• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ananda Putri Syaviri 130533608243 IMK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ananda Putri Syaviri 130533608243 IMK "

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

“INPUT DAN OUTPUT MANUSIA”

Untuk memenuhi matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer oleh Bapak Muhammad Iqbal Akbar

Disusun Oleh :

Ananda Putri Syaviri

: 130533608243

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manusia adalah sistem pemroses informasi. Manusia dipandang sebagai sistem pemroses informasi karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek dalam interaksi manusia dan komputer. Sebagai sistem pemroses informasi tentunya, manusia harus dapat menerima dan menanggapi informasi tersebut melalui saluran input dan output dari manusia tersebut. Kemudian informasi tersebut harus dapat diingat dalam ingatan atau memori manusia serta informasi tersebut harus dapat di proses dan diaplikasikan dalam berbagai cara untuk berbagai keperluan.

Kemampuan manusia dalam mendesain pemrosesan informasi yang didapatkan berbeda-beda antara satu orang dan lainnya. Kapasitas manusia satu dengan yang lainnya dalam meneria rangsang dan memberi reaksi berbeda-beda dan hal ini menjadi factor yang harus diperhatikan dalam merancang interface suatu interaksi antara manusia dan komputer.

Piranti input adalah segala instrument perlatan dan mekanisme yang dapat digunakan untuk memasukkan informasi ke dalam sistem pemroses informasi (manusia) itu sendiri. Sedangkan piranti output adalah segala instrument perlatan dan mekanisme yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan informasi tersebut dalam berbagai keperluan oleh sistem pemroses informasi (manusia) tersebut.

Dari uraian diatas maka untuk dapat merancang suatu interaksi anatara manusia dan komputer yang baik, maka perlu mengenal apa saja piranti atau saluran input dan output pada manusia.

1.2. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer.

(3)

1.3. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan penjabaran latar belakang dari penulisan makalah ini, hal-hal yang akan dibahas sebagai suatu rumusan masalah adalah:

1. Apa saja piranti atau saluran input pada manusia? 2. Apa saja piranti atau saluran output pada manusia?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Saluran Input Pada Manusia

Input pada mausia terjadi umumnya melalui panca indera yang terdiri dari penglihatan, pendengaran, perabaan, rasa dan penciuman. Tiga jenis panca indra pertama memiliki peran penting dalam interaksi manusia dan komputer, sedangkan dua yang terakhir belum terjadi focus.

(4)

manusia bisa menerima informasi dari komputer. Semua informasi yang didapat akan diproses, diolah di dalam memori hingga menghasilkan suatu keluaran (output) yang sesuai dengan informasi yang diterima. Saluran input pada manusia, antara lain :

1. Mata : Berfungsi untuk melihat benda, ukuran, warna, bentuk, kepadatan dan tekstur. 2. Telinga : Berfungsi sebagai input pendengaran, untuk mendengarkan nada, warna nada,

pola titik nada, intensitas dan frekuensi.

3. Hidung : Berfungsi untuk membedakan bau yang ada di sekeliling.

4. Lidah :Sebagai indera perasa, untuk membedakan rasa manis, asam, asin dan pahit 5. Kulit : Yang membungkus tubuh manusia, berfungsi untuk merasakan tekanan dan suhu. Berikut penjelasan dari tiap panca indera yang memiliki fungsi sebagai saluran input manusia dalam interaksi manusia dan komputer:

A. MATA

Mata manusia digunakan untuk menghasilkan persepsi yang terorganisasi terhadap gerakan, ukuran, bentuk, jarak, posisi relatif, tekstur dan warna. Pada kehidupan sehari-hari, mata digunakan untuk melihat semua bentuk tiga dimensi sedangkan pada dunia komputer yang menggunakan layar dua dimensi, mata dipaksa untuk mengerti bahwa obyek yang ada di layar komputer harus dipahami sebagai obyek tiga dimensi dengan teknik tertentu. Ada dua langkah yang dilakukan manusia setelah menerima informasi, yaitu :

1. Menerima informasi dari luar.

2. Memproses dan menginterpretasikan informasi yang diterimanya itu. (saluran output)

PENGLIHATAN

(5)

 Eye : Kornea dan lensa yang terletak di bagian depan mata yang memfokuskan obyek ke bagian belakang mata yang disebut retina

 Retina : Retina terdiri dari photoceptor dan sel syaraf yang disebut ganglion cells. Photoreceptor pada Retina sensitif terhadap cahaya dan terdiri dari dua jenis photoreceptor, yaitu rod dan cone.

 Rod sangat sensitif terhadap cahaya, sehinggamemungkinkan melihat obyek dengan tingkat iluminasi yang rendah, namun tidak dapat menganalisis obyek yang sangat detail.

 Cone tidak terlalu sensitif terhadap cahaya. Terdapat tiga jenis cone yang masing-masing sensitif terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda yang memungkinkan manusia dapat mengenali warna. Mata manusia memiliki kurang lebih 6 juta cone yang terkonsentrasi pada sebagian kecil daerah retina yang disebut fovea.

 Ganglion cells/ Neural pathway : 80% merupakan operasi dari saraf-saraf otak. Ganglion cells terdiri dari dua jenis ganglion cells, yaitu :

 Xcells yang terkonsentrasi di fovea dan bertanggung jawab terhadap proses awal pe-ngenalan pola, dan

 Y-cells yang tersebar di retina dan bertanggung jawab pada proses awal pengenalan gerakan.

(6)

mendeteksi warna. Rod berfungsi baik pada malam hari tetapi cenderung akan menjadi jenuh ketika menerima cahaya yang begitu terang. Rod bisa menerima cahaya yang masuk sekitar 120 juta cahaya per mata. Cone adalah suatu sel yang berfungsi untuk mendeteksi warna dari cahaya yang masuk ke mata. Cone bisa mendeteksi warna merah, hijau, biru dan kuning. Setiap warna yang masuk bisa dipisahkan menjadi berbagai warna secara rinci. Cone bisa mendeteksi warna yang masuk sekitar 6 juta per mata.

Penglihatan manusia merupakan hal yang kompleks dengan batasan fisik dan persepsi dan menjadi sumber utama informasi. Kita dapat membagi penglihatan menjadi dua tahap, penerimaan stimulus dari luar secara fisik, dn pemrosesan serta interpretasi stimulus tersebut. Kedua tahap tersebut harus dipahami, karena keduanya mempengaruhi bagaimana system computer akan dirancang. Pada satu sisi, karakteristik fisik mata dan sistem penglihatan memiliki keterbatasan beberapa hal yang tidak dapat dilihat oleh manusia, dilain pihak, kemampuan interprestasi oleh pemrosesan visual memungkinkan gambar atau citra dikonstruksikan dari informasi yang tidak lengkap.

Penglihatan manusia mempunyai keterbatasan, sedangkan sistem interpretasi (otak) bisa membuat suatu kesimpulan yang tidak lengkap. Oleh karena itu pemrogram harus memahami kedua sistem itu agar dapat menciptakan suatu interface yang sempurna sehingga terjadi interaksi yang baik antara user dengan komputer. Cahaya yang masuk ke mata melalui lensa akan difokuskan ke retina. Retina adalah lapisan sel yang peka cahaya, terdiri dari rod dan cone. Setelah sampai ke retina, sinyal diteruskan ke fovea yang ada di sepanjang retina dan kemudian dikirimkan ke kepala melalui syaraf otak yang berhuungan dengan mata lewat optic nerve.

KONSEP PENERIMAAN RANGSANGAN FISIK

(7)

2. Merefleksikan obyek 3. Fokusing gambar

4. Terang gelap cahaya dan pewarnaan 5. Ganglion cell mendeteksi pola dan gerakan

Interpretasi Sinyal

Interpretasi sinyal meliputi:

1. Ukuran dan kedalaman

– Sudut pandangan manusia mengindikasikan seberapa banyak area dari objek yang tertangkap (berhubungan dengan ukuran dan jaraknya dari mata).

– Ketajaman pandangan : kemampuan untuk mempersepsikan detail yang sangat baik dengan keterbatasan pandangan yang dilakukan mata untuk memberi gambaran dari objek yang dipandang tersebut dengan jelas dan detail, sehingga otak bisa memproses sinyal yang masuk dan menghasilkan output dari sinyal tersebut.

2. Kecemerlangan cahaya (brightness)

- Ketajaman pandangan juga dipengaruhi oleh kecemerlangan cahaya dan kejelasan objek (luminance).

- Semakin besarnya kejelasan suatu objek (luminance) sebagaimana halnya kekeruhan pandangan dengan banyaknya kedipan (flicker) yang terjadi.

3. Warna

Warna terbentuk dari :

(8)

b) Intensity (intensitas), kecerahan dari suatu warna. Contoh : fitur “color balance” utk mengatur intensitas warna.

c) Saturation (kejenuhan/jumlah putih pada warna). Semakin sedikit unsur putih dari warna, semakin gelap arna tersebut. Semakin banyak unsur putih, warna akan semakin jenuh.

Aspek-aspek Pemakaian Warna

Aspek Psikologis

- Hindari warna tajam secara simultan, membuat mata menjadi lelah.

- Hindari warna biru murni utk penggunaan teks, garis tipis dan bentuk yang sangat kecil. (ketajaman pandangan untuk warna biru paling rendah)..

- Hindari warna yang berdekatan (yang hanya berbeda dalam warna biru presentase biru saja yang akan terlihat).

- Perlu pengaturan pencahayaan dalam ruangan karena warna akan berubah ketika cahaya berubah.

- Hindari penempatan warna merah dan hijau secara berseberangan untuk tampilan yang berskala besar, lebih baik pakai warna biru dan kuning.

Aspek Perseptual

– Tidak semua warna mudah dibaca, umumnya warna background adalah warna yang cenderung lebih gelap, pilih warna yang sesuai untuk menampilkan informasi.

Aspek Kognitif

– Jangan gunakan warna yang berlebihan

(9)

– Urutan warna sesuai dengan posisi spektralnya

– Kecerahan dan saturasi akan lebih menarik perhatian

– Waspada terhadap manipulasi warna yang tidak linear pada layar tampilan dan bentuk cetakan.

4. Sistem visual/Proses

Sudut visual menentukan ketajaman sinyal yang masuk ke dalam mata sehingga akan mempengaruhi otak dari apa yang dilihat.Sudut visual dibentuk ketika mata bergerak ke kiri terjauh dan ke kanan terjauh, yaitu dibagi menjadi 4 sudut :

- Sudut pertama : dimana kedua mata mampu melihat sebuah objek dalam kondisi yang sama (penglihatan Binokuler).

- Sudut kedua : dimana tempat terjauh yang dapat dilihat oleh mata kiri saat mata kiri bergerak ke sudut paling kiri (penglihatan Monokuler kiri).

- Sudut ketiga : dimana tempat terjauh yang dapat dilihat oleh mata kanan saat mata kanan bergerak ke sudut paling kanan (penglihatan Monokuler kanan).

- Sudut keempat : tempat buta (tempat yg sama sekali tidak bisa dilihat oleh mata). Perbedaan penglihatan manusia antara siang dan malam memiliki sudut yang berbeda. Pada siang hari mata bisa melihat sejauh jarak pandang sedangkan pada malam hari, penglihatan lebih terbatas.

B. TELINGA MENDENGAR

(10)

mengumpulkan informasi mengenai lingkungan sekitar. Jika kita menutup mata sejenak dan memfokuskan pada kerja indera pendengaran, kita dapat mendengar obyek apa saja yang ada di sekitar kita dari suaranya. Dan dari suaranya pula kita dapat memperkirakan ke mana obyek tersebut akan berpindah dan berapa jaraknya dari kita. Pendengaran dapat merespon otak kita. Coba tutup mata, apa yang bisa didengar?. Otak bisa mengidentifikasi suara tersebut seperti asal suara, arah datang, nada dan maksud dari suara itu. Oleh karena itu suara dianggap sebagai pandangan kedua (secondary vision).

Telinga manusia diawali dengan adanya getaran di udara atau dikenal sebagai gelombang suara. Telinga menerima gelombang suara dan mentransmisikannya ke sistem syaraf auditory melalui berbagai tahap. Tahap ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1. Telinga bagian luar (outer ear): telinga bagian luar ini berfungsi untuk melindungi telinga bagian dalam yang sensitive terhadap kerusakan, kotoran, dan mempertahankan suhu yang konstan. Selain itu juga befungsi untuk menguatkan suara atau memperkuat gelombang suara (amplify) dari beberapa jenis suara. Telinga bagian luar terdiri dari dua bagian, yaitu:

- Pinna yang melekat pada bagian yang melekat pada kepala

(11)

2. Telinga bagian tengah (middle ear): telinga bagian tengah merupakan lubang kecil yang terdiri dari tulang-tulang terkecil dalam tubuh manusia yang disebut ossicles. Gelombang suara dilewatkan melalui auditory canal dan menggetarkan gendang telinga, kemudian pada akhirnya ke ossicles yang kemudian melewatkan getaran tersebut ke cochlea dan telinga bagian dalam. Fungsi telinga bagian tengah adalah mentransmisikan gelombang suara dengan gendang telinga (ear drum) dalam bentuk getaran, kemudian melewati telinga bagian dalam melalui malleus, incus dan stapes (stirrup). Telinga bagian dalam terhubung dengan:

- Telinga bagian luar oleh sebuah gendang telinga yang disebut membrane tympanic

- Telinga bagian dalam oleh cochlea.

3. Telinga bagian dalam (inner ear): merupakan transmitter kimiawi. Bergetarnya stapes menyebabkan gelombang tekanan dan cochlea yang menyediakan cairan mendeteksi adanya sinyal dan mengirim nya ke otak melalui syaraf pendengaran (auditory nerve). Pada telinga bagian dalam ini terdapat liquid—filled cochlea yang memiliki sel-sel rambut halus yang disebut dengan cilia. Cilia berfungsi untuk merespon getaran dari telinga bagian tengah dan mentransmisikan reaksi kimia ke syaraf auditory (pendengaran).

C. PERABA (HAPTIC)

Peraba memungkinkan kita memperoleh informasi mengenai lingkungan sekitar kita. Dari perabaan, kita dapat mengetahui : apakah sesuatu itu panas atau dingin. Kita juga memperoleh umpan balik dari perabaan pada saat akan mengangkat / menyentuh suatu benda. Dari umpan balik tersebut, kita dapat menentukan kecepatan, tekanan dan akurasi gerakan perabaan (saluran output).

(12)

menerima rangsangan (stimuli) melalu kulit. Kulit memiliki tiga jenis sensor penerima (sensory receptor), yaitu:

• Thermoreceptors : panas dan dingin

• Nociceptors : pada tekanan yang intens, rasa sakit

• Mechanoreceptors : tekanan (beberapa tekanan seketika / segera, beberapa tekanan yang terus menerus)

2.2. Saluran Output Pada Manusia

Saluran output pada manusia, antara lain : - Mata

- Suara

- Jari-jari dan tangan

A. MATA

KONSEP PEMROSESAN DAN PENTERJEMAHAN RANGSANGAN VISUAL:

1. Manusia dapat melihat obyek secara koheren,

(13)

3. Mengenali perbedaan warna.

Pada bagian ini, pengenalan visual manusia terhadap obyek dapat dikelompokkan menjadi pengenalan terhadap ukuran dan tinggi, pencahayaan (brightness) dan warna.

PENGENALAN UKURAN (Size) DAN TINGGI (Depth)

Persepsi manusia terhadap obyek (misalnya 1 almari) akan tetap walaupun : - jarak antara mata dengan obyek berubah.

- sudut pandang obyek tersebut berubah

Hal ini disebut hukum konsistensi ukuran (Law of size constancy) dan menunjukkan bahwa per-sepsi manusia tidak hanya bergantung pada ukuran tetapi juga pada ketinggian (depth). Pengenalan terhadap obyek bergantung kepada visual angle: (berkaitan dengan ukuran dan jarak) dan Visual acuity (berkaitan dengan detail obyek). Kelebihan kemampuan sistem visual manusia dalam mengenali obyek adalah:

- Mampu mengidentifikasi obyek yang sama (dua almari yang sama) walaupun ukurannya berbeda

- Mampu memperkirakan jarak obyek (1 almari) berdasarkan informasi ukuran

Visual Angle

(14)

- Jika dua obyek terletak pada jarak yang sama, obyek yang lebih besar akan memiliki sudut pandang yang lebih besar.

- Jika dua obyek berukuran sama terletak pada jarak yang berbeda, maka obyek terjauh akan memiliki sudut pandang terkecil.

Kesimpulannya :

Ukuran suatu obyek ditentukan oleh sudut pandang (visual angle), dimana visual angle dipengaruhi oleh ukuran obyek dan jaraknya terhadap mata. Jika sudut pandang suatu obyek terlalu kecil, maka obyek tersebut tidak dapat dilihat oleh manusia.

Visual acuity

Ketajaman penglihatan (visual acuity) adalah sudut penglihatan minimum ketika mata masih dapat melihat obyek secara detil.

PENGENALAN CAHAYA

Obyek dapat menghasilkan cahaya atau memantulkan cahaya. Besarnya intensitas cahaya yang dipantulkan atau dihasilkan oleh permukaan obyek disebut Luminance. Satuan luminans adalah satuan lilin/meter persegi.

- Luminance: 10-6~107 mL - Absolute threshold: 10-6 mL - Comfortable reading: 1~100 mL - Colorless vision 10-6 ~ 10-1 mL - Color vision 1 ~ 107 mL

(15)

Hubungan mata (visual acuity) dengan luminans dan flicker

Visual acuity meningkat dengnan meningkatnya luminans dan flicker. Semakin besar luminans, maka diameter anak-mata (pupil) akan semakin mengecil, sehingga intensitas cahaya yang diterima retina tidak terlalu besar, dan akan meningkatkan kedalaman fokusnya (deep of field). Tetapi semakin besar luminans, semakin besar pula flickernya. Untunglah mata dapat menangkap kesan sinar yang dihidup-matikan silih berganti secara cepat (flicker) pada waktu yang cukup lama.

Hal yang sama terjadi pada kamera saat kita mengatur diafragma pada lensa, semakin kecil diafragma, maka besar intensitas cahaya yang masuk akan semakin kecil juga, namun kedalamannya (deep of field) semakin besar.

Kontras adalah hubungan antara intensitas cahaya yang dikeluarkan atau dipantulkan oleh suatu obyek dengan intensitas cahaya dari latarbelakang (background) obyek tersebut. Secara matematis, hubungannya adalah sebagai berikut : Kontras = (selisih luminans obyek dengan luminans background) dibagi luminans background. Semakin besar luminans background, maka semakin kecil kontrasnya.

PENGENALAN WARNA

Mata dapat mengenali warna karena cones pada retina bersifat sensitif terhadap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Fovea pada retina memiliki vision yang terbaik terhadap warna dan buruk pada bagian retina yang didominasi rods.

- Hanya 3 – 4 % fovea terdiri atas cones yang sensitif terhadap warna biru sehingga acuity terhadap warna tersebut rendah. Atau boleh dikatakan acuity terhadap warna bitu adalah paling rendah.

- Fakta bahwa 1 % dari wanita dan 8 % dari pria menderita kelainan buta warna (colour blindness) yang umumnya tidak dapat membedakan warna hijau dengan Merah.

Warna memiliki tiga komponen utama, yaitu hue, intensitas, dan saturation.

1. Hue : ditentukan oleh panjang gelombang spektrum cahaya. Kemampuan manusia rata-rata dapat mengenali +- 150 hue yang berbeda.

(16)

- Merah memiliki panjang gelombang yang besar.

2. Intensitas menunjukkan besar kecilnya brightness dari warna. 3. Saturation adalah jumlah / kadar putih (whiteness) dalam warna.

Seperti sudah kita ketahui pada bahasan sebelumnya, kemampuan interpretasi dan eksploitasi manusia mempengaruhi cara pengenalan sebuah obyek. Misalnya, jika kita ketahui bahwa sebuah obyek memiliki ukuran tertentu, maka kita akan mengenalinya dengan ukuran tersebut terlepas dari berapa jaraknya obyek tersebut dari kita. Pemrosesan visual juga memperhitungkan pergerakan obyek. Walaupun obyek pada retina bergerak, namun obyek yang kita lihat tetap stabil, demikian pula dengan warna dan cahaya obyek (brightness) tetap konstan meskipun terdapat perubahan pada luminance. Kemampuan interpretasi dan eksploitasi ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah ambiguitas. Ambiguitas pengenalan visual dapat dipecahkan berdasarkan kemampuan interpretasi dan eksploitasi (konteks) karena sistem pengenalan visual mampu mengkompensasi :

- Gerakan

- Perubahan luminansi

MEMBACA

Membaca merupakan suatu topik yang sangat kompleks. Dengan membaca akan timbul suatu persepsi untuk mengambil suatu kesimpulan. Membaca melibatkan mata yang berkedip-kedip (saccades) dan mata yang memandang terus atau terpaku pada suatu hal pada suau saat (fixation). Normalnya akan terjadi fixation 3 hingga 5 kali pada tiap baris yang dibaca dan pada umumnya manusia dewasa dapat membaca tulisan yang ditulis dengan bahasa ibunya 250 kata per menit. Pola atau jenis huruf, lingkungan dan latar belakang dari tulisan sangat menentukan proses membaca. Selain itu efek kontras negatif dan huruf yang lebih terang akan memperbaiki proses membaca pada layar monitor.

Persepsi dan pemrosesan teks merupakan hal khusus yang penting dalam merancang interface yang melibatkan display tekstual. Tahapan dalam proses membaca adalah:

(17)

2. Kata-kata tersebut di-dekoding menurut representasi bahasa yang bersangkutan. 3. Pemrosesan bahasa yang meliputi analisis sintkas dan semantic terhadap kalimat.

Pada saat membaca, mata bergerak terhadap teks yang dikenal sebagai regression. Orang dewasa dapat membaca kurang lebih 250 kata permenit, dengan asumsi bahwa kata dibaca secara serial, karakter demi karaktre. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kata dapat dikenali secara cepat seperti halnya karakter tunggal dan kata yang sering ditemui (familiar) dapat dikenali dari bentuk katanya. Hal ini berarti bahwa dengan mengubah bentuk kata misalnya dengan mengganti huruf pertama kata dengan huruf besar akan mengurangi ketepatan atau akuransi dan kecepatan membaca.

KONSEP PEMROSESAN DAN PENTERJEMAHAN RANSANGAN

Tujuan dari pemrosesan rangsangan visual adalah agar: 1. Manusia dapat melihat obyek secara koheren.

2. Mengenali benda yang terletak pada jarak yang berbeda. 3. Mengenali perbedaan warna.

B. SUARA

KONSEP PEMROSESAN SUARA

Kualitas suara tergantung dari :

- Attack (pembangkit suara.

- Sustain (penopang suara.

- Decay (pengurangan suara)

(18)

1. Pitch yang merupakan frekuensi suara. Frekuensi suara yang tinggi menghasilkan high pitch dan sebaliknya. Manusia kurang sensitif dalam membedakan frekuensi tinggi dibandingkan dengan membandingkan frekuensin rendah.

2. Loudness merupakan amplitude suara. Amplitude suara berubah secara proporsional namun frekuensi tetap konstan.

3. Timbre yang berkaitan dengan tipe atau jenis suara. Suara mungkin saja memiliki pitch dan loudness yang sama, namun jika oleh instrument yang berbeda maka akan memberikan timbre yang berbeda.

Telinga manusia dapat mendengar frekuensi 20 Hz hingga 20KHz. Sistem auditory melakukan filtering suara yang diterima, yang memungkinkan kita mengabaikan suara background dan berkonsentrasi pada informasi yang penting. Namun jika suara terlalu keras atau frekuensinya hamper sama, kita juga akan mengalami kesulitan mengidentifikasi sumber suara. Telinga manusia dapat mendengar suara dengan amplitude 30-100 dB dan timbre dari berbagai macam instrument. Telinga juga mampu membedakan sumber suata yang terpisah sebesar 5 derajat.

C. JARI-JARI DAN TANGAN

Kinaesthesia juga merupakan persepsi haptik yang bisa merasakan apa-apa yang disentuh. Sentuhan memberikan umpan balik atas lingkungan dan juga indra kunci bagi mereka yang mempunyai kekurangan pada penglihatan. Sentuhan merupakan suatu stimulus yang diterima melalui kulit, seperti :

1. Thermoreceptors, berupa panas dan dingin (suhu)

2. Nociceptors, berupa tekanan terus-menerus, panas dan rasa sakit 3. Mechanoreceptors berupa rasa tekanan.

(19)

kecepatan 150 ms sedangkan untuk visual berkisar 200 ms. Hukum Fitt’s merumuskan waktu yang dibutuhkan untuk menekan atau menyentuh target dilayar sebagai berikut :

MT = a + b log2(D/S +1)

Dimana :

 MT = waktu gerak

 A dan b = konstanta empiris yang telah ditentukan

 D = Jarak

 S= Ukuran

A. Waktu reaksi bergantung pada penerimaan stimulus (rangsangan)

Seseorang dapat berekasi terhadap:

- Sinyal auditory dalam 150ms

- 200ms terhadap sinyal visual

- 700ms terhadapp rasa sakit.

Kombinasi sinyal yang diterima dapat mempercepat rekasi. Factor seperti latihan akan mengurangi waktu reaksi, dan sebaliknya kelelahan dapat memperlambatnya.

(20)

Selain indera manusia, aksi yang sederhana menekan tombol melibatkan sejumlah tahapan pemrosesan, yang dimulai dari stimulus yang diterima melalui sensor receptor, ditransmisikan ke otak untuk diproses sehingga meghasilkan respon yang sesuai berupa sinyal yang kemudian diteruskan ke otot alat gerak.

Setiap tahapan tersebut memakan waktu yang berbeda-beda, yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu waktu reaks (reaction time) dan waktu pergerakkan (movement time). Waktu reaksi bergantung pada penerimaan stimulus (rangsangan). Selain kecepatan yang tergambar dalam waktu reaksi dan pergerakkan, alat-alat lain yang digunakan untuk pengukur gerakkan adalah akurasi. Untuk kepala dan mata, terdapat 2 cara perekaman pada mata dan kepala untuk dikonversikan ke dalam input data, yaitu :

- Metode pertama :

Electrophysiological : perekaman dilakukan dengan pergerakan yang dilakukan oleh otot-otot yang mengontrol mata.

- Metode kedua :

(21)

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

1. Saluran input output manusia dalam hubungan interaksi manusia dan computer meliput: a) Saluran Visual (Mata)

b) Saluran Auditory (Telinga) c) Saluran Haptic (Peraba) d) Gerakan (Movement)

2. Saluran visual atau mata berfungsi sebagai input dan ouput. Fungsi input ketika mata digunakan untuk menerima ransangan berupa cahaya yang diterima oleh organ atau bagian-bagian dari mata seperti retina , kornea, pupil, lensa dan lain sebagainya.

3. Saluran visual atau mata berfungsi sebagai output ketika digunakan untuk memproses visual atau penglihatan seperti ketika membaca.

4. Saluran auditory berfungsi sebagai input ketika terdapat rangsangan yang diterima oleh bagian-bagian dari telinga seperti telinga bagian luar, tengah dan dalam.

5. Saluran auditory berfungsi sebaga output ketika digunakan untuk memproses ransangan suara yang telah diterima sehingga mengetahui apa yang berhasil didengar atau ditangkap oleh telinga.

6. Saluran haptic berfungsi sebagai input ketika bagian-bagian kulit menerima ransangan (sensor reseptor menerima ransangan berupa panas, dingin, sakit, dan lain sebagainya). 7. Gerakan atau meovement berfungsi sebagai output ketika bagian-bagian sensior

reseptor menerima ransangan aka nada gerak reaksi dan akurasi sehingga terjadi umpan balik dari ransangan yang berhasil dirasakan.

8. Gerakan atau movement bergantung pada waktu reaksi reseptor menerima ransangan dan waktu berdasarkan karakteristik fisik.

DAFTAR RUJUKAN :

Saluran Input dan Output Manusia. 2011. (online).

(22)

Nurul, Ijtihad. Interaksi Manusia dan Komputer. 2014. (online).

https://nurulijtihad.wordpress.com/2014/08/03/interaksi-manusia-dan-komputer/. Diakses pada tanggal 4 Februari 2016 12.52 WIB.

Jalur Input Output. 2014. (online). http://gambaranisihatiku.blogspot.co.id/2014/12/jalur-input-output.html. Diakses pada tanggal 4 Februari 12.52 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga jenis makanan tradisional tersebut memiliki bahan baku yang sebagian besar berupa tumbuhan, dengan jenis dan bagian tubuh tumbuhan cukup relevan dan potensial sebagai

$ILILIN DANRAMIL $ILILIN $AMAT $IHAMPELAS $AMAT SINDANGKERTA KAP%LSEK SINDANGKERTA DANRAMIL SINDANGKERTA $AMAT $IP%NGK%R. $AMAT GUNUNGHALU

Berdasarkan filosopi penjualan tersebut, maka perusahaan baik prinsipal maupun distributor harus bisa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja selling-in

Dua tulang panjang dari tungkai bawah terhubung dengan bagian atas dari talus, dan dibentuk oleh sendi subtalar, sementara calcaneus yang merupakan tulang terbesar di

Penulis berupaya untuk menyusun karya ilmiah ini dengan mengerahkan seluruh kemampuan analisis terhadap berbagai aspek yang berkaitan Hal ini dikarenakan penulis dituntut

Pada penelitian ini penulis mencoba meneliti pengaruh volume perdagangan saham, kurs USD-Rp, dan indeks Hang Seng terhadap pergerakan IHSG, serta prediksi IHSG

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan kuasa- Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah Sistem Kontrol