DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT
Nama : Ardiana Hari Riyanti
NIM : 00.41010.0205
Program : S1 ( Strata Satu )
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
Halaman
ABSTRAKSI……… v
KATA PENGANTAR ……… vi
DAFTAR ISI………. viii
DAFTAR GAMBAR………... x
DAFTAR TABEL ……….. xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……….. 1
1.2Perumusan Masalah………. 2
1.3Pembatasan Masalah……… 2
1.4Tujuan……….. 3
1.5Sistematika Penulisan……….. 3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi………. 5
2.2 Sistem Informasi Dinas Kesehatan………. 6
2.3 Sistem Informasi Geografi……….. 6
2.4 Sistem Informasi Geografis Dalam Bidang Medis………. 10
2.5 Sistem Informasi Geografis Sebagai Basis Data……….... 12
2.6 Sistem Semut……….. 13
2.7 Sistem Semut Buatan……….. 18
2.8 Algoritma Koloni Semut………. 20
3.2 Analisa Permasalahan dan Pemecahan……… 23
3.3 Perancangan Sistem………. 28
3.4 Struktur File………. 35
3.5 Rancangan Input………. 41
3.6 Rancangan Output……….. 47
3.7 Rancangan Online……… 48
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem……… 52
4.2 Penggunaan Program Sistem Informasi Geografis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jember……….. 53
4.3 Pengujian Program……….. 63
4.4 Analisa Hasil………. 70
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 78
5.2 Saran……… 78
DAFTAR PUSTAKA………. 80
BIODATA PENULIS………. 81
LAMPIRAN……… 82
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Penggunaan sistem yang terkomputerisasi akan membantu instansi
dalam menjalankan proses bisnisnya. Penggunaan sistem terkomputerisasi pada
sebuah organisasi tidak hanya pada perkembangan dunia internet saja, melainkan
sudah mulai memanfaatkan salah satunya adalah aplikasi informasi yang berbasis
geografis seperti terdapat pada bidang transportasi dan perhubungan, bidang
kelautan, bidang militer, bidang lingkungan dan perencanaan kota serta dalam
bidang kesehatan.
Dalam lingkup bidang kesehatan, sistem informasi geografi
dimanfaatkan dalam proses pencarian dokter, dokter spesialis, baik pada rumah
sakit besar maupun pada tempat-tempat praktek, apotek, serta laboratorium umum
terdekat. Balai kesehatan, praktek dokter, apotik, dan laboratorium ini berada
dalam naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Semakin banyaknya balai
kesehatan, apotik, dan laboratorium pendukung yang ada, membuat pihak Dinas
Kesehatan kesulitan dalam melakukan pemantauan dan pengidentifikasian
terhadap balai kesehatan, apotik, laboratorium umum, dokter, serta tenaga medis
yang ada di Kabupaten Jember.
Untuk itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Jember membuat suatu sistem
informasi berbasis geografis yang memberikan kemudahan dalam pencarian dan
pengidentifikasian terhadap balai kesehatan yang ada dan sarana pendukungnya
seperti dokter spesialis dan bidan, pengidentifikasian terhadap apotik dan
laboratorium umum, serta pendataan praktek dokter baik yang dirumah sakit
maupun ditempat praktek agar dapat membantu meningkatkan pelayanan terhadap
masyarakat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana mengembangkan sistem informasi Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember yang berbasis geografis (GIS) dengan
menggunakan algoritma koloni semut ?”
1.3 Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam pembuatan aplikasi sistem informasi
ini adalah :
1. Sistem informasi geografis yang dibuat hanya terdapat pada lingkup daerah
kabupaten Jember.
2. Pengaksesan sistem informasi geografis ini terdiri dari dinas kesehatan
kabupaten Jember yang meliputi rumah sakit, puskesmas, tempat praktek
dokter, apotik, dan laboratorium umum yang berada dikawasan Kabupaten
Jember.
3. Sistem informasi yang diberikan tidak mempertimbangkan faktor internal
dalam pengambilan keputusan dari suatu instansi.
4. Proses pencarian hanya digunakan untuk mencari jalur terpendek.
6. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Arc View untuk membuat data
geografis, SQL Server 7.0 sebagai database, Macromedia Dreamweaver MX
untuk membuat desain web dengan bahasa pemrograma ASP-VBScript,
Visual Basic untuk pengolahan peta, dan map object untuk mengubungkan
Visual Basic dengan Arc View dan sekaligus untuk menampilkan pada web.
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah mengembangkan sistem informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
berbasis geografis (GIS) dengan menggunakan algoritma koloni semut.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang laporan Tugas Akhir
ini, penyusun membuat sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang permasalahan, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan, sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem
Informasi Geografi, Sistem Manajemen Basis Data.
BAB III METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dalam
merancang dan membangun Sistem Informasi Geografi ini.
dokter spesialis yang meliputi pembuatan Data Flow Diagram
(DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur database dan
desain input-output.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab ini memberikan gambaran berupa input dan output yang akan
digunakan pada sistem dan pengendalian proyek.
BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan pembahasan permasalahan yang telah
2.1 Sistem Informasi
Sistem merupakan kumpulan 2 atau lebih bagian atau komponen yang
saling terkait, berhubungan dan berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Pada sistematikanya, sistem informasi melakukan 3
kegiatan dasar, yaitu : input data, pemrosesan data, dan menyediakan output.
Informasi adalah kumpulan dari beberapa data ( data yang tidak
memiliki arti ) yang telah diolah sehingga memiliki arti yang lebih mudah
dimengerti dan lebih bermanfaat bagi penggunanya. Informasi merupakan
sumber kehidupan suatu organsasi. Setiap informasi mempunyai kualitas
(Quantity of Information) dan untuk menentukan bahwa informasi tersebut
berkualitas, bergantung pada 3 hal utama yaitu : keakuratan data yang diperoleh,
ketepatan datangnya suatu informasi, dan adanya manfaat dari informasi tersebut
bagi penggunanya.
Manajemen mempunyai pengertian mengelola, mengendalikan,
mengatur dan mengoptimalkan suatu sumber daya. Jadi sistem informasi
digunakan untuk mengolah, mengatur, mengendalikan sumber daya (informasi)
sehingga sumber daya tersebut dapat bermanfaat bagi penggunanya.
Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang melakukan
fungsi-fungsi untuk untuk menyediakan semua informasi yang mempengaruhi
semua operasi. Sistem informasi manajemen tergantung dari besar kecilnya suatu
organisasi dan dapat terdiri dari beberapa sistem informasi.
2.2 Sistem Informasi Dinas Kesehatan
Sistem Informasi Dinas Kesehatan merupakan komponen sistem yang
meliputi apotik, laboratorium umum, dan rumah sakit. Dimana dalam suatu rumah
sakit terdapat komponen sistem yang terdiri dari pasien, dokter, dan perawat yang
saling berhubungan dan berinteraksi untuk mendukung berjalannya kegiatan
manajemen rumah sakit dan pengambilan keputusan mengenai informasi yang
dibutuhkan oleh semua komponen rumah sakit maupun masyarakat.
2.3 Sistem Informasi Geografi
Otomatisasi Sistem Informasi Geografis dikembangkan pertama kali
oleh Canadian. Sistem Informasi Geografis didefinisikan sebagai sistem yang
diimplementasikan dengan hardware dan software untuk menyusun, menyimpan,
memperbarui / merubah data, memanipulasi, mengolah, menganalisa dan
mengkombinasikan data biasa dengan data geografi untuk menghasilkan
informasi berkualitas yang berbasis geografi.
Saat ini, perkembangan teknologi digital sangat besar perannya pada
perkembangan penggunaan Sistem Informasi Geografi dalam berbagai bidang.
Hal ini dikarenakan teknologi Sistem Informasi Geografi banyak mendasarkan
pada teknologi digital ini sebagai alat analisis.
Gis
User
Gambar 2.1 Gambaran Sistem Informasi Geografis
Software tool Database
Real Word
Dalam Sistem Informasi Geografis, dunia nyata (Real word) dijelaskan
dengan menggunakan peta digital (data geografi), yang menjelaskan lokasi suatu
tempat dan data attribut ini berupa sebuah table. Kedua tipe data yang berbeda
yaitu data geografi dan data attribute yang berbeda disimpan dalam suatu
database. Dengan cara tradisional, data geografi ditampilkan dari peta dengan
menggunakan simbol, garis dan warna. Banyak peta mempunyai legend yang
berisi dan menjelaskan elemen-elemen data geometrik, misalnya : garis hitam
tebal untuk jalan besar, garis hitam tipis untuk jalan kecil, dan masih banyak lagi
yang lainnya. Peta dapat menampilkan dan menyimpan data geografi dengan
efektif, tetapi peta juga mempunyai keterbatasan, yaitu : informasi yang disimpan
banyak yang ditampilkan didalam peta dan biasanya untuk keperluan tertentu.
Perubahan pada peta jarang sekali terjadi karena hampir selalu berbeda diantara
kebutuhan pemakai yang banyak. Sedangkan user, dalam melakukan analisanya
terhadap informasi geografis yang ada juga membutuhkan perangkat keras
komputer dan perangkat lunak pendukung.
Sistem Informasi Geografis bekerja dengan menggunakan referesi data
dengan bentuk geografi. Bentuk data yang digunakan dalam Sistem Informasi
Geografis adalah bentuk data spasial. Data spasial berupa layer yang dapat
disusun menjadi satu kesatuan.
Data spasial terdiri dari :
1. Peta
Spasial data menyimpan data dalam bentuk gambar secara fisik,
(tidak mempunyai linier), garis (tidak memiliki dimensi), area/polygons (bersifat 2
dimensidan dibatasi oleh garis yang mengelilingi area tersebut).
2. Data Vektor
Posisi dari peta yang terdiri dari X, Y, Z. Format vektor berbentuk garis
yang dapat menggambarkan lokasi dan batas wilayah secara tepat.
3. Data Raster
Merupakan gambar peta secara general seperti pixel yang disimpan
dalam matrix grid. Data ini dapat menjelaskan lebih detail dari data vektor setelah
semua pixel disimpan dalam matrik grid.
Sistem Informasi Geografis biasanya digunakan untuk masalah dalam
skala daerah yang luas, dan banyak diaplikasikan oleh semua bidang kegiatan
usaha dengan permasalahan yang luas.
Data geografi dapat disimpan dalam format vektor dan raster.
Menggunakan format vektor 2 dimensi, data dapat disimpan dalam koordinat
(x,y). Oleh karena itu Sistem Informasi Geografis dapat :
1. Menerima gambar geografi yang dimasukkan dengan scanner dan digital maps
image.
2. Dapat melakukan manipulasi data geografi untuk tujuan berbeda.
3. Dapat memasukkan data base manajer terutama relational data base
manajemen sistem.
Beberapa software yang dapat digunakan dalam sistem informasi geografis ini
meliputi :
1. Arc View
Arc View merupakan salah satu software pengolah data-data spasial
yang cukup handal. Dengan didukung oleh berbagai kemampuannya, arc view
mampu menangani berbagai perolehan, pengolahan hingga penyajian informasi
data.
2. Arc Info
Arc Info merupakan salah satu software yang digunakan untuk
mengoptimalisasi, menganalisa dan menampilkan data geografi.
3. JShape
JShape merupakan komponen software berbasis java yang memberikan
izin untuk menambah pemetaan dalam aplikasi yang dibuat khususnya yang
berbasis web.
Pengolahan data spasial merupakan hal yang penting dalam pengelolaan
lingkungan. Pengelolaan yang tidak benar dapat menimbulkan berbagai dampak
yang merugikan. Bencana dalam skala besar dan kecil merupakan contoh dari
sistem pengelolaan data spasial yang tidak terencana dan terorganisir dengan baik.
Pengelolaan lahan selalu memanfaatkan berbagai data, baik data spasial terestris
maupun data penginderaan jauh.
Pengolahan data spasial banyak memanfaatkan berbagai tekhnologi baik
dalam penyediaan, penyimpanan, pengolahan, atau penyajian data. Pemanfaatan
pengolahan itu sendiri. Tekhnologi yang banyak digunakan dalam hal ini adalah
tekhnologi yang terkait dengn sistem informasi geografis.
2.4 Sistem Informasi Geografi Dalam Bidang Medis
Kemajuan tekhnologi yang ada sekarang ini telah dimanfaatkan oleh
Sistem Informasi Geografi untuk bergerak dalam bidang medis. Kehandalan
sistem informasi geografi salah satunya digunakan dalam melakukan visualisasi
dan analisis pada data epidemologi, dan selanjutnya dimanfaatkan oleh para
administrator untuk melakukan proses perencanaan, analisis, monitoring dan
manajemen terhadap kesehatan. Pada suatu literature yang diterbitkan oleh
Dr.C.P Johnson dan Dr. Jasmine, dijelaskan bahwa SIG sangat berperan terhadap
proses analisis data epidemologi. Beberapa informasi jika digambarkan secara
bersamaan dapat membentuk suatu alat manajemen monitoring kesehatan dan
juga program yang digunakan untuk mengawasi kesehatan manusia secara
menyeluruh. Software gabungan dari SIG dengan bidang medis ini, menurut
GeoHealth, dapat membantu memvisualisasikan data pada kliniknya. Informasi
kesehatan sangat berhubungan dengan representasi grafik dari tubuh manusia dan
untuk mengetahui letak (secara geografis) penyakit yang sedang diderita
(Dr.C.P.Johnson & Dr.Jasmine, 2001).
Yang disebut sebagai manajemen data dalam hal ini adalah SIG dapat
digunakan untuk menggambarkan, menyimpan dan memegang kendali secara
geografis, kemampuan SIG melakukan eliminasi terhadap duplikasi data, serta
penggunaan lahan dari satelit. Dalam bidang kesehatan bisa dicontohkan dalam
pemantauan proses operasi pada tubuh manusia secara terkomputerisasi.
SIG dapat melakukan visualisasi terhadap informasi maksudnya SIG
mampu melakukan generate terhadap suatu peta thematic, melakukan pewarnaan
terhadap simbol untuk menentukan dan membedakan vector suatu object (Gatis
and Ord, 1998). Dalam bidang kesehatan dapat dicontohkan pada adanya survey
yang dilakukan di India pada penderita penyakit malaria, dimana SIG berperan
dalam melakukan pencarian lokasi penyebaran penyakit tersebut. Kesimpulannya:
dengan SIG, pengguna dapat memvisualisasi dan menganalisa suatu area studi
berdasarkan lokasi unsur geografis tertentu (Vinogradov et al, 2000 ).
Dalam bidang kesehatan, kemampuan SIG dapat juga dikenali dari
fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis
fungsi analisis yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis attribut (basis data
attribut). Sebagai contoh adalah proses pengklasifikasian terhadap suatu penyakit.
Beberapa aplikasi bidang medis dengan SIG :
a. Pencarian secara geografis pendistribusian obat-obatan.
b. Peramalan (forecast) terhadap musim penyakit.
c. Pencarian lokasi rumah sakit terdekat.
d. Penginformasian kesehatan yang digambarkan secara geografis pada suatu
2.5 Sistem Informasi Geografi Sebagai Basis Data
SIG dimulai dengan penggunaan tools yang sangat terbatas baik jumlah
maupun kemampuannya. Tetapi saat ini SIG dikembangkan dengan menggunakan
sistem manajemen basis data yang telah lahir sebelumnya. Hal mengenai sedikit
kemudahan didalam pengembangan SIG dengan DBMS ini dapat dijelaskan
dengan beberapa fakta bahwa biaya DBMS yang telah hadir dipasaran telah
mendominasi biaya keseluruhan perangkat lunak sistem (termasuk SIG) dan
banyaknya sistem penanganan yang dilakukan oleh DBMS untuk menangani
fungsi-fungsi dan prosedur yang sangat diperlukan SIG. Beberapa DBMS
menggunakan beberapa asumsi mengenai data-data yang ditanganinya. Untuk
mengefektifkan penggunaan DBMS, maka asumsi ini haru dipenuhi. Beberapa
tipe DBMS lebih sesuai untuk SIG daripada tipe-tipe yang lain karena DBMS
memiliki asumsi yang sesuai untuk data spasial SIG yang bersangkutan. Pada
umumnya, terdapat dua pendekatan untuk menggunakan DBMS didalam SIG.
Yang pertama adalah pendekatan solusi DBMS total. Pada pendekatan
ini, semua data spasial dan non spasial diakses melalui DBMS sehingga data-data
tersebut harus memenuhi asumsi-asumsi yang telah ditentukan oleh perancang
DBMS-nya.
Yang kedua adalah pendekatan solusi kombinasi. Pada pendekatan ini,
beberapa data diakses melalui DBMS karena data-data tersebut telah sesuai
dengan modelnya. Sistem seperti ini biasanya mengadopsi 2 sistem basis data,
yang pertama untuk data spasial yang dikelola oleh sistem basis data yang secara
data non spasial yang dikelola oleh sistem basis data yang khusus dirancang untuk
data non spasial (info pada Arc Info).
2.6 Sistem Semut
Optimasi koloni semut merupakan sistem cerdas yang diinspirasi oleh
perilaku semut dan koloninya, yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan optimasi diskrit (Marco Dorigo, 1996). Sistem ini pertama kali
diperkenalkan oleh Marco Darigo pada tahun 1992 yang kemudian dinamakan
dengan sistem semut. Sistem semut merupakan hasil dari penelitian dalam bidang
komputasi cerdas yang digunakan untuk mendekati permasalahan optimasi
kombinatorial, yang dalam hal ini digunakan dalam permasalahan pencarian rute
terpendek. Karakteristik utama dari model ini adalah :
a. Feedback Positive, yaitu menghitung penemuan solusi secara tepat dan
mudah.
b. Penghitungan alur yang terdistribusi.
c. Penggunaan konsep Greedy Heuristic, yang digunakan untuk membantu
menemukan solusi yang cocok dalam pengaturan sejak awal proses
pencarian.
Beberapa kelebihan dalam penggunaan algoritma heuristik dalam sistem adalah :
a. Serbaguna, yaitu dapat digunakan untuk versi serupa dari masalah yang
sama, sebagai contoh masalah penyebaran perjalanan salesman secara
b. Handal, dapat digunakan hanya dengan perubahan minimal untuk masalah
optimasi kombinatorial yang lain seperti Quadratic Assigment Problem
(QAP).
c. Pendekatan berdasarkan jumlah pertumbuhan, ini menarik karena
memperbolehkan eksploitasi sebuah mekanisme pencarian.
Sifat ini mengimbangi dengan fakta bahwa untuk beberapa aplikasi, sistem semut
dapat menjadi autoperformed khususnya pada algoritma.
Penelitian perilaku semut sesungguhnya sangat mengilhami kerja
manusia. Salah satu masalah yang diperlajari oleh ethologist adalah memahami
bagaimana binatang yang hampir buta seperti semut dapat mengatur jalur
terpendek dari sarang dan sumber makanan misalnya. Setelah melakukan
beberapa penelitian, ditemukanlah jawaban dari masalah tersebut yaitu adanya
jejak feromon dari perjalanan semut. Semut yang berjalan meninggalkan feromon
dalam jumlah yang berbeda ditanah dan kemudian jalur ditandai dengan substansi
ini. Sementara semut yang terisolasi bergerak secara random, semut yang
menemukan jejak feromon pada suatu persimpangan mempunyai probabilitas
yang sama dalam memilih jalur. Semut yang telah melewatinya akan
meninggalkan jejak feromon lagi. Sehigga muncul perilaku autocatalytic dimana
semut lebih banyak memilih mengikuti sebuah jalur dengan banyak feromon,
yang prosesnya kemudian digolongkan sebagai positive feedback loop dimana
probabilitas dengan jalur yang dipilih oleh semut meningkat dengan jumlah semut
yang sebelumnya telah memilih jalur yang sama.
Langkah secara umum tentang algoritma ini, digambarkan pada suatu
sarang (E), digambarkan pada sample a), dengan sedikit penghalang (obstacle)
yang memotong jalur perjalanan semut, yang digambarkan pada sample b). Pada
posisi B dimana semut berjalan dari A menuju E (atau pada posisi D dari arah
yang berlawanan ) mempunyai suatu percabangan arah untuk melewati jalur
kanan atau kiri, pada sample b). Jalan yang akan dipilih dipengaruhi oleh
intensitas feromon dari jejak semut yang telah mendahului. Level tertinggi dari
feromon berada pada jalur sebelah kanan yang memberikan stimulus yang kuat
untuk melewati jalur sebelah kanan. Saat pertama kali semut mencapai point B
(atau D) mempunyai kemungkinan yang sama untuk melangkah ke jalur kanan
atau kiri. Karena jalur BCD lebih dekat dari pada jalur BHD, maka semut akan
memilih jalur BCD sebagai alternatif jalan yang dilalui (Marco Dorigo, 1996).
Gambar 2.2 Alur Perjalanan Semut
Sesuai dengan proses yang ada, maka algoritma ini disebut sebagai algoritma ant
colony (algoritma koloni semut).
Jika diimplementasikan dengan penghitungan dan gambaran yang lebih
Gambar 2.3 Gambaran Sistem Koloni Semut
Penjelasan dari gambar diatas :
i. Penginisialisasian jarak pada graph.
ii. Saat t=0 tidak ada rintangan yang ada, kemudian setelah
terdapat rintangan, akan dipilih jalur kanan atau kiri yang akan ditempuh
dengan jumlah probabilitas semut sama.
iii. Saat t=1 semut sudah mulai banyak yang memilih jalur
yang terpendek.
Dari persoalan diatas dapat dijabarkan pada suatu perumusan dengan
menggunakan beberapa variable, seperti disebutkan dibawah ini :
dij
=
jarak path antara i sampai j dengan rumus pencarian :dij = [(Xi - Xj) 2
+ (Yi - Yj) 2
] 1/2
bi(t) (I-1,…,n) merupakan jumlah pengguna jalur pada tempat i, waktu ke t
merupakan rumus penghitungan total jumlah pengguna jalur.
rumus yang digunakan untuk menghitung intensitas gangguan :
keterangan :
ρ = koefisien evaporasi dari gangguan yang diilustrasikan dengan (1-ρ)
diantara t dan t+n.
keterangan :
= merupakan jumlah unit gangguan pada jalur (i,j)
t = waktu diantara t dan t + n
k = jumlah pengguna jalur yang melewati jalur yang berbeda
keterangan :
Q = constanta
Lk = panjang jalur yang ditempuh k-th pengguna jalur.
Rumus pendefinisian probabilitas dari path i ke j untuk k-th pengguna
keterangan : = visibilitas dari quantitas 1/dij
α , β = parameter rintangan.
2.7 Sistem Semut Buatan
Artificial Ant Colony System atau yang disebut sebagai sistem koloni
semut bantuan adalah sistem berbasis agen yang mensimulasikan tingkah laku asli
semut dan membangun mekanisme saling bekerja sama dan pembelajaran. Ant
Colony System pertama kali ditemukan oleh Dorigo (1996) sebagai pendekatan
baru untuk memecahkan masalah optimasi kombinatorial. Pendekatan baru ini
disebut sebagai Ant Colony Optimization (ACO). Ant Colony Optimization yang
dikenal handal dalam membantu memecahkan permasalahan kombinatorial, juga
disebut sebagai proses pendekatan berbasis populasi, yaitu mekanisme umpan
balik tambahan diantara para agen dalam hal ini semut.
Semut-semut buatan akan bertindak sebagai agen-agen yang menirukan
tingkah laku semut asli. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa sistem koloni
semut buatan punya beberapa perbedaan dengan sistem koloni semut asli :
1. Semut-semut buatan mempunyai ingatan
2. Semut-semut buatan tidak sepenuhnya buta
Sebaliknya sebuah sistem koloni semut buatan mempunyai beberapa
karakterisik yang dihadaptasi dari sistem koloni semut asli :
1. Semut-semut buatan mempunyai probabilitas acuan bagi setiap rule
dengan jumlah feromon yang lebih besar.
2. Rute yang lebih pendek cenderung mempunyai tingkat perkembangan
jumlah feromon yang lebih cepat.
3. Semut-semut menggunakan komunikasi secara tidak langsung melalui
jumlah feromon yang tertinggal disetiap rute.
Ide dasarnya adalah ketika 1 ekor semut harus memilih diantara dua atau
lebih rute, maka rute yang lebih sering dipilih oleh semut-semut lain sebelumnya
akan mempunyai probabilitas lebih besar untuk dipilih oleh semut tersebut,
sehingga jejak dengan jumlah feromon lebih besar sama artinya dengan rute yang
lebih pendek.
Pada intinya sebuah sistem koloni semut secara iterasi melakukan sebuah
perulangan yang berisi 2 prosedur dasar, antara lain :
1. Sebuah prosedur yang menentukan bagaimana semut-semut membangun
atau memodifikasi solusi dari permasalahan yang sedang dipecahkan.
2. Sebuah prosedur untuk memperbarui jumlah feromon.
Pembangunan solusi dikerjakan dengan cara probabilitas. Probabilitas
penambahan sebuah item pada solusi parsial saat ini dihitung dengan fungsi yang
bergantung pada problem dependent (η) dan jumlah feromon (τ) yang
ditinggalkan oleh semut-semut sebelumnya. Perubahan jumlah feromon
penurunan jumlah feromon dan pada kualitas dari solusi yang dihasilkan untuk
merealisasikan sebuah system koloni semut buatan haru ditetapkan sebagai
berikut (Bonabeau et al.,1999) :
1. Sebuah representasi yang tepat bagi permasalahan yang memungkinkan
semut-semut untuk membangun atau memodifikasi solusi kearah yang
lebih baik melalui penggunaan aturan probabilitas transisi berdasarkan
pada jumlah jejek feromon dan pada sebuah pendekatan local.
2. Sebuah fungsi pendekatan (η) yang mengukur kualitas daripada item yang
bias ditambahkan pada solusi parsial ini.
3. Sebuah metode yang memaksa pembangunan solusi yang benar yaitu
solusi yang sah dalam dunia nyata sesuai dengan permasalahan yang
ditetapkan.
4. Sebuah aturan untuk memperbarui jumlah feromon yang menentukan
bagaimana memodifikasi jejak feromon (τ).
Sebuah aturan probabilitas transisi berdasarkan pada nilai fungsi pendekatan (η)
dan pada isi dari jejak feromon (τ).
2.8 Algoritma Koloni Semut
Step 1 : Inisialisasi
Set t:=0 {t adalah time counter}
Set n:c=0 {NC adalah Cycles Counter}
Untuk setiap busur (i,j) set sebuah initial value τij =c untuk
intensitas jalur dan Δ τij = 0.
Step 2 : Set s:=1
For k :=1 to m do
Letakkan daerah awal dari semut ke-k dalam tabuk (S).
Step 3 : Repeat until tabu list penuh {langkah ini akan diulang (n-1)kali}
Set s:=s+1
For k :=1 to m do
Pilih kota j untuk bergerak, dengan probabilitas ρijk (t) diberikan
pada persamaan :
([τij (t) ]α ) . ([ηij]β)
ρijk (t) =
([τik (t) ]α ) . ([ηik]β)
{pada saat t semut ke k berada pada kota i = tabu k (s-1)}
pindahkan semut ke k kekota j
sisipkan kota j dalam tabu k (s).
Step 4 : for k:=1 to m do
Pindahkan semut ke k dari tabu k (n) ke tabu k (1).
Hitung jarak Lk dari tour yang dibuat oleh semut ke k.
Perbarui rute terpendek yang sudah ada untuk tiap busur (i,j).
For k:=1 to m do
Step 5: untuk setiap busur (i,j) hitung τij (t+n) sesuai dengan persamaan :
Set t:= t+n
Set NC :=NC+1
Untuk setiap busur (i,j) set Δ τij := 0
Step 6 : if (NC < NC max) and (not stagnation behavior) then
Kosongkan semua tabu list
Go to step 2
Else
Print rute terpendek
3.1 Sistem Perencanaan Pencarian Data Dinas Kesehatan
Perencanaan merupakan inti dari manajemen, karena perencanaan
membantu untuk mengurangi ketidakpastian di waktu yang akan datang.
Perencanaan terhadap pengembangan informasi untuk Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi adanya kesalahan terhadap data yang ada. Secara terperinci, sistem
ini terdiri dari beberapa kegiatan yang saling berhubungan, diantaranya :
1. Proses pencarian dokter umum dan tempat praktek.
2. Proses pencarian dokter spesialis didasarkan pada nama dokter, penyakit dan
tempat praktek.
3. Menunjukkan lokasi dan letak rumah sakit, apotik, laboratorium umum serta
balai kesehatan sesuai dengan yang dicari.
4. Menunjukkan lokasi dan letak rumah sakit sesuai dengan tenaga medis yang
dibutuhkan.
3.2 Analisa Permasalahan dan Pemecahan
Permasalahan yang muncul pertama adalah bagaimana mengembangkan
sistem informasi Dinas Kesehatan Kabupaten jember. Sistem informasi yang ada
sekarang ini hanya mencakup sedikit info mengenai instansi kesehatan. Sistem
informasi dinas kesehatan yang perlu dikembangkan mempunyai gambaran
seperti dibawah ini. Gambar 3.1 merupakan halaman pembuka dari situs dinas
kesehatan kabupaten jember. Situs ini berisi profile dinas kesehatan, visi dan misi,
daftar instansi kesehatan, dan info sehat.
Gambar 3.1 SI lama Dinas Kesehatan Kab.Jember
Gambar 3.1 yang merupakan layanan pembuka situs Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember yang berisi tujuan umum dan tujuan khusus dari Dinas
Kesehatan. Menu layanan selanjutnya adalah menu profile, yang berisi profile
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Menu layanan profile dapat dilihat pada
Gambar 3.2 Profile Dinas Kesehatan
Menu layanan selanjutnya adalah Visi dan Misi Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember, seperti pada Gambar 3.3.
Pada situs ini terdapat informasi mengenai data instansi yang terbatas
pada instansi rumah sakit yang berada didaerah Kabupaten Jember, seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.4.
Layanan informasi lainnya adalah info sehat yang berisi beberapa
informasi kesehatan mengenai penanggulangan, pengobatan dan pencegahan
terhadap suatu penyakit. Hal ini dapat membantu masyarakat dalam memahami
kondisi kesehatan yang ada. Layanan info sehat ini ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 SI lama Dinas Kesehatan Kab.Jember
Selain permasalahan diatas, proses yang belum ada pada situs lama
adalah pencarian data secara geografis dan pencarian data secara umum (text).
Misalnya saha, mencari rumah sakit terdekat yang mempunyai dokter spesialis
yang dibutuhkan. Permasalahan ini mencakup dua permasalahan yaitu pencarian
dokter spesialis dan rumah sakit terdekat. Selama ini fasilitas tersebut masih
belum disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Dari permasalahan
diatas akan dibahas bagaimana melakukan proses pencarian terhadap tenaga
posisi user berada. Untuk mempermudah melakukan proses pencarian, dibuat
suatu sistem informasi geografis pencarian tenaga medis terdekat dan juga
mencari lokasi rumah sakit dan apotik terdekat dengan menggunakan algoritma
koloni semut dengan harapan mampu membantu proses penanganan pencarian
tenaga medis dengan mudah, cepat dan akurat.
3.3 Perancangan Sistem
Perancangan diawali dengan pengidentifikasian permasalahan,
menganalisa masalah, serta menentukan tujuan dalam pengembangan sistem, akan
menghasilkan suatu rekomendasi keputusan terbaik dalam proses pencarian
tenaga medis ini.
Urutan perancangan sistem adalah sebagai berikut :
3.3.1 Data Flow Diagram
Merupakan alat analisa struktur, dimana pendekatan struktur ini
mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar (yang
disebut sebagai contex diagram) dan memecah menjadi bagian-bagian yang lebih
terperinci (yang disebut sebagai lower level).
A. Contex Diagram
Sistem Informasi Dinas Kesehatan mempunyai beberapa proses secara
umum. Dalam contex diagram dijelaskan bahwa didalamnya terdapat 1 proses
yaitu proses sistem informasi dinas kesehatan yang mempunyai beberapa external
entity yang berperan langsung dalam proses sistem informasi dinas kesehatan.
Kabupaten Jember dapat digambarkan dan dilihat pada contex diagram gambar
Data Instansi KesehatanData Apotik
Info Tenaga Medis Info Instansi Kesehatan
Info Apotik Info Lab Data Pencarian Tenaga Medis
Data Pencarian Instansi Kesehatan
Data Pencarian Lab
Gambar 3.6 Contex Diagram
B. DFD Level 0
Gambar 3.7 menggambarkan aliran data level 0 dari sistem informasi
Dinas Kesehatan, yang didalamnya terdapat 3 proses utama yaitu proses
maintenance data, proses pelayanan dan proses pembuatan laporan. Tenaga medis,
laboratorium umum, instansi kesehatan, dan apotik memberikan data identitas ijin
lengkap untuk diolah sehingga dapat memberikan informasi data lokasi pada
proses pelayanan, sedangkan dari data yang ada juga dapat digunakan dalam
Data Lokasi Apotik [Data Pencarian Tenaga Medis]
[Data Jalan]
[Data Tenaga Medis]
[Data Spesialisasi] [Data Instansi Kesehatan]
[Data Lab]
Gambar 3.7. DFD Level 0 Sistem Informasi Dinas Kesehatan
C. DFD Level 1 Proses Maintenance Data
DFD level 1 proses maintenance data menggambarkan aliran data dari
proses Maintenance Data, yang didalamnya terdapat 7 proses utama. Proses
tersebut meliputi proses input data apotik, proses input data obat, proses input data
lab, proses input data instansi kesehatan, proses pengolahan data fasilitas, proses
input data tenaga medis, dan proses pengolahan data spesialisasi. Dari
proses-proses tersebut dapat dihasilkan masing-masing data lokasi, yang kemudian
digunakan dalam proses pelayanan informasi geografi. Diagram proses
[Detail Instansi]
Baca Data Tenaga Medis Rekam Data Tenaga Medis [Data Tenaga Medis]
Proses Input Data Apotik
D. DFD Level 1 Proses Pelayanan
Gambar 3.9 menggambarkan aliran data proses pelayanan. Dalam proses
pelayanan, data yang diolah terdapat data yang bersifat geografis sehingga mampu
memberikan informasi secara jelas kepada pengguna mengenai lokasi data yang
diinginkan dalam lingkup bidang kesehatan. Selain itu pada proses pelayanan ini
juga terdapat proses informasi kesehatan dan juga proses pembuatan buku tamu.
Proses informasi kesehatan berisi berita seputar kesehatan baik penyakit maupun
yang bersifat umum. Sedangkan proses pembuatan buku tamu, berfungsi untuk
mendapatkan data user, saran dan pendapat tentang dinas kesehatan.
Baca Data User Rekam Data User
Data User
Rekam Info Kesehatan
Baca Data Info Kesehatan Info Kesehatan
Data Informasi Kesehatan [Data Lokasi Lab]
[Data Lokasi T ngMedis] [Data Lokasi Instansi]
[Info T enaga Medis] [Info RS]
[Info Lab] [Info Apotik]
[Data Pencarian RS] [Data Pencarian Lab] [Data Pencarian T enaga Medis] [Data Jalan]
E. DFD Level 1 Proses Pembuatan Laporan
Gambar 3.10 menggambarkan aliran data proses pembuatan laporan.
Didalamnya terdapat 2 proses yaitu proses membuat laporan pelayanan medis dan
proses membuat laporan perangkat medis. Laporan ini ditujukan kepada Kepala
Dinas Kesehatan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang
telah dilakukan.
Laporan Perangkat M edi s Laporan Pel ayanan Geografi s 1
Proses Pem buatan Laporan Pel ayanan
Geografi s
2
Proses Pem buatan Laporan Perangkat
Gambar 3.10. DFD Level 1 Proses Pembuatan Laporan
3.3.2 Entity Relationalship Diagram
ERD menggambarkan proses dan hubungan data yang digunakan dalam
sistem. ERD juga menunjukkan struktur keseluruhan kebutuhan data dari
pemakai. Dalam ERD data tersebut digambarkan dengan menggunakan simbol
entity. Dalam perancangan sistem ini penyusun membuat beberapa entity yang
saling terkait untuk menyediakan data yang dibutuhkan oleh sistem, diantaranya :
a. Entity Data Apotik, menyimpan seluruh data Apotik.
b. Entity Data Lab, menyimpan seluruh data Laboratorium umum.
d. Entity Data Area, menyimpan seluruh data area perkecamatan.
e. Entity Data Spesialisasi, menyimpan data spesialisasi terhadap penyakit.
f. Entity Data Tenaga Medis, menyimpan seluruh data Tenaga Medis.
g. Entity Data Instansi Kesehatan, menyimpan seluruh data dari instansi
kesehatan yang ada.
h. Entity Data Infobaru, menyimpan seluruh data informasi kesehatan.
i. Entity Data bukutamu, menyimpan seluruh data pengunjung site.
ERD Conceptual dapat dilihat pada gambar 3.11 sedangkan ERD Physical tiap
entity ditambahkan attribute tipe data yang digunakan oleh entity tersebut. Untuk
lebih jelasnya ERD Physical dapat dilihat pada gambar 3.12.
s pes iali sas i_tanaga_medi s
jalan_lab ins tansi _t enaga_medis
jalan_tenaga_medis jalan_apoti k
area_j al an
jalan_inst ans i_kes ehat an AREA
Dari ERD Conceptual ( gambar 3.11 ) dapat diperoleh ERD Physical yang dapat
dilihat pada gambar 3.12 dibawah ini :
KODE_SP = KODE_SP
ID_J ALAN = ID_JALAN ID_INST ANSI = ID_INST ANSI
ID_J ALAN = ID_JALAN ID_J ALAN = ID_JALAN
ID_AREA = I D_AREA
ID_J ALAN = ID_JALAN
AREA
Gambar 3.12. ERD Physical
3.4 Struktur File
Berikut ini adalah file database dengan nama gis.mdf dan table-tabel yang
dipergunakan dalam perancangan “Sistem Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten
a. Nama Tabel : INSTANSI_KESEHATAN
Fungsi : Menyimpan data instansi kesehatan
Tabel 3.1 Tabel Data INSTANSI_KESEHATAN
Nama Field Type Length Keterangan
ID_INSTANSI Varchar 5 Primary Key
NAMA_INSTANSI Varchar 50
NO_TELP Varchar 50
FAX Varchar 10
STATUS Varchar 30 RS/Puskesmas/Klinik
ID_JALAN Varchar 5 Foreign Key
NO Varchar 5
KETERANGAN Varchar 200
b. Nama Tabel : APOTIK
Fungsi : Menyimpan data apotik
Tabel 3.2 Tabel Data Apotik
Nama Field Type Length Keterangan
KODE_APOTIK Varchar 6 Primary Key
NO_SIK Varchar 8
NAMA_APOTIK Varchar 50
APOTEKER Varchar 50
PEMILIK Varchar 50
NO_SIA Varchar 25
Nama Field Type Length Keterangan
NO Varchar 5
NO_TELP Varchar 10
FAX Varchar 10
c. Nama Tabel : LAB
Fungsi : Menyimpan data laboratorium umum
Tabel 3.3 Tabel Data Laboratorium Umum
Nama Field Type Length Keterangan
KODE_LAB Varchar 10 Primary Key
NAMA_LAB Varchar 20
ASS_LAB Varchar 20
NO_SILAB Varchar 30
ID_JALAN Varchar 5 Foreign Key
NO Varchar 5
NO_TELP Varchar 10
d. Nama Tabel : SPESIALISASI
Fungsi : Menyimpan data spesialisasi
Tabel 3.4 Tabel Data Spesialisasi
Nama Field Type Length Keterangan
KODE_SP Varchar 8 Primary Key
JENIS_PENYAKIT Varchar 50
KETERANGAN Varchar 100
e. Nama Tabel : AREA
Fungsi : Menyimpan data area atau kecamatan
Tabel 3.5 Tabel Data Area
Nama Field Type Length Keterangan
ID_AREA Varchar 5 Primary Key
NAMA_AREA Varchar 50
f. Nama Tabel : JALAN
Fungsi : Menyimpan data jalan
Tabel 3.6 Tabel Data Jalan
Nama Field Type Length Keterangan
ID_JLN Varchar 5 Primary Key
ID_AREA Varchar 5 Foreign Key
NAMA_JALAN Varchar 50
g. Nama Tabel : TENAGA_MEDIS
Fungsi : Menyimpan data para tenaga medis
Tabel 3.7 Tabel Data Tenaga Medis
Nama Field Type Length Keterangan
NIK Varchar 5 Primary Key
NO_SIP Varchar 20
NAMA_TM Varchar 50
ID_JALAN Varchar 5 Foreign Key
ID_INSTANSI Varchar 5 Foreign Key
KODE_SP Varchar 8 Foreign Key
NO Varchar 5
NO_TELP Varchar 10
NO_HP Varchar 13
STATUS_KERJA Varchar 15 Aktif/Tidak Aktif
HARI_PRAKTEK Varchar 50
JAM_PRAKTEK Varchar 15
h. Nama Tabel : BUKU_TAMU
Fungsi : Menyimpan data pengunjung website
Tabel 3.8 Tabel Data Buku_Tamu
Nama Field Type Length Keterangan
NO Varchar 5 Primary Key
NAMA Varchar 50
ALAMAT Varchar 50
EMAIL Varchar 50
SARAN Varchar 200
i. Nama Tabel : INFOBARU
Fungsi : Menyimpan data info baru
Tabel 3.9 Tabel Data InfoBaru
Nama Field Type Length Keterangan
NO Varchar 9 Primary Key
JUDUL Varchar 20
INFO Varchar 1000
3.5 Rancangan Input
Rancangan input digunakan untuk mempermudah pemakaian sistem.
Dalam pembuatan rancangan input penyusun memakai konsep interaksi manusia
dengan komputer sehingga pengguna akan mudah mengetahui dan mengikuti alur
program dengan mudah. Berikut ini adalah rancangan input dari Sistem Informasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember berbasis geografis :
3.5.1 Rancangan Form Utama
Form pada Gambar 3.13 ini merupakan tampilan awal saat program dijalankan
atau dikenal dengan istilah splash screen :
Gambar 3.8 Rancangan form Utama
Gambar 3.13 Rancangan Tampilan Awal Instansi Kesehatan
Jl. Srikoyo No. 25-28 Telp: (0331) 487577, (0331) 426624
3.5.2 Rancangan Input Data Instansi Kesehatan
Form yang terdapat pada Gambar 3.14 ini digunakan untuk menyimpan
data instansi kesehatan yang ada seperti rumah sakit, klinik maupun puskesmas.
Gambar 3.14 Rancangan Input Data Instansi Kesehatan
DATA INSTANSI KESEHATAN
ID Instansi :
Nama :
Alamat :
No.Telpon :
Status :
3.5.3 Rancangan Input Data Apotik
Form yang terdapat pada gambar 3.15 ini digunakan untuk menyimpan
data apotik yang ada di daerah Jember.
Gambar 3.15 Rancangan Input Data Apotik
3.5.4 Rancangan Input Data Jalan
Form yang terdapat pada Gambar 3.16 digunakan untuk menyimpan data
jalan yang ada didaerah jember untuk digunakan dalam proses informasi geografi.
Gambar 3.16 Rancangan Input Data Jalan
DATA APOTIK
Kode Apotik :
Nama :
Alamat :
No_SIA :
Apoteker :
No.Telpon :
Entry Cari Batal Keluar
DATA JALAN
ID Jalan :
Nama :
Panjang :
3.5.5 Rancangan Input Data Area
Form yang terdapat pada Gambar 3.17 ini digunakan untuk menyimpan
data-data area atau kecamatan yang ada didaerah Kabupaten Jember.
Gambar 3.17 Rancangan Input Data Area
3.5.6 Rancangan Input Data Spesialisasi
Form yang terdapat pada Gambar 3.18 ini digunakan untuk menyimpan
data spesialisasi suatu tenaga medis terhadap penyakit.
Gambar 3.18 Rancangan Input Data Spesialisasi
DATA AREA
ID Area :
Nama :
Entry Cari Batal Keluar
DATA SPESIALISASI
No. Sp :
Jenis Penyakit :
Spesifikasi :
3.5.7 Rancangan Input Data Laboratorium Umum
Form yang terdapat pada Gambar 3.19 ini digunakan untuk menyimpan
data-data Laboratorium yang ada di daerah Jember.
Gambar 3.19 Rancangan Input Data Laboratorium
DATA LABORATORIUM UMUM
Kode Lab :
Nama :
Alamat :
No_Silab :
Ass Lab :
No.Telpon :
3.5.8 Rancangan Input Data Tenaga Medis
Form yang terdapat pada Gambar 3.20 ini digunakan untuk menyimpan
data-data Tenaga Medis yang ada di daerah Jember. Baik berupa dokter, dokter
spesialis, maupun bidan.
Gambar 3.20 Rancangan Input Data Tenaga Medis
DATA TENAGA MEDIS
NIK :
Nama :
Alamat :
No_SIP :
Status :
No.Telpon :
Praktek :
3.6 Rancangan Output
Informasi output yang dihasilkan oleh sistem berupa laporan dan data
hasil pencarian yang dapat dilihat di situs yang sudah dibuat.
3.6.1 Laporan Pelayanan Medis
Rancangan output pada gambar 3.21 menampilkan data transaksi
pencarian yang dilakukan.
Gambar 3.21 Rancangan output Laporan Pelayanan Medis
3.6.2 Laporan Perangkat Medis
Rancangan output pada gambar 3.22 menampilkan data para perangkat
medis yang ada serta instansi, apotik, serta laboratorium umum.
Gambar 3.22 Rancangan output Laporan Tenaga Medis
LAPORAN PELAYANAN MEDIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN JEMBER
Jl. Srikoyo No.25 – 28 Jember
Tanggal Jenis Pelayanan Tenaga Medis Instansi
dd-mm-yy 9999999 9999999 99999
dd-mm-yy 9999999 9999999 99999
LAPORAN TENAGA MEDIS
3.7 Rancangan Online
Rancangan online merupakan rancangan situs Dinas Kesehatan yang
dapat diakses oleh masyarakat secara umum.
3.7.1 Rancangan Sistem Menu
Gambar 3.23 merupakan tampilan awal dari situs Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember.
Gambar 3.23 Rancangan Sistem Menu
Copy Right @ 2004 Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
Jl.Srikoyo no 25 – 28
DINAS KESEHATAN KAB.JEMBER
Anda dapat melakukan pencarian tenaga medis, instansi kesehatan, Apotik, Lab, …(klick pada menu yang diinginkan)
3.7.2 Rancangan Menu Pelayanan
Gambar 3.24 merupakan tampilan menu pelayanan dari situs Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember, yang berisi mengenai informasi secara geografis
dalam proses pencarian data yang diinginkan oleh user.
Gambar 3.24 Rancangan Menu Pelayanan
Copy Right @ 2004 Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
Jl.Srikoyo no 25 – 28 Fasilitas & Pelayanan
Informasi Dinas Kesehatan
Anda dapat melakukan pencarian tenaga medis, instansi kesehatan, Apotik, Lab, …(click pada menu yang diinginkan)
Peta Kab. Jember
3.7.3 Rancangan Menu Pencarian
Gambar 3.25 merupakan tampilan menu pelayanan pencarian yang
dipilih dari menu fasilitas dan pelayanan dari situs Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember. Dimana user diberi akan diminta untuk menginputkan data instansi yang
akan dicari. Apabila diklik tombol cari maka akan menuju situs akan menuju pada
menu peta wilayah yang bersangkutan dan juga dapat menunjukkan jalan menuju
tempat yang dimaksud.
Gambar 3.25 Rancangan Menu Pelayanan
Copy Right @ 2004 Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
Jl.Srikoyo no 25 – 28 Fasilitas & Pelayanan
Pencarian Instansi Kesehatan Status Instansi : Puskesmas,Klinik,RS
Kecamatan :
Posisi Anda : Ex:Jl. mawar-(nm_kec)
3.7.4 Rancangan Hasil
Gambar 3.26 merupakan tampilan hasil dari pencarian
Gambar 3.26 Menu Hasil
Copy Right @ 2004 Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
Jl.Srikoyo no 25 – 28 Fasilitas & Pelayanan
Pencarian Instansi Kesehatan
Jalur Terdekat : Jl.Trunojoyo – Jl.Jawa
Anda dapat melakukan pencarian tenaga medis, instansi kesehatan, Apotik, Lab, …(klick pada menu yang diinginkan)
Berdasarkan data lokasi dan data kebutuhan yang dimiliki oleh setiap
user atau pengguna, akan dilakukan proses pencarian lokasi serta instansi secara
geografis dengan pemanfaatan pemetaan secara langsung.
4.1 Implementasi Sistem
Analisa sistem dilakukan untuk mengukur kesesuaian pola pembelajaran
dari algoritma koloni semut dalam pencarian rute terpendek dengan menggunakan
konsep Greedy Heuristik yang membantu menemukan solusi yang cocok dalam
menemukan rute terpendek.
4.1.1 Kebutuhan Komputer
Komputer yang digunakan untuk menjalankan program Sistem Informasi
Geografis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, mempunyai spesifikasi
minimal sebagai berikut :
Processor : AMD Duron 650 Mhz
RAM : 192 MB
Hardisk : 10,2 GB
Sistem Operasi yang digunakan adalah salah satu dari Windows 9x,
Windows 2000, atau Windows NT. Sistem Operasi Windows XP tidak dapat
digunakan untuk menjalankan program ini karena terdapat salah satu software
pendukung yang digunakan tidak dapat dikenali pada Windows XP. Selain itu
pada komputer tersebut sebaiknya disertakan juga beberapa software pendukung
diantaranya : software Dreamweaver MX untuk mengolah web, SQL Server 7.0
sebagai database, Arc View untuk pembuatan peta, Visual Basic 6.0 untuk
pengolahan peta, dan Map Object 2.0 untuk menghubungkan Visual Basic 6.0
dengan data spasial agar dapat ditampilkan pada user.
4.2 Penggunaan Program Sistem Informasi Geografis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
Program Sistem Informasi Geografis pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember ini dapat diakses oleh banyak user. Pada saat program dijalankan pada
browser, maka tampil halaman utama dari program seperti terlihat pada gambar
4.1 dibawah ini.
Pada tiap halaman disediakan beberapa menu pelayanan, antara lain :
menu pelayanan informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, informasi instansi
kesehatan yang berada didaerah Jember, Info Kesehatan, dan juga pelayanan
informasi geografis. Pada menu utama pelayanan informasi Dinas Kesehatan
terdapat menu home yang sekaligus halaman utama dari web ini. Kemudian menu
profile yang menampilkan profile dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember seperti
terlihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Tampilan Profile Dinas Kesehatan
Menu selanjutnya adalah menu info kesehatan. Seperti digambarkan
bentuk kepedulian pada masyarakat terhadap pentingnya informasi kesehatan.
Selain pada tabel, juga dapat dilakukan klik pada menu info sehat yang terletak
pada menu sebelah kanan.
Gambar 4.3 Tampilan menu info kesehatan
Setelah menu info kesehatan terdapat menu buku tamu untuk
mengetahui saran dan kritik dari masyarakat seperti terlihat pada Gambar 4.4. Hal
ini dilakukan untuk memperoleh kritik membangun bagi Dinas Kesehatan
Gambar 4.4. Tampilan Menu Buku Tamu
Selain menyediakan informasi secara umum, terdapat juga fasilitas
pencarian berbasis text (seperti gambar 4.5). Pada halaman ini terdapat kolom info
yang jika diklik akan menampilkan detail dari instansi yang bersangkutan,
termasuk dokter, spesialisasi dokter dan lainnya seperti pada gambar 4.6.
Pencarian berbasis text memberikan informasi tentang hal yang akan dicari. Jika
informasi yang diinginkan telah ditemukan, pengguna dapat melakukan pencarian
data lokasi pada menu fasilitas dan pelayanan dengan memasukkan data yang
Gambar 4.5. Informasi text pencarian Rumah Sakit
Pencarian Rumah Sakit berbasis text ini menginformasikan rumah sakit
yang berada didaerah Jember. Informasi tersebut berisi alamat kecamatan dan
nomer telpon. Selain itu, jika diklik info, akan tampil daftar dokter yang berada
Gambar 4.6 Detail Instansi Kesehatan
Untuk pencarian tenaga medis, rumah sakit dan puskesmas terdapat
kolom info yang jika diklik, manampilkan detail dari pencarian yang diinginkan.
Informasi berbasis text dilengakpi fasilitas pencarian berdasarkan kecamatan
(seperti gambar 4.7) dan untuk tenaga medis, pencarian dilakukan berdasarkan
Gambar 4.7 Pencarian RS berdasarkan Kecamatan
Sebelum melakukan pencarian berdasarkan kecamatan, user diminta
memilih kecamatan tujuan yang akan ditampilkan. Setelah user memilih
kecamatan tujuan, akan tampil secara langsung daftar instansi yang berada
dikecamatan tersebut. Jika data yang dicari tidak ada maka terdapat pesan bahwa
data yang dicari dikecamatan yang bersangkutan tidak ada.
Fasilitas pencarian yang lain adalah pencarian tenaga medis yang
Gambar 4.8 Pencarian Tenaga Medis berdasarkan spesialisasi
Pada menu pencarian tenaga medis, user diminta memilih spesialisasi
dokter yang diinginkan pada item menu spesifikasi. Setelah dipilih, akan tampil
daftar dokter yang sesuai dengan pilihan. Jika data yang dicari tidak ada terdapat
pesan bahwa data tenaga medis yang dicari tidak ada.
Selain pencarian berbasis text, juga terdapat menu pencarian berbasis
geografis yang merupakan pengembangan dari web Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember lama. Pada menu ini pengguna dapat memanfaatkan fasilitas pencarian
instansi kesehatan, apotik, laboratorium dan tenaga medis secara geografis.
Gambar 4.9 Tampilan Menu Pelayanan Geografis
Pada tampilan awal menu pelayanan geografis, disediakan beberapa
alternatif model pencarian. Diantaranya : pencarian rumah sakit, apotik,
laboratorium, klinik, puskesmas, dan tenaga medis yang meliputi dokter umum,
dokter gigi, bidan, dan dokter spesialis. Model pencarian tersebut dapat dipilih
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pada menu layanan geografis, user dapat
melakukan pencarian data wilayah, jalan, memperbesar dan memperkecil peta,
menggeser juga mengidentifikasikan wilayah secara umum. Jika dipilih menu
Gambar 4.10 Form Pencarian Rumah Sakit
Pada form ini diinputkan posisi kita berupa jalan dan kecamatan serta
nama rumah sakit yang dicari, dimana data rumah sakit yang bersangkutan dicari
pada pencarian data rumah sakit yang berbasis text. Setelah ditekan tombol cari
maka akan tampil rute terdekat rumah sakit dari posisi user berada.
4.3 Pengujian Program
Program aplikasi ini merupakan pengembangan dari aplikasi Dinas
Kesehatan sebelumnya. Beberapa hal yang dikembangkan antara lain : sistem
pencarian berbasis text (yang meliputi : pencarian tenaga medis, pencarian rumah
berbasis geografis. Berikut ditampilkan pada gambar 4.11 program aplikasi
Sistem Informasi Dinas Kesehatan yang lama.
Gambar 4.11 Sistem Informasi Dinas Kesehatan yang lama
Gambar 4.11 merupakan situs lama Dinas Kesehatan Kabupaten Jember.
Sistem layanan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan meliputi Profile, Visi dan
Misi, Data instansi serta info sehat. Data instansi yang diberikan berupa data
rumah sakit dikabupaten Jember, seperti pada gambar 4.12. Dalam layanan Data
instansi ini, user dapat mengetahui info rumah sakit. Data tenaga medis,
4.12 Data instansi kesehatan lama
Data pada sistem informasi yang lama dianggap kurang lengkap dan
kurang memberi informasi kepada masyarakat mengenai tenaga medis berupa
dokter umum, dokter spesialis dan bidan, apotik serta laboratorium umum.
Pengembangan yang dilakukan berupa perbaikan situs, pencarian berbasis text
dan pencarian berbasis geografis. Situs Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
dikembangkan dengan melengkapi informasi yang telah ada, dengan berbagai
pilihan menu yang mampu memberikan layanan secara lengkap kepada
masyarakat. Bentuk situs yang merupakan pengembangan situs Dinas Kesehatan
4.13 Hasil Pengembangan situs
Pengembangan lain pada situs yang Dinas Kesehatan yang baru ini
berupa pencarian berbasis text dan pencarian berbasis geografis. Dimisalkan jika
mencari dokter spesialis pada suatu rumah sakit, dan mencari lokasi rumah sakit
itu dari posisi pengguna. Permasalahan yang ada adalah mencari dokter spesialis
pada suatu rumah sakit dan mencari secara geografis letak rumah sakit dalam peta.
Hal pertama yang dilakukan adalah mencari rumah sakit dan dokter spesialis,
4.14 Pencarian Rumah Sakit
Jika ingin mengetahui dokter yang berada pada rumah sakit, klik info
pada kolom info. Kolom ini akan menampilkan secara detail informasi rumah
Gambar 4.15 Detil Info Rumah Sakit
Setelah menemukan dokter spesialis yang dimaksud, user melakukan
pencarian secara geografis lokasi rumah sakit terbut dengan memilih menu
fasilitas dan pelayanan yang terdapat pada menu utama situs, yang kemudian
4.16 Fasilitas Pelayanan Geografis
Pada halaman ini ditampilkan menu pencarian berupa rumah sakit,
apotik, tenaga medis, atau laboratorium klinik. Jika pada permasalahan diatas
dilakukan pada rumah sakit, lakukan klik pada pencarian rumah sakit. Kemudian
tampil menu seperti pada gambar 4.17 . User diminta mengisikan posisi user, dan
Gambar 4.17 Pencarian RS secara geografis
Setelah mengisikan data klik tombol cari. Maka akan tampil jalur
terdekat dari posisi user ke lokasi rumah sakit. Selain ditampilkan secara
4.4 Analisa Hasil
Setelah diketahui hasil dari pengujian program yang berupa jalur
terpendek, maka dapat dilakukan analisa dengan penghitungan secara manual
untuk membuktikan kebenaran program.
Gambar 4.18 merupakan gambar peta jember yang telah diberi angka
yang berfungsi sebagai node peta.
Gambar 4.18 Peta Jember
Dari gambar peta pada gambar 4.18 diperoleh data sebagai berikut :
Jumlah Node (percabangan) : 116 node
Jumlah Edge (jalan) : 158 edge
Nilai alpha : 0.5
Nilai p (rho) : 0.5
Nilai Q : 10000
Jumlah Semut (m) : 25
Jumlah Loop : 30
Dari keterangan diatas, maka dapat dilakukan pengujian pencarian rute
sebagai berikut :
Nest ( posisi awal ) : node (114) JL.PB.Sudirman, Kec.Jombang
Food ( posisi tujuan ) : node (29) Rumah Sakit PTPN XII Kaliwates
Posisi awal merupakan posisi user berada, sedangkan posisi tujuan
merupakan posisi instansi tujuan yang dicari user. Dari data-data tersebut, maka
dihitung menggunakan rumus dibawah ini :
Rumus Menghitung Jumlah Feromone (Rumus 1):
Rumus Menghitung Probabilitas (Rumus 2):
Hasil Perhitungan
Gambar 4.19 Hasil Pencarian
Alur penghitungannya adalah sebagai berikut :
1. Inisialisasi NC = 0 (variabel counter),
NCmax=10
2. Inisialisasi S = 1 (Index list Tabu)
For k = 1 to m
inisialisasi list Tabuk
tempatkan node awal kedalam list Tabuk(S)
3. Repeat until list Tabu is Full
For k = 1 to m
Tentukan gerak semut ke-k berdasarkan probabilitas (rumus 2)
Masukan node yang telah ditentukan kedalam list Tabuk(S)
4. For k = 1 to m
Pindahkan semut ke-k keawal list Tabu yaitu ke list Tabuk(1)
Hitung panjang jalur yang telah dilewati oleh semut ke-k
Perbaharui nilai jalur terpendek
For every edge/jalur
For k = 1 to m
Perbahurui nilai feromone (rumus 1)
5. NC = NC + 1
6. If (NC < NCmax) or (not stagnation behavior)
Empty All list Tabu
Goto step 2
Else
Cetak Shortest Path
Stop
Setelah dilakukan perhitungan sesuai dengan alur penghitungan diatas,
didapat nilai akhir feromone untuk setiap edge ( jalan ) :
Tabel 4.1 Tabel Jumlah Feromone
No Edge Jumlah Feromone No Edge Jumlah Feromone
1 Edge( 1 , 2 ) 0 66 Edge( 26 , 24 ) 0,3466
No Edge Jumlah Feromone No Edge Jumlah Feromone
Dari penghitungan feromone pada tiap-tiap edge, maka diperoleh jumlah
feromone yang berjumlah besar dan kecil. Setelah itu dilakukan penghitungan
probabilitas untuk menentukan jalur mana yang diambil, yaitu jalur yang
mempunyai feromon paling besar dengan jarak paling pendek. Grafik Pemilihan
Jalur seperti pada gambar 4.20.
Penjelasan dari gambar 4.20:
Pada Loop 1 : jarak terpendek yang didapat : 17.00 Km
Pada Loop 2 : jarak terpendek yang didapat : 16.27 Km
Pada Loop 3 : jarak terpendek yang didapat : 16.27 Km
Pada Loop 4 : jarak terpendek yang didapat : 15.82 Km
Pada Loop 5 : jarak terpendek yang didapat : 15.82 Km
Pada Loop 6 : jarak terpendek yang didapat : 15.07 Km
.
..
Pada Loop 30 : jarak terpendek yang didapat : 15.07
Loop 6 – 30 yang mempunyai grafik bergaris rata tersebut disebut dalam
kondisi stagnation behaviour. Yang artinya jarak yang diambil sudah merupakan
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan Tugas Akhir ini
adalah :
a. Sistem Informasi Dinas Kesehatan ini merupakan pengembangan dari sistem
yang lama.
b. Pengembangan Sistem Informasi Dinas Kesehatan ini dapat digunakan
untuk proses pencarian berbasis text.
c. Pengembangan Sistem Informasi Dinas Kesehatan juga dapat digunakan
untuk proses pencarian berbasis geografis.
d. Algoritma Koloni Semut mampu menghasilkan solusi jalur terpendek dari
posisi user menuju tempat tujuan.
e. Program ini akan berjalan dengan baik pada sistem operasi Windows 98,
Windows NT dan Windows 2000.
5.2 Saran
Sistem yang telah dibuat sebagai tugas akhir oleh penulis masih
memiliki kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya masukan, saran dan kritik membangun yang nantinya dapat
menyempurnakan sistem tersebut menjadi lebih bagus dan sempurna.
Penyempurnaan yang dapat dilakukan pada sistem yang akan datang
antara lain :
1. Mengaplikasikan sistem geografis dengan sistem pendukung keputusan yang
meliputi biaya dan fasilitas yang dapat dipergunakan untuk pertimbangan
user.
Swarm Intelligence, Oxford University Press.
Bernhardsen, Tor, 1992, Geographics Information System, Viak IT, Arendal,
Norwey.
Dorigo, Marco, 1996, The Ant System : Optimization by a colony cooperating
agent, Bologna
Environmental System Research Institute, 1998, Arc View GIS, ESRI Inc, USA.
Eric D.Taillard, 1999, Ant Systems, Lugano, Switzerland.
Gambardella L.M, Taillard E., Agazzi G., MACS-VRPTW, 1999 : A Multiple Ant
Colony System for Vechile Routing Problems with Time Windows, In D.Corne, M.Dorigo and F.Glover, editors, UK.
.