakat yang cerdas.

5.1.3 Kejelasan strategi pencapaian tujuan

Perlu diketahui bahwa strategi adalah “pada jalan” yang diikuti dalam

melakukan berbagai upaya dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para

implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mencapai

tujuan perlu adanya suatu perencanaan yang matang atau strategi agar dalam

mencapai tujuan ataupun visi yang telah ditetapkan menjadi tepat sasaran dan dalam

prosesnya pencapaian tujuan menjadi terarah maka dari itu dibutuhkan strategi dalam

pencapaian tujuan.

Strategi yang digunakan haruslah jelas dan terfokus dalam proses pencapaian

tujuan. Suatu organisasi dapat menjadi efektif jika strategi yang digunakan dalam

mecapai tujuan terarah dan tepat sasaran maka dari itu penting bagi manajemen yang

(44)

Kantor perpustakaan kota Medan sudah memenuhi salah satu indikator

kejelasan strategi dalam pencapaian tujuan hal ini dapat dikatakan oleh peneliti karena

strategi yang digunakan dalam pencapaian tujuan sudah jelas dan terkandung didalam

misi yang dijalankan oleh kantor perpustakaan kota Medan antara lain meningkatkan

kulitas dan kuantitas Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Khusus dan Perpustakaan

Masyarakat didalam salah satu misi yang dijalankan oleh manajemen perpustakaan

kota Medan sudah efektif hal ini berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara

yang dilakukan oleh peneliti antara lain kuantitas perpustakaan yang cukup lengkap

dan banyak koleksi yang sering kali diperbaharui,kualitasnya juga sudah sangat baik.

Strategi lain yang dijalankan oleh para pegawai perpustakaan kota Medan

dalam mencapain tujuan mewujudkan Perpustakaan yang handal dalam rangka

membentuk Masyarakat Kota Medan yang memiliki budaya baca dan cinta Buku,

dengan Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap keberadaan Perpustakaan hal

ini juga diperkuat dengan adanya program dari manajemen perpustakaan untuk

mengundang masyarakat terutama para pelajar di lingkungan kota medan untuk

datang ke perpustakaan kota Medan.

5.1.4 Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap

Berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah

ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan

usaha-usaha pelaksanaan kegiatan operasional. Perumusan kebijakan yang dilakukan oleh

manajemen tingkat atas dalam hal ini dilakukan oleh Kepala perpustakaan kota

Medan yang sebelum merumuskan suatu kebijakan selalu didasarkan dari adanya

analisis dan didukung oleh data-data yang ada sehingga suatu kebijakan yang dibuat

(45)

terkait dengan kebijakan yang akan dibuat dengan kepala seksi-kepala seksi yang

berhubungan nantinya terhadap kebijakan yang akan dilaksanakan karena kebijakan

yang dibuat memerlukan analisis dan perumusan kebijakan yang penting sehingga

nantinya kebijakan yang dibuat tidak mengganggu kinerja para pegawai atau

mengurangi optimalisasi pekerjaan yang sudah baik yang dilakukan para pegawai

yang bersentuhan langsung dengan kebijakan yang dibuat maka dari itu selalu ada

analisis dan kajian yang lebih dalam sebelum mengeluarkan kebijakan bagi

kelangsungan atau kemajuan organisasi perpustakaan kota Medan.

Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap dapat mempengaruhi

keefektifan manajemen dalam pencapaian tujuan karena yang menentukan maju dan

mundurnya suatu manajemen itu ditentukan oleh kebijakan-kebijakan yang mantap

dan tidak menutup kemungkinan kebijakan yang dibuat oleh manajemen tingkat atas

akan berdampak bagi kemajuan organisasi yang dipimpinya karena kinerja para

manajer dibawahnya bergantung kepada kebijakan yang dibuat maka dari itu perlu

adanya kajian yang lebih dalam dalam merumuskan kebijakan.

Perpustakaan kota medan dalam hal ini sudah memiliki kajian atau analisa

dalam perumusan kebijakan yang sudah sangat baik hal itu didasarkan oleh belum

adanya permasalahan manajemen didalam lingkup internal para pegawai kantor

Perpustakaan Kota Medan sampai saat ini.

5.1.4 Perencanaan yang matang

Pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh

organisasi dimasa depan. Keefektifan organisasi manajemen juga dapat diukur dari

adanya suatu perencanaan yang matang maka dari itu setiap perencanaan yang

Gambar

Tabel 1.1: Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di
Tabel 4.1: Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 : Identitas Informan Berdasarkan Usia
Tabel 4.3 : Identitas Informan Berdasarkan Jenjang Pendidikan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian penerapan metode reading aloud dalam peningkatkan

Sedang- kan Quinn (1980) menyarankan agar induk kering lebih banyak diberi rumput (hay) dari pada jagung clan pada 2-3 minggu sebelum beranak konsentrat dapat diberikan dalam

bahwa rencana penanggulangan keadaan darurat untuk pelayanan menyelamatkan jiwa dan harta dari kejadian dan/atau kecelakaan pesawat udara di bandar udara disusun dalam

[r]

Sehingga didapatkan hasil penelitian bahwa Virtual Router Redudancy Protocol (VRRP) mampu melakukan mekanisme redundancy ketika salah satu link mengalami

Narrative Text Writing by Using West Kalimantan Folklore – a classroom action research on grade eleven students of SMA Negeri 2 Pontianak in Academic year 2016 / 2017

[r]

Kesimpulan : Pemberian ekstrak kulit kacang tanah dosis 300, 600, dan 1200 mg/kgBB/hari pada tikus yang diinduksi diet tinggi lemak memiliki efek yang setara